BAB II MENGENAL BATIK TULIS TASIKMALAYA. mengenai pengertian batik. Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN MOTIF YANG TERINSPIRASI DARI MOTIF BATIK TASIKMALAYA UNTUK REMAJA DENGAN TEKNIK DIGITAL PRINTING ABSTRAK

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. dari UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN. pembuatan buku sebagai media sosialisasi, promosi serta publikasi, sebagai salah

I. PENDAHULUAN. kerajinan batik itu sendiri yang juga ditopang oleh peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik

BAB II TINJAUAN MOTIF BATIK MERAK NGIBING GARUT DAN TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Kriya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. cai-rebon dalam bahasa Sunda cai memiliki makna air dan rebon adalah udang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BISNIS BATIK ONLINE STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Mata Kuliah Lingkungan Bisnis : AKHMAD DAHLAN NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. diri bangsa. Wujud budaya yang terdiri atas ide, benda, dan aktivitas khususnya

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

MEDIA INFORMASI MENGENAL BATIK PEKALONGAN

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PERESMIAN ACARA PESONA BATIK PESISIR UTARA JAWA BARAT. Di Hotel Sari Pan Pasific. Tanggal, 19 Mei 2016.

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia.

Teknik dasar BATIK TULIS

BAB I PENDAHULUAN. dengan teknik resist menggunakan material lilin. Kata batik berasal dari

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. komoditas terbesar dari budaya Indonesia, karena batik mewariskan suatu nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

BAB II METODE PENULISAN

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <

BAB V PENGANTAR KARYA

BAB II TINJAUAN TEORI DAN DATA MUSEUM BATIK TULIS JAWA BARAT. Museums suatu badan kerjasama profesional dibidang permuseuman

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL MEDIA INFORMASI MOTIF BATIK MERAK NGIBING

BAB III KONSEP PERANCANGAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerita rakyat atau folklor adalah adatistiadat

BAB I PENDAHULUAN. tertentu ( diakses pada tanggal 12 Maret 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aini Loita, 2014 Pola Pewarisan Budaya Membatik Masyarakat Sumedang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. UMKM(Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah unit usaha produktif yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN. 3.1 Strategi Promosi

BAB I PENDAHULUAN. 1 M u s e u m T e k s t i l B e n g k u l u

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik

BAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki

Kerajinan dan Wirausaha Tekstil

BAB I PENDAHULUAN. Malabar (diluar negeri dikenal dengan Java Preanger) ini berjeniskan arabika dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Cirebon dan banyak diminati wisatawan-wisatawan lokal maupun mancanegara

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara dengan kekayaan kebudayaan yang beragam.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN MUSEUM BATIK PRIANGAN DALAM UPAYA MENYELAMATKAN BATIK PRIANGAN SEBAGAI WARISAN BUDAYA BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB IV Desain Scrapbook

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

Bab 3 Metode dan Perancangan

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada usia dini tumbuh dengan cepat, sehingga mereka sering melewatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha


BAB I PENDAHULUAN. pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian

BAB II METODOLOGI. 2.1 Identifikasi Masalah. 2.2 Rumusan Malasah. 2.3 Batasan dan Ruang Lingkup Masalah

