PERIODISASI THEORY AND METHODOLOGY OF TRAINING TUDOR O BOMPA RINGKASAN OLEH DRS. OCTAVIANUS MATAKUPAN

dokumen-dokumen yang mirip
TAHAP-TAHAP LATIHAN (PHASES OF TRAINING) Hedi Ardiyanto Hermawan

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

PERENCANAAN YANG BAIK MERUPAKAN SALAH SATU ELEMEN PENTING DALAM BAGAIMANA MELATIH YANG EFEKTIF

PERIODISASI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

Disarikan dari berbagai sumber. Oleh : Octavianus Matakupan

MEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA BERDASAR ILMU OLAHRAGA

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N

Oleh Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or. (TIM PENGAMPU)

PROGRAM LATIHAN BOLA VOLI

GENERAL FITNESS TRAINING

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hendra Dana, 2014

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

2015 UJI VALID ITAS D AN RELIABILITAS KONSTRUKSI ALAT UKUR POWER END URANCE TUNGKAI

2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Fahmi Hasan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua didunia, karena

Disusun oleh : Rihandoyo A BAB I PENDAHULAUAN. A. Latar Belakang. Atlet-atlet juara yang mampu memperoleh prestasi tertinggi dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Prestasi Indonesia pada Sea Games (Tahun ) (Sumber: Dikdik Zafar Sidik, 2010: 1)

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan prestasinya. Untuk mencapai hal itu, atlet dituntut mempunyai

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) METODOLOGI KEPELATIHAN OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

FAKTOR-FAKTOR LATIHAN OLEH CERIKA RISMAYANTHI, M.OR. AHMAD NASRULLOH, M.OR. FATKHURAHMAN ARJUNA, M.OR. (TIM PENGAMPU)

MATERI DAN JADWAL PERKULIAHAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

I. PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatan seperti: Sea Games, Asean Games, dan Olimpiade, PON,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembinaan kondisi fisik merupakan syarat mutlak untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara (juga dikenal sebagai Sea

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maupun tingkat internasional (yang diselenggarakan oleh IAAF). Selain itu,

KETAHANAN (ENDURANCE)

II. TINJAUAN PUSTAKA

PERSATUAN BOLABASKET SELURUH INDONESIA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

2014 METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT:

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga dayung di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. lari terdiri dari enam macam yang salah satunya adalah Lari cepat (Sprint) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI OLEH: YUNYUN YUDIANA

PENGARUH METODE LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN AEROB PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA PB PG MRICAN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Siti Nur Kholifah, 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

BAB II KAJIAN TEORITIS. kemampuan melakukan aktifitas olahraga. Menurut Tangkudung yang dikutip

2014 PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

KONSEP Latihan kebugaran jasmani

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

BAB 1 PENDAHULUAN. Latihan kondisi fisik yang tepat memegang peranan penting dalam sukseskan

PERENCANAAN PROGRAM LATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

2015 PERBANDINGAN METODE CONTINOUS TRAINING DAN INTERVAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN AEROBIK PADA ATLET SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KAJIAN ILMIAH KEPELATIHAN BERBASIS SPORT SCIENCE (Upaya Peningkatan SDM Pelatih Taekwondo Pengcab. Taekwondo Kota Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

TRAINING METHODOLOGY

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Setiap orang tentunya mempunyai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfi Nuraeni, 2014 Uji Validitas Dan Reliabilitas Konstruksi Alat Ukur Power Endurance Lengan

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

I. PENDAHULUAN. Taekwondo merupakan cabang olahraga bela diri yang berasal dari negara

PENGARUH LATIHAN DAYA TAHAN (ENDURANCE) TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAKBOLA

III.PERSIAPAN / FAKTOR LATIHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET ATLETIK JAWA BARAT TAHUN 2009 S/D Oleh Eka Nugraha, Cs.

