Perancangan Mesin Pengaduk (mixer) Bahan Batu Bata Merah

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN MEKANISME MESIN PENCETAK BATU BATA MERAH KAPASITAS 8 BUAH PER MENIT

Perancangan Mesin Pengaduk Media Tumbuhnya Jamur Tiram Dengan Kapasitas 150 kg per Proses

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Beberapa kesimpulan yang dapat ditulis adalah sebagai berikut :

Ucok Mulyo Sugeng*, Razul Harfi*,

PERANCANGAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE VDI Oleh TRIYA NANDA SATYAWAN

BAB II METODE PERANCANGAN SISTEMATIS

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P K P S )

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. yang diadakan untuk menguji kemampuan, merancang, dan membangun

PERENCANAAN MESIN PENGADUK, DAN PENCETAK ADONAN MIE

PERANCANGAN MEKANISME BACK LIFT

Perbaikan Kualitas dan Hasil Produksi Batu Bata di UMKM Batu Bata Pakis Malang

PERANCANGAN MESIN PELUBUR KERTAS BEKAS. HARRY SUNARDI;

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II LANDASAN TEORI

LEMBAR PERNYATAAN. lain,kecuali kutipan kutipan referensi yang telah disebutkan sumbernya.

PERENCANAAN MESIN PENGADUK TANAH LIAT UNTUK PEMBUATAN BATU BATA DENGAN KAPASITAS 2M 3 /JAM SKRIPSI

PERENCANAAN MESIN PENYANGRAI KACANG TANAH MODEL ROLL HEATER KAPASITAS 48 KG/JAM MENGGUNAKAN PEMANAS LPG

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu

RANCANG BANGUN MESIN AMPELAS DAN POLES UNTUK PROSES METALOGRAFI

Rancang Bangun Alat Uji Impak Metode Charpy

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH

RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG KABEL ROBOTIK TIPE WORM GEAR

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES PUTER DENGAN PENGADUK DAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

PERANCANGAN MESIN PEMUTAR GERABAH DENGAN KEKUATAN TUMPUAN MAKSIMAL 16 KG

MESIN PERAJANG SINGKONG

PERENCANAAN MESIN PENCACAH SAMPAH ORGANIK KAPASITAS KG/JAM

Variasi Ukuran Puli Terhadap Produksi Hasil Alat Penumbuk Jengkol

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH SAMPAH ORGANIK SKALA KECIL MENJADI PUPUK

kesibukan dan aktifitas, sehingga memaksa seseorang untuk mengerjakan sesuatunya dengan mudah dan nyaman. Karena dengan begitu tenaga dan waktu tidak

PERENCANAAN MESIN PENCENTAK BATAKO DENGAN SISTEM HIDRAULIK

Sdesigning this sawdust sifting machine is to obtain a sawdust sifting

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

SIMULASI PERANCANGAN TURBIN PROPELLER SUMBU VERTIKAL UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perekonomian nasional sejak terjadinya krisis moneter masih belum

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA PENGARUH DIAMETER PULI TERHADAP KAPASITAS PRODUKSI PADA MESIN PENUMBUK EMPING JENGKOL

BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah

PERANCANGAN MESIN PERAJANG HIJAUAN PAKAN TERNAK KAPASITAS 1000 KG/JAM

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah :

PERANCANGAN ALAT PEMBUAT ALUR PENSIL KAYU UNTUK PENGISIAN KARBON DENGAN KECEPATAN 13,19mm/menit

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PENGGILING GABAH DAN PEMUTIH UNTUK SKALA RUMAH TANGGA DENGAN KAPASITAS 30 KG/JAM

PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM. Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung, 40124

Perancangan Mesin Pembuat Tepung Tapioka

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM

IPTEK BAGI MASYARAKAT KELOMPOK USAHA BATU BATA DI KECAMATAN MAPANGET, KOTA MANADO

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT SISTEM BANDUL GANDA (PLTGL-SBG) SKALA LABORATORIUM

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

DESAIN MESIN PERTANIAN SERBAGUNA BERDASARKAN MODEL MESIN PERONTOK PADI KONVENSIONAL

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

PERANCANGAN MESIN PEMECAH KEMIRI BERKAPASITAS 200 KG/JAM TUGAS AKHIR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KOPI BASAH DENGAN KAPASITAS 125 TUGAS AKHIR

