BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. Dari ke empat aspek berbahasa tersebut yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara merupakan hal yang lazim dilakukan oleh masyarakat dalam

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 KUALA TUNGKAL TAHUN AJARAN 2013/2014 BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA SKRIPSI OLEH SONIA PRYANKA

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

SILABUS PEMBELAJARAN

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mariah Ulfah, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE CERITA BERGAMBAR DI KELOMPOK B TK PERTIWI MOJAYAN I KLATEN TENGAH TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

I. PENDAHULUAN. sekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bercerita dan media buku harian. Pada bagian penelitian yang relevan berisi

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kuantitas untuk memenuhi kebutuhan akan pemerataan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan bahasa sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

BAB V MODEL PEMBELARAN DAN RANCANGANNYA. 5.1 Model Pembelajaran Novel Laskar Pelangi melalui Pembelajaran Apresiasi Sastra di SMP

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. murid (Sagala, 2012:61). Pembelajaran juga merupakan sebuah upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara terencana dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. dasar hingga jenjang perguruan tinggi untuk meningkatkan mutu penguasaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Mapel : Bahasa Indonesia SMP Kelas : 7 Semester : 1

BAB I PENDAHULUAN. konkret; sejak bayi seorang anak yang hidup di lingkungan serigala, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Hubungannya itu antara lain berupa menyampaikan isi pikiran dan

I. PENDAHULUAN. berupa transformasi nilai-nilai, pengetahuan, teknologi, dan kemampuan.

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa tersebut

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berawal dari asumsi bahwa bahasa merupakan sarana berkomunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. minatnya serta dapat menerapkan keterampilan berbahasa Indonesia secara tepat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam bentuk lisan maupun tulisan. Melalui bahasa, seseorang dapat memberikan informasi atau menyampaikan informasi kepada orang lain. Pengajaran bahasa Indonesia secara umum adalah agar siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa. Kebiasaan seseorang berpikir logis akan sangat membantu dalam pengajaran bahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari ke empat aspek berbahasa tersebut yang harus dikuasai oleh siswa adalah berbicara, sebab keterampilan berbicara menunjang keterampilan lainnya (Tarigan, 1987: 86). Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan satu sama lain karena setiap keterampilan erat sekali berhubungan dengan proses berpikir yang mendasari bahasa. Pengajaran keterampilan berbicara meliputi: (1) pembicaraan berdasarkan gambar, (2) wawancara, (3) bercerita, (4) pidato, dan (5) diskusi (Nurgiyantoro, 2001: 278-291). Oleh karena itu, pembelajaran keterampilan berbicara memerlukan suatu media yang dapat membantu guru dalam pembelajaran. Media pembelajaran pada dasarnya bertujuan mempertinggi proses belajar siswa yang

2 pada akhirnya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai (Sudjana & Rivai, 2002: 2). Keterampilan berbicara merupakan keterampilan produktif, dengan kata lain siswa diharapkan mempunyai keterampilan dan kemampuan mengungkapkan gagasan menggunakan bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Dalam bidang pembelajaran bahasa Iindonesia, bercerita termasuk salah satu kompetensi berbicara. Bercerita merupakan suatu kegiatan yang penting, dengan bercerita seseorang dapat mengungkapkan suatu hal yang dipikirkan, dirasakan kepada orang lain. Bercerita dapat juga dikatakan sebagai suatu sarana untuk mengungkapkan atau mengekspresikan isi hati seseorang kepada orang lain. Bercerita dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan memberikan informasi kepada orang lain, serta dapat memberikan suatu gambaran atau imajinasi terhadap suatu hal yang terjadi. Setiap orang pada hakikatnya telah mempunyai kemampuan untuk bercerita. Bercerita pada umumnya dilakukan secara lisan. Dalam berkomunikasi seseorang tidak terlepas dari kegiatan bercerita, mulai dari orang tua sampai dengan anak-anak. Kegiatan bercerita yang dilakukan oleh orang tua kepada sang anak, misalnya saja untuk memberikan suatu nasehat kepada anaknya, contohnya dengan menceritakan kisah masa lalunya, kisah teladan para nabi dan sebagainya. Kegiatan bercerita itu dilakukan dengan tujuan agar anak mereka dapat menerima nasehat yang diberikan oleh orang tuanya. Kegiatan bercerita juga dilakukan oleh anak-anak, contohnya saat anak sedang bermain dengan teman sebayanya, anakanak tersebut akan menceritakan suatu hal atau kegiatan yang telah dilakukannya

