BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul

dokumen-dokumen yang mirip
L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N BAB

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi

BAB XV SISTEM AKUNTANSI LAPORAN KONSOLIDASIAN

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 15 LAPORAN KONSOLIDASIAN

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

Lampiran 1. Contoh Laporan Posisi Keuangan

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2014

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 238/PMK.05/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lampiran I. Pokok-pokok Perbedaan Dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Kas Menuju Akrual dengan Akuntansi Berbasis Akrual

KONSOLIDASI LAPORAN KEUANGAN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

GAMBARAN UMUM MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Sejak pelaksanaan otonomi daerah tahun 1999, tata kelola pemerintahan di

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

B E R I T A D A E R A H N US A TENGGARA BARAT

PROVINSI JAWA TENGAH

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

Pendahuluan Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan SKPD III Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan SKPD Laporan Realisasi Anggaran

PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 26 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak.

I. PENDAHULUAN.

LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG LAPORAN ARUS KAS A.

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI Pendahuluan Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan SKPD III Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan SKPD Laporan Realisasi Anggaran

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

GAMBARAN UMUM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL

INFORMASI TENTANG LAPORAN ARUS KAS DI DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

HUBUNGAN STANDAR DAN SISTEM AKUNTANSI. Standar Akuntansi

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2013

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2012

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH...

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 52

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BUNGO PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dini Iriani Ekonomi/Akuntansi

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

B U P A T I K U N I N G A N

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1619, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Akuntansi. Pemerintah Pusat. Jurnal.

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 215/PMK.05/2013 TENTANG JURNAL AKUNTANSI PEMERINTAH PADA PEMERINTAH PUSAT

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

draft BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 87 TAHUN 2016 TENTANG SISTIM PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN DAERAH


GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

PANDUAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN/KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan penyelenggaraan negara. dilakukan oleh badan eksekutif dan jajaranya dalam rangka mencapai tujuan

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 029 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BERBASIS AKRUAL

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PSAP NO. 04 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAHAN PRESENTASI KELAS PROGRAM MAKSI UNDIP OLEH: MARYONO DS

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SERANG TAHUN ANGGARAN 2016 (AUDITED)

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 13 TAHUN 2018

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 05 SISTEM AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

KEBIJAKAN PELAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkret mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

LAPORAN KEUANGAN DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDUNG SEBELUM AUDIT

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi di bidang akuntansi. Salah

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 36 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaporan Keuangan Senopati Bantul Senopati Bantul sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di wilayah Pemerintah Kabupaten Bantul merupakan entitas akuntansi yang wajib menyelenggarakan akuntansi menyusun Keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Penyusunan Keuangan Senopati Bantul berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2010 mengenai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) mengakui pendapatan, beban, aset, utang pembiayaan pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan APBN/APBD (PP 71/2010, Pasal 1 angka 8). Komponen Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah /SKPD Pemerintah Daerah BLUD yang disajikan terdiri dari: 1. (LRA) 2. Perubahan Saldo Lebih (SAL) 3. Neraca 4. Arus Kas (LAK) 5. Operasional (LO) 6. Perubahan Ekuitas (LPE) 7. Catatan Atas Keuangan (CALK) 48

49 Basis akuntansi yang digunakan laporan keuangan adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja pembiayaan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban ekuitas Neraca. Penyusunan Keuangan Senopati Bantul mulai tahun 2015 telah menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajamen Daerah (SIMDA) Keuangan Versi 2.7 yang merupakan program dari Ba Pengawasan Keuangan Pembangunan (BPKP) Kabupaten Bantul. Komponen laporan keuangan baik dari Operasional, Neraca, Perubahan Ekuitas, Arus Kas, Perubahan Saldo Lebih disusun menjadi satu aplikasi SIMDA. Berdasarkan laporan keuangan Senopati Bantul tahun 2015, apabila dibandingkan dengan pelaporan keuangan menurut Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) terdapat sedikit perbedaan. Pihak rumah sakit belum menyajikan Saldo Lebih Arus Kas. Pelaporan keuangan Senopati Bantul apabila dibandingkan dengan PSAK No.45 masih terdapat banyak perbedaan, seperti tidak ada klasifikasi aset neto terikat tidak terikat. Hal ini dikarenakan Senopati Bantul penyusunan laporan keuangannya hanya mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Berikut perbandingan pelaporan keuangan Senopati Bantul

