Percobaan membuat induk ikan Bermutu tinggi sistem Alir Prosedur

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) JAYASAKTI

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

HASIL DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Wirausaha Budidaya Ikan. Lele Sangkuriang. (Lingkungan Bisnis)

BREEDING PROGRAM PRODUKSI NILA KELAMIN JANTAN. Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi 2004

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 1: Induk kelas induk pokok (Parent stock)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) MARWANA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG BALAI BENIH IKAN (BBI)

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

TEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA. T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

Tabel IV.C.1.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perikanan Tahun 2013

I PENDAHULUAN Latar Belakang

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok (Parent Stock)

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU SUPER RD

PENGARUH PERSILANGAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) STRAIN GIFT DENGAN STRAIN SLEMAN TERHADAP NILAI HETEROSIS PANJANG, LEBAR, DAN BERAT BADAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN Nomor: KEP. 42/MEN/2001 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG GALAH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS MERAH NAJAWA

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang

KAJIAN USAHATANI PEMBENIHAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI DESA SUKASIRNA KECAMATAN SUKALUYU, KABUPATEN CIANJUR

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) NIRWANA III

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR KEGIATAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN KE II

IV. METODE PENELITIAN

PELUANG BISNIS BUDIDAYA LELE SANGKURIANG. Bambang Sumarsono TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

II. BAHAN DAN METODE

1.Abstrak. 2.Isi/jenis

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 2 : Benih

I. PENDAHULUAN. Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG

PERUBAHAN RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2016 DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN PELALAWAN TARGET KEGIATAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

PROPOSAL BLM Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Perikanan Budidaya (PUMP_PB) T.A. 2012

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) GALUNGGUNG SUPER

BUKU SAKU DATA PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2014

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1A TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ikan mas memiliki beberapa keunggulan yaitu pertumbuhannya yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai September 2011 bertempat

Produksi ikan patin pasupati (Pangasius sp.) kelas pembesaran di kolam

Wisnu Prabowo C SKRIPSI

LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN PERJALANAN LOMBOK 8-14 JULI Determinasi Potensi Penyakit Aeromonas pada Ikan Budidaya Judul Kegiatan

BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO PELUANG BISNIS YANG MENJANJIKAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

PENGEMBANGAN INDUK NILA DI WILAYAH MINAPOLITAN DALAM UPAYA MENDUKUNG INDUSTRI PERIKANAN BUDIDAYA.

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

II. BAHAN DAN METODE

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SALINA

KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN UDANG GALAH SIRATU

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin

Tabel Capaian Kinerja Sasaran Urusan Kelautan Dan Perikanan. Tahun 2012 INDIKATOR SASARAN. Realisasi Tahun 2011

PENDAHULUAN Ikan Nila (Oreochromis sp.) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mendapat perhatian besar bagi usaha perikanan terutama

PERBEDAAN ANTARA BETINA DAN JANTAN IKAN MAS (Cyprinus ccnrpio L.) DALAM BEBERAPA KARAKTER KUANTITATIF

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA

ANALISIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

HASIL DAN PEMBAHASAN

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 2: Produksi induk kelas induk pokok (Parent Stock)

EVALUASI PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI PERIKANAN

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK PEMBENIHAN IKAN MAS DI MN. FISH FARM CIJAMBE, SUBANG

MANAJEMEN PEMELIHARAAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

MORFOMETRI IKAN NILA (Oreochromis niloticus Linnaeus) STRAIN GIFT DI EMPAT BALAI BENIH IKAN SKRIPSI. Oleh Heny Tri Wijayanti NIM.