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB II MENGENAL BATIK TULIS TASIKMALAYA 2.1. Pengertian Batik Tulis Batik merupakan kesenian masyarakat Indonesia yang telah lama menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia. Banyaknya ragam batik di Indonesia menghasilkan berbagai pendapat masyarakat mengenai pengertian batik. Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2009), Batik adalah gambar pada kain atau pakaian yang dibuat dengan cara menulis malam lalu mengolahnya dengan cara tertentu. Menurut Sa du (2010), Istilah batik berasal dari kosakata bahasa Jawa, yaitu amba dan titik. Amba berarti kain, dan titik adalah cara memberi motif pada kain menggunakan malam cair dengan cara dititik-titik. Cara kerja membuat batik pada dasarnya adalah menutup permukaan kain dengan malam cair (wax) agar ketika kain dicelup kedalam cairan pewarna, kain yang tertutup malam tersebut tidak ikut terkena warna. Sedangkan menurut Kuswadji (seperti dikutip Tim Sanggar Batik Barcode, 2010), Batik berasal dari bahasa Jawa Mbatik, kata mbat dalam bahasa yang juga disebut ngembat. Arti kata tersebut melontarkan atau melemparkan. Sedangkan kata tik bisa diartikan titik. Jadi yang dimaksud batik atau mbatik adalah melemparkan titik berkali-kali pada kain. Berbeda dengan Kuswadji, Soedjoko (dalam 6

buku Batik, Mengenal Batik dan Cara Mudah Membuat Batik, 2010) menyatakan bahwa, Batik berasal dari bahasa Sunda. Dalam bahasa Sunda, batik berarti menyungging pada kain dengan proses pencelupan. Gambar 2.1. Contoh batik tulis (Sumber: Dokumentasi pribadi) Meskipun banyaknya pendapat mengenai pengertian batik, namun pada intinya batik adalah gambar atau motif pada kain yang dihasilkan melalui proses pembubuhan malam dengan menggunakan alat yang disebut canting yang selanjutnya diberi warna melalui proses pencelupan dalam zat pewarna. Salah satu jenis canting yang umumnya digunakan untuk menggambar motif batik adalah canting tulis, dan batik yang dibuat dengan menggunakan canting tulis disebut batik tulis. Jadi, batik tulis adalah kain batik yang penggambaran corak atau motifnya dilakukan dengan menggunakan canting tulis (Pradito, D., Jusuf, H. & Atik, S. K., 2010). 7

2.2. Sejarah Batik Tulis Tasikmalaya Sejarah batik tulis Tasikmalaya tak lepas dari sejarah batik Priangan, hal ini dikarenakan batik tulis Tasikmalaya merupakan bagian dari batik Priangan. Dalam buku yang berjudul The Dancing Peacock Colours and Motifs of Priangan Batik (2010), menuliskan bahwa batik Priangan adalah istilah yang digunakan untuk memberikan identitas pada berbagai batikan yang dihasilkan dan berlangsung di Priangan, daerah di wilayah Jawa Barat dan Banten yang penduduknya berbahasa dan berbudaya Sunda. Awal mula lahirnya batik Priangan diperkirakan dimulai pada saat masa pemerintahan Sultan Agung dari Kerajaan Mataram (1613-1645). Ketika itu Kerajaan Mataram sedang mengepung Batavia yang dikuasai oleh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie). Sultan Agung menjadikan wilayah Priangan sebagai pemasok kebutuhan angkatan perang Kerajaan Mataram. Maka ketika itu banyak masyarakat Mataram yang singgah dan tinggal di daerah Priangan termasuk Tasikmalaya. Diduga pada saat itulah banyak pengaruh keraton yang masuk ke daerah Tasikmalaya, dan salah satunya yaitu batik. Selain dipengaruhi batik keraton, batik tulis Tasikmalaya juga dipengaruhi oleh batik Cirebon. Pengaruh batik Cirebon mulai mewarnai batik tulis Tasikmalaya yaitu ketika masyarakat dari wilayah Cirebon mengungsi ke daerah-daerah pedalaman untuk menghindari 8