50 dengan PSAK No. 45 Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) diuraikan tabel sebagai berikut: Tabel 4.1 Perbandingan Pelaporan Keuangan Senopati Bantul, PSAK No. 45 SAP No Indikator Pelaporan Keuangan Senopati Bantul PSAK No. 45 SAP (Standar Akuntansi Pemerintah) Analisis I ( Keuangan dengan Ketentuan PSAK No. 45) Analisis II ( Keuangan dengan Ketentuan SAP) 1. Format Keuangan keuangan meliputi: Keuangan Pelaporan terdiri dari: 1. laporan posisi terdiri dari: Senopati Bantul tidak Senopati Bantul tidak Keuangan 1. keuangan (neraca) 1. menyusun laporan menyusun laporan yang Operasional pada akhir periode aktivitas laporan saldo anggaran lebih digunakan 2. laporan, 2. arus kas seperti laporan arus kas Perubahan 2. laporan aktivitas Perubahan Saldo ketentuan PSAK No. seperti ketentuan SAP. Ekuitas 3. laporan arus kas Lebih 45. 3. Neraca 4. catatan atas laporan 3. Neraca 4. keuangan. 4. Operasional Pendapatan 5. Arus Kas Belanja Daerah 6. 5. Catatan atas Perubahan Ekuitas laporan keuangan 7. Catatan atas Keuangan 2. Klasifikasi Aset diklasifikasikan Disajikan dengan Aset diklasifikasikan ke klasifikasi aset Klasifikasi aset aset ke aset lancar pengumpulan aset aset lancar kewajiban secara kewajiban kewajiban nonlancar. kewajiban yang memiliki nonlancar. umum telah sesuai laporan Keuangan Aset lancar meliputi karakteristik serupa Aset lancar meliputi kas dengan ketentuan telah sesuai kas setara kas, suatu kelompok yang relatif setara kas, investasi PSAK No. 45, tidak dengan ketentuan investasi jangka homogen. Informasi jangka pendek, piutang, ada perbedaan yang SAP. pendek, piutang, likuiditas diberikan dengan persediaan, beban signifikan hanya persediaan, beban cara sebagai berikut: dibayar dimuka. terdapat perbedaan dibayar dimuka. a. Menyajikan aset Aset nonlancar penyebutan nama Aset nonlancar berdasarkan urutan diklasifikasikan menjadi klasifikasi. diklasifikasikan likuiditas investasi jangka menjadi investasi kewajiban berdasarkan panjang, aset tetap, a jangka panjang, aset tanggal jatuh tempo. cagan, aset tetap, a b. Mengelompokkan aset lainnya. cagan, aset ke lancar Kewajiban lainnya. tidak lancar dikelompokkan ke Kewajiban kewajiban ke kewajiban jangka dikelompokkan jangka pendek pendek kewajiban ke kewajiban jangka panjang. jangka panjang.

51 jangka pendek c. Mengungkapkan kewajiban jangka informasi mengenai panjang. likuiditas aset atau saat jatuh temponya kewajiban, termasuk pembatasan penggunaan aset pada catatan atas laporan keuangan. 3. Klasifikasi Tidak ada posisi keuangan Tidak Ada Keuangan Keuangan Aset netto menyajikan jumlah masing- ketentuan Terikat masing kelompok aset neto Senopati Bantul tidak Standar Akuntansi Tidak Terikat berdasarkan ada atau mengklasifikasi aset Pemerintah tidak tidaknya pembatasan oleh neto terikat tidak mengklasifikasikan penyumbang, yaitu: terikat terikat sesuai dengan aset neto terikat secara permanen, terikat ketentuan PSAK No. tidak terikat. secara temporer, tidak 45. terikat. Informasi mengenai sifat jumlah dari pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan. 4 Perubahan Tidak ada aktivitas Tidak ada Dalam Keuangan Kelompok menyajikan jumlah Keuangan Ketentuan Aset netto perubahan aset neto terikat tidak ada perubahan SAP tidak menyajikan permanen, terikat temporer, kelompok aset neto perubahan kelompok tidak terikat suatu sesuai dengan aset neto. periode. ketentuan PSAK No.45 5. Klasifikasi Pendapatan, Beban, aktivitas Pendapatan, Beban, Klasifikasi Klasifikasi Pendapatan, Keuntungan menyajikan pendapatan Keuntungan Pendapatan, Beban, Pendapatan, Beban, Beban, Kerugian disajikan sebagai penambah aset neto Kerugian disajikan Keuntungan Keuntungan Keuntungan tidak terikat, kecuali jika Kerugian Kerugian sesuai Kerugian penggunaannya dibatasi (LRA). disajikan dengan ketentuan SAP (LRA). oleh penyumbang, disajikan menyajikan beban sebagai, segkan pengurang aset neto tidak ketentuan PSAK No. Lebih terikat. 45 disajikan (LRA). Sumbangan disajikan Aktivitas. sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat permanen, atau terikat

