BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan termasuk dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enggis Kartikawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi disusun berdasarkan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN. Program komputer merupakan bagian dari teknologi komputer yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional merupakan usaha pokok untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi yang penting dalam pembangunan karena. sasarannya adalah peningkatan kulitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2014 IMPLEMENTASI MEDIA TIGA DIMENSI PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS KAIN DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan di negara Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pada era globalisasi semakin tajam dan ketat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk menumbuhkan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia terus menerus dilakukan dalam segala bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa dan negara yang sedang berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka

2015 PENGUASAAN HASIL BELAJAR MENYULAM PADA PEMBUATAN CINDERAMATA OLEH PESERTA DIDIK DI SMPN 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini manusia dihadapkan pada suatu kehidupan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai dasar untuk menunjang keberhasilan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan disengaja untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang memegang peranan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh maju mundurnya Bangsa itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas. (SDM). Salah satu SDM yang diharapkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia karena merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. oleh sebab itu pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. aktif mengembangkan potensi didalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

Pendidikan Nasional merupakan sarana yang efektif untuk memajukan. bangsa, sebagaimana tercantum pada Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Aliyah (MA) merupakan lembaga pendidikan tingkat menengah. setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tujuan pendidikan MA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

2014 MANFAAT HASIL BELAJAR MEMBUAT CAKE, GATEAUX

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang produktif, terampil dan mandiri. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusia tersebut di antaranya dengan cara menyelenggarakan pendidikan yang berkesinambungan, karena pendidikan memegang peranan penting dalam mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas dan bertanggung jawab, sebagaimana tercantum dalam Undangundang Rebuplik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 menjelaskan bahwa : Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sebagai realisasi dari fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional di atas, pemerintah menyelenggarakan pendidikan melalui jalur pendidikan formal, dan non formal. Jalur pendidikan formal dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang terdiri atas pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan kejuruan sebagai salah satu pendidikan menengah, berperan dalam menyiapkan tenaga kerja terdidik dan terampil sesuai dengan tuntutan kerja,

2 sebagaimana tercantum dalam kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (2004 : 7), yaitu : 1.Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya. 2.Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlian yang diminatinya. 3.Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang yang lebih tinggi. 4.Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kelompok Pariwisata membina beberapa program keahlian yaitu program keahlian Tata Busana, Tata Boga dan Perhotelan. Program keahlian Tata Busana memiliki sejumlah kompetensi yang harus di tempuh peserta didik mulai dari tingkat I sampai tingkat III. Program pengajaran pada program keahlian Tata Busana terdiri dari program normatif, adaptif dan produktif. Program produktif terdiri dari 17 kompetensi, yang salah satunya Kompetensi Membuat Hiasan Busana. Tujuan dari kompetensi Membuat Hiasan Busana yaitu peserta didik mampu menerapkan macam-macam teknik menyulam (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, 2006). Pelaksanaan pengajaran kompetensi Membuat Hiasan Busana menekankan pada 30% teori dan 70% praktek. Perbandingan ini menunjukkan, agar peserta didik terlatih keterampilan dan kecakapannya dalam membuat hiasan pada busana. Keterampilan menghias kain, dapat diaplikasikan pada busana anak, busana wanita maupun busana pria juga dapat diaplikasikan pada pembuatan hiasan lenan rumah tangga. Materi yang diajarkan pada kompetensi Membuat

