PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI PRA BEDAH TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRA BEDAH MAYOR DI BANGSAL ORTHOPEDI RSUI KUSTATI SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
A. PENDAHULUAN Endang Sawitri* Agus Sudaryanto**

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J

KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI BEDAH MAYOR

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK SEBELUM TINDAKAN SIRKUMSISI DI BALAI PENGOBATAN ADHIA TUNGGUR SLOGOHIMO WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, prevalensi gangguan kecemasan berkisar pada angka 6-7% dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EFEKTIFITAS PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengaruh Terapi Perilaku Kognitif Terhadap Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG WIJAYA KUSUMA RSUD DR.

Oleh : Diyono 1 Budi Herminto 2 Dessy Hana Pertiwi 3

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI INFORMED CONSENT TERHADAP PERUBAHAN KECEMASAN PASIEN YANG AKAN MENJALAN TINDAKAN OPERASI DI SMC RS TELOGOREJO

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN KATEGORI MODERATE CARE DI RUANG PERAWATAN KELAS VIP KELAS I DAN KELAS II DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG DADALI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN Oleh : Arni Wianti

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN. memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Peran perawat tidak hanya

HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

Kata Kunci: Karakteristik Individu, Ketergantungan Daily Activity, Post Operasi Caesaria

IKRIMA RAHMASARI J

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS.

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN YANG MENGALAMI CIDERA TULANG BELAKANG DI BANGSAL DAHLIA RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Inggrith Kaluas Amatus Yudi Ismanto Rina Margaretha Kundre

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu dan janin sehingga menimbulkan kecemasan semua orang termasuk

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN.

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

PENGARUH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

BUDI HARTOYO NIM G2B Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2

KOMUNIKASI DAN HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT-KLIEN TERHADAP KECEMASAN PRA BEDAH MAYOR

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI RS Dr.

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

PENGARUH CERITA MELALUI AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Item

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI DESA GLODOGAN KECAMATAN KLATEN SELATAN

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT

BAB I PENDAHULUAN. mengalami tindakan invasif seperti pembedahan. Dilaporkan pasien mengalami

Vol. 1. No. 1 Januari 2015 ISSN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

BAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

Endang Banon, Ermawati Dalami, Noorkasiani Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan ANUGERAH FITRI ANGGRAENI R

BAB III METODOLOGI. semu atau quasi experiment. Quasi experiment merupakan penelitian yang

Kun Ika Nur Rahayu Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri, Jl. Selomangleng No 1 Kediri

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang ada, jenis penelitian yang digunakan adalah

METODOLOGI PENELITIAN. Dilihat dari kualifikasinya, maka penelitian ini berfungsi sebagai penelitian

HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG AKUT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

EFEK KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI D RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK MEDAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres

GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN YANG MENGALAMI CIDERA TULANG TULANG BELAKANG DI BANGSAL DAHLIA RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun 2016