REKONDISI POMPA AIR SPIRAL MEKANIK DENGAN PENGGERAK ALIRAN ARUS SUNGAI

PERANCANGAN MESIN PENCACAH SAMPAH TYPE CRUSHER

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK MENTEGA (CHURNER) DENGAN SPEED CONTROL

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI. Desain produk merupakan sebuah bidang keilmuan atau profesi yang menentukan

PERANCANAAN MESIN PEMBUAT ES PUTER. DENGAN KAPASITAS 15 Kg. SKRIPSI. Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ( S.T ) Pada Program Studi Teknik Mesin

BAB II LANDASAN TEORI & PERANCANGAN

ANALISA TRANSMISI MESIN CETAK BATU BATA DENGAN KAPASITAS 900 BIJI/JAM SKRIPSI

ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR. Heri Susanto

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PERENCANAAN MESIN PERAJANG BAWANG MERAH KAPASITAS 100 KG/JAM. SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

Perancangan dan Pembuatan Mesin Penggiling Daging dan Pengaduk Adonan Bakso

PENYUSUNAN MATRIKS MORFOLOGI MESIN PENGUPAS KULIT ARI KACANG KEDELAI

Jurnal Reengineering Untuk Meningkatkan Prestasi Kerja Mesin Mixer Batako REENGINEERING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI KERJA MESIN MIXER BATAKO

PERANCANGAN MESIN MIE PASTA DENGAN KAPASITAS 5 KG/MENIT SKRIPSI. DiajukanSebagai Salah SatuSyarat. UntukMemperolehGelarSarjanaTeknik(SI)

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

70 KG/JAM SKRIPSI. Diajukan kepada. Falkutas Teknik Universitas Nusantara. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Penyelesaian

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

ANALISA PUTARAN RODA GIGI PADA KINCIR AIR TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN GENERATOR MINI DC

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MERAH KAPASITAS 46 KG/JAM

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

Mesin Pencacah Cengkeh

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

PERANCANGAN MANUFAKTUR MESIN PENGADUK MEDIA TANAM JAMUR

ANALISIS MESIN PEMOTONG BAGIAN ATAS GELAS PLASTIK

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PERENCANAAN MESIN PERAJANG DAGING AYAM DAN IKAN DENGAN KAPASITAS 76 KG/JAM

C. Materi Pembelajaran I. Pendahuluan I.1. Ergonomi I.2. Teknik Tata Cara Keija I.3. Faktor Manusia Dalam Sistem Produksi

Kajian Kinerja Mesin Pengaduk Pada Proses Pembuatan Pati Aren (Arenga pinnata Merr.)

RANCANG BANGUN MESIN PENCAMPUR (MIXER) BRIKET ARANG SEKAM PADI

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER TANPA SIRIP

ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR DAN BIODIESEL B20 TERHADAP PERFORMANSI ENGINE VOLVO D9B 380

PENERAPAN TEKNOLOGI DALAM UPAYA MEMBANTU PROSES PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN PADI

Transkripsi:

Rekayasa dan Aplikasi Mesin di Industri Perancangan Mesin Pengaduk (mixer) Bahan Batu Bata Merah Tito Shantika dan Encu Saefudin Jurusan mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Jl. PHH Mustapha No.23, Bandung 40124 tshantika@yahoo.com Abstrak Batu bata merupakan salah satu bahan bangunan yang masih banyak dipakai oleh masyarakat hingga saat ini.proses pembuatan batu bata merah terdiri dari empat tahapan yaitu tahap pengadukan, pencetakan, pengeringan dan pembakaran. Secara manual waktuyang diperlukan untuk proses pengadukan relatif lama. Sehingga diperlukan suatau mesin pegaduk yang dapat menghasilkan suatu campuran yang homogen dan kualitas produk batu bata merah yang baik juga diharapkan dapat meningkatkan jumlah produksi. Dalam perancangan ini akan menghasilkan suatu mesin pengaduk yang dapat menghasilkan 960 buah bahan batu bata merah selama 8 jam kerja dengan kapasitas pembebanan 20 buah bahan batu bata merah perproses. Kata Kunci: metoda perancangan, mesin pengaduk batubata TPPP 30