kerja rodi atau kerja paksa. Pengaruh batik keraton dan batik Cirebon yang terdapat pada batik tulis Tasikmalaya dapat ditemukan pada motif dan warna batiknya. Berbagai pengaruh yang ada pada batik tulis Tasikmalaya merupakan keistimewaan bagi batik tulis Tasikmalaya, karena dari banyaknya pengaruh yang ada justru memperkaya motif maupun warna batik yang menjadi ciri khas batik tulis Tasikmalaya. 2.3. Motif Batik Tulis Tasikmalaya Motif merupakan bagian dari ciri khas batik tulis Tasikmalaya. Berbagai peristiwa, keadaan alam, dan juga kekayaan budaya menjadi bagian dari sumber inspirasi para pembatik Tasikmalaya untuk melahirkan berbagai ragam motif yang bervariasi. Umumnya motif batik tulis Tasikmalaya menggambarkan flora dan fauna maupun benda atau elemen yang ada dilingkungan sekitar, namun ada juga motif batik yang mendapatkan pengaruh kuat dari batik lain seperti dari batik Solo dan batik Yogyakarta. 9

Gambar 2.2. Contoh motif batik tulis Tasikmalaya yang dipengaruhi motif batik Solo dan Yogyakarta (Sumber: Dokumentasi pribadi) Dalam buku The Dancing Peacock Colours and Motifs of Priangan Batik, menuliskan bahwa umumnya motif-motif pada batik Solo atau Yogyakarta mengandung makna simbolis tertentu, dan bahkan sebagian merupakan motif yang hanya boleh dikenakan oleh kalangan tertentu saja. Hal ini berbeda dengan motif-motif batik tulis Tasikmalaya, meskipun motif batik tulis Tasikmalaya mendapat pengaruh dari batik Solo dan Yogyakarta, motif batik tulis Tasikmalaya tidak mengandung makna simbolis tertentu. 10

Gambar 2.3. Contoh motif batik tulis Tasikmalaya yang menggambarkan flora, fauna, benda dan elemen disekitar lingkungan. (Sumber: Dokumentasi pribadi) Motif batik tulis Tasikmalaya dibuat tidak berdasarkan status sosial calon pemakainnya. Hal tersebut sesuai dengan sistem sosial masyarakat Tasikmalaya yang menekankan pentingnya kesetaraan (Pradito, D., Jusuf, H. & Atik, S. K, 2010 : 44). Kedekatan geografis, kebudayaan, dan kekerabatan Tasikmalaya dengan daerah lainnya di Jawa Barat menghasilkan persamaan beberapa motif batik tulis Tasikmalaya dengan daerah-daerah tersebut. Namun meskipun terdapat motif-motif yang serupa dengan daerah lain, biasanya terdapat perbedaan pada warna maupun nama dari batik tulis 11

tersebut. Sehingga karakteristik dan ciri khas batik tulis Tasikmalaya tetap dapat ditemukan meskipun ada kesamaan dengan daerah lain. Ada tiga alasan atau latar belakang dalam pemberian nama pada batik tulis Tasikmalaya. Pertama yaitu nama diberikan sematamata berdasarkan pada gambar atau motif yang tampak pada batik tersebut. Misalnya sisik lauk, diberi nama sisik lauk karena motifnya menyerupai bentuk sisik ikan, dalam bahasa Indonesia sisik lauk artinya adalah sisik ikan. Begitu juga dengan nama lainnya seperti buku awi (ruas bambu), kendi, rereng useup, dan lain sebagainya. a. b. c. d. Gambar 2.4. Motif batik tulis Tasikmalaya, a) sisik lauk, b) buku awi, c) kendi, d) rereng useup (Sumber: Dokumentasi pribadi) Kedua, pemberian nama diberikan berdasarkan pemakai atau pemesan pertama motif batik tertentu. Misalnya rereng dokter, diberi 12