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI PRA BEDAH TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRA BEDAH MAYOR DI BANGSAL ORTHOPEDI RSUI KUSTATI SURAKARTA Endang Sawitri* Agus Sudaryanto** Abstract The background of this research is the invention of particular phenomena, which the patient is on anxiety feeling at pre surgery stage, particularly the femur fracture patient on the orthopedic ward RSUI Kustati Surakarta. While, the aim of this study is to find the influence of delivering information pre surgery through the rate of decreasing patient anxiety before surgery. This research is planed as the experimental research at the type of one group pre test posttest, completed with 58 subject. The sample collecting technique is at the same time with the method of quota sampling, while, the method of collecting data is completed with the questioner which is contain of the measurement of anxiety as Hamilton Anxiety Scale. The data analysis technique is using t-test. The result of the research is shows that there is differences of the rate of anxiety on the patient, before and after the therapeutic communication: the delivering information pre surgery at the orthopedic ward RSUI Kustati Surakarta. At least, it is shown with the computed of hiphotesys test completed with the significance rate as 5 and the free degree of 57, it is shows that the result of t computed = 7,366 > t table = 2,002. However, related through the result of the research, it is suggested that the delivering information of pre surgery at the orthopedic ward RSUI Kustati Surakarta is extremely needed to be increased, at least, it is to descend the rate of patient anxiety in having surgery. Keyword: delivering information, the patient anxiety pre surgery * Endang Sawitri Perawat RSUI Kustati Surakarta, no telp : 08156738974 ** Agus Sudaryanto Dosen Keperawatan FIK UMS, Jln. Yani Tromol Pos 1 Kartasura. PENDAHULUAN Di dunia sekitar 140.000orang mengalami kecelakakan lalu lintas setiap hari, lebih dari 3.000 orang meningal dan 15.000 cacat fisik karena kecelakaan lalu lintas.dan Diperkirakan tahun 2020 mengalami kenaikan lebih dari 60 ( Anonim,2005 ). Di Indonesia angka kecelakaan lalu lintas sekitar 40 orang per hari dan sekitar 30 orang mengalami kematian. Paling banyak yang mengalami kecelakaan kaum laki-laki dengan usia produktif sehingga mengakibatkan penurunan produktifitas di Indonesia ( Anonim, 2005). Pelayanan kesehatan khususnya di RSUI Kustati, banyak ditemui fenomena pasien patah tulang mengalami kecemasan dari cemas ringan sampai cemas berat dalam menghadapi persiapan operasi tulang. Kecemasan yang dialami pasien mempunyai bermacam- macam alasan diantaranya adalah : cemas menghadapi ruangan operasi dan peralatan operasi, cemas menghadapi body image yang berupa cacat anggota tubuh, cemas dan takut mati saat di bius, cemas bila operasi gagal, cemas masalah biaya yang membengkak. Beberapa pasien yang mengalami kecemasan berat terpaksa menunda jadwal operasi karena pasien merasa belum siap mental menghadapi operasi. Di RSUI Kustati banyak ditemui fenomena pasien pra bedah femur mengalami kecemasan. Kecemasan tersebut bervariasi dari tingkat ringan sampai sangat berat. Perbedaan tingkat kecemasan dapat mempengaruhi persiapan operasi. Tingkat kecemasan sedang merupakan waktu yang optimal untuk mengembangkan mekanisme strategi koping pada pasien yang bersifat konstuktif. Perawat dalam Pengaruh Pemberian Informasi Pra bedah Terhadap Tingkat Kecemasan ( Endang Sawitri dan Agus) 13

melakukan tindakan proses keperawatan komunikasi terapeutik tetap harus berpegang pada konsep bahwa pasien adalah manusia yang bersifat unik dan kompleks yang dipengaruhi oleh faktor biopsikososial dan spiritual. Banyaknya alasan yang melatarbelakangi kecemasan pada pasien pra bedah femur baik alasan yang berupa : cemas menghadapi pembiusan, takut mati saat operasi, cemas menghadapi body image yang berupa cacat yang akan menganggu fungsi peran pasien, dan cemas masalah biaya perawatan. Masalah ini yang sangat menarik bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Penatalaksanan fraktur femur pra bedah di bangsal Orthopedi RSUI Kustati Surakarta belum berjalan secara efektif, perawatan yang dilakukan cenderung didominasi pada penanganan penyakit fisik pasien saja. Kurangnya informasi tentang pengetahuan dan penjelasan tentang persiapan operasi pada pasien akan mengakibatkan kecemasan pada pasien fraktur femur pra operasi sehingga beberapa pasien menunda jadwal operasi karena faktor dari pasien belum siap secara mental menghadapi operasi. Fenomena - fenomena tersebut menarik bagi peneliti untuk melakukan suatu penelitian tentang pengaruh komunikasi terapeutik khususnya pemberian informasi pra bedah yang dilakukan perawat terhadap penurunan kecemasan pada pasien pra bedah mayor di bangsal Orthopedi RSUI Kustati Surakarta, sehingga pasien merasa siap secara moral menghadapi operasi dan perawatan yang paripurna dapat terwujud. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh pemberian informasi pra bedah dalam menurunkan tingkat kecemasan pada pasin pra bedah orthopedi? Adapun tujuan penelitian ini yaitu : 1. Mengetahui dan mengidentifikasi masalah kecemasan yang dihadapi oleh pasien pra bedah orthopedi. 2. Mengetahui perbedaan tingkat kecemasan pada pasien sebelum dan sesudah dilakukan tindakan terapi komunikasi terapeutik yang berupa pemberian informasi tentang pra bedah 3. Mengetahui sejauh mana pengaruh tindakan pemberian informasi pra bedah terhadap tingkat kecemasan pasien pra bedah orthopedi. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi pasien, keluarga, institusi pelayanan nesehatan, dan institusi pendidikan. Manfaat bagi pasien dan keluarga, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pasien dan keluarga dalam menentukan strategi coping diri yang tepat dalam menghadapi kecemasan sebelum operasi. Manfaat bagi institusi pelayanan kesehatan, hasil penelitian ini secara praktis dapat digunakan bagi pihak tenaga medis di rumah sakit khususnya perawat dalam melakukan proses keperawatan komunikasi terapeutik yang berupa pemberian informasi pra bedah kepada pasien pra bedah mayor dengan memandang pasien secara holistik. Kecemasan adalah respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak di ketahui, internal, samar- samar, atau konfliktual (Kaplan dan Sadock, 1997). Kecemasan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang disertai dengan tanda somatik yang mengambarkan perasaan keragu-raguan, keadaan tidak berdaya, ketegangan, kegelisahan, khawatir terhadap sesuatu yang mengancam. Pengertian kecemasan digunakan untuk menyatakan terjadinya hiper aktifitas sisyem otonom ( Kusuma, 1997 ) Kecemasan adalah suatu perasaan yang tidak pasti, tidak berdaya yang berkaitan dengan emosi seseorang terhadap suatu obyek yang tidak spesifik ( Stuart dan Sundeen, 1998 ). Perasaan cemas berbeda dengan rasa takut, takut merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya, sedangkan rasa cemas merupakan respon emosional terhadap penilaian suatu obyek. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Quasi eksperimen dengan one group pre test post test design. Populasi penelitian ini adalah semua pasien fraktur femur yang akan menghadapi operasi di bangsal orthopedi RSUI Kustati Surakarta. Besarnya populasi pasien bedah femur di RSUI Kustati Surakarta pada tahun 2004 sebanyak 400 pasien. Teknik 14 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 1 No.1, Maret 2008 :13-18

