KONSERVASI LAHAN MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA LORONG (Alley Cropping) DI DAERAH TRANSMIGRASI KURO TIDUR, BENGKULU

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN DENGAN SISTEM BUDIDAYA LORONG DAN PEMBERIAN KAPUR DOLOMIT DI KABUPATEN CIREBON, JAWA BARAT

J. Tek. Ling Vol.11 No.1 Hal Jakarta, Januari 2010 ISSN X

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN PODZOLIK MERAH KUNING MELALUI PEMUPUKAN PUPUK HIJAU Flemengia congesta DAN KAPUR DOLOMIT

Latar Belakang. Kalium merupakan salah satu hara makro setelah N dan P yang diserap

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

Pengaruh ph tanah terhadap pertumbuhan tanaman

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DAYA DUKUNG LAHAN DAN OPTIMASI PENDAPATAN USAHA TANI DI DAERAH TRANSMIGRASI KURO TIDUR, BENGKULU

I. PENDAHULUAN. Mentimun merupakan suatu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

JURNAL SAINS AGRO

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Relationship between WCa Ratios in the Soil Solution with the Dynamic of K in UZtisol and Vertisol of Upland Area ABSTRACT

PENGEMBANGAN PERTANIAN BUDIDAYA LORONG (ALLEY CROPPING) UNTUK KONSERVASI LAHAN KRITIS DI HULU DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIMANUK, JAWA BARAT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah

PEMBERIAN KAPUR CaCO 3 DAN PUPUK KCl DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SERTA SERAPAN K DAN Ca TANAMAN KEDELAI SKRIPSI OLEH:

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

KAJIAN STATUS KESUBURAN TANAH DI LAHAN KAKAO KAMPUNG KLAIN DISTRIK MAYAMUK KABUPATEN SORONG. Mira Herawati Soekamto

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

Tri Fitriani, Tamaluddin Syam & Kuswanta F. Hidayat

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SIFAT KIMIA ULTISOLS BANTEN AKIBAT PENGOLAHAN TANAH DAN PEMBERIAN PUPUK KOMPOS. Oleh: 1) Dewi Firnia

TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Lahan Kering Masam

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo provinsi DIY. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

JURNAL SAINS AGRO

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis quenensis Jacq) DI DESA TOLOLE KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat

EFEK RESIDU PENGAPURAN DAN PUPUK KANDANG TERHADAP BASA-BASA DAPAT DITUKARKAN PADA ULTISOL DAN HASIL KEDELAI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH

I. PENDAHULUAN. dan jagung. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein 30-50%, lemak

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU

III. BAHAN DAN METODE

KLOROFIL XII - 1 : 25 29, Juni 2017 ISSN

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Respon Beberapa Sifat Kimia dan Hasil Tanaman Kakao terhadap Pemberian Pupuk Organik dan Pupuk Hayati

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis (Zea mays Saccharata) merupakan salah satu jenis tanaman yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Rumput Raja Sumber: Dokumentasi Penelitian (2012)

Aplikasi Bahan Amelioran (Asam Humat; Lumpur IPAL Tambang Batu Bara) terhadap Pertumbuhan Tanaman Reklamasi pada Lahan Bekas Tambang Batu Bara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

Gambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit

TINJAUAN PUSTAKA. antara lain kemantapan agregat yang rendah sehingga tanah mudah padat,

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

BAB I PENDAHULUAN an. Namun seiring dengan semakin menurunnya produktivitas gula

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :

A. PENDAHULUAN. Jurnal Geografi Vol. 1 No.1 Agustus

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

Tanah Ultisol di Indonesia menempati areal yang cukup luas, yaitu sekitar. 42,3 juta ha (Sri Adiningsih et a/, 1997; Rochayati et a/, 1997).

