PERLINDUNGAN HAK KONSTITUSIONAL BURUH DALAM OUTSOURCING BERDASARKAN UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN. abstract

dokumen-dokumen yang mirip
PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. maupun antar negara, sudah sedemikian terasa ketatnya. 3

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Manusia sebagai makhluk sosial (zoon politicon)

BAB I PENDAHULUAN. organisasi pekerja melalui serikat pekerja/serikat buruh. Peran serikat

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK KONSTITUSIONAL PEMBANTU RUMAH TANGGA. abstract. Kata Kunci : Pembantu Rumah Tangga, Konvensi, Legislasi

BAB I PENDAHULUAN. 2 Hadi Setia Tunggul, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta, Harvarindo, 2009, hal. 503

Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak: Kasus Hak Buruh

BAB I PENDAHULUAN. negaranya termasuk hak ekonomi, sosial dan budaya yang di dalamnya terdapat hak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai karyawannya. Ditengah-tengah persaingan ekonomi secara global, sistem

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang adalah pembangunan disegala bidang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Hukum ketenagakerjaan merupakan keseluruhan peraturan baik tertulis

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu elemen penting dalam dunia usaha adalah masalah. dalam ketenagakerjaan, dan hal tersebut harus dapat diatasi secara

BAB I PENDAHULUAN. dengan memperkerjakan tenaga kerja seminimal mungkin untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global dan kemajuan teknologi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan jasa penyedia tenaga kerja menjadi tren di tengah. perkembangan persaingan bisnis yang semakin kompetitif.

PERLINDUNGAN KERJA.

Materi 10 Mengelola Sumber Daya Manusia & Hubungan Tenaga Kerja. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 23/PUU-XIV/2016 Perselisihan Hubungan Industrial

BAB I PENDAHALUAN. kehidupan sehari-hari entah untuk kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder

BAB II PERLINDUNGAN HAK-HAK PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK DARI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari

VIII. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan Bab V sampai dengan Bab VII,

AKIBAT DAN SOLUSI HUKUM TERHADAP PUTUSAN JUDICIAL REVIEW NOMOR. 012/PUU-1/ 2003 UU KETENAGAKERJAAN NO 13 TAHUN 2003 Oleh : Indah Mahniasari, SH, MH

BAB I PENDAHULUAN. industri sangat tergantung pada kualitas dan kwantitas tenaga kerja/buruh.

PERUNDANG-UNDANGAN KONSTRUKSI

KONTRAK DAN OUTSOURCING HARUS MAKIN DIWASPADAI

perjanjian kerja waktu tertentu yakni terkait masalah masa waktu perjanjian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang sering muncul dalam hubungan kerja adalah

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEKERJA, PEKERJA KONTRAK, DAN HAK CUTI. 2.1 Tinjauan Umum Tentang Pekerja dan Pekerja Kontrak

Serikat Pekerja/Serikat Buruh

RINGKASAN PERBAIKAN KEDUA PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 27/PUU-IX/2011 Tentang Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu (Outsourching)

Hubungan Industrial, Outsourcing dan PKWT

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 116/PUU-XIII/2015 Jangka Waktu Pengajuan Gugatan Atas Pemutusan Hubungan Kerja

A. MAKNA DAN HAKIKAT PENYEDIAAN TENAGA KERJA DENGAN SISTEM OUTSOURCING

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEDE PURWANDI ( ) KEVIN ALLEN (2B217842) LISNA APRILIANTI ( ) RIZKY AKBAR ( )

ANALISIS PERMASALAHAN OUTSOURCING (ALIH DAYA ) DARI PERSPEKTIF HUKUM DAN PENERAPANNYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen berperan dalam mengkombinasikan faktor-faktor

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

I. FENOMENA IMPLEMENTASI OUTSOURCING TERHADAP KETENAGAKERJAAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat". untuk kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Dalam rangka pembangunan nasional untuk mewujudkan

SILABUS. DESKRIPSI SINGKAT : Mata kuliah ini membahas mengenai hubungan industrial dengan psikologi.

Alasan 08/01/2015. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc. Undangundang. Keinginan karyawan. Keinginan perusahaan. Kontrak kerja berakhir

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Bahwa hal ini

BAB I PENDAHULUAN. diatur tegas di dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun penghidupan yang layak bagi kemanusian.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

Lex Privatum Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

BAB I PENDAHULUAN. penting dan strategis dalam pembangunan serta berjalannya perekonomian bangsa.

