BAB IV METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage

Azridjal Aziz, ST. MT. NIP

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE)

LAPORAN PENELITIAN. Oleh : Azridjal Aziz, ST. MT. NIP Ir. Herisiswanto, MT. NIP Dibiayai oleh :

BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE)

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini

BAB II DASAR TEORI 2012

LAPORAN PENELITIAN. Oleh :

PERFORMANSI SISTEM REFRIGERASI HIBRIDA PERANGKAT PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN REFRIGERAN HIDROKARBON SUBSITUSI R-22

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

Bab III Metodelogi Penelitian

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PIPA KAPILER DAN KATUP EKSPANSI TERMOSTATIK PADA SISTEM PENDINGIN WATER-CHILLER

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap

Azridjal Aziz (1) Hanif (2) ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II STUDI PUSTAKA

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

PENGARUH BEBAN PENDINGIN TERHADAP TEMPERATUR SISTEM PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP DENGAN PENAMBAHAN KONDENSOR DUMMY

ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Data data yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini : pendingin dengan refrigeran R-22 dan MC-22.

PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-12 DAN R-134a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

LAPORAN PENELITIAN. Oleh : Azridjal Aziz, ST. MT. NIP Ir. Herisiswanto, MT. NIP

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Maret Yang

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI

Penggunaan Thermal Energy Storage sebagai Penyejuk Udara Ruangan dan Pemanas Air pada Residential Air Conditioning Hibrida

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

BAB II LANDASAN TEORI

Commissioning & Maintenance of Air Conditioning System

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perbaikan Dan Uji Kebocoran Mesin Pendingin Absorpsi

ANALISA PERFORMANSI MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP VARIASI KECEPATAN PUTARAN FAN KONDENSOR DENGAN KAPASITAS KOMPRESOR 1 PK MENGGUNAKAN R22

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN

PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung (Indirect System)

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

PENGARUH JENIS REFRIGERANT DAN BEBAN PENDINGINAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

Azridjal Aziz (1), Hanif (2) ABSTRACT

BAB III PERBAIKAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang dikondisikan tersebut dikontrol.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi

Bab III. Metodelogi Penelitian

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP MENGGUNAKAN R22 DAN R134a DENGAN KAPASITAS KOMPRESOR 1 PK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL PRAKTIKUM. Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T.

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39

BAB VI PENGOLAHAN DATA dan ANALISIS DATA

PENGARUH PENGGUNAAN KATUP EKSPANSI JENIS KAPILER DAN TERMOSTATIK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA MESIN PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP HIBRIDA

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

PENGARUH KECEPATAN PUTAR POROS KOMPRESOR TERHADAP PRESTASI KERJA MESIN PENDINGIN AC

Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293, Indonesia 2 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu,

ANALISA WAKTU SIMPAN AIR PADA TABUNG WATER HEATER TERHADAP KINERJA AC SPLIT 1 PK

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng

BAB II DASAR TEORI LAPORAN TUGAS AKHIR. 2.1 Blast Chiller

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB IV ANALISA SIMULASI DAN EKSPERIMEN

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG MESIN AC SPLIT 2 PK. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar Strata Satu ( S-1 ) Teknik Mesin

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

PENGARUH PERUBAHAN PUTARAN KOMPRESOR SERTA MASSA REFRIGRANT TERHADAP COP MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP

BAB IV LANGKAH PENGERJAAN

BAB IV ANALISA EKSPERIMEN DAN SIMULASI

ANALISIS PERFORMANSI AC PORTABLE UNTUK CONTAINER 20 KAKI DI PT ESKIMO WIERAPERDANA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB IV METODE PENELITIAN Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahapan ini akan dilakukan studi literatur dan pendalaman pemahaman terhadap konsep mesin refrigerasi hibrida yang menggunakan refrigeran hidrokarbon subsitusi R-22, dan mempelajari buku-buku dan jurnal-jurnal penelitian terbaru yang relefan. Studi literatur ini dapat dilakukan di perpustakaan maupun melalui internet. 2. Tahap Penyiapan Alat Uji Pada tahapan ini dilakukan penyiapan alat uji yang ada di Lab. Perawatan dan Perbaikan Teknik Mesin, UNRI dengan menyesuaikan dan menambahkan perangkat/peralatan yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian, seperti penambahan ruang pendingin dengan ukuran 1,6 m x 2 m x 2 m. Alat uji yang digunakan adalah dengan memodifikasi perangkat pengkondisian udara dan melakukan penambahan beberapa komponen yang dapat melayani pengujian untuk pengambilan data yang diperlukan. 3. Tahap Pengumpulan Data Pada tahapan ini dilakukan pengambilan data-data yang diperlukan dengan menggunakan beberapa macam alat ukur antara lain : pressure gauge, termometer, multimeter, stopwatch. Data-data yang diambil meliputi temperatur air masuk dan keluar koil pendingin (indoor unit) pada ruang pendingin, temperatur air masuk dan keluar koil pemanas pada ruang pemanas, temperatur udara melewati sirip koil pendingin, temperatur ruang pendingin, temperatur tangki air dingin, temperatur tangki air panas, temperatur ruang pemanas. laju aliran air masuk dan keluar evaporator, laju aliran air masuk dan keluar kondensor, tekanan pada sisi masuk kompresor, tekanan pada sisi keluar kompresor, tekanan keluar kondensor dan tekanan masuk evaporator. 16

4. Tahap Analisis Data Data yang diperoleh akan ditabulasikan dan dilakukan perhitungan sesuai prinsip-prinsip termodinamika yang berlaku, selanjutnya akan diplot dalam berbagai grafik yang dapat memberikan informasi-informasi mengenai pengaruh temperatur masuk dan keluar evaporator, temperatur masuk dan keluar kondensor, laju aliran air pengisi dan laju aliran massa refrigeran, tekanan pada sisi masuk kompresor, tekanan pada sisi keluar kompresor, tekanan keluar kondensor dan tekanan masuk evaporator terhadap unjuk kerja sistem 5. Tahap Pembuatan Laporan Pada tahapan ini seluruh hasil yang diperoleh dari tahapan sebelumnya dibuat dalam bentuk laporan hasil penelitian. Laporan hasil penelitian ini juga dapat dipublikasikan di jurnal-jurnal ilmiah terakreditasi, atau dipublikasikan di seminar-seminar yang relefan, sehingga dapat diperoleh masukan-masukan untuk kesempurnaan penelitian selanjutnya. 4.1 Peralatan Pengujian Instalasi alat uji Mesin Pendingin Kompresi Uap Hibrida mempunyai komponenkomponen utama yaitu kompresor, kondensor, pipa kapiler, meja alat uji, pompa air sirkulasi, serta instrumen pengrukuran. Air Qk Katup Ekspansi Kondensor Evaporator Kompresor Wk Qe Air Gambar 4.1 Siklus Kompressi Uap Ideal dengan Pendingin Air 17

4.1.1 Evaporator Evaporator adalah alat penukar kalor yang dalam proses perpindahan panasnya fluida kerjanya, dalam hal ini refrigeran mengalami perubahan fasa. Seperti halnya alat penukar kalor lainnya, evaporator memiliki banyak jenis. Dari hasil perancangan yang digunakan adalah evaporator jenis tabung dan pipa (shell and tube ) dimana refrigeran mendidih dalam pipa dan air sebagai fluida pendingin dan masih didalam cangkang. Laluan pipa di dalam tabung dibuat berselang-seling yang tujuannya untuk meningkatkan koefisien perpindahan panas evaporator ini. Refrigeran Air masuk Kotak evaporator Air keluar Gambar 4.2 Skema aliran air dalam kotak evaporator 4.1.2 Kondensor Bentuk kondensor direncanakan sama dengan bentuk evaporator yaitu jenis tabung dan pipa (Sheel and Tube) tetapi fenomenanya berbeda dengan evaporator karena refrigeran mengembun didalam pipa dan air sebagai fluida pendingin mengalir diluar pipa dan masih di dalam cangkang. Laluan pipa didalam tabung dibuat berselang seling yang tujuannya untuk meningkatkan koefisien perpindahan panas kondensor ini. 4.1.3 Alat ekspansi Salah satu komponen pengatur aliran dalam sistem pendingin adalah akat ekspansi. Alat ini secara umum memiliki dua fungsi yaitu mengekspansikan cairan 18

