BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aris Saepul Rohman, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mahasiswa memiliki hard skills dan soft skills yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Siswa-Siswi SMA (IPA/IPS/BAHASA) Menggunakan Metode AHP (Studi Kasus SMA di Kota Padang).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ke masa lebih banyak bersifat klasikal-massal, yaitu berorientasi kepada kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tingkat pekerjaan yang sesuai. Serta mengimplementasikan pilihan karir

PENDAHULUAN. Pengadaan barang atau jasa memegang peran kritis terhadap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. ini, berbagai bidang keilmuan tidak lepas dari perkembangan teknologi. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. HD Finance adalah perusahaan yang bergerak dibidang kredit motor

BAB I PENDAHULUAN. atau memberi beberapa alternatif solusi untuk pemecahan masalah. Diantara

BAB I PENDAHULUAN. serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah dibagi menjadi 3 tingkat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Salah

BAB I PENDAHULUAN. dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan kepada peserta

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kelulusan. Hal ini menyebabkan rendahnya tingkat grade nilai yang dicapai oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menggunakannya, dan hanya dilakukan oleh pemerintah kota belum sampai

BAB I PENDAHULUAN. membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga medis. BPS Farida Hadjri yang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DI SMA NEGERI 3 GORONTALO MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tiga kelas IPS, dan kelas XII terbagi menjadi lima kelas IPA dan tiga kelas IPS. mengajar pada SMAN 1 Driyorejo sangat terganggu.

BAB 1 PENDAHULUAN. internet. Website ini dapat di akses 24 jam dari berbagai tempat. akademik putra/putrinya tanpa harus hadir ke sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi tenaga dan waktu. Hal ini disebabkan karena penerapan IT bersifat

Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Perguruan Tinggi, dan sebagainya. Dalam menyelenggarakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan ekonomi. Beasiswa adalah pemberian bantuan keuangan kepada. atau kurang mampu dalam segi ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat.

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu jenis perpustakaan yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI PEMILIHAN BIDANG MINAT SISWA SMA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS STUDY KASUS (SMA KR. YBPK-1 SURABAYA) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. PT. Toyota Astra Motor Auto 2000 Setiabudi Division Bandung adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini bisnis mini market sedang berkembang pesat, hampir di setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber informasi gaji pegawai. Pengelolaan dan pengolahan data penggajian

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan diantara para pelaku bisnis yang berada pada setiap

BAB I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE AHP

BAB I PENDAHULUAN. Setiap awal tahun pelajaran sekolah sebagai penyelenggara. pendidikan menerima siswa baru yang akan dididik di sekolah tersebut.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

STIKOM SURABAYA. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju pada saat ini memacu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perpustakaan merupakan faktor penting di dalam penunjang kebutuhan

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah merambah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Beberapa manfaat dapat dipetik dari outsourcing seperti penghematan

ANALISIS SISTEM SISTEM INFORMASI PENJURUSAN SMA

BAB I PENDAHULUAN. mempermudah pekerjaan terutama untuk sebuah instansi pemerintahan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan dunia teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cukup banyak, maka perencanaan jenjang karir dari tiap karyawan dan

STMIK GI MDP. Program Studi Komputerisasi Akuntansi Tugas Akhir Ahli Madya Semester Genap Tahun 2010/2011

ANALISIS SISTEM SISTEM INFORMASI PENJURUSAN SMA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap mahasiswa memiliki hard skills dan soft skills yang berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, usaha kecil selalu. sector ini mampu menunjang upaya pemerataan sebagai salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang ini, keunggulan dari suatu bangsa tidak lagi hanya

BAB I PENDAHULUAN. penjualan Koran dan dari banyaknya iklan yang dimuat. Sebagai perusahaan media

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. vii. DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang dirasakan

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pendahuluan ini akan menerangkan beberapa acuan dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. tidak lepas dari pesatnya perkembangan teknologi komputer, karena komputer

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut kamus besar bahasa Indonesia beasiswa merupakan tunjangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, komputer sangat dominan di dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan SMA Negeri 3 Nganjuk merupakan bagian yang. menunjang perkembangan pengetahuan dari civitas yang ada pada instansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya merupakan anak

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi tanggung jawab manajemen sumber daya manusia. Pengelolaan dan

Kitnas Dian Purwitasari dan Feddy Setio Pribadi. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. ditentukan dengan nilai angka kredit yang dimiliki oleh seorang peneliti. Angka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penentu kemajuan suatu bangsa. Indonesia