3 Hiasan Busana, yaitu pengetahuan bahan dan alat pembuatan hiasan busana, pengetahuan unsur dan prinsip desain hiasan, pengetahuan pola hiasan dan ragam hias, tusuk hias dasar dan variasinya, dan teknik menghias kain. Menghias kain merupakan suatu seni yang menampilkan permukaan kain menjadi lebih indah dan menarik, dapat dikerjakan dengan berbagai teknik menghias kain. Penguasaan pengetahuan, sikap, keterampilan, dan pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik dari mata diklat Membuat Hiasan Busana yang telah dipelajari pada semester 1, diharapkan dapat memberikan bekal pada peserta didik untuk menerapkannya pada pembuatan hiasan lenan rumah tangga dalam kegiatan ekstrakurikuler kriya tekstil yang diikuti oleh peserta didik tingkat II di luar jam pelajaran sekolah. Sesuai dengan pendapat Soegarda Poerbakawatja (1982:21) bahwa : Penerapan adalah suatu studi tertentu yang terarah agar pelajar mencoba untuk mempraktekkan yang telah dipelajari.. Hasil belajar Membuat Hiasan Busana meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kemampuan kognitif mencakup penguasaan pengetahuan bahan dan alat pembuatan hiasan busana, pengetahuan unsur dan prinsip desain hiasan, pengetahuan pola hiasan dan ragam hias, tusuk hias dasar dan variasinya, dan teknik menghias kain. Kemampuan afektif mencakup kemampuan menerima, menanggapi, menghargai, membentuk dan berpribadi dalam menghias kain dan kemampuan psikomotor mencakup penguasaan keterampilan dalam menghias kain. Hasil belajar Membuat Hiasan Busana diharapkan dapat diterapkan dalam menghias lenan rumah tangga pada kegiatan ekstrakurikuler kriya tekstil.

4 Ekstrakurikuler menurut Salihul Fajri Muchir (2004:2) yaitu segala sesuatu yang mempunyai makna berbeda dan mempunyai nilai lebih dari yang biasa yang diberikan secara intakurikuler. Ekstrakurikuler yang diadakan di SMK Negeri 3 Cimahi salah satunya yaitu ekstrakurikuler kriya tekstil. Ekstrakurikuler kriya tekstil diarahkan pada pemanfaatan limbah perca kain. Benda nyata dari pemanfaatan limbah perca kain tersebut di antaranya yaitu pembuatan lenan rumah tangga. Untuk memperindah lenan rumah tangga tersebut dilengkapi dengan hiasan, salah satunya dengan teknik menghias kain. Lenan rumah tangga merupakan salah satu kebutuhan akan sandang yang diperlukan dalam rumah tangga. Lenan rumah tangga merupakan pelengkap kebutuhan rumah tangga yang terbuat dari kain, dapat berfungsi sebagai benda pakai maupun benda hias (Haditja Kosasi, 1982 : 58). Lenan rumah tangga terdiri dari lenan tamu, lenan tidur, lenan ruang makan, lenan ruang keluarga dan lenan dapur. Pelaksanaan ekstrakurikuler kriya tekstil dapat dijadikan sarana untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar dari kompetensi Membuat Hiasan Busana dapat diterapkan pada pembuatan hiasan untuk lenan rumah tangga. Kegiatan ekstrakurikuler kriya tekstil diharapkan dapat menjadi tempat untuk peserta didik menunjukkan segala kemampuan, sikap, pengetahuan dan keterampilannya secara terpadu dalam pembuatan hiasan lenan rumah tangga. Pemikiran yang diuraikan di dalam latar belakang penelitian ini cukup menarik, oleh karena itu penulis ingin meneliti Penerapan Hasil Belajar Membuat Hiasan Busana Pada Pembuatan Hiasan Lenan Rumah Tangga Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Kriya Tekstil.