Rekayasa dan Aplikasi Mesin di Industri 1. Pendahuluan Industri-industri batu bata di Indonesia sendiri telah berkembang pesat mulai dari industri berskala besar hingga industri berskala kecil. Pada industri berskala besar pengunaan mesin-mesin pembuat batu bata telah memadai dan dapat menghasilkan batu bata dalam jumlah besar perharinya. Tetapi pada industri skala kecil proses pembuatan masih dilakukan dengan cara tradisional dan tentunya akan menghasilkan jumlah batu bata yang relatif lebih kecil dibanding industri besar. Pemasukkan bahan baku berupa tanah lempung, sekam dan air ke dalam mixer (pengaduk) Pencampuran bahan baku ke dalam mixer sampai menjadi campuran batubata merah Mesin pengaduk Pemasukkan campuran batubata merah kedalam cetakan Pencetakan campuran batubata merah Mesin Pengering Dan pembakar Pemasukkan plat se bagai alas campuran batubata Pengeluaran campuran batubata merah yang telah dicetak Pengeringan batu bata merah Pembakaran batubata merah Mesin Pencetak Produk jadi dalam bentuk batubata merah kering Pada umumnya proses pembuatan batu bata dilakukan dalam empat tahap, yaitu tahap pencampuran bahan baku hingga menghasilkan campuran batubata, tahap pencetakan campuran batu bata, tahap pengeringan dan tahap pembakaran. Hampir disetiap industri pembuat batubata, keempat proses tersebut dilakukan dengan metoda yang sedikit berbeda baik dari jenis campurannya, cara pelaksanaannya maupun alat yang digunakan. Pada dasarnya industri-industri tersebut berupaya untuk menghasilkan batu bata dengan kualitas yang baik. Campuran batu bata terdiri dari tanah lempung yang dicampur air dan aci dengan komposisi yang telah ditentukan. Campuran tersebut kemudian dicetak, dikeringkan dan dibakar. Semua proses tersebut masih dilakukan secara tradisional. Dibutuhkan suatu mekanisme baik itu mekanisme pengaduk, pencetak, pengering maupun pembakaran sebagai sarana untuk mempermudah pelaksanaan proses, menghemat tenaga pekerja dan meningkatkan jumlah produksi salah satu mesin yang diperlukan yaitu mesin pencampur/pengaduk campuran bahan batu bata merah yang diharapkan dapat membantu proses pembuatan dan meningkatkan jumlah produksi batu bata merah di industri skala kecil. 2. Dasar Teori Pada literatur yang disusun oleh Gerhardt Pahl dan Wolfgang Beits dengan judul Engineering Design" secara umum perancangan disusun beberapa tahap, seperti pada gambar 1. TPPP 31

Rekayasa dan Aplikasi Mesin di Industri Penjabaran Tugas (Clarification of Task) Tahap ini merupakan tahap pengumpulan informasi untuk mendapatkan persyaratan-persyaratan dan spesifikasi yang akan diwujudkan sehingga dapat memperjelas tujuan perancangan yang dilakukan. Setelah semua persyaratan diperoleh, kemudian dikumpulkan dalam suatu daftar persyaratan yang dikelompokkan atas kebutuhan (demand) dan harapan (wishes). Dalam mempersiapkan suatu daftar persyaratan, hal yang cukup penting untuk diperhatikan adalah pendefinisian persyaratan tersebut yang merupakan suatu kebutuhan (demand) atau merupakan suatu harapan (wishes). Demand merupakan persyaratan yang harus dipenuhi dalam keadaan apapun. Produk hasil perancangan tidak diterima jika tidak memenuhi demand yang telah ditentukan. Wishes adalah persyaratan yang sedapat mungkin dipenuhi jika keadaan memungkinkan. Perancangan dengan Konsep (Conceptual Design) Perancangan dengan konsep merupakan suatu bagian dari proses perancangan dengan melakukan identifikasi masalah utama, melalui langkah-langkah perincian masalah, pembentukan struktur-struktur fungsi dan pemeriksaan untuk prinsip solusi yang tepat serta kemungkinannya, sehingga kemudian diperoleh suatu rancangan melalui perluasan konsep solusi. Perancangan Wujud (Embodiment Design) Pada tahap ini perancangan dimulai dari perancangan konsep, menentukan layout dan bentuk rancangan. Setelah itu, dikembangkan menjadi sebuah produk teknik berdasarkan pertimbangan teknik dan ekonomi. Dengan memperoleh lebih banyak informasi tentang keunggulan dari varian-varian yang berbeda, maka membuat layout merupakan hal penting. Dengan kombinasi yang tepat dan eliminasi dari solusi yang lemah, layout terbaik akan diperoleh. Hasil dari tahap ini memberikan layout definitif yang menyediakan pemeriksaan fungsi, kekuatan dan kelayakan tempat. Perancangan Secara Terperinci (Detail Design) Pada tahap ini bentuk perancangan, dimensi, karakteristik bagian-bagian komponen, spesifikasi material, pengecekan ulang berdasarkan kelayakan teknik dan ekonomi, seluruh gambar serta dokumen-dokumen produksi telah dihasilkan. Dalam perancangan perlu diperhatikan juga adanya keterkaitan umum yang terdapat pada sistem benda teknik yaitu: Kaitan fungsi (Functional Interrelationship), yaitu keterkaitan antara masukan dan keluaran dari suatu sistem untuk melakukan kerja tertentu yang berhubungan dengan lingkungan sekitar. Kaitan kerja (Phisical Interrelationship), yaitu hubungan dimana kerja merupakan bagian dari proses fisika yang dipilih berdasarkan adanya efek fisika geometri seperti dimensi, struktur dan ciri-ciri material. Kaitan bentuk (Form Interrelationship), realisasi bentuk dari bahan menjadi struktur yang dilengkapi penataan lokasi dan pemilihan gerak. Kaitan sistem (System Interrelationship), dimana gambar teknik merupakan bagian dari suatu sistem yang menyeluruh dari perancangan akhir. TPPP 32

