BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

2014 PENGARUH METODE FIELD TRIP TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TANYA DAN TANDA BACA TITIK PADA TEKS DIALOG SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

A. LATAR BELAKANG MASALAH

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP PENGGUNAAN EJAAN. Oleh: Yayah Churiyah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diisyaratkan pada sebuah sistem simbol (Santrock, 2011:187). Menurut Vygotsky

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa itu namun, tidak dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil apabila siswa dianggap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

KIKIH DIAN FITRIANI, 2015 PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: YULIA FATMAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

I. PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satu di ataranya adalah faktor guru. Guru memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar bidang studi bahasa Indonesia dibutuhkan adanya komunikasi antara guru dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran di Sekolah Dasar merupakan suatu kegiatan utuh dan kompleks. Di dalamnya terdapat komponen-komponen pembelajaran yang saling berkaitan yakni siswa, guru, sumber belajar, serta unsur-unsur lainnya seperti fasilitas, perlengkapan, sarana, dan prosedur untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Indihadi, dkk. (2010, hlm. 378) dijelaskan bahwa Pembelajaran adalah suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu. Mata pelajaran yang diberikan kepada siswa di Sekolah Dasar salah satunya adalah Bahasa Indonesia. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, diharapkan siswa dapat meningkatkan keterampilan dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ada empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa, yakni keterampilan membaca, keterampilan menulis, keterampilan mendengarkan, dan keterampilan berbicara. Menulis dan berbicara merupakan keterampilan bahasa yang bersifat produktif, yakni keterampilan yang digunakan untuk memproduksi bahasa demi penyampaian makna, sedangkan membaca dan mendengarkan merupakan keterampilan bahasa yang bersifat reseptif, yakni keterampilan tersebut digunakan untuk menangkap dan mencerna makna dari bahasa. Selaras dengan yang dikemukakan oleh Hartati, dkk. (2010, hlm. 29) bahwa Di dalam komunikasi verbal, menyimak dan membaca merupakan kegiatan penerimaan dan pemahaman pesan yang disampaikan oleh orang atau pihak lain. Kegiatan menerima dan memahami pesan ini disebut kegiatan pemahaman (reseptif). Adapun berbicara dan menulis merupakan kegiatan komunikasi verbal yang bersifat penggunaan (produktif). 1

2 Menurut Depdiknas (2007, hlm. 8), Standar Kompetensi (SK) menulis di kelas V SD dalam KTSP adalah Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis. Kompetensi Dasar (KD) dari SK tersebut adalah Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan. Karangan yang ditulis oleh siswa kelas V SD adalah sebuah karangan yang berdasarkan pada pengalaman. Sebuah pengalaman erat kaitannya dengan unsur waktu, peristiwa, pelaku, dan suasana. Unsur-unsur tersebut merupakan karakteristik dari karangan narasi, sehingga karangan narasi adalah karangan yang berdasarkan pengalaman dari seseorang, di dalamnya terdapat unsur waktu, peristiwa, pelaku, dan suasana. Sesuai dengan pendapat Keraf (2010, hlm. 137) yang menyatakan bahwa Narasi yang bersifat khusus adalah narasi yang berusaha menceriterakan suatu peristiwa yang khas, yang hanya terjadi satu kali. Peristiwa yang khas adalah peristiwa yang tidak dapat diulang kembali, karena ia merupakan pengalaman atau kejadian pada suatu waktu tertentu saja. Tingkat keterbacaan suatu karangan dapat dilihat dari penggunaan ejaan yang benar karena ejaan akan membantu pembaca memahami makna dari gagasan atau ide yang disampaikan oleh penulis. Salah satu ejaan yang digunakan untuk menulis karangan narasi di kelas V SD adalah tanda baca. Penggunaan tanda baca harus diajarkan secara bertahap kepada siswa dengan tujuan agar siswa terbiasa menggunakannya. Tanda baca merupakan lambang yang mewakili unsur suprasegmental dalam berbahasa lisan. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Keraf (1989, hlm. 13) bahwa Unsur-unsur segmental biasanya dinyatakan secara tertulis dengan abjad, persukuan, penulisan kata dan sebagainya. Sebaliknya unsur-unsur suprasegmental biasanya dinyatakan secara tertulis melalui tanda-tanda baca atau pungtuasi. Ketelitian di dalam penggunaan tanda baca sangat diperlukan saat ini, misalnya untuk memahami dokumen penting atau menyusun suatu karya ilmiah. Oleh karena itu, sejak dini siswa harus dibekali pemahaman dan kemampuan

