Materi 05 Manajemen Produksi Tanaman Pengelolaan Produksi Tanaman Berbasis Agroklimat. Benyamin Lakitan

dokumen-dokumen yang mirip
Materi 03 Tanaman dan Lingkungan Tumbuhnya. Benyamin Lakitan

Materi 04 Pertimbangan dalam Pemilihan Komoditas. Benyamin Lakitan

PERTANIAN BERBASIS SUMBERDAYA & KEARIFAN LOKAL. Benyamin Lakitan 2017

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

sobir Pusat Kajian Hortikultura Tropika

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

A. Usaha pertanian dipengaruhi oleh kondisi lingkungan:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EKOLOGI MANUSIA : PERTANIAN DAN PANGAN MANUSIA. Nini Rahmawati

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Cara pandang masyarakat

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung.

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk industri atau pemukiman dan masalah pasar bagi produk pertanian. Oleh

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERAN KUALITAS LAHAN DALAM MENDUKUNG PENINGKATAN KUALITAS DAN DAYA SAING PRODUK HORTIKULTURA

2013, No.1041 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari pulau dengan garis pantai sepanjang km, merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI

TINJAUAN PUSTAKA. berubah kembali ke asal karena adanya tambahan substansi, dan perubahan bentuk

PERANAN SUMBERDAYA ALAM DALAM PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN. Dalam daur hidrologi, energi panas matahari dan faktor faktor iklim

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

hasil tanaman seperti yang diharapkan. Syarat tumbuh tanaman dari faktor teknologi budidaya tanaman (T) meliputi: (a) jenis dan varietas tanaman; (b)

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering

Dosen Pengampu: R. SOEDRADJAD, Ir., M.Sc. Jurusan Budidaya Pertanian Pertanian. Prof.Dr. Ir. SOETRIONO, M.P.

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol mencakup 25% dari total daratan Indonesia. Penampang tanah

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

I. PENDAHULUAN. jenis salak yang terdapat di Indonesia, yakni : salak Jawa Salacca zalacca

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Setitik Harapan dari Ajamu

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pola Tanam. yang perlu diperhatikan yaitu jenis tanaman, lahan dan kurun waktu tertentu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

I. PENDAHULUAN. menjadi suatu keharusan, agar produksi dapat menunjang permintaan pangan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan makhluk hidup lainnya, yang berperan penting di berbagai sektor kehidupan.

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

UPAYA DEPARTEMEN PERTANIAN DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR DAN. Direktur Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air

Pengantar. Kalender Tanam Terpadu: Generasi Baru Perencanaan Tanam Menghadapi Perubahan Iklim

INFORMASI IKLIM UNTUK PERTANIAN. Rommy Andhika Laksono

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

Laporan Akhir I - 1 SUMBER DAYA AIR

I. PENDAHULUAN. substitusinya sebagaimana bahan bakar minyak. Selain itu, kekhawatiran global

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi Lahan. proses perencanaan penggunaan lahan (land use planning). Evaluasi lahan

BAB VI LANGKAH KEDEPAN

Dampak pada Tanah, Lahan dan Ruang Dampak pada Komponen Udara Dampak pada Kualitas Udara Dampak pada Komponen Iklim Dampak pada Fauna dan Flora

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu

TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. meningkat seiring dengan pengembangan energi alternatif bioetanol sebagai

TINGKAT KERAPATAN DAN POLA PEMETAAN TANAMAN PEKARANGAN DI KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak semua kerusakan alam akibat dari ulah manusia. yang berbentuk menyerupai cekungan karena dikelilingi oleh lima gunung

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Berdasarkan TUJUAN evaluasi, klsifikasi lahan, dibedakan : Klasifikasi kemampuan lahan Klasifikasi kesesuaian lahan Kemampuan : penilaian komponen lah

I. PENDAHULUAN. tanaman kedelai secara signifikan. Perbaikan sistem budidaya kedelai di Indonesia,

BAB I. kemampuannya. Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada

I. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

I. PENDAHULUAN. Tanah marginal adalah tanah sub-optimum yang potensial untuk pertanian baik untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan merupakan komoditi tanaman pangan kedua setelah padi. Akhir-akhir ini

Kuliah ke-2. R. Soedradjad Lektor Kepala bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENUTUP. Degradasi Lahan dan Air

I. PENDAHULUAN. penyedia bahan baku untuk industri kayu nasional dan peningkatan. ketahanan pangan masyarakat di desa sekitar hutan.

PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi dalam pengusahaan tanah-tanah miring. berlereng adalah erosi. Untuk itu dalam usaha pemanfaatan lahan-lahan

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENGANTAR. pola curah hujan, kenaikan muka air laut, dan suhu udara serta peningkatan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LAHAN GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

Transkripsi:

Materi 05 Manajemen Produksi Tanaman Pengelolaan Produksi Tanaman Berbasis Agroklimat Benyamin Lakitan

Ragam Agroklimat Penting di Indonesia Iklim Tropika Lembab (Humid Tropics) Iklim Tropika Kering (Arid Tropics) Dataran Tinggi Tropis (Tropical Highlands) Lahan Basah (Wetlands) Lahan Kering Masam (Acidic Dry Lands) Lahan Suboptimal Lainnya (Other Suboptimal Lands)

Keuntungan Tropika Basah Kebutuhan air tanaman dapat terpenuhi sepanjang tahun; Intensitas cahaya matahari tersedia cukup; Panjang hari konstan sepanjang tahun; Bebas kerusakan tanaman akibat suhu rendah (frost injury) Tantangan TAMAN NASIONAL GEDE-PANGRANGO Banyak jenis miroba patogenik yang potensial menyerang tanaman; Pertumbuhan gulma cepat; Ancaman genangan air pada lahan produksi; Rawan longsor untuk lahan miring Kendala pengeringan hasil panen; Kendala dalam transportasi hasil tanaman;

Keuntungan Tropika Iklim Kering Pengeringan hasil panen dapat mengandalkan cahaya matahari; Prasarana transportasi darat relatif awet; Panjang hari konstan sepanjang tahun; Bebas kerusakan tanaman akibat suhu rendah (frost injury); Tantangan GEMBALA DOMBA, PULAU ROTE, NTT Air menjadi kendala utama untuk menopang proses produksi/budidaya; Perlu pengembangan infrastruktur penampungan dan distribusi air; Dapat menyebabkan kerusakan tanaman akibat suhu tinggi; Kandungan bahan organik tanah rendah; Pengolahan tanah sulit dikerjakan;

Keuntungan Dataran Tinggi Tropis Suhu udara rata-rata lebih rendah, sehingga cocok untuk tanaman subtropis; Kesuburan tanah umumnya lebih baik; Panjang hari konstan sepanjang tahun; Jarang terjadi kerusakan tanaman akibat suhu rendah (frost injury); Tantangan PETANI SAYUR, LEMBANG, JABAR Kemiringan lahan sering tidak memungkinkan budidaya dengan mekanisasi; Untuk mencegah erosi perlu dibuat terasering; Konflik kepentingan antara budidaya dengan konservasi; Resiko longsor yang mungkin dihadapi petani;

Keuntungan Lahan Basah Sesuai untuk tanaman hidrofit, termasuk padi sebagai pangan pokok; Teknologi pengelolaan lahan basah sudah relatif berkembang di Indonesia; Panjang hari konstan sepanjang tahun; Bebas kerusakan tanaman akibat suhu rendah (frost injury); PEMBUKAAN SAWAH BARU, MERAUKE, PAPUA Tantangan Akses dan prasarana transportasi darat masih terbatas; Perlu pengembangan infrastruktur jaringan tata kelola air; Potensi keracunan perakaran tanaman, akibat pirit; Ancaman genangan air pada saat panen; Kesulitan memprediksi saat yang tepat untuk memulai siklus budidaya;