REHABILITASI LAHAN KERING ALANG ALANG DENGAN OLAH TANAH DAN AMANDEMEN KAPUR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

Transkripsi:

J. Tek. Ling. Vol. 9 No. 2 Hal. 205-210 Jakarta, Mei 2008 ISSN 1441-318X KONSERVASI LAHAN MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA LORONG (Alley Cropping) DI DAERAH TRANSMIGRASI KURO TIDUR, BENGKULU Kasiran Peneliti di Pusat Teknologi Produksi Pertanian Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Abstract The research of land productivity through the application of alley cropping has been carried out in transmigration area Kuro Tidur, Bengkulu. The research was done continously within three planting seasons, from 1997 to 1998. The results of the research showed that Flemengia congesta as a fence crop or hedgerows was beneficial. The returning of organic matter from prunning of the hedgerows into the soil can conserve the soil through improvement of nutrients availability, increasing ph, decreasing availability of aluminium (Al) by chelate formation. The effect of dolomit 2,5 ton/ha and organic matter 5,0 ton/ha will increase soy beans production 28,9 % and increase corn production 33,1 %. The effect of dolomit 2,5 ton/ha and organic matter 10,0 ton/ha will increase soy beans production 38,6 % and increase corn production 54,9 %. Key words: alley cropping, conservasion I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata pencaharian sebagain besar penduduk Indonesia adalah dari sektor pertanian, oleh karena itu pembangunan pertanian masih menjadi prioritas utama guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun pembangunan pertanian yang dilakukan baik di Jawa maupun di luar Jawa dihadapkan pada berbagai masalah Pembangunan pertanian di luar Jawa khususnya di daerah transmigrasi menemui masalah yang tidak sederhana karena sebagian besar merupakan tanah podzolik. Masalah utama tanah podzolik adalah tingkat kesuburan tanah rendah karena : phnya rendah, miskin unsur hara (khususnya N, P, K, Ca, dan Mg), rendahnya kapasitas tukar kation (KTK), rendahnya kadar bahan organik, dan tingginya konsentrasi aluminium (Al) pada tingkat yang meracuni 1). Menurut penelitian, jenis tanah yang ditemukan di daerah transmigrasi Kuro Tidur, Bengkulu, khususnya di Unit VIII adalah jenis Podzolik Merah Kuning (PMK) 2). Jenis tanah ini disamping mempunyai sifat dan ciri seperti tersebut di atas juga mempunyai lapisan atas yang subur tetapi sangat tipis. Biasanya setelah tanah ini dibuka untuk lahan pertanian akan berakibat merosotnya kesuburan tanah karena adanya erosi yang disebabkan karena kemiringan tanah dan curah hujan Konservasi Lahan Melalui... J.Tek.Ling. 9 (2): 205-210 205