Peningkatan Produktifitas Usaha Lele SANGKURIANG (Clarias sp.) Ade Sunarma

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

Transkripsi:

Percobaan membuat induk ikan Bermutu tinggi sistem Alir Prosedur Dilaksanakan dikolam pembenihan rakyat Ds.Karangmelok - Kecamatan Tamanan Milik Moch.Hasyim Oleh : SUHARTO, SP DKK. Mengetahui, An.Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bondowoso Sekretaris Ir.R.Bambang Dwi Aguswidadi. Pembina Tingkat I NIP. 080 069 630 Jan 2010

15 i DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 1999. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linnaeus) Strain Majalaya Kelas Induk Pokok (Parent stock). SNI : 01-6130-1999. Anonimous. 1999. Produksi. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linnaeus) Strain Majalaya Kelas Induk Pokok (Parent stock). SNI : 01-6131-1999. Mubinun, Miftahul Jannah, Irma Minarti HRP, Mazakasu Takano. 2005. Manual Produksi Induk Ikan Mas. Balai Budidaya Air Tawar Jambi dan Japan International Cooperation Agency. Daftar Nama nama Pelaksana percobaan Membuat Induk bermutu Tinggi No. Nama Tanda tangan Keterangan 1 2 3 4 1. Suharto, sp Ketua Pelaksana (PPL Perikanan ) dan Management Usaha 2 Moch.Hasyim Pelaksana (Ket. kelpok / Pemilik KPR) 3 Ika, sp Pemandu Kegiatan ( S1. Periakan ) Artikel Evi Rahayuni,... dalam Forum Indoaqua dan Jaksefo 2006 tanggal 2-5 Agustus 2006 di Jakarta. (Alir Prosedur) Panduan singkat Pembenihan ikan Tombro dan Patin Disusun Oleh Ade Suparna BBPBAT Sukabumi tahun 2007

13 iii Tabel 2. Distribusi induk ikan mas majalaya F2 dari pembenih ke pembenih lainnya di Tamanan Nama Desa Jumlah Waktu P.Didik Mengen P. Eka Kr.Melok Zaidan Dw.Mangli 3 ekor (2,4kg) 6 ekor (12 kg) 6 ekor (13 kg) April 2009 Feb. 2009 April 2009 Kondisi benih hasil produksi dari induk baru Pemijahan yang dilakukan berhasil dengan baik Pemijahan yang dilakukan berhasil dengan baik Belum ada informasi Keberhasilan ini memperlihatkan bahwa pembenih skala kecil dapat memproduksi induk sendiri dengan biaya rendah dan telah mendorong menumbuhkan rasa percaya diri. Dari induk yang didistribusikan tersebut pembenih mendapatkan penggantian biaya produksi sebesar Rp 30.000/kg. DAFTAR ISI 1. Daftar nama nama Pelaksana Kegiatan.. i 1. Kata Pengantar...... ii 2. Daftar isi........ iii 3. Abstrak. iiii 4. Pendahuluan.... 1 I.1 Latar Belakang I.2 Tujuan II. Bahan Dan Metode Diagram alir prosedur 1 dan 2 III. Hasil dan Pembahasan.... 6 Gambar pertumbuhan calon induk umur 76 hari... 6 Gambar pertumbuhan calon induk umur 102 hari.. 7 Gambar pertumbuhan calon induk umur 145 hari... 8 Gambar pertumbuhan calon induk umur 205 hari... 9 Gambar pertumbuhan calon induk di KPR Tamanan Tabel perkiraan biaya pembuatan calon induk... 11 Tabel distribusi calon induk.... 13 5. Kesimpulan.... 14 6. Daftar Pustaka.... 15