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang

ILUSTRASI PEMANDUAN BAKAT DI NEGARA-NEGARA EROPA TIMUR (AKHIR 1960 AWAL 1970)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Rosdiana, 2015 Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik

PENYUSUNAN PROGRAM LATIHAN TIM SEPAKBOLA BAPOMI DIY PADA PEKAN OLAHRAGA MAHASISWA NASIONAL KE-XIII DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. membuat progam latihan untuk pembinaan kondisi fisik seorang atlet. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa atletik adalah ibu dari semua cabang olahraga (mother of

PENGEMBANGAN BIOMOTOR 1 (KECEPATAN)

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODE MELATIH FISIK SEPAKBOLA. Subagyo Irianto

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu olahraga populer di dunia. Olahraga ini

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh, karena antara faktor yang satu dengan faktor yang lainnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

Transkripsi:

PERIODISASI THEORY AND METHODOLOGY OF TRAINING TUDOR O BOMPA RINGKASAN OLEH DRS. OCTAVIANUS MATAKUPAN WORKSHOP PELATIH PELATNAS ASIAN GAMES XIV-2002

Periodisasi adalah proses pembagian rencana tahunan ke dalam fase latiha yang lebih kecil, yang bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam menyusun bagian-bagian yang lebih dapat diatur serta untuk menjamin pemuncakan / peaking yang tepat dalam pertandingan penting di tahun yang bersangkutan. Pembagian tersebut di atas, dapat meningkatkan pengorganisasian latihan yang tepat dan memberikan kesempatan kepada pelatih untuk mengarahkan programnya secara lebih sistimatis. Siklus latihan tahunan pada cabang olahraga pada umumnya, secara konvensional dibagi kedalam tiga fase latihan yakni persiapan, pertandingan dan peralihan atau transisi. Persiapan dan pertandingan juga dibagi ke dalam dua fase. Fase persiapan pada dasarnya memiliki perbedaan mengenai sifat latihan, kedua fase tersebut memiliki sub fase umum dan khusus. Sedangkan fase pertandingan umumnya memiliki sub fase sebelum pertandingan yang singkat menjelang sub fase peertandingan utamanya. Masing - masing siklus makro dan mikro merupakan bagian dari tiap fase dan masing - masing siklus yang lebih kecil ini memiliki tujuan - tujuan khusus, yang diambil dari tujuan umum rencana tahunan. RENCANA TAHUNAN FASE LATIHAN PERSIAPAN PERTANDINGAN TRANS PERSIAPAN PERS PRA KOMP SUB FASE UMUM KHUSUS KOMPETISI TRANS SIKLUS MAKRO SIKLUS MIKRO SKEMA ILUSTRASI PEMBAGIAN RENCANA TAHUNAN DALAM FASE DAN SIKLUS LATIHAN. PERIODISASI UNTUK KEMAMPUAN BIOMOTORIK Pemakaian konsep periodisasi tidak terbatas hanya pada struktur rencana latihan atau jenis latihan yang dipakai pada sebaliknya fase tertentu saja. konsep ini harus dapat dipergunakan secara luas dalam metodologi pengembangan kemampuan yang dominan dari cabang olahraga yang dipilih.