yang tinggi. Untuk itu pemberian bahan organik pada tanah akan dapat meningkatkan kesuburan tanah melalui: penyediaan unsur hara tanah, meningkatkan KTK, memperbaiki struktur tanah, dan memperbaiki sifat biologi tanah 3,4,5). Usaha konservasi lahan ini dapat ditempuh melalui penerapan teknologi budidaya lorong (alley cropping). Budidaya lorong adalah budidaya tanaman utama khususnya tanaman pangan yang ditanam diantara tanaman pagar. Tanaman pagar ditanam mengikuti garis kontur, sehingga membentuk lorong (lihat Gambar 1).Tanaman pagar ini berfungsi sebagai penahan erosi dan sekaligus juga berfungsi sebagai pupuk hijau. Jenis tanaman pagar yang digunakan dalam budidaya lorong adalah Flemengia congesta Gambar 1. Tanaman pagar (Flemengia congesta) yang ditanam mengikuti kontur Tanaman yang dibudidayakan ditanaman diantara tanaman pagar Sebagai pupuk hijau, tanaman pagar Flemengia congesta ini secara periodik dipangkas agar tanaman utama tidak ternaungi dan pada saat bersamaan menambahkan bahan organik ke dalam tanah. Dengan cara pengolahan tanah yang baik, pemberian kapur serta penambahan bahan organik dari tanaman pagar, diharapkan tanah akan semakin produktif/ subur. Meningkatnya kesuburan tanah ini ditandai dengan: lebih tersedianya unsur hara dalam tanah, meningkatnya kapasitas tukar kation (KTK), struktur tanah menjadi lebih baik, dan sifat biologi tanah juga lebih baik. Dengan penelitian ini diharapkan secara efektif dapat diketahui pengaruh penerapan teknologi budidaya lorong dalam upaya konservasi lahan melalui peningkatan produktivitas tanah, yang pada akhirnya dapat dijadikan pilihan alternatif penerapan agro-teknologi untuk peningkatan penghasilan / kesejahteraan petani. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: a) Untuk mengetahui tingkat pengaruh penerapan sistem budidaya lorong terhadap sifat-sifat kimia tanah, dan produktivitas lahan khususnya karena adanya penambahan bahan organik. b) Untuk mengetahui tingkat takaran/dosis kapur yang optimum untuk menyediakan unsur-unsur hara di dalam tanah, khususnya untuk tanaman kedelai dan jagung. 206 Kasiran. 2008

c) Sebagai dasar analisis untuk memberikan alternatif dalam upaya konservasi lahan atau mempertahankan kesuburan tanah. 2. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: (a). bahan organik atau biomass dari hasil pangkasan tanaman pagar Flemengia congesta, dan (b). kapur dolomit. Kedua bahan ini dipergunakan sebagai bahan perlakuan dalam budidaya lorong pada takaran/dosis yang beragam sebagai berikut: A = Kontrol, tanpa pemberian bahan organik maupun kapur. B = menggunakan bahan organik 5 ton/ha dan kapur 0 ton/ha. C = menggunakan bahan organik 5 ton/ha dan kapur 2,5 ton/ha. D = menggunakan bahan organik 10 ton/ha dan kapur 2,5 ton/ha. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan empat perlakuan tersebut dan tiga ulangan. Sebagai sumber bahan organik atau biomass dalam penelitian ini adalah berasal dari hasil pemangkasan ranting dan daun dari tanaman pagar Flemengia congesta. Sedangkan sebagai tanaman pokok adalah tanaman palawija: kedelai dan jagung yang ditanam secara terpisah, dengan perlakuan pemupukan pada setiap musim tanam per hektar, sebagai berikut: (a). kedelai: 50 kg Urea, 150 kg TSP, 100 kg KCl, 0,5 kg Gandasil B, dan 0,5 kg Gandasil D. (b). Jagung: 100 kg Urea, 200 kg TSP, dan 100 kg KCl.Penelitian ini dilakukan dalam tiga musim tanam di daerah transmigrasi Kuro Tidur, Bengkulu, yaitu: pada Musim Tanam I (Pebruari sampai dengan Mei 1999), Musim Tanam II (Oktober sampai dengan Januari 2000), dan Musim Tanam III (Januari sampai dengan April 2000). Parameter yang diamati adalah produksi kedelai dan jagung dalam bentuk biji kering. 3. HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN Dari hasil penelitian terhadap tanah sebelum dilaksanakannya budidaya lorong menunjukkan bahwa reaksi tanahnya sangat asam (ph = 4,00-4,70), miskin akan unsur hara, seperti: kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan natrium (Na). Kapasitas tukar kation (KTK) rendah, kejenuhan aluminium (Al) yang tinggi. Keadaan seperti ini adalah merupakan sifat umum dari tanah podzolik di Indonesia. Hal asam (ph = 4,00-4,70), miskin akan unsur hara, seperti: kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan natrium (Na). Kapasitas tukar kation (KTK) rendah, kejenuhan aluminium (Al) yang tinggi. Keadaan seperti ini adalah merupakan sifat umum dari tanah podzolik di Indonesia. Hal ini merupakan petunjuk bahwa perlu adanya usaha untuk meningkatkan produktivitas tanah dengan cara pengapuran ataupun pemberian bahan organik Hasil analisis kimia tanah sebelum diterapkannya sistem budidaya lorong dapat dilihat pada Tabel 1 Sedangkan hasil analisis terhadap contoh tanah setelah diterapkannya sistem budidaya lorong, terutama dengan adanya pemberian kapur dan bahan organik dapat dilihat pada Tabel 2. Dari hasil analisis contoh tanah sebelum dan sesudah penerapan teknologi budidaya lorong secara umum menunjukkan bahwa semakin besar dosis pemberian bahan organik dan kapur akan semakin besar pula adanya perbaikan sifat kimia tanah yang ditandai dengan: (a). adanya kecenderungan terhadap peningkatan ph tanah, ketersediaan unsur-unsur hara tanah: K, Na, Ca, Mg, dan KTK tanah. (b). adanya kecenderungan menurunnya ketersediaan unsur Al yang pada tingkat konsentrasi tertentu akan meracuni tanaman. Menurunnya ketersediaan unsur Al ini karena terbentuknya khelat sebagai akibat dari adanya penambahan bahan organik. Konservasi Lahan Melalui... J.Tek.Ling. 9 (2): 205-210 207