11 iiii Peri ode Berdasarkan SNI : 01-6131-1999 dengan masa pemeliharaan 180 hari rerata bobot induk yang dihasilkan adalah 400 gram dari ukuran awal benih yang ditebar 10 g. Dari Gambar 7 diatas performance pertumbuhan calon induk yang dihasilkan lebih tinggi dari SNI. Pada umur yang hampir sama bobot calon induk dapat mencapai ukuran satu setengah kali lipat. Perkiraan biaya pakan yang dikeluarkan dalam pembuatan calon induk ikan mas majalaya F2 disajikan pada Tabel 1. Awal Akhir Lama (hari) Bobot bioma s (kg) Feeding rate (%) Rekomendasi Jumlah pakan per hari (kg) Jumlah pakan per periode (kg) I 15 Des 2007 28 Jan 2008 44 3-8 6.0-8.0 0.2-0.6 26.4 (Untuk perhitungan diperkirakan rata-rata 0.6 kg/hari) II 28 Jan 2008 23 Feb 2008 26 11.9 4.0-5.0 0.5 13.0 III 23 Feb 2008 7 April 2008 43 14.2 4.0-4.5 0.6 25.8 IV* 7 April 2008 6 Jun 2008 60 19.7 3.0-4.0 0.7 42.0 (Jumlah pakan sebenarnya yang diberikan hanya 200 g/hari) mendapatkan induk : 30 ekor betina dan 20 ekor jantan. Pemijahan dan produksi benih menggunakan induk hasil seleksi tersebut telah berhasil dengan baik pada bulan April 2006. Pada saat bersamaan induk yang berlebih hasil produksi telah didistribusikan kepada pembenih lain di sekitarnya. Keberhasilan ini memperlihatkan bahwa pembenih skala kecil dapat memproduksi induk sendiri dengan biaya rendah dan telah mendorong menumbuhkan rasa percaya diri. Kata Kunci : ikan mas, induk, pembenih skala kecil, rural area V** 6 Juni 2008 8 Agust 2008 94 24.7 1.5 0.4 34.8 VI* * 8 Agust 2008 24 Nov 2008 108 36.5 1.5 0.55 59.4 (Biaya pakan yang dihitung hanya untuk betina) Catatan : *) Pada akhir periode jantan dan betina mulai dipisah, karena jantan sudah matang gonad. **) hanya untuk betina saja Jumlah Pakan : Harga Pakan per kg : Jumlah harga pakan : Rerata per ekor : 201.4 kg Rp 3,800 Rp 765.320 Rp.15.310

9 2 12 10 8 6 4 2 0 Tgl, 6 Juni 2008, DAH 205 hari Rerata Bobot : 700 gram 500G 700G 900G 1100G Betina Jantan Bagaimanapun juga akan lebih baik bagi para pembenih bila dapat membuat induk sendiri demi kesinambungan pengembangan budidaya di pedesaan (rural area). Bertitik tolak dari hal ini kami berinisiatif memilih salah satu orang pembudidaya di daerah sasaran penyuluhan untuk dibimbing dalam memproduksi induk ikan mas berkualitas.(kpr MINA CARPIO SEJAHTERA / P.MOCH.HASYIM) 1.1 Tujuan Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan induk baru yang berkualitas secara mandiri dengan biaya rendah pada pembenih skala kecil. Gambar 6. Pertumbuhan calon induk ikan mas majalaya F2 umur 205 hari. Pada tanggal 6 Juni 2008 (umur 205 hari) rerata bobot calon induk mencapai 700 g (500-1200 g) dan dilakukan seleksi jenis kelamin. Dari seleksi ini diperoleh calon induk betina sebanyak 30 ekor ( bobot 823.3±159.1 g ) dan jantan 20 ekor ( bobot 660±118.8 g ). Dari pengamatan secara makroskopis menunjukkan bahwa induk jantan sudah matang gonad. Hal ini sesuai dengan kriteria kuantitatif reproduksi induk jantan ikan mas majalaya matang kelamin pada umur 8 bulan dan bobot minimal 500 g ( SNI : 01-6130-1999 ). Dengan demikian proses produksi calon induk jantan dianggap sudah selesai pada periode ini. Induk jantan dan betina mulai dipisah II. BAHAN DAN METODE Kegiatan ini dilakukan di salah satu pembenih ikan skala kecil di Kecamatan Tamanan Kabupaten Bondowoso. Pengamatan berlangsung selama 1.5 tahun (Desember 2007 s.d. Juni 2009). Induk pokok (parent stock) ikan mas yang digunakan adalah induk F1 ikan mas strain majalaya yang didistribusikan oleh BBAT pada tahun 2006 (info.m.hasyim). Benih diperoleh dengan cara melakukan pemijahan alami menggunakan hapa di kolam. Dalam alir prosidur dilakukan dua Percobaan Kesatu dengan lima kali perlakuan seleksi. Seleksi dilakukan pada 1000 ekor benih berumur 25 hari dan kedua setelah berumur satu bulan. Percobaan kesatu merupakan pembanding.