Keuntungan Lahan Kering Masam Tersedia dalam hamparan yang luas, sehingga cocok untuk usaha skala besar; Topografi relatif datar, sehingga cocok untuk mekanisasi; Panjang hari konstan sepanjang tahun; Bebas kerusakan tanaman akibat suhu rendah (frost injury); Tantangan KARET RAKYAT, MUARA ENIM, SUMSEL Kemasaman dan miskin hara tanah; Ketersediaan (sumber) air kadang menjadi kendala; Butuh upaya untuk pengendalian gulma, terutama alang-alang; Perlu antisipasi konflik kepemilikan/penguasaan lahan dengan masyarakat lokal

Lahan Suboptimal (Lainnya) LAHAN ZONA IKLIM KERING - FLORES Diskripsi Terminologi lahan suboptimal pertama diintroduksikan dalam dokumen Agenda Riset Nasional 2010-2014* (baca hal 42-43); Lahan suboptimal (LSO) didiskripsikan sebagai: Lahan dengan satu atau lebih kendala sifat fisik dan/atau kimia tanahnya, termasuk kemasaman tanah, salinitas tinggi, resiko keracunan tanaman, rawan banjir, lapisan gambut tebal, atau miskin hara (DRN, 2010). Dalam konteks saat ini, LSO telah diperluas cakupannya menjadi: Lahan yang berada dalam suatu agroklimat dengan satu atau lebih kendala sifat fisik dan/atau kimia, baik pada tanah atau air, maupun unsur-unsur iklimnya. *) Bagian Agenda Riset tentang Ketahanan Pangan ini disusun oleh Komisi Teknis Bidang Pangan yang pada saat penyusunan ARN 2010-2014 tersebut diketuai oleh Prof. Benyamin Lakitan

Strategi Pengelolaan Memahami potensi dan kendala yang dihadapi untuk masingmasing kondisi lahan dan agrokilmatnya; Menganalisis praktek budidaya yang dilakukan oleh petani lokal, termasuk kearifan lokal yang menjadi panduan petani setempat; Mempertimbangkan kapasitas teknis dan finansial petani setempat sebagai kandidat pengadopsi teknologi yang dikembangkan; dan Menyerasikan kepentingan ekonomi, ekologi, dan sosial.

Upaya untuk Peningkatan Produktivitas Membenahi kondisi lahan sebagai substrat tempat tumbuh tanaman, yang menyediakan air, hara, dan penopang tegaknya tanaman; Memodifikasi iklim mikro agar lebih optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman; dan/atau Meningkatkan daya adaptasi tanaman terhadap kondisi spesifik lahan dan agroklimat dimana aktivitas budidaya akan dilakukan, melalui pemuliaan konvensional atau aplikasi bioteknologi.

Upaya untuk Peningkatan Inklusivitas Petani Memposisikan kearifan lokal dan praktek budidaya yang dilakukan petani sebagai referensi untuk pengembangan teknologi yang relevan kebutuhan dan persoalan petani; Memadu-serasikan antara kepakaran pengembang dengan preferensi pengguna dalam proses pengembangan teknologi; Memberikan apresiasi (akademik dan finansial) kepada pengembang yang berhasil menghasilkan teknologi yang digunakan dalam proses produksi atau pengolahan hasil oleh petani dan/atau pelaku usaha.

Upaya untuk Keberlanjutan Proses Produksi Memperbaiki pendapatan bersih petani dalam rangka meningkatkan motivasinya dalam meningkatkan produksi tanaman (dimensi ekonomi); Menekan dampak negatif dari kegiatan budidaya dan pengolahan hasil pertanian terhadap ekosistem setempat (dimensi ekologi); dan Membuka peluang yang seluas-luasnya bagi petani dan masyarakat perdesaan untuk berperan aktif dalam kegiatan budidaya dan pengolahan hasil tanaman (dimensi sosial).

GURUN DI QATAR benyaminlakitan.com