refrigeran dari tekanan kondensor menjadi tekanan evaporator dan mengatur suplai cairan refrigeran ke evaporator pada laju aliran yang sesuai dengan beban pendinginan. Alat penurun tekanan yang digunakan pada pengujian ini adalah jenis pipa kapiler, yaitu pipa tembaga dengan diameter dalam yang sangat kecil hanya beberapa milimeter atau kecil dari satu milimeter. Refrigeran Air masuk Kotak Kondensor Kotak evaporator Air keluar Gambar 4.3 Skema aliran air pada kondensor 4.1.4 Filter Alat ini berfungsi untuk mengurangi kandungan air yang tercampur di dalam refrigeran, ini diperlukan mengingat pengaruh kandungan air pada pipa refrigeran sangat buruk yaitu : Membentuk zat yang korosif jika bereaksi dengan refrigeran Menyumbat saluran refrigeran, pada katup ekspansi dan pipa kapiler. Filter di pasang diantara kondensor dan pipa kapiler yang berfungsi untuk melindungi kapiler dari pengaruh air yang terbawa dalam refrigeran sehingga kapiler dapat bekerja dengan optimal. 4.1.5 Sight glass ( kaca penduga ) Sight glass biasanya dipasang pada jalur cair pada sistem pandingin. Sight glass akan menunjukkan gelembung-gelembung udara jika jumlah refrigeran dalam sistem 19

sedikit. Jika jumlah refrigeran cukup maka sight glass akan penuh dengan cairan. Sight glass tidak akan memperlihatkan apapun jika tidak ada cairan pada saluran. Sight glass mungkin akan menunjukkan beberapa gelembung ketika sistem ini pertama kali dijalankan atau pada saat sistem berhenti. Kondisi ini adalah kondisi normal, dimana tidak menunjukkan adanya kekurangan jumlah refrigeran pada sistem. 4.1.6 Pompa Sirkulasi Air Untuk mensirkulasikan air pada evaporator dan kondensor dibuat pemipaan sederhana, dengan menggunakan beberapa katup. Instalasi pemipaan tidak terlalu panjang, namun diperlukan tinggi yang cukup agar air dapat bersikulasi dengan baik. Pompa yang digunakan harus tahan terhadap temperatur rendah dan sedang. Agar laju air masuk ke evaporator dan kondensor mudah diukur, maka sistem sirkulasi air dilengkapi dengan katup-katup pengatur. Untuk instalasi siklus refrigeran maka kompresor, sight glass, filter, pipa kapiler, evaporator dan kondensor, ditempatkan pada bagian atas meja dudukan alat. Koil pendingin, koil pemanas, pompa air sirkulasi, ditempatkan di bagian bawah meja dudukan alat. 4.2Alat Ukur Alat ukur digunakan untuk mengukur besaran-besaran pada pengujian. Alat ukur yang diperlukan yaitu alat ukur tekanan, temperatur, tegangan listrik, arus listrik dipasang pada titik-titik yang perlu diuji dan diambil datanya. 4.2.1 Alat Ukur Temperatur Alat ukur temperatur di pasang pada pipa saluran refrigeran, dengan tujuan agar temperatur pada masing-masing keadaan dapat diketahui. Alat pengukur temperatur yang digunakan pada pipa saluran refrigeran adalah termokopel dengan penunjuk digital. Alat ukur temperatur juga digunakan untuk mengukur temperatur air masuk dan keluar pada kondensor dan evaporator. Selain itu juga digunakan untuk 20

mengukur temperatur ruangan pendingin dan ruangan pemanas. Pada pengujian kali ini digunakan termometer digital. Gambar 4.4 Termometer dan termokopel dengan penunjuk digital 4.2.2 Alat Ukur Tekanan Alat ukur tekanan digunakan untuk mengukur tekanan yang terjadi pada masingmasing keadaan pipa saluran refrigeran. Alat ukur yang digunakan pada pengujian kali ini adalah tabung bourdon. Gambar 4.5 Pressure gauge 4.2.3 Alat ukur Listrik Pengukuran daya kompressor dilakukan dengan mengetahui tegangan listrik masukan ke kompresor dan pengukuran arus listrik pada saat kompressor beroperasi. Tegangan listrik di ukur menggunakan Voltmeter dan arus listrik diukur dengan menggunakan ampermeter. Daya kompresor dapat dihitung dengan persamaan : 21