Kajian Statuta Universitas Indonesia Aspek Ketenagakerjaan. Oleh: Arinta Dea Dini Singgi dan Daya Cipta S 1

SUB POKOK BAHASAN PENGERTIAN ALASAN-ALASAN PEMBERHENTIAN PROSES PEMBERHENTIAN PASAL 153, UU PERBURUHAN NO

ETIKA BISNIS. Smno.tnh.fpub2013

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pekerjaan. Pada dasarnya, memiliki pekerjaan merupakan hak yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat penting dalam suatu kegiatan produksi.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENERAPAN SISTEM OUTSOURCING DI PERUSAHAAN SWASTA DALAM PERSPEKTIF PERLINDUNGAN HUKUM HAK-HAK PEKERJA KONTRAK

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA KONTRAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

IMPLIKASI HUKUM TERHADAP SISTEM OUTSOURCHING PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO. 27/PUU-X/2011

Forum HRD Bekasi 25 Oktober 2013 Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. menganggap pengangguran bukan masalah ketenagakerjaan yang serius

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 9/PUU-XIII/2015 Pengangkatan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

BAB I PENDAHULUAN. apabila negara dapat memberi peluang bagi seluruh masyarakat untuk

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 61/PUU.D-VIII/2010 Tentang Perlindungan dan Penghargaan Terhadap Hak-Hak Buruh

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA KONTRAK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA OUTSOURCING (Alih Daya) PADAA PT. SUCOFINDO CABANG PADANG SKRIPSI

UNDANG-UNDANG NO. 21 TH 2000

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

MSDM Hubungan Industrial DOSEN : RACHMASARI PRAMITA, ST, MM MSDM II

PENERAPAN KONTRAK KERJA PEKERJA RUMAH TANGGA- PEMBERI KERJA PERJUANGAN KE KERJA LAYAK PEKERJA RUMAH TANGGA JALA PRT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 9/PUU-XIII/2015 Pengangkatan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

Razif, Institut Sejarah Sosial Indonesia. Penguatan Serikat Buruh Pasca penghapusan kerja kontrak

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA BERSAMA. Istilah Perjanjian Kerja Bersama (PKB) timbul setelah diundangkannya

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

INVENTARISASI PUTUSAN/KETETAPAN MAHKAMAH KONSTITUSI PENGUJIAN UNDANG-UNDANG DALAM BIDANG KETENAGAKERJAAN

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN

NOMOR... TAHUN... TENTANG PROGRAM JAMINAN KOMPENSASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara. sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaaan.

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

Pasal 150 UUK KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata)

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja. Dalam melakukan pekerjaan harus dibedakan yaitu

MENILIK KESIAPAN DUNIA KETENAGAKERJAAN INDONESIA MENGHADAPI MEA Oleh: Bagus Prasetyo *

JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 9 (2014) Copyright 2014

SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

Transkripsi:

PERLINDUNGAN HAK KONSTITUSIONAL BURUH DALAM OUTSOURCING BERDASARKAN UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN Oleh Dr. Fanny Tanuwijaya, S.H.,M.Hum 1 Dosen Fakultas Hukum Universitas Jember abstract Penerapan outsourcing dalam Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan secara hukum melanggar hak konstitusional buruh sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945. Outsorcing dalam hal ini adalah menyangkut pemborongan jasa pekerja. Pelanggaran ini disebabkan karena tidak adanya hubungan kerja antara buruh outsourcing dengan pengusaha perusahaan pemberi kerja. Implikasi hukum karena tidak adanya hubungan kerja pada gilirannya menciptakan ketidakpastian hukum karena tidak adanya perlindungan hukum bagi buruh. Kata kunci : outsourcing, hak konstitusional A. Pendahuluan Konstitusi UUD 1945 telah mengamanatkan melalui Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 28 ayat 2 menyangkut hak konstitusional setiap warga negara terhadap buruhan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, termasuk hak konstitusional buruh. Selengkapnya sebagai berikut : Pasal 27 (2) Tiap-tiap warga negara berhak atas buruhan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal 28 (2) Setiap orang berhak untuk bekerja dan mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (selanjutnya disebut undang-undang ketenagakerjaan) merupakan penjabaran lebih lanjut dari konstitusi UUD 1 Fangfangtan@yahoo.com 1