nama rereng dokter karena awalnya batik tersebut merupakan pesanan dari seorang dokter. Dan yang ketiga pemberian nama diberikan berdasarkan sebuah pristiwa maupun keberadaan tempat tertentu. Misalnya motif batik renville, drintin, dan lain sebagainya. Gambar 2.5. Motif batik tulis Tasikmalaya, rereng dokter (Sumber: Dokumentasi pribadi) 2. 4. Warna Batik Tulis Tasikmalaya Berdasarkan dari sejarahnya, batik tulis Tasikmalaya mendapat pengaruh kuat dari batik Solo, Yogyakarta, dan juga Cirebon. Pengaruh ini tidak hanya ditemukan pada motifnya saja tetapi juga pada warna batik tulis Tasikmalaya. Menurut Didit Pradito, Herman Jusuf, & Saftiyaningsih Ken Atik dalam bukunya The Dancing Peacock Colours & Motifs of Priangan Batik (2010) menuliskan bahwa secara umum batik tulis Tasikmalaya memiliki tiga karakter berdasarkan warnanya, yaitu batik Sukapura, batik Sawoan, dan batik Tasikan. 13

Batik Sukapura adalah batik yang warnanya cendrung lembut dan gelap. Warna-warna yang digunakan biasanya adalah warna seperti krem, coklat, hitam, merah marun, dan warna gading. Sedangkan batik Sawoan adalah batik yang didominasi oleh warna coklat seperti warna buah sawo, ditambah warna indigo dan titik-titik berwarna putih, sepintas mirip batik Solo. Berbeda dengan batik Sukapura dan batik Sawoan, batik Tasikan memiliki komposisi warna yang lebih cerah dan beragam yang cendrung dipengaruhi karakter batik pesisiran, seperti batik Cirebon dan Pekalongan. Gambar 2.6. Contoh perbandingan warna batik Sukapura dan batik Tasikan (kiri batik Sukapura dan kanan batik Tasikan) (Sumber: Dokumentasi pribadi) 2.5. Analisa Masalah Berdasarkan dari fokus masalah yang telah ditentukan sebelumnya, yang menjadi permasalah dari batik tulis Tasikmalaya adalah Motif batik tulis Tasikmalaya yang kurang dikenal oleh masyarakat dan minimnya dokumentasi terhadap motif batik tulis 14

Tasikmalaya tersebut. Untuk mengetahui kebenaran dari permasalahan dan menemukan penyelesaian atau solusi dari masalah tersebut, maka perlu dilakukan analisa permasalahan, salah satunya yaitu dengan melakukan survey terhadap objek yang diteliti. 99 96 Ya Tidak 74 77 1 4 26 23 Tertarik batik Pernah memakai batik Mengetahui motif batik tulis di Jawa Barat Mengetahui motif batik tulis Tasikmalaya Gambar 2.7. Grafik apresiasi masyarakat terhadap motif batik tulis Tasikmalaya (Sumber: Berdasarkan hasil survey pribadi) Grafik diatas merupakan hasil dari survey yang telah dilakukan. Survey dilakukan dengan cara membagikan kuesioner atau angket kepada 100 orang masyarakat di kota Bandung yang terdiri dari remaja dan dewasa (16-25 tahun), dan berikut adalah rincian dari grafik tersebut: 15

Tertarik terhadap batik 99 orang menjawab Ya : 99% 1 orang menjawab Tidak : 1% Pernah memakai batik 96 orang menjawab Ya : 96% 4 orang menjawab Tidak : 4% Mengetahui motif batik tulis Jawa Barat 74 orang menjawab Ya : 74 % 26 orang menjawab Tidak : 26% Mengetahui motif batik tulis Tasikmalaya 23 orang menjawab Ya : 23% 77 orang menjawa Tidak : 77% Dari hasil survey yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat di kota Bandung tertarik terhadap batik dan mengetahui motif batik tulis Jawa Barat, akan tetapi sebagian besar dari mereka tidak mengenal atau mengetahui motif batik tulis Tasikmalaya. Berkaitan dengan ini Ketua Umum Yayasan Batik Jawa Barat, Ny. Sendy Ramalia Wurandani dalam Harian Umum Pikiran Rakyat (4/6) menyatakan bahwa, Kekayaan motif batik Jawa Barat yang jumlahnya ratusan hingga kini belum dikenal secara luas oleh masyarakat. Hingga kini, masyarakat baru mengenal motif batik Trusmi dan Garutan. Padahal selain Trusmi (Cirebon) dan Garutan, ada juga batik Ciamisan, Indramayu, Tasikmalaya dan lain 16