7 4 9 8 7 6 5 Tgl, 23 Pebruari 2008, DAH 102 hari Rerata Bobot : 149 + 46 g n=32 25 hr setelah menetas seleksi ukuran 3-5 cm, 1000 ekor Seleksi pertama (Des 07) diambil 1000 ekor dari total pemijahan Seleksi kedua (Jan 08) diambil 400 4 400 ekor (ukuran 5-7 cm) ekor dari 1000 ekor benih 3 2 1 0 20 60 100 140 180 220 260 300 340 380 460 Bobot Seleksi ketiga (Peb 08) diambil 200 200 ekor (ukuran 7-9 cm) ekor dari 400 ekor calon induk Gambar 4. Pertumbuhan calon induk ikan mas majalaya F2 umur 102 hari. Seleksi ketiga (Apr 08) diambil 50 100 ekor (ukuran 9-12 cm) ekor dari 100 ekor calon induk Seleksi akhir (Juni 08) 50 ekor (ukuran 312 g) dipisah jantan dan betina Jantan 20 ekor Betina 30ekor

Diagram alir Prosedur Kedua dengan perlakuan empat kali seleksi 5 1 bulan setelah menetas seleksi ukuran 5-7 cm, 300 ekor Seleksi pertama (Des 07) diambil 300 ekor dari 10.000 ekor benih 300 ekor (ukuran 5-8 cm) Setelah 1.5 bulan Seleksi kedua (Peb 08) diambil 100 ekor dari 300 ekor benih 100 ekor (ukuran 60-80 g) Setelah 3 bulan Seleksi ketiga (Apr 08 ) 50 ekor diambil 50 ekor dari 100 (ukuran 310 g) ekor calon induk Seleksi akhir (Juni 08 ) dipisah jantan dan betina III. HASIL DAN PEMBAHASAN 6 Setelah satu bulan pemeliharaan sesudah menetas pada tanggal 12 Januari 2008 dilakukan seleksi terhadap 1000 ekor benih dan dipilih 300 ekor untuk dibesarkan lebih lanjut. Seleksi kedua setelah umur dua bulan setelah menetas pada periode ini hanya dilakukan sendiri oleh pembenih dengan rekomendasi dari BBAT, yaitu untuk mengambil benih 50-60% dari populasi dengan perkiraan bobot 40-50 g. Pada tanggal 28 Januari 2008 (umur 76 hari setelah menetas) diambil sampel dan dilakukan pengukuran. Rerata bobot menunjukkan angka 66 ± 41 g (30-176). Pertumbuhan benih sampai dengan umur 76 hari disajikan pada Gambar 3. Seleksi ketiga dilakukan pada tanggal 23 Pebruari 2008, pertumbuhan calon induk sampai dengan umur 102 hari disajikan pada Gambar 3. Rerata calon induk berukuran 149 ± 4 g (45-418 g). Dari seleksi ketiga ini diambil ukuran terbesar sebanyak 50% (± 95 ekor calon induk). 8 7 6 5 4 3 2 1 0 20 40 60 80 Tgl, 28 Januari 2008, DAH 76 hari Rerata Bobot : 66 + 44g n=30 100 120 140 160 180 200 Bobot Jantan 20 ekor Betina 30 ekor Gambar 3. Pertumbuhan calon induk ikan mas majalaya F2 umur 76 hari.