5 B. Rumusan Masalah Setiap penelitian perlu adanya kejelasan permasalahan yang akan dibahas, sehingga objek penelitian menjadi jelas, sebagaimana dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002 : 27). Perumusan masalah merupakan langkah pertama di dalam merumuskan suatu problematika penelitian dan merupakan pokok data kegiatan penelitian. Berdasarkan kutipan tersebut, maka penulis merumuskan masalah ini sebagai berikut : Bagaimana Penerapan Hasil Belajar Membuat Hiasan Busana Pada Pembuatan Hiasan Lenan Rumah Tangga Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Kriya Tekstil. Permasalahan dalam penelitian ini berkaitan dengan penerapan hasil belajar Membuat Hiasan Busana pada pembuatan hiasan lenan rumah tangga dalam kegiatan ekstrakurikuler kriya tekstil. Hasil belajar Membuat Hiasan Busana merupakan gambaran penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan dari peserta didik setelah belajar Membuat Hiasan Busana. Pemahaman dan penguasaan materi merupakan salah satu wujud keberhasilan belajar peserta didik untuk dapat menerapkannya pada kegiatan ekstrakurikuler kriya tesktil. Keberhasilan peserta didik dalam kompetensi Membuat Hiasan Busana dapat dilihat dari keterampilan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler kriya tekstil salah satunya pada pembuatan hiasan lenan rumah tangga yang sesuai dengan jenis lenan, keserasian warna serta penempatan hiasannya. Pembuatan hiasan lenan rumah tangga pada kegiatan ekstrakurikuler merupakan suatu proses pembelajaran yang dipelajari dan dikembangkan oleh peserta didik untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat

6 dijadikan bekal, minimal untuk kebutuhan dirinya sendiri lebih luasnya bekal bekerja atau berwirausaha. Ekstrakurikuler kriya tekstil merupakan salah satu wadah bagi peserta didik untuk mampu mengembangkan kreativitas dalam menerapkan berbagai hiasan pada pembuatan lenan rumah tangga. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila proses belajar dapat diikuti dengan baik dan sungguh-sungguh, sehingga dapat terlihat dari perubahan perilaku peserta didik baik dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Luasnya ruang lingkup permasalahan penelitian ini dan terbatasnya kemampuan penulis, maka perlu adanya pembatasan masalah, seperti yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (2004 : 36) bahwa : Pembatasan masalah diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan bagi penelitian tetapi juga untuk menciptakan terlebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk mencurahkan tenaga, waktu, biaya dan lain-lain yang timbul dari rencana tersebut. Pendapat di atas menjadi acuan penulis dalam membatasi permasalahan pada penelitian ini, yaitu: a. Penerapan hasil belajar Membuat Hiasan Busana ditinjau dari kemampuan kognitif mencakup pengetahuan bahan dan alat pembuatan hiasan, pengetahuan unsur dan prinsip desain hiasan, pengetahuan pola hiasan dan ragam hias, tusuk hias dasar dan variasinya, dan pengetahuan tentang teknik menghias kain pada pembuatan hiasan lenan rumah tangga dalam kegiatan ekstrakurikuler kriya tekstil. b. Penerapan hasil belajar Membuat Hiasan Busana ditinjau dari kemampuan afektif mencakup kemampuan menerima, menanggapi, menghargai,

7 membentuk dan berpribadi pada pembuatan hiasan lenan rumah tangga dalam kegiatan ekstrakurikuler kriya tekstil. c. Penerapan hasil belajar Membuat Hiasan Busana ditinjau dari kemampuan psikomotor yang meliputi keterampilan pemilihan alat dan bahan, keterampilan pemilihan motif hias dan keterampilan teknik menghias kain pada pembuatan hiasan lenan rumah tangga dalam kegiatan ekstrakurikuler kriya tekstil. C. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan untuk menghindari kesalahpahaman antara penulis dan pembaca dalam menafsirkan istilah yang terkandung dalam judul penelitian. Istilah-istilah yang perlu mendapatkan penjelasan adalah : 1. Penerapan Hasil Belajar Membuat Hiasan Busana a. Penerapan Pengertian Penerapan menurut Soegarda Poerbakawatja (1981 : 21) adalah: Suatu studi tertentu yang terarah, dimana siswa mencoba mempraktekkan apa yang telah dipelajari. b. Hasil Belajar Membuat Hiasan Busana Hasil belajar menurut Nasution (2002 : 75) adalah : Perubahan tingkah laku yang mencakup ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui proses tertentu sebagi hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan. Membuat Hiasan Busana merupakan kompetensi dasar kejuruan yang materinya terdiri dari beberapa Sub kompetensi, yaitu pengetahuan bahan dan