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Telkom Indonesia Wilayah Kota Bandung Divisi Customer Care

AMIK MDP. Program Studi Manajemen Informatika Tugas Akhir Ahli Madya Semester Genap Tahun 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tersebut dalam mencetak generasi-generasi yang unggul.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan Teknologi Informasi (TI) hampir

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dalam bidang ini untuk selalu meningkatkan efisiensi dan

AGUSTINUS TOURNADO CRISTA

BAB I PENDAHULUAN. manusia semakin lebih mudah. Terutama sejak diciptakannya internet,

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan SMA Barunawati Surabaya merupakan bagian yang. menunjang perkembangan pengetahuan dari civitas yang ada di instansi

SISTEM PEMBAYARAN SPP BERBASIS KOMPUTER PADA SMA KESATRIAN I SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Konsumen tidak hanya menginginkan produk yang berkualitas,

BAB 1 PENDAHULUAN. keahlian dalam bidang tertentu. Kesesuaian bidang pekerjaan dengan pekerjanya

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan kehidupan yang lebih mudah dan lebih baik. Teknologi. sistem informasi untuk meningkatkan usahanya.

Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode Profile Matching

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah sedemikian pesat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat dan pesat dapat dipandang sebagai peluang

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Kepala Sekolah Dasar. Menggunakan Metode Profile Matching. Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JURUSAN DI SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Alit Suryo Irawan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam,sumber daya manusia dan teknologi. Dari ketiga pilar tersebut

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan informasi yang cepat dan akurat. Oleh karena itu diperlukan sistem

BAB I PENDAHALUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa sekarang perkembangan teknologi informasi sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendukung..., Wulandari, Fakultas Teknik 2016

BAB I PENDAHULUAN. saat pencatatan data para guru honorer memberikan Biodata kepada bagian TU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN APLIKASI PENENTUAN JURUSAN DI SMA MENGGUNAKAN METODE K-MEANS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era teknologi komputer dan informasi ini, berbagai instansi termasuk instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang apapun sangat membutuhkan alat bantu dalam pengolahan data. Alat bantu tersebut adalah komputer yang salah satu fungsinya adalah pendukung dalam mengambil keputusan seorang manager tingkat atas, teknologi informasi merupakan suatu usaha pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, penyebaran dan pemanfaatan informasi yang meliputi bidang IPTEK dan perekayasaan serta teknik-teknik pengelolaannya. Sekolah menengah atas merupakan salah satu lembaga pendidikan sekolah lanjutan tingkat atas yang ada dan tumbuh berkembang. Berbagai upaya dan kebijakan dilakukan dengan memberdayakan semua komponen yang ada terutama sekali adalah sumber daya manusia untuk meningkatkan mutu pendidikan yang nantinya akan berpengaruh pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan tentunya akan berpengaruh juga terhadap bidang kerja yang akan didapatkan setelah selesai masa pendidikan. Salah satu prosedur operasional rutin pada Sekolah Menengah Atas adalah memberikan pilihan kepada para siswa untuk memilih jurusan baik IPA, IPS maupun Bahasa. Para siswa harus memberikan data untuk diproses yang kemudian keputusannya adalah berdasarkan nilai akademik, tes psikologi, kebutuhan siswa, dan harapan dari orang tua siswa atau bisa ditambah dengan factor-faktor lainnya sesuai dengan kebijakan dari masing-masing sekolah. Datadata tersebut kemudian diproses dengan beberapa kriteria. Akan tetapi, hasilnya tidak selalu sama dengan keinginan serta harapan dari siswa dan orang tuanya. Dalam pendidikan di sekolah, perbedaan masing-masing siswa harus diperhatikan karena dapat menentukan baik buruknya prestasi belajar siswa (Snow, 1986). Sejalan dengan itu, Slamet Iman Santoso (1979) mengemukakan, bahwa tujuan sekolah yang mendasar adalah mengembangkan semua bakat dan kemampuan siswa, selama proses pendidikan hingga mencapai tingkat. 1

