Sambutan Presiden RI pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad, Istana Negara, Jakarta, 2 Januari 2015 Jumat, 02 Januari 2015 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW TAHUN 1436 H/2015 M DI ISTANA NEGARA, JAKARTA TANGGAL 2 JANUARI 2015 Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahi Robbil alamin, washolatu wassalamu 'ala asrofil ambiya'i wal mursalin sayyidina wa habibina wa syafiina wa maulana Muhammadin wa 'ala alihi wasohbihi ajma'in. Amma ba'du.
hormati Wakil Presiden beserta Ibu, seluruh Menteri Kabinet Kerja, hormati Para Pimpinan dan Anggota Lembaga Negara, hormati Para Duta Besar Negara Sahabat, Kaum Muslimin - Muslimat yang berbahagia di seluruh Tanah Air, Hadirin sekalian yang saya hormati, Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya pada malam hari ini, kita dapat menghadiri Peringatan Maulud Nabi Tingkat Nasional di Istana Negara, Jakarta. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, serta pengikutnya hingga akhir zaman. Hadirin, Kaum Muslimin dan Muslimat yang berbahagia,
Tadi sebetulnya sudah komplit, sudah lengkap apa yang disampaikan oleh Dr. H. Abdul Mu'ti dari PP Muhammadiyah dan juga dari Menteri Agama, Bapak Lukman Hakim dari NU. Jadi kalau sudah komplit dari NU dan Muhammadiyah, sebetulnya sudah, saya mau menyampaikan apa lagi? Tapi, baiklah. Peringatan Maulud Nabi yang secara rutin diselenggarakan setiap tahun mengandung hikmah untuk meneladani pikiran, untuk meneladani ucapan, untuk meneladani semua tindakan Nabi Muhammad, karena beliau telah memberikan tuntunan, beliau telah memberikan keteladanan dalam, dalam mewujudkan pribadi yang unggul, dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang beradab. Tetapi, tidak mudah meneladani beliau. Utamanya dalam kehidupan yang serba modern sekarang ini. Banyak sudah yang menyampaikan, tetapi dalam keseharian tidak kelihatan. Kalau bisa kita meneladani beliau dalam gaya hidup sehari-hari kita, saya meyakini Indonesia akan menjadi negara yang besar, negara yang makmur, dan negara yang sejahtera. Sejarah mencatat, Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah bukan di tengah masyarakat yang maju, bukan di tengah masyarakat yang beradab, bukan di tengah masyarakat yang berkeadilan, tetapi justru di tengah komunitas yang kering, justru di tengah komunitas yang kering dari nilai-nilai keadaban. Dan, dalam menghadapi tantangan tatanan masyarakat jahiliyah tersebut, yang tidak beradab itu, Nabi Muhammad mengedepankan nilai-nilai yang agung, nilai-nilai sikap kesalehan sosial yang bermartabat. Nabi Muhammad mengajak masyarakatnya, selain untuk beribadah kepada Tuhan, juga untuk senantiasa menjunjung tinggi penghormatan kepada sesama. Nabi Muhammad SAW mengajarkan dan sekaligus memberikan teladan kepada kita untuk menjunjung Ukhuwah, tidak hanya Ukhuwah Islamiyah, tetapi juga Ukhuwah Insaniyah, persaudaraan sesama umat manusia. Hadirin sekalian yang saya hormati, Peringatan
Maulud Nabi harus lebih kita maknai sebagai upaya untuk meningkatkan peran Umat Islam menuju Islam yang rohmatan lil alamin, Islam yang membawa rahmat bagi semesta alam. Untuk itulah, kita perlu membangun tatanan peradaban Islam yang peduli, tatanan peradaban Islam yang menebarkan perdamaian, tatanan peradaban Islam yang menebarkan keadilan dan toleransi. Secara khusus, pada malam hari ini, marilah kita mendoakan saudara-saudara kita yang meninggalkan kita, baik yang tertimpa musibah maupun yang tertimpa bencana. Semoga saudara-saudara kita yang wafat, yang meninggal diterima amal ibadahnya dan diampuni segala khilaf dan salahnya, dan kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan kekuatan dan ketabahan. Demikian beberapa pesan dan harapan yang ingin saya sampaikan pada malam yang khidmat ini, semoga Allah SWT senantiasa memberikan kedamaian, memberikan kesejahteraan, memberikan kebaikan kepada kita semuanya. Terima kasih. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan, Kementerian Sekretariat Negara RI