52 temporer, bergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi. aktivitas menyajikan keuntungan kerugian yang diakui dari investasi aset lain (atau liabilitas) sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi. 6. Informasi Informasi pemberian Aktivitas atau Informasi pemberian Informasi pemberian menyajikan Pemberian jasa disajikan Catatan atas jasa disajikan secara jasa untuk informasi pemberian Jasa Keuangan harus menyajikan detail jasa sesuai dengan (LRA). informasi mengenai beban Senopati Bantul ketentuan SAP yaitu Berdasarkan kegiatan menurut klasifikasi (LRA) atau Catatan atas disajikan operasional fungsional, seperti menurut Keuangan Senopati kelompok program jasa (CaLK). segkan (LRA). Bantul, beban/belanja utama aktivitas untuk PSAK No. 45 berasal dari: pendukung. disajikan 1. Belanja Operasi Aktivitas. 2. Belanja Modal 7. Klasifikasi Tidak ada Arus Kas disajikan Arus Kas Penerimaan sesuai PSAK 2 (revisi adalah bagian dari Senopati Bantul tidak Senopati Bantul tidak 2009): Arus Kas laporan financial yang mengklasifikasikan mengklasifikasikan Pengeluaran dengan tambahan berikut menyajikan informasi penerimaan penerimaan Kas ini: penerimaan pengeluaran kas pengeluaran kas a) Aktivitas Penaan pengeluaran kas selama dikarenakan tidak dikarenakan tidak i. Penerimaan kas dari periode tertentu yang menyusun menyusun penyumbang yang diklasifikasikan Arus Kas. Arus Kas. penggunaannya berdasarkan aktivitas dibatasi untuk operasi, investasi, jangka panjang. penaan, ii. Penerimaan kas dari transitoris sumbangan penghasilan investasi yang penggunaanya

53 iii. iv. dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan a abadi. Bunga dividen yang dibatasi penggunaanya untuk jangka panjang. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi penaan nonkas, sumbangan berupa bangunan atau aset investasi B. Pembahasan 1. Perbandingan Pelaporan Keuangan Senopati Bantul dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Berdasarkan tabel diatas penyusunan pelaporan keuangan Senopati dibandingkan dengan pelaporan keuangan menurut Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) terdapat perbedaan yang tidak signifikan. Perbedaan tersebut yaitu Senopati Bantul tidak menyusun Perubahan Saldo Lebih Arus Kas. Senopati Bantul tidak menyusun Perubahan Saldo Lebih karena memang tidak ada anggaran lebih. Pihak rumah sakit tidak menyusun Arus Kas karena menurut staf bagian keuangan

54 Senopati, aplikasi SIMDA Keuangan yang digunakan proses penyusunan laporan keuangan belum dapat digunakan untuk menyusun Arus Kas. Senopati Bantul sebaiknya menyusun laporan arus kas secara internet dengan komputerisasi karena informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya. arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas a suatu entitas pelaporan struktur keuangan pemerintah (termasuk likuiditas solvabilitas). Menurut staf bagian keuangan, pihak rumah sakit belum dapat menyusun Arus Kas tersendiri dikarenakan kendala dari sumber daya manusia di bagian akuntansi verifikasi. 2. Perbandingan Keuangan Senopati Bantul dengan PSAK No. 45 Berdasarkan tabel 4.1, berikut penjelasan mengenai isi tiap-tiap laporan keuangan apabila dibandingkan dengan PSAK No. 45 dengan mengacu pada ketentuan diatas: 1. Posisi Keuangan (Neraca) Neraca merupakan salah satu komponen laporan keuangan yang disusun oleh senopati bantul. Penyusunan neraca