3 8 Dari seleksi pertama ini diperoleh benih berukuran 5-7 cm sebanyak 400 atau 300 ekor, yang untuk selanjutnya dilakukan seleksi secara bertahap setiap 1-2 bulan. Seleksi dilakukan terhadap pertumbuhan, proporsi bentuk tubuh, warna, sisik dan kelengkapan fisik (tidak cacat). (M.Hasyim dkk, 2007). Dari dua prosidur perlakuan seleksi (4x seleksi ), hasilnya tidak jauh berbeda. Selanjutnya pada tanggal 7 April 2008 (145 hari setelah menetas) diperoleh calon induk terseleksi sebanyak 50 ekor. Pertumbuhan calon induk ikan mas sampai dengan tanggal 7 April 2008 mencapai 394 ± 129 g (236-854). Grafik pertumbuhan dapat dilihat pada Gambar 5. Sistem pemeliharaan calon induk dilakukan di kolam air tenang sebagaimana prosedur SNI produksi induk ikan mas majalaya (SNI : 01-6131-1999). Pemeliharaan benih dan calon induk dilakukan dalam hapa berukuran (2x2x1.2) m 3 pada 2 bulan pertama dan selanjutnya dalam kolam staknan (4x22x1.2) m 3. Prosedur seleksi dapat dilihat pada diagram dibawah ini : 14 12 10 8 6 Tgl, 7 April 2008, DAH 145 hari Rerata Bobot : 395+ 129 g n=50 Catatan : 4 Hasil akhir dari dua gambar dibawah ini tidak ada perbedaan yang nyata, tinggal mau pakai yang mana. Gambar : Diagram alir prosedur seleksi pembuatan calon induk ikan 2 0 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Bobot Gram mas di pembenih (UPR) skala kecil Diagram alir prosedur pertama dengan lima kali seleksi dengan Umur yang lebih muda kurang dari satu bulan Gambar 5. Pertumbuhan calon induk ikan mas majalaya F2 umur 145 hari

1 10 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tingkat Kemajuan pembangunan Kabupaten Bondowoso hkususnya disektor Perikanan dari tahun ketahun makin cepat laju pertumbuhannya, baik dalam usaha Pembenihan Ikan Rakyat maupun dalam usaha pembesarannya. Sehubunbgan dengan hal diatas Ketersediaan induk yang berkualitas merupakan faktor yang sangat penting dalam menjamin produktivitas unit pembenihan. Namun pada kenyataannya banyak pembenih yang belum menyadari dan menganggap penting kondisi induk yang mereka pelihara baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Mereka sangat bergantung pada bantuan dari pemerintah (Balai Benih Ikan dan Dinas Perikanan setempat) pada saat mereka membutuhkan induk ikan mas, nila dan sebagainya. Dengan berharap dukungan dan bantuan dari lembaga dan instansi pemerintah mereka anggap dapat meyelesaikan permasalahan. Disisi lain terkadang permintaan dari para pembenih tidak dapat dipenuhi oleh instansi tersebut sesuai dengan keinginan mereka. Permasalahan lain yang dihadapi pembudidaya ikan mas adalah adanya keragu-raguan membeli induk dari luar daerah dikhawatirkan induk atau calon induk telah terjangkit wabah KHV yang pernah menghebohkan beberapa tahun yang baru lalu. pemeliharaannya. Pertumbuhan calon induk sampai dengan umur 205 hari disajikan pada Gambar 6. Setelah seleksi terakhir, calon induk terus dipelihara. Pada bulan November 2008 rerata bobot calon induk betina mencapai 1.5 kg bahkan beberapa ekor ada yang mencapai bobot diatas 2 kg. Pertumbuhan calon induk ikan mas majalaya sampai umur 376 hari disajikan pada Gambar 7. Rerata Bobot (g) 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 32 76 102 145 205 268 306 342 376 Umur (hari) Gambar 7. Pertumbuhan calon induk ikan mas majalaya F2 yang diproduksi oleh pembenih (UPR) skala kecil di Kematan Tamanan Kabupaten Bondowoso