3 dalam penggunaan tanda baca untuk meningkatkan keterampilan berbahasa khususnya keterampilan menulis. Kurangnya kemampuan siswa dalam menggunakan tanda baca pada karangan akan menimbulkan interferensi semantik dalam keterampilan menulis. Menurut Hartati, dkk. (2010, hlm. 15) Interferensi semantik adalah gangguan komunikasi yang timbul karena penyampai dan penerima pesan memberi arti yang berbeda terhadap simbol verbal atau nonverbal yang digunakan. Berdasarkan studi pendahuluan di lapangan, pada tanggal 29 Januari 2014 tepatnya di SDN 3 Nagarawangi, ditemukan kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi siswa kelas V. Kesalahan tersebut peneliti temukan dalam tiga karangan narasi siswa dengan tingkat rangking yang berbeda. Karangan pertama adalah siswa yang masuk rangking 10 besar, yakni rangking 5. Karangan kedua adalah siswa yang mendapatkan rangking 16. Karangan tiga adalah siswa yang mendapat rangking 25. Kesalahan-kesalahan tersebut di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam kalimat: Pada hari Jumat ada pengumuman di sekolahku ada Mabit dilaksanakan pada pukul 17.00. Kesalahan tersebut terletak di tengah kalimat. Setelah kata Jumat seharusnya menggunakan tanda koma untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat setara yang berikutnya. Kemudian, setelah kata sekolahku seharusnya menggunakan tanda titik. Hal ini dikarenakan, kata sekolahku adalah akhir dari kalimat berita. Jadi, kalimat tersebut seharusnya adalah Pada hari Jumat, ada pengumuman di sekolahku. Ada mabit dilaksanakan pada pukul 17.00. Total kesalahan penggunaan tanda titik dalam karangan ini adalah sebanyak 6 kesalahan, dengan persentase 26,09%, sedangkan total kesalahan penggunaan tanda koma dalam karangan narasi ini adalah sebanyak 16 kesalahan dengan persentase sebanyak 88,89%.

4 2. Kesalahan penggunaan tanda koma dalam kalimat: banyak teman-temanku ibu guru dan bapak guru. Kesalahan tersebut terletak pada tengah kalimat. Setelah kata temantemanku seharusnya menggunakan tanda koma karena kata tersebut merupakan unsur-unsur dalam suatu perincian. Begitupun dengan kata ibu guru dan bapak guru, seharusnya menggunakan tanda koma karena kata tersebut merupakan unsur-unsur dalam suatu perincian. Jadi, kalimat tersebut seharusnya adalah banyak teman-temanku, ibu guru, dan bapak guru. Total kesalahan penggunaan tanda titik dalam karangan ini adalah sebanyak 5 kesalahan, dengan persentase 45,45%, sedangkan total kesalahan penggunaan tanda koma dalam karangan narasi ini adalah sebanyak 8 kesalahan dengan persentase sebanyak 72,73%. 3. Kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam kalimat: Pada saat mabit aku bersama teman-temanku ini salat magrib dulu di al-kausar Kesalahan tersebut terletak pada tengah dan akhir kalimat. Setelah kata mabit seharusnya menggunakan tanda koma untuk memisahkan antara kalimat setara satu dengan kalimat setara berikutnya. Setelah kata al-kausar seharusnya menggunakan tanda titik. Hal ini dikarenakan kata al-kausar akhir dari kalimat berita. Jadi, kalimat tersebut seharusnya adalah Pada saat mabit, aku bersama teman-temanku ini salat magrib dulu di al-kausar. Total kesalahan penggunaan tanda titik dalam karangan ini adalah sebanyak 6 kesalahan dengan persentase 85,71%, sedangkan total kesalahan penggunaan tanda koma dalam karangan narasi ini adalah sebanyak 8 kesalahan dengan persentase sebanyak 100%. Penelitian mengenai tingkat pemahaman siswa Sekolah Dasar terhadap penggunaan ejaan, pernah dilakukan oleh Yayah Churiyah dalam Jurnal Pendidikan Dasar No. 11 edisi April (2009, hlm. 1) yang menyatakan bahwa Pembelajaran penggunaan ejaan perlu diberikan sedini mungkin. Di tingkat Sekolah Dasar pembelajaran penggunaan ejaan telah diberikan, hanya saja kurang maksimal. Hal ini dibuktikan dengan kenyataan di lapangan yang menunjukkan bahwa siswa banyak mengalami kesulitan dalam menggunakan ejaan dalam pembelajaran menulis. Kendati demikian, interferensi komunikasi tulis yakni kesalahan penggunaan tanda baca dalam karangan harus mampu diminimalkan dan

5 diperbaiki untuk kelancaran kegiatan komunikasi. Mengingat, percakapanpercakapan dalam bahasa lisan akan mengalami persoalan apabila ditranskripsikan ke dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, interferensi dalam komunikasi tulis dapat dikurangi dengan memberikan pemahaman dan pembiasaan kepada siswa tentang penggunaan tanda baca dalam menulis karangan. Berdasarkan pemamparan di atas, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian deskriptif kualitatif tentang kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma pada karangan narasi. Dengan demikian, judul penelitian ini adalah Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Titik dan Koma dalam Karangan Narasi Siswa Kelas V SDN 3 Nagarawangi. B. Rumusan Masalah Penelitian Berangkat dari latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah secara umum adalah sebagai berikut: Bagaimana kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi? Rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam pertanyaan penelitian secara khusus seperti di bawah ini. 1. Bagaimana kesalahan penggunaan tanda titik dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi? 2. Bagaimana letak kesalahan penggunaan tanda titik dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi? 3. Bagaimana kesalahan penggunaan tanda koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi? 4. Bagaimana letak kesalahan penggunaan tanda koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi? 5. Apa penyebab kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi?