Pada beberapa cabang olahraga yang umumnya olahraga individual, ada struktur yang sedikit longgar khususnya pada daya tahan sedangkan pada olahraga tim umumnya periodisasi kemampuan yang dominan, memiliki waktu yang khusus yang dipakai untuk mengembangkannya. Hal yang sama juga terjadi apabila kita bandingkan periodisasi daya tahan dengan kekuatan, akan tampak bahwa untuk kekuatan sangat jarang dilakukan dengan konsep periodisasi. Merupakan bukti yang nyata, bahwa pada kebanyakan olahraga kemampuan yang dominan adalah power. Dengan ini beberapa pelatih lebih sering terlihat menggunakan bentuk latihan yang ditujukan untuk pengembangan power sepanjang tahunnya, dari sejak awal fase persiapan sampai awal fase pertandingan. Pendekatan seperti ini merupakan salah satu contoh kesalahan pengertian tentang konsep periodisasi serta prinsip spesifikasi yang seperti sering dikemukakan oleh para fisiolog. Power merupakan produk kekuatan maksimum dan kecepatan maksimum. Produk ini dapat mencapai tingkatan yang lebih tinggi seandainya benar-benar dibutuhkan, artinya dalam menghadapi pertandingan utama komponen kekuatan dikembangkan terpisah baru kemudian dirubah ke dalam power. PERIODISASI KEKUATAN ANATOMICAL ADAPTATION ( FASE PEMBENTUKAN ) Tujuan fase ini adalah untuk mengembangkan dasar umum untuk menghadapi program latihan ditahapan berikutnya yang lebih sulit. Konsekuensinya program kekuatan umum harus bisa melibatkan seluruh komponen otot - otot, tendon, dan persendian/ ligamen untuk mampu bertahan dalam fase latihan yang lama dan melelahkan. Beban latihan ditingkatkan secara bertahap, waktu yang dipakai untuk fase ini berkisar antara 2 4 minggu. Untuk atlet junior dan atlet yang tidak memiliki latar belakang latihan kekuatan, waktu yang dibutuhkan untuk tahapan / fase ini tentunya harus lebih lama, berkisar antara 8 12 minggu. MAXIMUM STRENGTH PHASE ( FASE KEKUATAN MAKSIMUM ) Umumnya di hampir semua cabang olahraga membutuhkan power ( peloncat jauh ), daya tahan otot ( renang nomor 800 1500 m ) atau keduanya ( dayung, kano, gulat, olahraga beregu dll ). Salah satu dari kedua

jenis kekuatan dipengaruhi oleh berapa besar tingkatan kekuatan maksimumnya. Tanpa tingkat kekuatan maksimum, power tidak akan pernah mencapai standar yang tinggi. Sebagai produk dari kecepatan dan kekuatan maksimum, logis untuk mengembangkan kekuatan maksimumnya terlebih dahulu sebelum kemudian pada akhirnya dirubah menjadi power. Waktu untuk tahapan ini berkisar antara 1 3 bulan. CONVERSION PHASE ( FASE PENGUBAHAN ) Sesuai dengan kebutuhan dan sifat daripada cabang olahraga, kekuatan maksimum pada akhirnya harus dirubah menjadi power atau daya tahan otot ataupun keduanya.. Kekuatan maksimum yang telah dibentuk pada tahapan sebelumnya, pada fase pengubahan/ conversion ini dirubah secara bertahap, melalui pemilihan metode yang tepat dan khusus sesuai dengan karakteristik daripada cabang olahraga.waktu yang dibutuhkan untuk fase ini antara 1 2 bulan. Derajat kekuatan maksimum tertentu harus tetap dapat dipertahankan, walau menjelang akhir dari fase pertandingan. Untuk cabang olahraga yang menuntut power atau daya tahan otot maka dalam hal ini yang paling menonjol adalah kekuatannya, metode yang sesuai harus benar- benar dipergunakan. Apabila power dan daya tahan otot yang diperlukan, waktu latihan yang cukup serta metodanya harus mampu mencerminkan ratio yang optimal antar kedua kemampuan ini. Sebagai contoh untuk seorang pegulat ratio yang dibutuhkan hampir sama. Untuk atlet kano ( 500 m ) program pembentukan power harus mendominir proses latihannya, sedangkan untuk pedayung wanita dengan waktu aktifitas antara 6-8 menit, daya tahan otot harus menonjol. Fase kekuatan maksimum adalah spesifik terhadap fase persiapan, maka waktu yang dibutuhkan untuk fase ini letaknya berada pada saat akhir masa persiapan untuk kemudian akan diteruskan sampai dimulainya fase pertandingan. MAINTENANCE PHASE ( FASE MEMPERTAHANKAN ). Tujuan yang hendak dicapai pada fase ini adalah mempertahankan patokan yang telah dicapai selama fase sebelumnya. Pada fase ini prograam yang harus diikuti oleh atlet merupakan tuntutan spesifik daripada cabang olahraga. Rasio antara kekuatan maksimum, power, dan daya tahan otot harus mencerminkan tuntutan tersebut. Untuk fase ini waktu yang dibutuhkan berkisar antara 2 4 bulan bergantung kepada tingkatan prestasi atletnya.