W=η V I Cosφ (4.1) k m dimana : W = daya kompresor (Watt) k η m = efisiensi motor = 0,7 cosφ = faktor daya = 0,7 V I = tegangan motor listrik (V) = arus motor listrik (A) 4.3 Instalasi Alat Uji Gambar 4.6 Instalasi Alat Uji Mesin Refrigerasi Hibrida Instalasi ini merupakan instalasi mesin pendingin kompresi uap hibrida yang berfungsi sebagai mesin pendingin pada lemari pendingin dan pompa kalor pada 22

lemari pengering. Untuk instalasi siklus primer ( siklus refrigeran), kompressor, sight glass, filter drier, katup ekspansi, kondensor dan evaporator ditempatkan di atas meja dudukan. Sedangkan koil pendingin, koil pemanas, pompa air sirkulasi, ditempatkan di bagian bawah meja dudukan alat. 4.4 Refrigeran Uji Refrigeran yang digunakan dalam sistem refrigerasi hibrida ini adalah hidrokarbon jenis Hycool HCR-22. Refrigeran hidrokarbon jenis Hycool HCR-22 ini hasil produksi PT. Citra Total Buana Biru, salah satu produsen refrigeran hidrokarbon di Indonesia. Penanganan refrigeran hidrokarbon untuk digunakan sebagai refrigeran pada mesin refrigerasi harus mengikuti petunjuk baku, dalam hal ini digunakan Petunjuk Praktis Konversi dan Perbaikan Peralatan Refrigerasi dengan Menggunakan Refrigeran Hidrokarbon secara aman. 4.5 Persiapan Perangkat Pengujian Sebelum dilakukan pengujian untuk pengambilan data maka dilakukan persiapan perangkat pengujian yang meliputi : 1. Pengisian refrigeran uji Pengisian refrigeran uji meliputi beberapa tahap kegiatan yaitu pengurasan, pemeriksaan kebocoran, pemvakuman dan pengisian refrigeran. 2. Pengisian air sebagai beban pendinginan dan pemanasan di kotak evaporator dan kotak kondensor. 3. Memasang alat ukur untuk mengukur temperatur, tekanan, kuat arus dan tegangan listrik kompresor pada titik-titik yang telah ditentukan (gambar 4.6) 4. Menjalankan perangkat pengujian (running test), untuk mengetahui bagaimana kerja perangkat pengujian sebelum dilakukan pengambilan data, untuk memastikan kondisi perangkat pengujian dan disesuaikan dengan proses pengambilan data pengujian nantinya. 23

4.6 Pelaksanaan Pengujian Kinerja Mesin Refrigerasi Hibrida Pengujian yang dilakukan adalah pengujian performansi mesin refrigerasi antara lain dampak pemanasan, dampak pendinginan, daya kompresi, COP, PF, TP. Pengujian proses pendinginan dan pemanasan pada ruang pendingin, dilakukan untuk mengetahui karakteristik pendinginan termasuk pengaruhnya terhadap tekanan dan temperatur sistem primer. 4.6.1 Pengujian Massa Optimum Massa optimum refrigeran adalah jumlah massa refrigeran tertentu yang diisikan kedalam sistem yang memberikan performansi (COP) yang terbaik. Prosedur pengujian massa optimum : 1. Persiapkan alat-alat ukur yang akan digunakan. 2. Hubungkan kabel listrik mesin ke sumber arus listrik. 3. Pasangkan dan hidupkan alat ukur termometer digital di saluran masuk dan saluran keluar kotak evaporator dan kotak kondensor. 4. Pasangkan dan hidupkan termometer digital pada saluran masuk dan saluran keluar air pada kotak evaporator dan kotak kondensor. 5. Pastikan katup air panas dan dingin ke koil dalam keadaan terbuka. 6. Atur katup air panas dan dingin sesuai dengan laju aliran massa air yang diinginkan. 7. Hidupkan switch on kompresor 8. Hidupkan pompa air panas dan pompa air dingin 9. Lalu lihat temperatur air panas dan dingin yang terbaca pada alat ukur temperatur digital sampai kondisinya stabil (temperatur yang dinginkan). 10. Jika kondisi stabil telah dicapai lakukan pencatatan data dengan cara manual.. 11. Tambahkan massa refrigeran kedalam sistem sebanyak 20-40 gram dan catat penambahan massa ini, kemudian lakukan lagi prosedur 3. 24

12. Lakukan prosedur 4 berulang-ulang hingga tidak terjadi lagi perubahan temperatur air dingin pada tangki evaporator dengan penambahan massa refrigeran atau arus listrik ke kompresor semakin besar dan bunyi kompressor semakin keras. 4.6.2 Pengujian Kinerja Mesin Pendingin Kompresi Uap Hibrid Prosedur menjalankan mesin untuk pengambilan data pengujian kinerja mesin refrigerasi hibrida : 1. Persiapkan alat-alat ukur yang akan digunakan. 2. Hubungkan kabel listrik mesin ke sumber arus listrik. 3. Pasangkan dan hidupkan alat ukur termometer digital di saluran masuk dan saluran keluar kotak evaporator dan kotak kondensor. 4. Pasangkan dan hidupkan termometer digital pada saluran masuk dan saluran keluar air pada kotak evaporator dan kotak kondensor. 5. Pastikan katup air panas dan dingin ke koil dalam keadaan terbuka. 6. Atur katup air panas dan dingin sesuai dengan laju aliran massa air yang diinginkan. 7. Hidupkan switch on kompresor 8. Hidupkan pompa air panas dan pompa air dingin. 9. Lalu lihat temperatur air panas dan dingin yang terbaca pada alat ukur temperatur digital sampai kondisinya stabil (temperatur yang dinginkan). 10. Lalu hidupkan switch fan (high/low) untuk melakukan pengujian. 11. Setelah kondisinya stabil, catat temperatur air yang masuk dan keluar kotak evaporator dan kondensor, catat temperatur dan tekanan sistem yang masuk dan keluar evaporator dan kondensor, catat temperatur lingkungan, catat kuat arus dan tegangan listrik kompresor. 12. Lalu amati perubahan temperatur yang terjadi setiap 5 menit, lalu catat semua perubahan temperatur dan tekanan yang terjadi. 25

13. Lakukan beberapa kali pengambilan data 14. Setelah selesai percobaan dilakukan, mesin dimatikan. Setelah pengujian selesai dilakukan matikan mesin sesuai prosedur berikut ini : 1. Matikan kompresor. 2. Matikan pompa/fan kondensor dan evaporator. 3. Cabut kabel listrik mesin dari sumber arus listrik. 4.7 Variabel-Variabel Yang di Ukur 1. Temperatur saat memasuki kompresor (T1) 2. Tekanan saat memasuki kompressor (P1) 3. Temperatur saat memasuki kondensor (T2) 4. Tekanan saat memasuki kondensor (P2) 5. Temperatur keluaran kondensor (T3) 6. Tekanan keluaran kondensor (P3) 7. Temperatur saat memasuki evaporator (T4) 8. Tekanan saat memasuki Evaporator (P4) 9. Temperatur air masuk koil pemanas pada ruang pemanas (Th in) 10. Temperatur air keluar koil pemanas pada ruang pemanas (Th out) 11. Temperatur air masuk koil pendingin pada ruang pendingin (Tc in) 12. Temperatur air keluar koil pendingin pada ruang pendingin (Tc out) 13. Temperatur udara keluar koil pendingin (Tout Coil) 14. Temperatur air tangki air panas (Tw Hot) 15. Temperatur air tangki air dingin (Tw Cold) 16. Temperatur air keluar ruang pendingin (Trc out) 17. Temperatur ruang pemanas (TR Hot) 18. Temperatur ruang pendingin (TR Cold) 26