Perbedaan individual antara siswa di sekolah di antaranya meliputi perbedaan kemampuan kognitif, motivasi berprestasi, minat dan kreativitas (Snow 1986). Lebih lanjut Snow mengemukakan bahwa oleh karena adanya perbedaan individu tersebut, maka fungsi pendidikan tidak hanya dalam proses belajar mengajar, tetapi juga meliputi bimbingan/konseling, pemilihan dan penempatan siswa sesuai dengan kapasitas individual yang dimiliki, rancangan sistem pengajaran yang sesuai dan strategi mengajar yang disesuaikan dengan karakteristik individu siswa. Oleh karena itu, sekolah memegang peranan penting untuk dapat mengembangkan potensi diri yang dimiliki siswa. Kemungkinan yang akan terjadi jika siswa mengalami kesalahan dalam penjurusan adalah rendahnya prestasi belajar siswa atau dapat menyebabkan terjadinya kegamangan dalam aktualisasi diri. Tak jarang siswa tidak mengerti alasan pemilihan jurusan tersebut, hendak kemana setelah tamat sekolah dan apa cita-citanya. Psikolog UI, Indri Savitri, mengemukakan bahwa penjurusan siswa di sekolah menengah tidak saja ditentukan oleh kemampuan akademik tetapi juga harus didukung oleh faktor minat, karena karakteristik suatu ilmu menuntut karakteristik yang sama dari yang mempelajarinya. Dengan demikian, siswa yang mempelajari suatu ilmu yang sesuai dengan karakteristik kepribadiannya (minat terhadap suatu ilmu tertentu) akan merasa senang ketika mempelajari ilmu tersebut (Gupta et.al. 2006). Penelitian lain menunjukkan, bahwa faktor kepribadian mempengaruhi secara positif prestasi akademik (Furnham et. al, 2006). Dengan demikian penjurusan bukan masalah kecerdasan tetapi masalah minat dan bakat siswa. Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu. Seorang siswa yang berminat pada matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lain. Karena pemusatan perhatian intensif terhadap materi, siswa akan belajar lebih giat dan mencapai prestasi yang diinginkan. Pada diri siswa terdapat minat khusus yang berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan siswa dalam minat akan menentukan pilihan karir di masa 2

yang akan datang. Penjurusan siswa di sekolah menengah atas menjadi titik awal yang menentukan profesi di masa depan. SMA Negeri 1 Subang merupakan salah satu sekolah di kabupaten Subang yang selalu melaksanakan proses penjurusan dari tahun ke tahun. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, proses penentuan penjurusan ini masih menggunakan cara manual yang tingkat kesalahannya tidak sedikit sehingga menimbulkan beberapa persoalan. Menurut hasil survey, proses penjurusan yang selama ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Subang bisa memakan waktu 1-2 bulan. Hal ini disebabkan oleh proses pengumpulan data yang tidak serempak. Selain itu, banyak terjadi pertimbangan-pertimbangan terhadap siswa tertentu yang tentunya membutuhkan waktu tambahan untuk merundingkan dengan pihak-pihak terkait untuk menentukan hasil akhir siswa tersebut. Berdasarkan survey diatas, terdapat beberapa kelemahan dari penggunaan cara manual yang selama ini dilakukan diantaranya sebagai berikut : a. Proses pengolahan data yang memakan waktu yang cukup lama. Hal ini dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan dalam pengolahan data tersebut untuk menentukan siswa yang nantinya akan masuk IPA, IPS ataupun Bahasa. b. Memungkinkan terjadinya human error dalam pengolahan data-data yang digunakan dalam proses penentuan jurusan. c. Memungkinkan terjadinya eksplorasi informasi yang minim. Informasi yang dimaksudkan adalah informasi dari hasil proses penentuan penjurusan yang telah dilakukan. Informasi yang diperoleh dari hasil penentuan penjurusan seharusnya dipergunakan dengan baik sehingga memungkinkan untuk memudahkan pihak sekolah dalam proses penentuan penjurusan di tahun berikutnya. Dalam pelaksanaanya, proses penentuan penjurusan ini menggunakan beberapa kriteria yang nantinya akan dinilai. Perumusan kriteria-kriteria tersebut dilakukan oleh pihak sekolah sebagaimana kebijakan yang diterapkan di sekolah 3