1945. Dengan demikian secara substantif undang-undang ketenagakerjaan tersebut harus mencerminkan amanat hak konstitusional sebagaimana Pasal 27 (2) dan Pasal 28 (2) UUD 1945. Berkaitan dengan dua pasal itu, dewasa ini muncul kecenderungan baru dalam dunia ketengakerjaan di Indonesia yang lajim dikenal dengan istilah outsourcing 2 atau perjanjian pemborongan buruhan atau penyediaan jasa buruh. Outsourcing ini merupakan dampak timbulnya persaingan usaha yang begitu ketat dan sangat kompetitif. Kenyataan demikian pada gilirannya menuntut para pemilik modal untuk menyesuaikan tuntutan pasar yang berorientasi pada prilaku efisiensi dan efektifitas yang pada gilirannya menimbulkan eksploitasi oleh pengusaha terhadap buruh. Keberadaan outsourcing ini dalam undang-undang ketenagakerjaan diatur pada Pasal 64, Pasal 65 dan Pasal 66. 3 Akibat diterapkannya outsourcing, muncul gejolak buruh di Indonesia diseamping polemik yang terus menjadi headline berbagai media. B. Isu Hukum Berdasarkan kenyataan di atas maka isu hukum yang muncul adalah apakah outsourcing yang telah dilembagakan dalam undang-undang ketenagakerjaan telah sesuai dengan hak-hak konstitusional buruh? C. Pembahasan 1. Pengertian Outosurcing Outsourcing dapat diterjemahkan sebagai pemanfaatan tenaga kerja untuk memproduksi atau melaksanakan suatu buruhan oleh suatu perusahaan, melalui perusahaan penyedia tenaga kerja. Ini berarti ada dua perusahaan yang terlibat, yakni perusahaan yang khusus menyeleksi, melatih dan memperkerjakan tenaga kerja yang 2 Aries Harianto, Diktat Kuliah : Hukum Penyelesaian perselisihan hubungan Industrial, (Jember, 2009), hlm.86 3 Muzni Tambusal-Dirjen PHI, Depnakertrans. Informasi Hukum Vol. 1 Tahun VI, 2004, http://www.nakertrans.go.id 2

menghasilkan suatu produk/jasa tertentu untuk kepentingan perusahaan lainnya. Dengan demikian perusahaan yang kedua tidak mempunyai hubungan kerja langsung dengan tenaga kerja yang bekerja padanya; hubungan hanya melalui perusahaan penyedia tenaga kerja. 4 Istilah outsourcing secara eksplisit tidak ditemukan secara langsung dalam undangundangan ketenagakerjaan. Pasal 64 dalam undang-undang itu hanya disebutkan dengan bahwa perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyedia jasa buruh/buruh yang dibuat secara tertulis. 5 2. Outsourcing dalam Praktek Penerapan outsourcing dalam konteks pemborongan jasa buruh memiliki dampak terhadap buruh maupun pengorganisasian buruh. Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : a. Dampak bagi Buruh Melahirkan ketidakpastian hukum dalam upaya memberikan proteksi hukum terhadap buruh outsourcing. Hal ini terjadi karena tidak adanya hubungan kerja dalam bentuk perjanjian kerja antara buruh outsourcing dengan pengusaha pada perusahaan pengguna outsourcing. Hubungan kerja hanya terjadi antara buruh outsourcing dengan pengusaha perusahaan penyedia jasa buruh outsourcing. Ketidakpastian semacam ini membuka ruang kesewenang-wenangan bagi perusahaan pemberi kerja dengan memanfaatkan celah hukum tidak adanya hubungan kerja antara pengusaha pemberi kerja dengan buruh outsourcing. 4 Richardus Eko Indrajarit, dalam Aries Harianto, Diktat Hukum Ketenagakerjaan, (Jember, Copi Corner, 2009), hlm.36 5 http://www.nakertrans.go.id/arsip berita/naker/outsourcing.php, terakhir diakses tanggal 15 Agustus 2008 3

Di sinilah awal distorsi hak-hak konstitusional buruh mulai dipangkas. Hubungan kerja yang kabur sebagai wujud ketidakpastian perlindungan terhadap buruh pada gilirannya memperlemah posisi tawar buruh terhadap pengusaha terutama menyangkut akses pemenuhan akan hak-hak konstitusional sebagai buruh. Buruh dituntut untuk memenuhi persyaratan dalam outsourcing, jam kerja yang padat, upah yang tidak seimbang, tidak adanya kesempatan untuk bergabung dalam organisasi buruh, menerima upah yang jauh lebih rendah daripada buruh tetap, terhindar dari penyediaan tunjangan-tunjangan seperti pensiun, asuransi kesehatan, kematian atau kecelakaan, sakit dibayar, cuti dibayar, tunjangan melahirkan 6. b. Mengubah status hubungan kerja tetap menjadi tidak tetap. Modus yang biasa dilakukan menyertai outsourcing adalah : - Melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap seluruh buruhnya dengan alasan bangkrut dan kemudian menawarkan pesangon. Setelah itu perusahaan dibuka lagi biasanya dengan nama baru dan menerima buruh melalui perusahaan penyedia jasa buruh / perusahaan outsourcing. Dalam hal iniakhirnya semua buruh menjadi buruh outsourcing. Pihak pengusaha berpendapat bahwa Dari mana buruh itu direkrut, bagaimana datangnya dan lain-lain adalah bukan urusan kita sebagai pemakai 7. Inilah satu kondisi yang memperlihatkan bahwa buruh adalah barang dagangan dan outsourcing tidak lain hanyalah trifficking yang dilegalkan. - Menutup satu bagian tertentu di perusahaan, dengan alasan bagian tersebut bukan merupakan kegiatan pokok (non core business). Buruh di bagian itu di PHK dan kemudian ditawarkan untuk terus bekerja tetapi melalui penyediaan jasa buruh. 6 Celia Mather, pengingkaran hak-hak konstitusional buruh, ( 2008), hal 37. 7 Komang Primanda, Perekrutan Buruh, ( 2008), hal 31. 4