sampling dalam penelitian ini adalah denga teknik sampel sampai kouta pasien sebanyak 58 subyek (Quota Sampling ).Untuk menentukan sampel yang representatif peneliti menggunakan rumus yang diadopsi dari Sugiyono ( 2004 ), yaitu : 2 Z NPQ n 2 2 d N 1 + Z ( ) PQ Keterangan : n = jumlah sampel yang diharapkan Z= standar skor dengan tingkat konfiden ( alpa ) tertentu, ( alpa 5 berarti Z=1,96 ) N=jumlah populasi P= dugaan porporsi atau insedensi kasus dalam populasi d= derajat presisi ( ketepatan ) yang diiginakan Q = 1-p Dengan rumus, peneliti menetapkan alpa 5 sehingga : Z =1,96, P=50 atau (0,5, Q= 50, d=0,1 sehingga diperoleh n=58 orang. Definisi operasional variable dalam penelitian ini yaitu : a). Pemberian informasi pra bedah : komunikasi yang dilakukan antara perawat dengan klien dalam rangka tukar- menukar pikiran, pengalaman, perilaku tentang tujuan, efek, persiapan,dan prosedur operasi di RSUI Kustati Surakarta. b). Kecemasan : perasaaan khawatir pada pada pasien fraktur femur dalam mempersiapkan pembedahan mayor di bangsal Orthopedi RSUI Kustati Pada pengukuran tingkat kecemasan pasien, peneliti menggunakan kuesioner untuk menganalisa data yang berisi tentang HRS-A ( Hamilton Rating Scale), sebagai alat ukur untuk mengukur kecemasan pada pasien pra bedah mayor. HRS-A (Hamilton Rating Scale ) ) yang berisi 14 kelompok gejala yang masing- masing gejala di beri penilaian antara 0-14, dengan penilaian sebagai berikut : a.nilai 0 : tidak ada gejala atau keluhan. b.nilai 1 : gejala ringan c.nilai 2 : gejala sedang. d.nilai 3 : gejala berat. e.nilai 4 : gejala berat sekali. Gejala- gejala yang tertuang dalam kuesioner ini ada 14 antara lain :gejala perasaan cemas, gejala ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi, gejala somatic, gejala somatik fisik/ somatic, gejala kardiovaskuler dan pembuluh darah, gejala respiratori, gejala gastrointestinal, gejala urogenital, gejala autonom, sikap dan tingkah laku Data yang telah diperoleh diolah dengan menggunakan komputer program 10.0 dan disajikan dalam bentuk tabel. Analisa data di sini dimaksudkan untuk mengetahui beda antara sebelum dan sesudah dilakukan pemberian informasi pra bedah terhadap pasien pra bedah mayor. Penelitian ini akan dilaksanakan di bangsal Orthopedi RSUI Kustati Surakarta. Bangsal ortopedi terdiri dari empat bangsal yaitu :bangsal Az- Zaitun, Al- Abror, Al- Huda, As- Salwa Analisa data dilakukan untuk menjawab penelitian maka harus menggunakan uji stastistik yang cocok dengan variable yang di teliti. Untuk mengetahui uji beda tersebut maka dilakukan uji dengan mengunakan tehnik uji t- test yaitu dengan rumus : t = Mx - My SD bm HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Frekuensi kecemasan tingkat kecemasan pre test post Tidak cemas 22, 4 34,5 Cemas ringan 22, 4 39,7 Cemas sedang 37,9 25,8 Cemas berat 13,8 0 Cemas berat sekali 3,5 0 Berdasarkan tabe1, menunjukan bahwa sebelum dilakukan pemberian informasi pra bedah responden tidak mengalami kecemasan sebanyak (22,4 ),cemas ringan ( 22,4 ), cemas berat (13,8 ), dan yang paling banyak responden mengalami tingkat kecemasan sedang yaitu (37,9),sedang prosentase yang paling sedikit pada tingkat kecemasan berat sekali (3,5 ) dari total responden yang ada. Data post test ditemukan responden yang tidak mengalami kecemasan (34,5 ), cemas sedang (25,8 ), dan paling banyak responden mengalami tingkat kecemasan ringan sebanyak Pengaruh Pemberian Informasi Pra bedah Terhadap Tingkat Kecemasan ( Endang Sawitri dan Agus) 15