6 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini secara umum adalah mendeskripsikan tentang kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi. Tujuan penelitian secara khusus dijabarkan seperti di bawah ini. 1. Untuk mendeskripsikan kesalahan penggunaan tanda titik dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi. 2. Untuk mendeskripsikan letak kesalahan penggunaan tanda titik dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi. 3. Untuk mendeskripsikan kesalahan penggunaan tanda koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi. 4. Untuk mendeskripsikan letak kesalahan penggunaan tanda koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi. 5. Untuk mendeskripsikan penyebab kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini meliputi manfaat praktis dan manfaat teoretis. 1. Manfaat Praktis Manfaat praktis ditujukan untuk guru, siswa, dan peneliti itu sendiri. Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Bagi guru kelas V dapat mengetahui kesalahan penggunaan tanda baca yang dilakukan oleh siswa, sehingga guru dapat mencari dan memilih metode yang sesuai untuk mengatasi kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi tersebut. b. Bagi siswa kelas V dapat mengetahui dan memperbaiki kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi. c. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan tentang pentingnya penggunaan tanda baca dalam komunikasi tertulis, serta dapat mengetahui kesalahan dan

7 kemampuan siswa dalam menggunakan tanda baca titik dan koma pada karangan narasi. 2. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu kebahasaan, khususnya tentang kesalahan penggunaan tanda baca. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kesalahan penggunaan tanda baca dalam karangan narasi. E. Struktur Organisasi Skripsi Penulisan skripsi ini dimulai dari BAB I sampai BAB V, daftar pustaka, dan lampiran-lampiran. BAB I merupakan pendahuluan yang di dalamnya mencakup latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan skripsi. Latar belakang penelitian berisi tentang kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, sehingga muncul sebuah masalah. Salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah melakukan sebuah penelitian. Masalah peneltian harus dirinci ke dalam rumusan masalah umum dan rumusan masalah khusus yang dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Di samping itu, dalam melaksanakan penelitian harus memiliki tujuan dan manfaat penelitian. Tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan, sedangkan manfaat penelitian akan memberikan kontribusi bagi peneliti, orang lain, institusi atau lembaga yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Struktur organisasi skripsi berisi tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi, mulai bab pertama sampai bab terakhir. BAB II merupakan kajian teori yang berfungsi sebagai landasan teoretis dalam menyusun dan menjawab pertanyaan penelitian, sehingga teori-teori tersebut harus relevan dengan masalah penelitian. BAB III merupakan metode penelitian yang di dalamnya meliputi model penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumlulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Model penelitian berisi tentang desain yang digunakan dalam sebuah penelitian. Subjek penelitian adalah sampel yang digunakan dalam penelitian

8 untuk diteliti perilakunya yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Prosedur penelitian berisi tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam sebuah penelitian. Di dalamnya meliputi persiapan dan pelaksanaan penelitian. Teknik pengumpulan data berisi tentang cara yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan atau mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian Instrumen penelitian berisi tentang alat yang akan digunakan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan masalah penelitian, sehingga instrumen tersebut harus dibuat berdasarkan teori yang relevan dalam penelitian. Teknik analisis data berisi tentang cara atau langkah-langkah peneliti dalam menganalisis data yang telah terkumpul. Teknik analisis data yang digunakan harus mampu menjawab rumusan masalah penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri atas reduksi data, klasifikasi data, interpretasi data, dan verifikasi data. BAB IV merupakan hasil peneltian dan pembahasan. Hasil penelitian berisi tentang pemaparan data atau temuan-temuan yang didapatkan setelah melaksanakan peneltian. Selanjutnya, hasil penelitian ini akan dibahas dalam pembahasan untuk mengetahui kesesuaian data yang didapatkan dari hasil penelitian dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan sejak awal. Di samping itu, dalam kegiatan pembahasan akan dilakukan diskusi yang menghubungkan data dengan kajian teori dalam penelitian. BAB V merupakan simpulan dan saran yang memaparkan intisari serta penafsiran peneliti terhadap hasil analisis dan pembahasan penelitian. Simpulan penelitian harus menjawab pertanyaan penelitian atau rumusan masalah. Sedangkan saran penelitian ditujukan kepada para guru, siswa, pihak lain yang bersangkutan, dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian lanjutan. Daftar pustaka berisi tentang semua sumber tertulis, seperti buku, artikel jurnal, sumber-sumber dari internet, atau sumber media lainnya yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan skripsi. Lampiran-lampiran yang ada dalam skripsi berisi tentang semua dokumen yang digunakan dalam penelitian.