55 Senopati Bantul jika dibandingkan dengan neraca menurut PSAK No. 45 hampir keseluruhan telah sesuai, seperti halnya disajikan aset kewajiban yang memiliki karakteristik serupa suatu kelompok yang relatif homogen. Aset yang memiliki masa manfaat kurang dari 1 tahun (12 bulan) dikelompokkan ke aset lancar yang meliputi kas setara kas, investasi jangka pendek, piutang persediaan segkan aset yang memiliki masa manfaat lebih dari 1 tahun di kelompokkan ke aset tidak lancar meliputi investasi jangka panjang, aset tetap, a cagan aset lainnya. Kewajiban neraca Senopati Bantul di susun berdasarkan tanggal jatuh tempo diklasifikasikan menjadi kewajiban jangka panjang kewajiban jangka pendek. Kewajiban jangka panjang tidak tertulis neraca dikarenakan Senopati Bantul tidak memiliki hutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Ketidaksesuaian untuk penyusunan neraca Senopati Bantul dibandingkan dengan penyusunan neraca berdasar PSAK No.45 terletak pada komponen ekuitasnya. Ekuitas neraca Senopati Bantul diperoleh dari kekayaan bersih Pemerintah Daerah yang merupakan selisih antara aset dengan kewajiban Pemerintah Daerah pada tanggal laporan sebagaimana diatur SAP No 71 Tahun 2010. Segkan menurut PSAK No 45,

56 ekuitas tertulis sebagai aset netto yang diklasifikasikan menjadi terikat secara permanen, terikat secara temporer, tidak terikat. Senopati Bantul dapat mengklasifikasikan ekuitas atau aset neto sesuai dengan PSAK No. 45 untuk laporan keuangan tahun 2015 sebagai berikut: a) Aset neto terikat secara permanen sebesar Rp 35.000.000, jumlah tersebut merupakan nilai saldo dari tanah. Tanah di klasifikasikan ke aset neto terikat karena tanah tergolong aset yang disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat tidak untuk dijual. b) Aset neto terikat secara temporer sebesar Rp 0 dikarenakan laporan keuangan Senopati Bantul tidak memiliki sumbangan berupa aktivitas tertentu, investasi untuk jangka waktu tertentu yang penggunaannya selama periode tertentu dimasa depan. c) Aset neto tidak terikat sebesar Rp 136.119.435.033 yang diperoleh dari pendapatan jasa layanan. Pendapatan jasa layanan tergolong aset neto tidak terikat karena menurut PSAK No. 45 aset neto tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut. 2. Aktivitas Penyusunan laporan keuangan Senopati Bantul tidak menyusun laporan aktivitas, sehingga tidak terdapat juga perubahan kelompok

57 aset neto seperti yang telah dijelaskan Posisi Keuangan (Neraca). Klasifikasi informasi pendapatan, beban, keuntungan kerugian oleh Senopati disajikan (LRA). Pendapatan hanya disajikan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) beban/ belanja hanya disajikan dari belanja operasi belanja modal. Senopati Bantul dapat menyusun laporan aktivitas menurut PSAK No. 45 dimungkinkan dengan melihat perincian penjelasan pos-pos realisasi pendapatan beban Catatan Atas Keuangan. 3. Arus Kas Senopati tidak menyusun Arus Kas dikarenakan menurut staf bagian keuangan Senopati bahwa aplikasi SIMDA Keuangan yang digunakan oleh Senopati Bantul untuk penyusunan laporan keuangan belum dapat digunakan untuk menyusun laporan arus kas. Senopati Bantul sebaiknya menyusun Arus Kas secara internet dengan komputerisasi karena informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya.

58 Senopati Bantul dapat menyusun Arus Kas sesuai dengan PSAK No. 45 dengan melihat laporan keuangan yang sudah ada di Senopati Bantul adalah sebagai berikut: a. Aktivitas Operasi Komponen penyusun aktivitas operasi dapat dilihat di contohnya pendapatan di neraca khusunya aset lancar kewajiban. b. Aktivitas Investasi Komponen penyusun aktivitas investasi dapat dilihat neraca khususnya aset tidak lancar c. Aktivitas Penaan Komponen penyusun aktivitas penaan dapat dilihat dari neraca. 4. Catatan Atas Keuangan Catatan Atas Keuangan Senopati Bantul telah disusun secara sistematis. Sistematika penulisan Catatan Atas Keuangan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, yang dibagi ke 7 bab sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Pencapaian Target Kinerja RBA, Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan, Bab IV Kebijakan Akuntansi, Bab V Penjelasan Pos-Pos Keuangan, Bab VI Penjelasan atas Informasi-Informasi non Keuangan, Bab VII Penutup.