sebagainya. Hal inilah yang perlu disosialisasikan ke masyarakat. Begitu juga menurut pendapat Deden, pemilik dari Galeri Batik Deden, dalam wawancara yang berlangsung pada 20 maret 2011 di Galeri batiknya yaitu Jl. Cigeureung no. 80 Tasikmalaya, menyatakan bahwa kurang dikenalnya batik tulis Tasikmalaya yaitu dikarenakan minimnya informasi kepada masyarakat mengenai batik tersebut, selain itu tidak adanya pendokumentasian mengenai motif-motif batik tulis Tasikmalaya dan adanya kemiripan beberapa motif batik tulis Tasikmalaya dengan daerah-daerah lain di Jawa Barat membuat masyarakat menjadi kurang hafal terhadap batik tulis Tasikmalaya. 2.6. Penyelesaian Masalah Dari analisa permasalah yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi permasalahan adalah motif batik tulis Tasikmalaya yang kurang dikenal oleh masyarakat terutama generasi muda dan minimnya dokumentasi mengenai motif batik tulis Tasikmalaya tersebut. Dengan demikian, maka penyelesaian masalah atau solusi yang paling tepat dilakukan yaitu dengan mengenalkan motif batik tulis Tasikmalaya dalam bentuk media komunikasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Bentuk media komunikasi tersebut adalah media komunikasi yang dapat menyelesaikan dua masalah sekaligus, selain mengenalkan motif batik tulis Tasikmalaya juga berupa dokumentasi mengenai motif batik tulis Tasikmalaya tersebut. Ada beberapa alternatif media komunikasi yang dapat digunakan 17

untuk pemecahan permasalahan mengenai motif batik tulis Tasikmalaya ini, diantaranya adalah media berbasis digital yaitu berupa CD interaktif, buku digital dan film dokumenter, dan juga media berbasis cetak, yaitu berupa buku bergambar (picture book), buku katalog, dan buku ilustrasi. Dari beberapa alternatif media yang ada, media berupa buku bergambar (picture book) merupakan media komunikasi yang tepat untuk digunakan sebagai pemecahan permasalahan ini. Hal ini dikarenakan dalam menyampaikan informasi mengenai motif batik tulis Tasikmalaya dibutuhkan media yang dapat menampung bahasan yang lengkap, praktis, dan mudah digunakan. Dengan disertai informasi berupa foto dan juga teks mengenai motif batik tulis Tasikmalaya dalam buku tersebut, maka dapat memudahkan penyampaian pesan dan tujuan perancangan kepada khalayak sasaran, sehingga pesan dan tujuan yang disampaikan dapat lebih mudah dimengerti dan dipahami oleh khalayak sasaran. 2.7. Tinjauan Umum Buku Buku merupakan sarana atau media informasi yang mudah digunakan dan didapat, hal ini dikarenakan banyaknya tempat-tempat yang menjual buku atau yang biasa kita kenal sebagai toko buku yang ada di Indonesia terutama di kota-kota besar, seperti Bandung dan kota lainnya. Buku memiliki berbagai macam jenis, mulai dari buku 18

yang hanya berisi informasi berupa teks hingga buku yang berisi informasi berupa gambar atau keduanya. Buku sebagai media informasi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan pengetahuan, dan segala sesuatu yang ada dan terjadi, baik itu peristiwa, bermacam cerita, dan apapun yang menghasilkan informasi. Bentuk buku tidak harus berupa teks, namun buku juga dapat disajikan berupa gambar atau foto yang disertai teks, seperti buku bergambar (picture book), yang disesuaikan dengan kebutuhan penyampaian informasi mengenai buku tersebut. 2.7.1. Pengertian Buku Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2009), buku adalah kitab atau barang cetakan berupa lembar-lembar kertas yang dijilid. Sedangkan menurut Purwadarminta (seperti yang dikutip Erlangga, 2011) buku adalah beberapa helai kertas yang terjilid (berisi tulisan untuk dibaca atau halaman-halaman kosong untuk ditulisi. 2.7.2. Buku Bergambar Menurut Guntur (seperti yang dikutip Nurmarwan, 2010), Buku bergambar merupakan salah satu bentuk penyampaian pesan dengan bentuk teks disertai dengan gambar ilustrasi yang mendukung yang dikemas menjadi sebuah buku. 19