8 alat pembuatan hiasan busana, pengetahuan unsur dan prinsip desain hiasan, pengetahuan pola hiasan dan ragam hias, tusuk hias dasar dan variasinya dan teknik menghias kain (Kurikulum SMK 2004 : 9). Pengertian penerapan hasil belajar membuat hiasan busana dalam penelitian ini mengacu pada pengertian yang telah dikemukakan di atas, yaitu kemampuan peserta didik menyangkut perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah dipelajari pada pembuatan hiasan dengan teknik menghias kain untuk lenan rumah tangga. 2. Pembuatan Lenan Rumah Tangga a. Pembuatan Pembuatan adalah proses, atau cara membuat (Lukman Ali, 1997 :106). b. Lenan Rumah Tangga Lenan rumah tangga adalah seluruh perlengkapan rumah tangga yang terbuat dari bahan tekstil dan berfungsi sebagai banda pakai atau benda hias (Haditja Kosasi, 1982 : 58). Pengertian pembuatan lenan rumah tangga yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada pendapat di atas yaitu cara membuat perlengkapan rumah tangga yang berfungsi sebagai benda pakai atau benda hias yang terbuat dari bahan tekstil. 3. Kegiatan Ekstrakulikuler Kriya Tekstil a. Kegiatan Kekuatan atau ketangkasan dalam berusaha; keaktifan; usaha yang giat (W.J.S. Poerwadarminta : 322)

9 b. Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler merupakan segala sesuatu yang mempunyai makna berbeda dan mempunyai nilai lebih dari yang biasa yang diberikan secara intrakurikuler (Salihul Fajri Muchir 2004:2) c. Kriya Tekstil Kriya adalah Karya seni rupa yang diproses dengan mengutamakan tangan maka dikenal dengan istilah kerajinan tangan (Dedi Nurhadiat, 2004 : 23). Kriya tekstil ialah karya seni rupa atau kerajinan tangan yang dibuat dari bahan tekstil. Kegiatan Ekstrakurikuler Kriya Tekstil yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada pengertian kegiatan, ekstrakurikuler, kriya tekstil yang telah dijelaskan di atas, sehingga pengertiannya adalah keaktifan siswa dalam membuat kerajinan tangan di luar jam pelajaran sekolah. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian menurut Suharsimi Arikunto (1996 : 52), yaitu : Rumusan kalimat yang menunjukan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian. Berdasarkan kutipan tersebut, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang : a. Penerapan hasil belajar Membuat Hiasan Busana ditinjau dari kemampuan kognitif mencakup pengetahuan bahan dan alat pembuatan hiasan, pengetahuan unsur dan prinsip desain hiasan, pengetahuan pola hiasan dan ragam hias, tusuk hias dasar dan variasinya, dan teknik menghias kain pada

10 pembuatan hiasan lenan rumah tangga dalam kegiatan ekstrakurikuler kriya tekstil. b. Penerapan hasil belajar Membuat Hiasan Busana ditinjau dari kemampuan afektif mencakup kemampuan menerima, menanggapi, menghargai, membentuk dan berpribadi pada pembuatan hiasan lenan rumah tangga dalam kegiatan ekstrakurikuler kriya tekstil. c. Penerapan hasil belajar Membuat Hiasan Busana ditinjau dari kemampuan psikomotor yang meliputi keterampilan pemilihan alat dan bahan, keterampilan pemilihan motif hias dan keterampilan teknik menghias kain pada pembuatan lenan rumah tangga dalam kegiatan ekstrakurikuler kriya tekstil. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan masalah penelitian ini. Secara lebih khusus penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada : a. Penulis Hasil penelitian bagi penulis dapat memberikan pengalaman dalam pembuatan dan penulisan karya ilmiah serta dapat menambah pengetahuan, sikap, keterampilan dan wawasan bagi penulis sebagai calon pendidik di bidang busana khususnya dalam pembuatan lenan rumah tangga. b. Guru Mata Diklat Membuat Hiasan Busana