Tabel 1. Hasil Analisis Tanah Sebelum Penerapan Budidaya Lorong Keterangan: Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Jurusan Ilmu-ilmu Tanah, Fakultas Pertanian IPB, Bogor. Tabel 2. Hasil Analisis Contoh Tanah Setelah Penerapan Budidaya Lorong Keterangan: Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Jurusan Ilmu-ilmu Tanah, Fakultas Pertanian IPB, Bogor. Menurut penelitian Kamprath, 1980 6) menyatakan bahwa penggunaan kapur pada tanah-tanah tropik bertujuan untuk menekan keracunan aluminium (Al) serta menyediakan unsur Ca bagi tanaman. Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan pada tanah podzolik di Jasinga dan Malangsari, Jawa Barat dengan menggunakan kapur sebanyak 1,5 Al-dd (aluminium yang dapat ditukarkan), dapat meningkatkan hasil kedelai rata-rata sebesar 36 % 6). Dari hasil penelitian budidaya lorong ini, pengaruh pemberian kapur dengan dosis sebesar 2,5 ton/ha pada tingkat pemberian bahan organik yang sama yaitu 5,0 ton/ha (lihat pada perlakuan B dan C) akan meningkatkan produksi kedelai kering dari 16,8 kw/ha menjadi 18,7 kw/ha atau naik 11,3 %, dan meningkatkan produksi jagung kering dari 31,8 kw/ha menjadi 35,4 kw/ha atau naik 11,3 % (lihat Tabel 3 dan Tabel 4). Lebih lanjut hasil penelitian Sastrosoedirdjo, 1984 6), yang dilakukan di daerah Transmigrasi Rimbo Bujang, Jambi menunjukkan bahwa pengapuran sebanyak 1 ton/ha yang dikombinasikan dengan pemberian 5 ton/ha bahan organik dari pupuk hijau disertai dengan pemberian pupuk dasar: Urea, TSP, dan KCl mampu menghasilkan biji kedelai kering sebanyak 15 kw/ha. Dalam penelitian budidaya lorong ini pengaruh kombinasi pemberian kapur dan bahan organik adalah sebagai berikut: (a). Pengaruh pemberian kapur 2,5 ton/ha dan bahan organik 5,0 ton/ha (lihat perlakuan A dan C) akan meningkatkan hasil kedelai dari 14,5 kw/ha menjadi 18,7 kw/ha atau naik 28,9 %, dan meningkatkan hasil jagung dari 26,6 kw/ha menjadi 35,4 kw/ha atau naik 33,1 %. (b). Pengaruh pemberian kapur 2,5 ton/ha dan bahan organik 10,0 ton/ha (lihat perlakuan A dan D) akan meningkatkan hasil kedelai dari 14,5 kw/ha menjadi 20,1 kw/ha atau naik 38,6 % dan meningkatkan hasil jagung dari 26,6 kw/ha menjadi 41,2 kw/ha atau naik 54,9 %. 208 Kasiran. 2008