yang bersangkutan. Kriteria-kriteria tersebut memiliki intensitas kepentingan (bobot) yang berbeda. Penentuan bobot inipun ditetapkan oleh kebijakan dari pihak sekolah yang bersangkutan. SMA Negeri 1 Subang telah menetapkan komponen-komponen atau kriteria-kriteria yang akan dinilai dalam proses penentuan penjurusan adalah sebagai berikut: 1. Minat 2. Nilai 3. Psikotes Data diatas diolah oleh pihak sekolah sesuai bobot yang telah ditentukan menggunakan cara manual dan bukan hal yang mudah untuk mengolah data tersebut karena disini terdapat beberapa kriteria yang harus diolah sehingga tidak menutup kemungkinan pihak yang mengolah data tersebut melakukan kesalahan dalam proses pengolahan data yang nantinya akan berpengaruh pada hasil pengolahan data ketika pengumuman penjurusan. Untuk mengurangi kelemahan diatas dan seiring berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), maka penelitian ini mencoba untuk memberikan saran atau masukan untuk masalah tersebut dengan menggunakan sebuah sistem pendukung keputusan yang bertujuan untuk membantu pihak sekolah dalam pengolahan data supaya hasil yang didapatkan lebih akurat dan waktu pengolahan data pun akan lebih cepat juga mengurangi kesalahankesalahan yang disebabkan oleh human error. Keunggulan dari sistem daripada cara manual diantaranya yaitu sebagai berikut. a. Lebih cepat dalam proses pengolahan data sehingga hasil yang didapatkanpun akan lebih cepat. b. Meminimalisir kesalahan dari pihak yang mengolah data tersebut (human error) sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat. c. Transparasi data, yaitu hasil pengolahan data dapat dilihat oleh semua pihak baik itu pihak sekolah, siswa atau orang tua siswa sehingga tidak mungkin terjadi kecurangan. 4

Karena pengolahan data dalam sistem ini menggunakan beberapa kriteria maka sistem ini harus menggunakan metode yang bisa menganalisa pilihan dengan beberapa kriteria. Salah satu metode yang bisa digunakan dalam proses pemilihan dengan multikriteria yaitu Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode ini dapat digunakan untuk menganalisa alternatif pilihan dengan banyak kriteria yang mudah dimengerti. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, ada beberapa rumusan masalah untuk melaksanakan penelitian tentang sistem pendukung keputusan untuk membantu menentukan penjurusan di sekolah menengah atas dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) ini, yaitu sebagai berikut. 1. Bagaimana metode AHP dapat memberikan solusi dalam permasalahan penentuan penjurusan di sekolah menengah atas? 2. Bagaimana model sistem pendukung keputusan penentuan penjurusan di sekolah menengah atas yang berbasis computer dengan menggunakan metode AHP? Untuk memfokuskan penelitian, maka dibuat batasan dari perumusan masalah diatas, diantaranya sebagai berikut. 1. Sistem pendukung keputusan yang dibuat adalah sistem pendukung keputusan yang hanya membantu menentukan penjurusan. 2. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini diantaranya sebagai berikut. 1. Menerapkan sistem pendukung keputusan dalam proses penentuan penjurusan di sekolah menengah atas. 2. Membuat suatu prototype sistem pendukung keputusan untuk membantu pihak sekolah dalam menentukan penjurusan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). 5

1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat, diantaranya. 1. Bagi siswa sekolah menengah atas kelas x di harapkan sistem ini dapat membantu untuk menentukan program apa yang hendak di pilih. 2. Bagi guru dan pihak sekolah di harapkan sistem ini dapat membantu keakuratan dalam penilaian dan penentuan penjurusan bagi siswa. 3. Bagi peneliti mengetahui penggunaan sistem sebagai alat bantu dalam masalah penjurusan. 1.5 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, ada beberapa metode yang dipakai yaitu metode pengumpulan data dan metode pengembangan perangkat lunak. 1. Metode pengumpulan data Merupakan sebuah upaya untuk mendapatkan data-data yang akan dipakai dalam penelitian ini. Dalam pelaksanaannya metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini yaitu, a. Studi Literatur Hal ini dilaksanakan dengan cara mempelajari literature yang berkaitan dengan teori sistem pendukung keputusan yang berbasis komputer, mekanisme penentuan penjurusan sekolah dan metode AHP. b. Wawancara Wawancara dilaksanakan untuk mendapatkan informasi-informasi atau data-data dari instansi yang dijadikan objek penelitian yang berguna untuk pengembangan sistem yang akan dibuat. 2. Metode pengembangan perangkat lunak Dalam pengembangan perangkat lunak sendiri, digunakan metode berupa metode pendekatan terstruktur yang didalamnya terdapat beberapa alat untuk mengembangkannya, seperti data dictionary, entity relationship diagram (ERD) dan data flow diagram (DFD). 6

1.6 Hipotesis Penelitian ini mempunyai hipotesis yang nantinya akan mengukur keberhasilan dari hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut. - Proses pengolahan data dengan menggunakan sistem lebih akurat dibandingkan menggunakan cara manual. - Efisiensi waktu menggunakan sistem lebih cepat dibandingkan menggunakan cara manual. - Output yang dihasilkan sistem lebih akurat dibandingkan menggunakan cara manual. 7