11 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru mata diklat Membuat Hiasan Busana untuk mengembangkan pendidikan peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan menghias kain pada kompetensi membuat hiasan busana. F. Asumsi Asumsi merupakan kebenaran yang tidak diragukan lagi atau tidak perlu diuji lagi. Asumsi digunakan sebagai dasar berpijak pada masalah yang sedang diteliti serta akan memberikan arah, bentuk, dan hakekat dalam penyelidikan, penganalisaan data baik teoritis maupun praktis. Asumsi menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 58) adalah : Sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Atas dasar pengertian tersebut, maka yang akan menjadi asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hasil belajar peserta didik pada kompetensi Membuat Hiasan Busana akan tampak setelah mengalami proses belajar yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam diri individu yang mengalaminya. Anggapan ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Moch. Surya (1979 : 75) bahwa Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap setelah melalui proses belajar tertentu sebagai pengalaman individu dengan lingkungannya. 2. Pengetahuan kompetensi Membuat Hiasan Busana merupakan pengetahuan dan keterampilan dasar yang cenderung akan memberikan kemudahan pada pembuatan lenan rumah tangga dalam kegiatan ektrakurikuler kriya tekstil. Anggapan dasar ini mengacu pada pendapat Sudjana (2001 : 56-57) bahwa :

12 Hasil belajar yang dicapai seseorang melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukan hasil belajar yang berciri menyeluruh (komprehensif), yang mencakup ranah kognitif atau pengetahuan dan wawasan, ranah afektif atau sikap dan apresiasi, serta ranah psikomotor, keterampilan atau perilaku. 3. Untuk dapat mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menerapkan kompetensi Membuat Hiasan Busana, peserta didik harus melakukan latihan yang bertujuan untuk memantapkan hasil belajarnya. Anggapan ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (1980 : 76) tentang dua jenis latihan : (1). latihan terus menerus dan (2) latihan secara bertahap. Kedua latihan tersebut dapat dilakukan peserta didik dalam meningkatkan kualitas hasil belajar. G. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian diperlukan sebagai acauan bagi penulis dalam membuat rumusan-rumusan pertanyaan sebagai langkah untuk mengumpulkan data. Adapun rumusan pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut : Bagaimana penerapan hasil belajar Membuat Hiasan Busana ditinjau dari : a. Kemampuan kognitif mencakup pengetahuan bahan dan alat pembuatan hiasan, pengetahuan unsur dan prinsip desain hiasan, pengetahuan pola hiasan dan ragam hias, tusuk hias dasar dan variasinya, dan teknik menghias kain pada pembuatan hiasan lenan rumah tangga dalam kegiatan ekstrakurikuler kriya tekstil? b. Kemampuan afektif mencakup kemampuan menerima, menanggapi, menghargai, membentuk dan berpribadi pada pembuatan hiasan lenan rumah tangga dalam kegiatan ekstrakurikuler kriya tekstil?

13 c. Kemampuan psikomotor yang meliputi keterampilan pemilihan alat dan bahan, keterampilan pemilihan motif hias dan keterampilan teknik menghias kain pada pembuatan lenan rumah tangga dalam kegiatan ekstrakurikuler kriya tekstil? H. Lokasi dan Sampel Penelitian Lokasi yang dipilih pada penelitian tentang Penerapan Hasil Belajar Membuat Hiasan Busana Pada Pembuatan Hiasan Lenan Rumah Tangga Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Kriya Tekstil adalah SMK Negeri 3 Cimahi Kelompok Pariwisata, Jl. Sukarasa No 136 Cimahi, karena responden dalam penelitian ini adalah peserta didik tingkat II SMK Negeri 3 Cimahi Kelompok Pariwisata.