Akibat perubahan status buruh (dari buruh tetap menjadi buruh outsourcing) secara hukum menyebabkan perubahan hak yang merugikan buruh. Berdasarkan undangundang ketenagakerjaan jenis buruhan yang dapat dioutsourcing hanyalah buruhan yang tidak menyangkut kegiatan pokok (non core business). Sementara undangundang ketenagakerjaan tidak mengatur tentang perbedaan buruhan pokok (core business) dan non buruhan pokok (non core business) - Menunggu sampai ada buruh yang pensiun atau mencari-cari kesalahan individual buruh untuk kemudian dilakukan PHK secara perorangan. Selanjutnya untuk mengganti buruh yang pensiun atau di PHK digunakan buruh outsourcing. Padahal jenis pekerjaan dari buruh yang dipensiun atau di PHK adalah pekerjaan pokok (core core business) - Secara tidak langsung mematikan hak buruh untuk memperjuangkan kepentingannya dan mematikan hak mogoknya. Ini terjadi karena tuntutan dan pemogokan yang dilakukan oleh buruh outsourcing dapat dengan mudah direspon oleh pengusaha atau pemberi kerja dengan PHK. 2. Pengorganisasian Buruh - Pada Serikat Buruh tradisional yang anggotanya adalah buruh tetap, buruh outsourcing umumnya tidak dijadikan anggota. Selain karena jangka waktu kerjanya tidak tentu (tergantung kontrak kerja antara perusahaan pemberi kerja dengan perusahaan penyedia jasa tenaga kerja), juga karena hubungan kerja buruh outsourcing bukan dengan pemberi kerja (sebagaimana buruh tetap) melainkan dengan perusahaan penyedia jasa buruh. - Mematahkan solidaritas antar buruh Hal ini terjadi terutama di perusahaan yang menggunakan buruh outsourcing hanya sebagian saja. Perbedaan tingkat kesejahteraan antara buruh tetap dan buruh 5

outsourcing sangat efektif mematahkan solidaritas antar buruh dalam rangka memperjuangkan hak-hak konstitusionalnya. D. Penutup 1. Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa pengaturan outsourcing dalam undang-undang ketenagakerjaan tidak memberikan perlindungan hukum kepada buruh outsourcing. Hubungan kerja hanya terjadi antara buruh outsourcing dengan pengusaha perusahaan penyediaan jasa pekerja. Kenyataan demikian membuka ruang kesewenangwenangan bagi pengusaha pengguna buruh outsourcing untuk mendistorsi hak-hak konstitusional pekerja. Bahkan pelembagaan outsourcing dalam undang-undang ketenagakerjaan cenderung digunakan sebagai modus yang merugikan buruh outsourcing atas hak-hak yang seharusnya diterima. 2. Saran Dalam upaya memberikan perlindungan hukum terhadap buruh outsourcing agar sesuai dengan hak-hak konstitusional pekerja sebagaimana diatur dalam UUD 1945, maka mendesak untuk dilakukan revisi undang-undang ketenagakerjaan. Revisi tersebut menyangkut outsourcing (pemborongan penyediaan jasa pekerja) dengan harapan agar keberadaan outsourcing itu dapat meningkatkan kesejahteraan, harkat dan martabat pekerja sesuai konstitusi serta prinsip-prinsip dasar ILO. 6

DAFTAR BACAAN Aries Harianto, Diktat Kuliah : Hukum Penyelesaian perselisihan hubungan Industrial, (Jember, 2009), hlm.86 Celia Mather, pengingkaran hak-hak konstitusional buruh, ( 2008), hal 37. Komang Primanda, Perekrutan Buruh, ( 2008), hal 31. Muzni Tambusal-Dirjen PHI, Depnakertrans. Informasi Hukum Vol. 1 Tahun VI, 2004, http://www.nakertrans.go.id Richardus Eko Indrajarit, dalam Aries Harianto, Diktat Hukum Ketenagakerjaan, (Jember, Copi Corner, 2009), hlm.36 http://www.nakertrans.go.id/arsip berita/naker/outsourcing.php, terakhir diakses tanggal 15 Agustus 2008 7

8