Rekayasa dan Aplikasi Mesin di Industri Gambar 1.Tahap Tahap Proses Perancangan [8] 3. Metodologi Dalam perancangan mesin ini, digunakan metode perancangan yang disusun oleh Gerhardt Pahl dan Wolfgang Beits yang dijabarkan dalam bukunya Engineering Design". Proses perancangan sistem yang digunakan secara garis besar terdiri dari tahap-tahap:penjabaran Tugas (Clarification of Task), Perancangan Dengan Konsep (Conceptual Design), Perancangan Wujud (Embodiment Design) dan Perancangan Secara Terperinci (Detail Design). 4. Pembahasan Perancangan Konsep Penentuan Masalah Utama Dari data di atas tugas utama perancangan dapat diformulasikan sebagai berikut: TPPP 33

Rekayasa dan Aplikasi Mesin di Industri Membuat mesin pengaduk bahan batu bata merah dimana dalam satu proses terdiri dari pemasukan bahan-bahan tanah, proses pengadukan dan proses pengeluaran. Struktur Fungsi mesin Pengaduk Batubata Energi Listrik Bahan Baku Ubah energi menjadi kerja Mekanisme rotasi sudu dan roda Adonan Bahan batu batamerah Pengkajian Prinsip Prinsip Solusi Masalah Dari struktur fungsi maka dapat dibuat prinsip pemecahan masalahnya (lihat tabel 3.2) yaitu: Tabel.2 Prinsip Pemecahan Masalah No Prinsip pem.mas Sub fungsi Gambar 2 Struktur Fungsi Mesin Pengaduk Batu bata Merah 1 2 3 4 5 Ubah 1 E.listrik Motor AC/induksi Motor sinkron Motor DC E.mekanik 2 Ubah torsi dan kec. Putaran Roda gigi Roda miring gigi roda cacing gigi Puli sabuk dan Rantai dan sproket 3 Ubah kedudukan poros (tegak poros) Roda cacing gigi Roda gigi kerucut Roda spiral gigi 4 Mekanisme pengadukan Tabung berputar Sudu pengaduk berputar 5 Bentuk pengaduk Propeller Bilah sudu Screw TPPP 34