CESSATION PHASE Untuk fase ini waktu yang dibutuhkan berkisar antara 5 s/ d 7 hari menjelang pertandingan utama pada tahun yang bersangkutan, program latihan kekuatan harus berakhir, sehingga seluruh energi dapat disimpan untuk mencapai prestasi yang lebih baik. REGENERATION PHASE ( FASE REGENERASI ). PERIODISASI UNTUK DAYA TAHAN ( ENDURANCE ) Selama satu rencana tahunan latihan, perkembangan daya tahan dicapai pada beberapa fase : Daya tahan umum. Pengembangan dasar dasar untuk daya taahan khusus. Daya tahan khusus. PERSIAPAN PERTANDINGAN 1 2 3 FASE DAYA MENGEMBANGKAN PENYEMPURNAAN LATIHAN TAHAN DASAR- DASAR DAYA TAHAN UMUM DAYA TAHAN KHUSUS KHUSUS PERIODISASI DAYA TAHAN Pendekatan yang sama juga terjadi pada rencana jangka panjang, berdasarkan asumsi bahwa atlet remaja memulai latihan sejak berusia 12 tahun, pengembangan daya tahan harus mengikuti fase-fase seperti berikut ini : UMUR 12-16 TAHUN 17-18 TAHUN 1 9 DST DAYA TAHAN MENEMBANGKAN DASAR DAYA TAHAN UMUM DAYA TAHAN KHUSUS KHUSUS

DAYA TAHAN UMUM. Daya tahan umum dikembangkan melalui fase transisi dan awal fase persiapan, waktunya berkisar antara 1 3 bulan. Besarnya volume latihan menjadi cirri umum daripada fase ini. Kapasitas organisme, sistim kardiorespiratory secara bertahap ditingkatkan pada tahapan ini. PENGEMBANGAN DASAR DASAR DAYA TAHAN KHUSUS. Fase ini lamanya berkisar antara 3 5 bulan, keseluruhan daripada fase ini adalah proses transisi dari aerobic endurance menuju kepada daya tahan khusus yang sesuai dengan karakteristik daripada cabang olahraga. DAYA TAHAN KHUSUS Fase ini berkaitan erat dengan fase beerikutnya yakni fase pertandingan, intensitas latihan yang tinggi merupakan ciri umum daripada tahapan ini. PERIODISASI KECEPATAN Apakah untuk olahraga beregu ataupun individual periodisasi kecepatan harus mengikuti sub fase latihan seperti dibawah ini : PERSIAPAN PERTANDINGAN 1 2 4 5 FASE DAYA TAHAN DAYA TAHAN MENGEMBANGKAN LATIHAN AEROBIK ANAEROBIK DASAR - DASAR KEC KECEPATAN KHUSUS PERIODISASI KECEPATAN DAYA TAHAN AEROBIK Merupakan dasar latihan untuk fase berikutnya, subfase pertama dari fase persiapan ini perlu untuk membentuk dasar aerobik dimana latihan kecepatan tergantung kepadanya. DAYA TAHAN ANAEROBIK Peralihan dari daya tahan aerobik menuju latihan pembentukan kecepatan yang khusus dengan menggunakan metoda baku pada cabang olahraga yang bersangkutan. Fartlek, diikuti berbagai bentuk latihan interval, latihan pengulangan dipakai untuk membentuk anaerobic yang kuat.

DASAR PENGEMBANGAN KECEPATAN. Mendekati fase kompetisi, latihan akan berkembang semakin intensif dan semakin khusus. KECEPATAN KHUSUS, KELINCAHAN DAN REAKSI. Metode khusus dan drilling sangat dominan pada fase ini, tidak hanya untuk lingkup pengembangan kecepatan khusus tetapi juga dengan factor lain yang berhubungan seperti, kelincahan dan reaksi.