Pengaruh kapur pada tanah asam dapat diharapkan sampai beberapa musim tanam, tetapi pada daerah tropis basah pengaruh kapur menurun dengan cepat karena tingginya curah hujan serta rendahnya KTK tanah. Menurunnya residu kapur akan lebih cepat lagi pada tanah yang mempunyai sifat-sifat fisik kurang baik, antara lain rendahnya daya memegang air tanah, serta tingginya aliran permukaan. Unsur hara tanah yang paling banyak bentuknya di dalam tanah adalah kapur/ kalsium, karena itu unsur hara ini banyak tercuci ke lapisan tanah yang lebih dalam. Pengaruh pemberian bahan organik dalam budidaya lorong ini diterangkan sebagai berikut: (a). Pengaruh pemberian bahan organik tanpa pemberian kapur (lihat perlakuan A dan B). Pengaruh pemberian bahan organik dengan dosis sebesar 5,0 ton/ ha dapat menaikkan hasil kedelai dari 14,5 kw/ha menjadi 16,8 kw/ha atau naik 15,8 %, dan menaikkan hasil jagung kering dari 26,6 kw/ha menjadi 31,8 kw/ha atau naik 19,5 %. Hal ini berarti bahwa pemberian bahan organik dapat menekan kebutuhan tanah akan kapur. Dampak dari kasus ini adalah mengurangi kebutuhan kapur dalam jumlah banyak, dimana fungsi kapur akan menetralkan tanah bisa digantikan dengan bahan organik yang diperoleh dari tanaman pagar di areal petani sendiri. Dari penelitian yang dilakukan oleh Wigena dan Adiningsih (1987) pada tanah typic haplortox menunjukkan bahwa pemberian bahan organik sebanyak 2,5 ton/ha akan menghasilkan kedelai kering sebesar 6,4 kw/ha yang sama dengan pemberian kapur 0,5 Al-dd atau 0,85 ton CaCO 3 /ha. (b). Pengaruh penambahan bahan organik pada dosis pemberian kapur sebesar 2,5 ton/ha (lihat perlakuan C dan D). Pengaruh penambahan dosis bahan organik dari 5 menjadi 10 ton/ha akan dapat meningkatkan hasil kedelai dari 18,7 kw/ha menjadi 20,1 kw/ha atau naik 7,5 % dan akan meningkatkan hasil jagung kering dari 35,4 kw/ha menjadi 41,2 kw/ha atau naik 16,4 %. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wynne Thurne, 1978 6), bahan organik mampu meningkatkan hasil kedelai dengan nyata. Hasil tertinggi sebesar 9,79 kw/ha diperoleh pada perlakuan 5 ton bahan organik/ha. Bahan organik yang sudah terdekomposisi akan mengikat aluminium (Al) tanah menjadi senyawa khelat yang kompleks sehingga tidak meracuni tanaman. Meningkatnya produktivitas lahan atau meningkatnya kesuburan lahan yang ditandai dengan meningkatnya hasil produksi kedelai dan jagung sebagai akibat dari pemberian bahan organik berupa pupuk hijau dari tanaman Flemengia congesta. Diduga karena bahan pupuk hijau telah terdekomposisi sehingga mengakibatkan stuktur tanah menjadi lebih baik, unsur hara yang tersedia dalam tanah meningkat, serta meningkatnya kapasitas tukar kation (KTK). Seperti ditunjukkan pada Tabel 2, bahwa pemberian bahan organik Flemengia congesta dapat meningkatkan ph tanah, meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah seperti : K, Na, Ca, Mg, dan KTK tanah, serta menurunkan unsur Al. Tabel 3. Produksi Kedelai Dalam Budidaya Lorong (Biji Kering) Konservasi Lahan Melalui... J.Tek.Ling. 9 (2): 205-210 209