iiii 12 PRODUKSI INDUK IKAN MAS BERKUALITAS TINGGI OLEH PEMBENIH SKALA KECIL DI TAMANAN Oleh : Suharto 1), Eka Cahyono A 2),Abdulmanab ;Herywiyanto ) ABSTRAK Kesuksesan suatu bentuk bidang Usaha pembenihan rakyat ( UPR ) tidak terlepas oleh salah satu dukungan atau faktor jaminan induk yang berkualitas tinggi. Namun demikian banyak para pembenih skala kecil tidak dapat memproduksi induk berkualitas. Mereka bergantung pada bantuan yang diberikan oleh instansi pemerintah seperti Balai Benih Ikan (BBI) dan Dinas Perikanan pada saat mereka membutuhkan induk ikan mas, nila, Lele dan sebagainya. Hal ini dikarenakan pembudidaya tidak mengetahui bahkan tidak mempunyai kesempatan untuk mempelajari tata cara teknik pengelolaan untuk membuat induk yang berkualitas tinggi. Bagaimanapun juga akan lebih baik bagi mereka bila dapat membuat induk sendiri demi kesinambungan pengembangan budidaya di pedesaan (rural area). Sehubungan dengan itu telah dipilih satu orang pembudidaya di daerah sasaran penyuluhan di Tamanan Kebupaten Boindowoso untuk dibimbing dalam memproduksi induk ikan mas berkualitas tinggi. Percobaan dimulai pada November 2007 menggunakan 10.000 benih ikan mas. Sampling dan seleksi calon induk dilakukan secara periodik. Setelah satu tahun pembenih berhasil Dari data diatas perlu diketahui bahwa beberapa periode tidak bisa didapatkan data pakan yang akurat dari pembudidaya ikan tersebut. Terkadang pembudidaya juga melakukan kesalahan dalam hal pemberian pakan, seperti yang terlihat pada Tabel 1 (periode IV) jumlah pakan yang diberikan tidak sesuai dengan yang direkomendasikan. Tetapi kami mencoba untuk memperkirakan angka-angka yang terlewat tanpa menyimpang terlalu jauh dari data asli, meskipun data yang ada di pembudidaya ikan tersebut belum tentu tepat. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, biaya pakan untuk memproduksi 30 ekor induk betina ikan mas majalaya dengan rerata bobot 1.5 kg sekitar Rp 17.000/kg. Biaya ini lebih murah dibandingkan dengan membeli induk baru. Selain itu dengan memproduksi induk sendiri setidaknya hal ini merupakan tindakan yang tepat dalam upaya pencegahan terinfeksinya ikan mas yang ada. Pemijahan dan produksi benih menggunakan induk hasil seleksi tersebut. telah berhasil dengan baik pada akhir bulan April 2009 (benih yang diperoleh 50.000 ekor). Pada saat bersamaan induk yang berlebih hasil produksi dapat didistribusikan kepada pembenih lain di sekitarnya (Tabel 2).

ii 14 Kata Pengantar IV. KESIMPULAN Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga Percobaan membuat induk ikan Tombro Berkwalitas tinggi Dengan sistem Alir Prosedur dapat terselesaikan dengan baik, dan kami ucapkan Ma af kepada Bapak/Ibu/Sdr/i yang telah membantu pelaksanaan ini Dari percobaan ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : - Pembenih skala kecil dapat membuat induk ikan mas sendiri, selama ia melakukan prosedur yang tepat seperti seleksi dan menjaga kondisi pemeliharaan dengan baik - Dengan jumlah induk yang lebih banyak pembenih dapat meningkatkan frekuensi pemijahan sehingga akan meningkatkan produksi benih yang dihasilkan.. Semoga hasil percobaan membuat induk Ikan bermutu tinggi dapat bermamfaat bagi kita semua yang membaca atau pelaku usaha, dan harapan kami kritik serta saran yang membangun. Amin Amin Amin Yarobbalalamin Oleh : Suharto. SP. Dkk.