Rekayasa dan Aplikasi Mesin di Industri Menyeleksi Penggabungan Kombinasi Prinsip Solusi dan Membuat Beberapa Varian Dari beberapa kombinasi maka didapatkan concept variant sebagai berikut yaitu: o varian 1 : 1.1-3.2-2.4-3.5 o varian 2 : 1.1-4.2-2.3-2.4-2.5 o varian 3 : 1.1-1.2-2.3-2.4-1.5 o varian 4 : 1.1-3.2-2.4-2.5 o varian 5 : 1.1-1.2-1.4-3.5 Evaluasi Konsep Varian Varian-varian yang terpilih dievaluasi dengan mengunakan bobot kriteria evaluasi (weighting evaluation criteria). Evaluasi ini menggunakan suatu harga yang disebut weighting factor, yang merupakan bilangan positif dengan batas 0 sampai 1 atau 0 sampai 100. Bobot kriteria diberikan sesuai dengan bobot kriteria yang ditekankan oleh perancang, bobot kriteria tersebut dibuat dengan menggunakan rantai objektifitas seperti gambar 3. mudah peroleh bahan 0,25 0,075 komponen dibuat mudah dibuat 0,5 0,3 0,5 0,15 Pembuatan komponen standar jumlah komponen sedikit 0,5 0,5 0,3 0,1 0,25 0,075 mudah dirakit 0,2 0,1 banyak variasi cetakan 0,6 0,3 Mesin pencetak batu bata cetakan 1 1 0,4 0,4 cetakan mudahan dibuat 0,4 0,1 TPPP 35

Rekayasa dan Aplikasi Mesin di Industri hemat energi 0,25 0,025 hemat ruangan 0,25 0,025 karakteristik operasi 0,1 0,1 mudah dirawat 0,25 0,025 keamanan 0,25 0,025 Gambar 3 Pembobotan Kriteria Kemudian di evaluasi menurut kriteria yang diinginkan, kriteria-krieteria tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini Tabel 4 Evaluasi Konsep Varian No Kriteria Evaluasi 1 Kemudahan memperoleh bahan 2 Kemudahan dibuat 3 Jumlah komponen sedikit 4 Kemudahan komponen standar 5 Mudah dirakit 6 Banyak jumlah batu bata 7 Hemat Energi 8 Mudah dirawat 9 keamanan 10 Hemat ruangan TPPP 36

Rekayasa dan Aplikasi Mesin di Industri Jadi dari hasil evaluasi berdasarkan bobot kriteria maka didapatkan varian yang paling baik yang sesuai dengan kriteria evaluasi Perancangan wujud Dari varian consept yang terpilih maka dapat dirancang komponen secara detail, serta serta layout komponen yang daling behubungan satu sama lain, sehingga didapatkan wujud mesin pengaduk batubata secara keseluruhan Gambar 5 mekanisme mesin pengaduk batubata 5. Kesimpulan Perlengkapan dua buah sudu pengaduk, satu buah sudu pembersih dan sepasang roda penggerus dapat memaksimalkan proses pengadukan baik dari kualitas maupun waktu pengadukan. Dengan proses pengadukan yang dilakukan secara bertahap, yaitu tahap pengadukan fasa kering dan tahap pengadukan fasa basah dapat dihasilkan 960 buah bahan batu bata merah selama 8 jam kerja Dari hasil proses perancangan mesin pengaduk batu bata merah, didapatkan spesipikasi mesin sebagai berikut: Data Hasil Dimensi (90 80 80 ) cm 3 Daya Motor, Putaran Kapasitas produksi 1 hp, 1440 rpm 960 batu bata per 8 jam TPPP 37

Rekayasa dan Aplikasi Mesin di Industri DAFTAR PUSTAKA 1. Pahl G. & Beitz W. 1996. Engineering Design. Second Edition. Verlag-London : Springer. 2. Popov. E.P, Zainul Astamar. 1983. Mekanika (Mechanics Of Materials). Edisi II. Jakarta : Penerbit Erlangga. 3. Spotts M.F. 1985. Design of Machine Elemen. 6 th Edition. New Jersey : Prentice Hall, Inc. 4. Sularso, Kiyokatsu Suga. 1997. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta : PT. Pradnya Paramita. 5. Shigley, Joseph E, Larry D Mitchell dan Gandhi Harahap. 1984. Perencanaan Mesin. Edisi IV. Jakarta : Penerbit Erlangga. 6. Robert C. Juvinall. 1983. Fundamental of Machine Component Design. Canada : John Willey & Sons 7. Muhazir, Achmad. 1997. Getaran Bebas dengan Satu Derajat Kebebasan. Diktat kuliah. 8. Erdman G. Arthur, George N. Sandor. 1994. Mechanism Design Analysis And Synthesis. Third edition. Ney Jersey : Prentice-Hall International, Inc. 9. Harsokoesoemo, H. Darmawan. 2004. Pengantar Perancangan (Perancangan produk). Bandung. Penerbit ITB. TPPP 38