Tabel 4. Produksi Jagung Dalam Budidaya Lorong (Biji Kering) 4. KESIMPULAN Budidaya lorong merupakan teknologi murah dan mudah karena pada intinya adalah hanya pemberian bahan organik yang berasal dari tanaman pupuk hijau seperti Flemengia congesta yang ditanam pada garis kontur yang berfungsi sebagai pagar dan sekaligus penahan erosi. Oleh karena itu dapat dijangkau oleh petani untuk diterapkan pada pertanian lahan kering khususnya yang memiliki kontur miring. Pemberian bahan organik yang berasal dari pangkasan tanaman pagar jenis Flemengia congesta, baik dengan tambahan pemberian kapur maupun tidak, disertai dengan pengolahan tanah yang baik, dan pemberian pupuk anorganik, ternyata dapat meningkatkan produktivitas lahan atau kesuburan lahan. Pengaruh pemberian bahan organik Flemengia congesta dengan dosis sebesar 5,0 ton/ha dapat menaikkan hasil kedelai dari 14,5 kw/ha menjadi 16,8 kw/ha atau naik 15,8 %, dan menaikkan hasil jagung kering dari 26,6 kw/ha menjadi 31,8 kw/ha atau naik 19,5 %. Pengaruh pemberian bahan organik 5,0 ton/ha dan kapur 2,5 ton/ha akan meningkatkan hasil kedelai dari 14,5 kw/ha menjadi 18,7 kw/ha atau naik 28,9 %, dan meningkatkan hasil jagung dari 26,6 kw/ha menjadi 35,4 kw/ha atau naik 33,1 %. Pengaruh pemberian bahan organik 10,0 ton/ha dan kapur 2,5 ton/ha (lihat perlakuan A dan D) akan meningkatkan hasil kedelai dari 14,5 kw/ha menjadi 20,1 kw/ha atau naik 38,6 % dan meningkatkan hasil jagung dari 26,6 kw/ha menjadi 41,2 kw/ha atau naik 54,9 %. Pada penelitian ini terlihat bahwa pengaruh pemberian bahan organik yang dikombinasikan dengan kapur dalam 210 Kasiran. 2008 budidaya lorong menunjukkan adanya kecenderungan bahwa pemberian bahan organik pada dosis yang semakin tinggi dan kapur pada dosis yang sama akan semakin tinggi pula produktivitasnya. DAFTAR PUSTAKA 1. Anonimous. 1988. Monitoring and Improving Agrilime Use in Transmigration Area (continuation). Cooperation between PSP2DT Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, Departemen Pertanian dan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB). 2. 1989. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Demonstrasi Usahatani Konservasi Daerah Transmigrasi. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkulu Utara. 3. Notohadipoero. A.R.S. et al. 1979. Pengantar Ilmu Tanah. Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 4. Soepardi. G. 1979. Sifat dan Ciri Tanah. Jilid I dan II. Institut Pertanian Bogor. 5. Soepardi. G. et al. 1988. Budidaya Lorong. Teknologi Bermasukan Terjangkau Petani Sebagai Pilihan Berusahatani Konservatif. Tim Studi Kapur, Institut Pertanian Bogor. 6. Wigena. I.G.P. dan J.S. Adiningsih. 1987. Pengaruh Pengapuran dan Residunya Serta Penambahan Bahan Organik Terhadap Hasil Kedelai Pada Tanah Typic Haplortox Kuamang Kuning. Prosiding Pertemuan Teknis Penelitian Tanah. Pusat Penelitian Tanah, Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian.