ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Sekolah Dasar. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 (Sudrajat, 2010),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. sikap dan keterampilan peserta didik. Pelaksanaannya bukanlah usaha mudah

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan globalisasi sekarang ini sangat sekali diperlukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

Ramlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

E.ISSN P.ISSN Vol.3 No.1 Edisi Januari 2018

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, bertanggung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas (2013) menjelaskan, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang

PENGEMBANGAN KURIKULUM DITINJAU DARI TINGKAT KABUPATEN SAMBAS PADA DAERAH TERTINGGAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH KABUPATEN SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PENGARUH PENERAPAN METODE ECLECTIC TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI MTS AN-NUR JAGASATRU CIREBON SKRIPSI.

pembelajaran yang bersifat monoton, yakni selalu itu-itu saja atau tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

Transkripsi:

ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA Thin Ratulangi 1, Nurdin Arsyad 2.Djadir 3 1 Program Studi Pendidikan Matematika, 2,3 Dosen PPs UNM Makassar, Indonesia ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan guru mengelola pembelajaran tematik terpadu menurut kurikulum 2013 di SDN 1 Sopai. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yang dipadukan dengan kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru VA dan VB.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas instrumen utama yakni peneliti sendiri dan instrumen pendukung yaitu lembar observasi perencanaan pembelajaran, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, dan pedoman wawancara. Hasil penelitian ini adalah (1) subjek penelitian mampu menyusun perencanan pembelajaran dengan maksimal (2) subjek penelitian mampu melaksananakan pembelajaran tematik terpadu dengan pendekatan saintifik dengan maksimal (3) subjek penelitian mampu melaksananakan penilaian pembelajaran menurut kurikulum 2013 dengan maksimal. Kata kunci : Pengelolaan pembelajaran, pembelajaran tematik, kurikulum 2013. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan suatu negara. Selain memerlukan sumber daya alam, juga memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Upaya untuk menciptakan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dapat ditempuh melalui pendidikan. Dunia pendidikan diharapkan bisa menjadi salah satu wahana untuk mempersiapkan generasi bangsa, sehingga lahir sumber daya manusia yang handal dan mempunyai kemampuan untuk menghadapi dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia modern. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Berdasarkan undang-undang tersebut, maka pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang cerdas dan terampil, berkualitas dan kreatif serta mampu bersaing dalam menghadapi tantangan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi. Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Melalui pendidikan peserta didik dihantarkan pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, 13

moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial. Dengan demikian diharapkan akan tercipta sum79 ber daya manusia yang berkualitas. Penyelenggaraan pendidikan dalam rangka mencapai mencapai tujuan pendidikan nasional disesuaikan dengan pembangunan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Hal ini menjadikan sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang diselenggarakan pemerintah sebagai pemegang peranan penting. Salah satu cara yang dilakukan sekolah untuk mencapai tujuan tersebut adalah melaksanakan proses pembelajaran yang sistematik dan terarah untuk membawa siswa pada perubahan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengetahui dan mengukur tingkat ketercapaian tujuan program pemerintah dalam bidang pendidikan maka dilakukan evaluasi secara terarah dan berkesinambungan. Evaluasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui ketercapaian program pendidikan yang telah dilaksanakan sebelumnya dan mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi dalam penerapan programprogram pendidikan tersebut. Adapun komponen yang mengalami penyempurnaan dalam bidang pendidikan yaitu perubahan kurikulum dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari mengolah mengkontruksi, dan menggunakan pengetahuan. Siswa dituntun untuk mencari tahu lebih banyak informasi dan bukan hanya menunggu untuk diberi tahu oleh guru. Pemberlakuan kurikulum 2013 menuntut sejumlah perubahan mendasar pada poses pembelajaran yang berlangsung di sekolah. Sekurangnya ada dua perubahan mendasar yang dilakukan yakni perubahan pada sistem pembelajaran dan perubahan pada sistem penilaian. Perubahan sistem pembelajaran artinya pembelajaan dalam konteks kurikulum 2013 harus dilakukan dengan tujuan utama agar siswa beroleh kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk hidup dalam dan kehidupan di dalam masyarakat abad ke-21. Oleh sebab itu pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 dilakukan dengan berdasar pada pendekatan ilmiah (saintifik) dalam proses pembelajaran. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses, seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Proses pembelajaran yanag mengimplementasikan pendekatan saintifik akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Pembelajaran tematik atau model pembelajaran tematik terpadu pada kurikulum 2013 dilaksanakan pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Model pembelajaran ini berangkat dari pendekatan tematis sebagai acuan dasar bahan dan kegiatan pembelajaran. Tema yang dibuat dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam matapelajaran tertentu maupun antarmata pelajaran. 14

Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan delapan standar penyelenggaraan pendidikan. Kedelapan standar tersebut yaitu: 1) standar kompetensi lulusan, 2) standar isi, 3) standar proses, 4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, 5) standar sarana dan prasarana, 6) standar pengelolaan, 7) standar pembiayaan, dan 8) standar penilaian. Standar proses menjadi standar penyelenggaraan yang sangat perlu untuk dipahami dan dikembangkan guru karena merupakan kriteria pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan. Kualitas pembelajaran berimplikasi terhadap kualitas peserta didik. untuk menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah. Pada proses pembelajaran tematik di Sekolah Dasar (SD) dibutuhkan kreativitas guru untuk menimbulkan suasana pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan sehingga peserta didik dapat termotivasi untuk lebih giat dalam mengikuti proses belajar mengajar. Pembelajaran tematik terpadu diyakini sebagai salah satu model pengajaran yang efektif. Model pembelajaran ini mampu mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik. Guru dituntut untuk dapat memilih dan menerapkan metode, model pembelajaran ataupun strategi mengajar yang tepat untuk pencapaian tujuan pembelajaran serta meningkatkan minat dan motivasi peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar. Karena guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar dan mengajar, maka dituntut kreativitas dan profesionalisme seorang guru. Hal ini menjadi alasan perlunya dilakukan pengamatan terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan kurikulum 2013. Guru dituntut melakukan upaya inovatif, agar manfaat pembelajaran benar-benar dirasakan oleh siswa, hal ini diakibatkan karena guru merupakan bagian terpenting dalam menentukan berhasil tidaknya pembelajaran di sekolah. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang dipadukan dengan kuantitatif mendeskripsikan kemampuan guru mengelola pembelajaran tematik menurut kurikulum 2013 di SD Negeri 1 Sopai. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen utama, dan instrumen pendukun berupa lembar observasi perencanaan pembelajaran, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, dan pedoman wawancara. Subjek penelitian adalah guru kelas VA dan guru kelas VB. Data pada penelitian ini diperoleh melalui observasi dan wawancara. Observasi terhadap perencanaan pembelajaran dilakukan masing-masing sebanyak tiga kali pada setiap subjek penelitian, sebelum melaksanakan observasi pelaksanaan pembelajaran. Observasi perencanaan pembelajaran terhadap subjek AL dilaksanakan pada tanggal 14, 21, dan 28 April 2015. Observasi perencanaan pembelajaran terhadap subjek DT dilaksanakan pada tanggal 15, 20, dan 29 April 2015. Observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu dengan pendekatan saintifik dilakukan masing-masing sebanyak tiga kali pada setiap 15

subjek penelitian, pada saat melaksanakan pembelajaran di kelas. Observasi perencanaan pembelajaran terhadap subjek AL dilaksanakan pada tanggal 15, 22, dan 29 April 2015. Observasi perencanaan pembelajaran terhadap subjek DT dilaksanakan pada tanggal 16, 20, dan 30 April 2015. Wawancara terhadap kedua subjek penelitian dilakukan melalui percakapan sehari-hari dengan subjek penelitian. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar subjek penelitian lebih terbuka dalam menyampaikan isi hatinya dan menghindari perasaan tertekan pada diri peneliti. Wawancara dilakukan pada jam istirahat. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Subjek AL dan DT menyusun perencanaan pembelajaran berupa RPP dengan menggunakan format penyusunan RPP yang diberikan pada diklat kurikulum sebagai pedoman. Hanya lima indikator perencanaan pembelajaran yang tidak dilaksanakan dengan maksimal yaitu pada rumusan indikator, hanya mengandung 1 komponen yaitu komponen behavior (perilaku), kunci jawaban dan soal yang dituliskan belum lengkap, kunci jawaban dan soal yang dituliskan belum jelas, pedoman penskroran yang digunakan belum lengkap dan pedoman penskoran yang digunakan belum jelas. Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan subjek AL, terungkap bahwa subjek telah mampu melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dengan pendekatan saintifik. Subjek mampu melaksanakan kesepuluh aspek pengamatan dan hanya 9 dari 44 indikator yang tidak dilaksanakan dengan maksimal. Hasil pengamatan dan wawancara terhadap subjek DT menunjukkan bahwa subjek telah mampu melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dengan pendekatan saintifik. Subjek mampu melaksanakan kesepuluh aspek pengamatan dan hanya 4 dari 44 indikator yang tidak dilaksanakan dengan maksimal. Dari hasil wawancara dengan subjek AL, terungkap bahwa subjek penelitian tersebut telah memahami mengenai konsep penilaian otentik. Dalam pelaksanaan pembelajaran setiap harinya, subjek telah melaksanakan penilaian otentik dengan maksimal. Subjek AL mengungkapkan bahwa dalam buku guru yang digunakan dilengkapi dengan berbagai instrumen penilaian yang memudahkannya untuk melakukan penilaian. Subjek AL juga mengungkapkan untuk mengungkap kompetensi yang dimiliki peserta didik, beliau memadukan berbagai teknik penilaian. Hasil wawancara dengan subjek DT menunjukkan bahwa subjek penelitian telah memahami mengenai konsep penilaian otentik. Dalam pelaksanaan pembelajaran setiap harinya, subjek telah melaksanakan penilaian otentik dengan maksimal. Subjek DT menggunakan buku guru sebagai pedoman dalam menyusun instrumen penilaian, karena di dalam buku guru tersebut telah disediakan instrumen penilaian yang memudahkannya untuk melakukan penilaian. Dalam pelaksanaannya, subjek penelitian memadukan berbagai teknik penilaian yang sesuai agar dapat mengungkap kemampuan peserta didik secara maksimal. 16

Pembahasan Secara umum, kemampuan subjek AL dan DT dalam mengelola pembelajaran tematik menurut kurikulum 2013 sudah maksimal. Hal ini ditunjukkan melalui hasil pengamatan dan wawancara terhadap kedua subjek penelitian. Pada pengamatan terhadap perencanaan pembelajaran yang disusun oleh kedua subjek, terlihat bahwa baik subjek AL maupun subjek DT keduanya mampu menyusun perencanaan pembelajaran dengan maksimal. Hanya lima indikator penyusunan perencanaan pembelajaran yang belum tercapai dengan maksimal oleh kedua subjek. Indikator yang dirumuskan oleh kedua subjek hanya mengandung satu komponen saja. Hal ini dikarenakan pada contoh RPP yang digunakan oleh kedua subjek rumusan indikator hanya mengandung satu komponen. Kunci jawaban dan soal serta pedoman penskoran yang dituliskan oleh kedua subjek dalam RPP belum jelas dan lengkap. Menurut pengamatan peneliti, hal tersebut terjadi karena keterbatasan kemampuan kedua subjek dalam pengetikan. Pada aspek pelaksanaan pembelajaran, kedua subjek penelitian menunjukkan kemampuan yang maksimal dalam menerapkan pembelajaran tematik terpadu sesuai denga kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik. Subjek AL melaksanakan indikator-indikator pelaksanaan pembelajaran pembelajaran tematik dengan maksimal, kecuali sembilan indikator. Menurut pengamatan peneliti pada ketiga pembelajaran yang dilakukan oleh subjek AL, hal tersebut terjadi karena kurangnya kemampuan subjek dalam mengalokasikan waktu dengan maksimal sehingga beberapa langkah pembelajaran hanya dilakukan sekilas bahkan ada yang tidak dilaksanakan. Masalah ini juga terjadi pada subjek DT, yang mengakibatkan subjek tidak melaksanakan empat indikator pelaksanaan dengan maksimal. Kemampuan kedua subjek dalam melakukan penilaian sesuai dengan kurikulum 2013 yang diungkapkan melalui wawancara menunjukkan pemahaman yang baik kedua subjek terhadap penilaian otentik. Dari wawancara juga terungkap bahwa kedua subjek penelitian mampu melaksanakan penilaian otentik sesuai kurikulum 2013 dengan maksimal. Peneliti juga mengamti kemampuan kedua subjek dalam mengelola pembelajaran Matematika sebagai salah satu muatan pembelajaran dalam pembelajaran tematik. Dari hasil pengamatan, peneliti melihat penguasaan materi Matematika yang baik pada kedua subjek. Nampak melalui kemampuan sujek memberikan penjelasan yang baik dan tepat mengenai konsep Matematika kepada peserta didik dan membimbing peserta didik untuk memahami konsep dengan baik. Hanya pada penilaian yang dilakukan oleh kedua subjek, peneliti melihat penilaian terhadap muatan Matematika belum maksimal. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di atas, peneliti menarik beberapa kesimpulan, yaitu: 17

1. Kedua subjek penelitian, baik subjek AL maupun DT mampu menyusun rencana pembelajaran berupa RPP sesuai dengan rambu-rambu penyusunan RPP kurikulum 2013 dengan masimal 2. Kedua subjek penelitian, baik AL maupun DT mampu melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dengan pendekatan saintifik dengan maksimal. 3. Subjek AL dan subjek DT mampu melaksanakan penilaian menurut kurikulum 2013 dengan maksimal. DAFTAR PUSTAKA A, Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Buchari, Alma. 2014. Guru Profesional. Alfabeta: Bandung Depdikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah Depdikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Depdiknas. 2003. Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas. 2005. Undang Undang Republik Indonesia No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Firmansyah. 2013. Pengembangan Pembelajaran Berbasis Komputer Yang Mendukung Kemampuan Spasial Siswa Pada Pembelajaran Geometri Kelas X SMA. Tesis. Tidak diterbitkan. Makassar: Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Karsa Hosnan, Muhammad. 2014. Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Ghalia Indonesia: Bogor http://www.sekolahdasar.net/2014/06/tahap-pembelajaran-tematik-terpadu.html. diakses tanggal 22 Oktober 2014. Ikram, Muhammad. 2013. Penalaran Siswa Dalam Pemecahan Masalah Trigonometri Ditinjau Dari Kemampuan Berpikir Logis. Tesis Tidak Diterbitkan. Makassar : Program Pascasarjana UNM. Komalasari, K. 2011. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama. Majid, Abdul, 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sagala, S. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. IKAPI Bandung: Alfabeta Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorintasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Edisi Ketujuh. Bandung: CV. Alfabeta Suherman, Erman, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung. UPI Press 18

Sungkono. 2013. Pembelajaran Tematik dan Implementasinya di Sekolah Dasar. Diakses tanggal 22 Oktober 2014. Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika. Strategi Belajar Matematika Kontemporer. (Bandung : Jica, 2001). Undang-Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 19

20