FASE LATIHAN PADA RENCANA TAHUNAN

FASE PERSIAPAN Fase ini memegang peran paling strategis, dalam keseluruhan program latihan. Disinilah segala upaya dikerahkan untuk mengembangkan kerangka umum fisik, teknik, taktik, dan persiapan psikologisnya dalam menghadapi fase pertandingan. Jumlah latihan yang tidak mencukupi pada fase ini akan berdampak negatif selama fase pertandingan, dan ini tidak dapat diperbaiki lagi, walaupun dengan memakai segala bentuk latihan yang ada. Ozolin ( 1971 ) menggambarkan walaupun masih bersifat umum, orientasi dan spesifikasi latihan pada tahap ini dengan tujuan : Memperbaiki persiapan fisik umum. Memperbaiki kemauan biomotorik yang dituntut sesuai dengan karakeristik daripada cabang olahraga. Menumbuhkan ciri-ciri psikologis khusus. Mengembangkan dan atau menyempurnakan teknik. Mengenal dasar manufer strategis yang akan diterapkan pada fase berikutnya. Memperbaiki pengetahuan teoritis atlet tentang teori dan metodologi latihan yang khusus. Fase persiapan dapat menghabiskan antara 3-6 bulan, tergantung dari karakteristik cabang olahraga dan jenis rencana tahunan yang dipakai. Untuk tujuan metodologis, fase persiapan terbagi atas 2 bagian subfase : 1. Persiapan umum. 2. Persiapan khusus. SUBFASE PERSIAPAN UMUM. Memiliki tujuan untuk mengembangkan kapasitas kerja atlet, persiapan fisik umum serta memperbaiki elemen teknik maupun manuver teknik dasar. Tujuan paling utama pada tahapan ini adalah mengembangkan kondisi fisik atlet ke tingkatan yang lebih tinggi. Dengan modal tersebut akan memudahkan berlangsungnya latihan di fase berikutnya. Tingginya volume latihan menjadi ciri daripada tahapan ini, 70-80 % dari jumlah total waktu latihan harus dialokasikan untuk pengembangan daya tahan aerobik. ( Harre; 1981 ). Waktu yang dialokasikan untuk tahapan ini kira-kira 1/3 dari total waktu rencana tahunan.

PERSIAPAN KHUSUS Merupakan bagian kedua fase persiapan, peralihan menjelang fase pertandingan. Meskipun tujuan latihan sedikit memiliki kesamaan dengan subfase umum, karakter latihan disini menjadi lebih spesifik. Walaupun volume latihan masih tetap tinggi, 70-80 % dari upaya yang dilakukan diarahkan kepada bentuk latihan yang khusus berhubungan dengan karakteristik cabang olahraga. Pada akhir tahapan ini volume latihan berangsur turun secara bertahap, sementara intensitas mulai mengalami peningkatan. Untuk cabang olahraga dimana intensitas memegang peranan penting seperti nomor sprint pada cabang olahraga atletik, nomor nomor loncat dan cabang olahraga beregu, volume latihan dikurangi sampai antara 20-40 %, sementara jumlah yang dialokasikan untuk intensitas ditingkatkan sampai 20-40 %. FASE PERTANDINGAN Untuk alasan metodologis fase pertandingan dapat dibagi kedalam dua subfase yakni : Pra pertandingan/ kompetisi. Fase pertandingan utama PRA PERTANDINGAN Ikut serta dalam berbagai jenis pertandingan atau eksibisi tidak resmi sebagai media pengamatan dan evaluasi bagi pelatih, demikian ciri khusus pada fase ini. Merupakan test atau ujian sebelum bergerak memasuki fase berikutnya. PERTANDINGAN UTAMA Volume latihan pada fase ini untuk cabang olahraga yang dominan mengandalkan kemampuan daya tahan mungkin masih tetap tinggi. Untuk cabang olahraga dimana dituntut koordinasi, kekuatan dan power sempurna, volume latihan dapat dikurangi sebanyak 50-75 %dari tingkatan yang sudah dicapai selama fase persiapan. Intensitas ditingkatkan secara terus menerus, mencapai tingkat tertinggi dalam waktu 2-3 minggu menjelang pertandingan utama untuk kemudian turun secara bertahap sepanjang fase tanpa pembebanan ( unloading ). Selama keseluruhan sub fase acara latihan dengan intensitas maksimum jangan sampai terjadi lebih dari antara 3 4 kali di tiap siklus mikronya.