Buku bergambar terdiri dari beberapa jenis, yang diantaranya adalah sebagai berikut: Buku yang mengandalkan gambar/ilustrasi, di mana teks hanya berfungsi sebagai penjelasan gambar. Buku yang mengandalkan gambar/ilustrasi sebagai penjelas teks. Gambar/ilustrasi hanya berfungsi sebagai tambahan. Buku yang gambar/ilustrasinya hanya merupakan dekorasi atau hanya sebagai elemen estetis dan memiliki sedikit hubungan dengan isi teks. 2.8. Khalayak Sasaran Berdasarkan analisa grafik apresiasi masyarakat yang telah diuraikan pada analisa masalah, maka yang menjadi khalayak sasaran dari perancangan media komunikasi mengenai motif batik tulis Tasikmalaya ini adalah masyarakat yang berada di wilayah Jawa Barat khususnya kota Bandung. Khalayak sasaran terdiri dari remaja dan juga dewasa dan berkisar antara usia 16-25 tahun. Usia ini merupakan kategori usia yang masih menuntut ilmu, umumnya pada usia ini terdapat kalangan pelajar dan mahasiswa, sehingga memudahkan penyampaian pesan atau tujuan dari perancangan karena kalangan pelajar maupun mahasiswa memerlukan banyak pengetahuan termasuk pengetahuan mengenai kebudayaan daerah yang salah satunya adalah mengenai motif batik tulis Tasikmalaya. 20

Selain itu, juga terdapat khalayak sasaran sekunder dengan usia berkisa antara 26-45 tahun yang terdiri dari masyarakat umum yang memang tertarik dan ingin mengenal motif batik tulis Tasikmalaya. Geografis Masyarakat yang berada di kota Bandung, baik itu masyarakat Tasikmalaya yang tinggal di Bandung maupun masyarakat Bandung yang ingin mempelajari motif batik tulis Tasikmalaya. Demografis Target primer: generasi muda yang berusia antar 16-25 tahun, alasannya yaitu karena pada usia ini umumnya merupakan usia yang masih menuntut ilmu (terdiri dari pelajar dan mahasiswa), sehingga banyak remaja maupun dewasa yang sedang mempelajari dan mencari tahu kebudayaan-kebudayaan Indonesia, dalam hal ini tentunya termasuk mempelajari batik. Jenis kelamin Pekerjaan Pendidikan Status ekonomi : Laki-laki dan perempuan : Pelajar / Mahasiswa : SMA - Kuliah (Universitas) : Menengah ke atas 21

Target skunder: Terdiri dari masyarakat yang berusia 26-45 tahun Jenis kelamin Pekerjaan Pendidikan : Laki-laki dan perempuan : Umum : SMA - Umum Status ekonomi : Menengah ke atas Psikografis Remaja maupun dewasa yang memiliki ketertarikan pada kebudayaan terutama terhadap batik, termasuk batik tulis Tasikmalaya. Remaja maupun dewasa yang ingin mengetahui secara detail mengenai sesuatu hal, seperti diantaranya mengenai motif batik tulis Tasikmalaya. Remaja maupun dewasa yang aktif maupun pasif dalam mempelajari kebudayaan Indonesia, termasuk batik. Remaja maupun dewasa yang memiliki hobi membaca maupun mengkoleksi buku. 22