(39,7 ), sedangkan responden yang mengalami cemas berat dan cemas berat sekali tidak ada. Jenis kelamin Wanita Pria Tabel 2 distribusi kecemasan responden Tidak cema s 13,8 8,6 Tingkat kecemasan pre test Cema Cemas Cem s sedan as ringa g berat n 6,9 8,6 0 15,5 29,3 Total 22,4 22,4 37,9 13,8 13,8 Berat sekal i 0 3,5 3,5 Data, menunjukan sebelum diberikan informasi pra bedah kaum laki- laki lebih banyak yang mengalami kecemasan di banding wanita dengan perincian : kaum wanita yang tidak mengalami kecemasan sebanyak 8 orang (13,8 ), sedangkan laki-laki 5 orang (8,6 ), tetapi tingkat kecemasan ringan sampai berat sekali laki- laki lebih tinggi prosentasenya dibanding wanita. Kecemasan yang paling banyak dialami laki-laki pada tingkat kecemasan sedang sebanyak 17 orang (29,3 ) dari total responden. Variabel Tabel `3. Uji Asumsi Normalitas Kolmogorov Smirnow p-value pre test 0,605 0,854 post test 0,810 0,528 Dari tabel 3, menunjukan bahwa nilai Kolmogorov Smirnov pada kedua variabel memiliki nilai probabilitas (p ) pre test sebesar 0,857 dan nilai post test sebesar 0,528 nilai probabilitas tersebut tidak pada signifikansi 5 ( p> 0,05 ). Hal ini berarti bahwa sebaran data kelompok baik pada kelompok sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan adalah berdistribusi normal. Uji hipotesa penelitian ini menggunakan uji t test, tujuannya untuk mengetahui beda mean sebelum dan sesudah dilakukan pemberian informasi pra bedah. Hasil perhitungan uji hipotesa menggunakan uji statistik t test dengan menggunakan komputer SPSS 10.0. N nilai t Tabel 4. Uji t- test SIG pre test 58,819 0,000 post tes Menurut tabel 4, dengan uji t-test didapatkan korelasi antara dua variabel (sebelum dan sesudah diberikan informasi pra bedah) adalah sebesar 0,819 dengan nilai probabilitas jauh dibawah 0,05 Hal ini menyatakan adanya korelasi antara pre test dan post test adalah sangat erat dan benar-benar berhubungan secara nyata. Standar Deviasi pre test post test Tabel 5 Paired t-test t DF p- value 7,366 57 0,000 Uji t-test menghasilkan nilai t sebesar 7,366 yang berarti nilai ini lebih besar dari nilai t tabel yaitu 2,002. Hal ini menunjukkan bahwa ada beda antara pre test dan post test, dengan tingkat signifikansi (α) adalah 5. Sedangkan derajat kebebasannya adalah 57, oleh karena itu maka : Ho ditolak Ha diterima Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa ada beda yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan komunikasi terapeutik (pemberian informasi pra bedah) terhadap tingkat kecemasan pada pada pasien pra bedah mayor. Perbedaan hasil tersebut ditandai dengan adanya penurunan tingkat kecemasan setelah dilakukan komunikasi terapeutik ( pemberian informasi ) pada pasien pra bedah mayor fraktur femur di RSUI Kustati Surakarta. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian di bangsal orthopedi RSUI Kustati dapat disimpulkan : 16 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 1 No.1, Maret 2008 :13-18

1. Ada hubungan yang bermakna antara pemberian informasi pra bedah dengan penurunan tingkat kecemasan pada pasien pra bedah mayor. 2. Responden laki laki ditemukan lebih cemas dibandingkan perempuan dalam menghadapi operasi fraktur femur 3. Ada beda tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan pemberian informasi pra bedah yaitu ada penurunan tingkat kecemasan dari kecemasan sedang menjadi kecemasan ringan. Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih belum sempurna, maka penulis memberikan saran : 1.Bagi tenaga medis khususnya dokter dan perawat di bangsal Orthopedi RSUI Kustati Surakarta perlu ditingkatkan lagi komunikasi terapeutik terutama dalam memberikan informasi tentang pra bedah pada pasien yang menghadapi operasi melalui pelatihan pelatihan khusus, seminar. 2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut yang lebih besar subyeknya tentang variabel variabel komunikasi terapeutik yang mempengaruhi tingkat kecemasan dengan menggunakan alat yang lebih peka dan lebih teliti. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2005. Peningkatan Angka Kecelakaan Lalu Lintas Di Dunia, www.wahanaarta.com. Anonim, 2005. Angka Kecelakakan Lalu Lintas Di Indonesia, www.depkes.go. id Arikunto, S, 2002.Prosedur Penelitian Suatu pendekatan (Edisi Revisi Keempat ).Jakarta : Renika Cipta. Azis Alimul, Skep, Ners, 2003. Metodologi Riset.Jakarta : Salemba Medika. Azwar, S., 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Budi Anna Keliat, 1997. Komunikasi Terapeutik.Jakarta : EGC. Brockopp, D.Y., & Tolsma, M.T.H, 1999. Dasar Dasar Riset Keperawatan, Alih Bahasa : Yasmin Asih dan Aniek Maryunani. Jakarta : EGC. Depkes RI. Direktorat Kesehatan Jiwa, 1995. Pedoman Perawatan Psikiatri. Jakarta. Kaplan and Saddock, 1997. Modern Synopsis of Comprehensive Text Book of Psychiatry, 4 ed. Wiliams and Wilkins Comp. Baltimore. USA. Kusuma, W, 1997. Kedaruratan Psikiatri dalam Praktek. Jakarta : Profesional Book. Long C,B, 1996. Medical and SurgicaL Nursing, Cruitical Thingking In Client Care. California : Addison Wesley Nursing. Mugi Hartoyo, MN, 2004. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Ansietas ( Kecemasan ). Depkes Jawa Tengah. Potter and Perry AG, 1996. Stastistik Fundamental of Nursing, Saint Louis : Mosby Year Book. Vacarolis, EM., 1995. Foundation of Psyhiatric Metal Health Nursing, Sounders Company. Yuwono, S, 1995. Ikhtisar Komunikasi. Yogyakarta : Liberty. Marlinda E, 2000. Pengaruh Pemberian Informasi Pra Bedah Terhadap Kecemasan Pasien Yang Akan Menjalani Appendektomi. Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta. Pengaruh Pemberian Informasi Pra bedah Terhadap Tingkat Kecemasan ( Endang Sawitri dan Agus) 17

Rahman N, 2000. Pengaruh Tehnik Komunikasi Terapeutik Terhadap Penurunan Skor Kecemasan Pada Klien Post Laparatomi, Fakultas Kedokteran UGM. Yogyakarta. Sri Mulyani, 2001. Efektivitas Komunikasi Terapeutik Terhadap Kecemasan Pada Pasien Interna, Fakultas Kedokteran UGM. Yogyakarta 18 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 1 No.1, Maret 2008 :13-18