3 atau peristiwa yang dialaminya, dapat juga bercerita tentang film yang telah dilihatnya. Dalam pembelajaran guru juga melakukan suatu kegiatan bercerita. Bercerita itu dapat digunakan untuk menarik perhatian para siswanya atau juga dapat memberikan suatu motivasi kepada siswa. Siswa pada masa anak-anak telah dikenalkan tentang bercerita. Saat siswa dijenjang sekolah dituntut untuk dapat melakukan kegiatan bercerita. Dalam pembelajaran bercerita siswa dituntut tidak asal bercerita, tetapi siswa juga dituntut agar suatu yang diceritakan tersebut dapat dipahami atau dimengerti oleh pendengar, dimengerti akan isi atau makna yang terkandung dari cerita yang disampaikan. Oleh karena itu, perlu diajarkan tentang cara-cara dan teknik bercerita yang tepat pada siswa, agar cerita yang disampaikan dapat dipahami oleh pendengarnya. Cara-cara dan teknik yang diajarkan tersebut mulai dari pelafalannya, penjedaan pada kata maupun kalimat, kejelasan intonasi, besar kecilnya suara yang digunakan, kelancaran dalam pengucapan setiap kata, dan yang paling penting adalah kejelasan dari maksud atas cerita yang disampaikannya. Dalam pengembangan dan peningkatan keterampilan bercerita siswa, dibutuhkan media pembelajaran yang sifatnya dapat menumbuhkan ketertarikan serta mengembangkan wawasan secara langsung dan nyata. Penggunaan media pembelajaran yang baik akan berpengaruh terhadap proses belajar mengajar yang diselenggarakan. Media pembelajaran yang baik akan dianggap lebih cepat ditangkap, dapat menarik minat siswa, dan memudahkan siswa dalam memahami materi.

4 Banyak siswa yang belum berani mengungkapkan pikiran dan perasaan di depan kelas. Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan menggunakan media buku harian. Penggunaan media buku harian bertujuan untuk menarik perhatian dan minat siswa dalam kegiatan belajar, serta dapat juga meningkatkan daya pikir serta kreativitas anak didik. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran berbicara, khususnya bercerita di tingkat SMP sederajat adalah dengan menggunakan media buku harian. Guru atau pendidik dapat menggunakan media buku harian sebagai cara untuk memudahkan kegiatan pembelajaran bercerita. Buku harian diduga tepat diterapkan bagi siswa SMP karena bersifat menyenangkan. Buku harian pada dasarnya adalah catatan penting tentang pengalaman, pemikiran, dan perasaan yang ditulis setiap hari oleh seseorang. Pengalaman menarik yang bermanfaat dapat dituliskan di dalamnya. Pemikiran yang muncul, yang dianggap penting dan bermanfaat, juga dapat direkam dalam buku harian. Begitu pula halnya dengan perasaan tentang atau terhadap sesuatu, juga dapat menjadi muatan buku harian. Buku harian memiliki dua kategori. Pertama, buku harian yang bersifat personal atau individu atau pribadi. Buku harian ini menjadi milik individu. Buku harian jenis ini dibuat, dibaca, dan dimanfaatkan oleh individu. Isinya berkaitan dengan masalah-masalah pribadi. Kedua, buku harian yang bersifat umum. Buku harian ini biasanya menjadi milik suatu lembaga. Buku harian jenis ini dibuat, dibaca, dan dimanfaatkan oleh atau atas nama lembaga. Kedua jenis buku harian ini dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Buku harian ini di jadikan media pembelajaran pada siswa

5 smp maka siswa dituntut untuk membuat buku harian yang bermanfaat dan mengandung nilai nilai positif. Manfaat buku harian sebagai wahana berlatih bercerita. Dengan buku harian siswa memperoleh alat perekam kejadian atau peristiwa penting yang berhubungan dengan pengalaman, perasaan, dan pemikiran yang bermanfaat. Hal itu akan dapat dijadikan pedoman pada masa yang akan datang untuk kegiatan pembelajaran siswa. Pengalaman Siswa dapat dituangkan ke dalam buku harian yaitu pengalaman yang mengesankan dan bermanfaat. Perasaan adalah sesuatu yang dirasakan tentang atau terhadap hal tertentu. Perasaan itu bisa senang, sedih, duka, gembira, lucu, dan sebagainya. Hal itu dapat pula menjadi isi dari buku harian. Tentu saja yang direkam di dalam buku harian adalah perasaan istimewa yang paling mengesankan. Pemikiran itu bisa berupa pendapat, gagasan, dan ide yang berhubungan dengan sesuatu. Tentu juga pemikiran yang berguna atau bermanfaat. Melihat keadaan tersebut, memotivasi untuk mengetahui efektif atau tidaknya media buku harian sebagai strategi baru dalam pembelajaran bercerita yang menyenangkan bagi siswa. Buku harian dapat memotivasi atau dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam pembelajaran bercerita. Buku harian ini diharapakan dapat menjadi alternatif media yang akan membantu siswa dalam kemampuan bercerita mereka. Dengan pembiasan yang baik. Unttuk menengetahui sejauh mana keefektifan media buku harian dalam meningkatkan keterampilan bercerita serta dapat mengetahui kendala yang dihadapi siswa dalam bercerita.

6 Di dalam silabus mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII semester 1 terdapat standar kompetensi berbicara mengungkapkan pengalaman dan informasi melalui kegiatan bercerita dan menyampaikan pengumuman yang dijabarkan ke dalam beberapa kompetensi dasar. Kompetensi dasar itu antara lain: (1) menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat yang efektif, (2) menyampaikan pengumuman, (3) bercerita dengan urutan yang baik, suara, lafal, intonasi, gesture, dan mimik yang tepat, (4) bercerita dengan alat peraga. Berdasarkan kompetensi dasar tersebut, media buku harian dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran bercerita pengalaman yang paling mengesankan. Buku harian yang digunakan sebagai media bercerita pengalaman mengesankan sehingga membentuk sebuah alur peristiwa tentang pengalaman mengesankan yang pernah dialami oleh buku hariaan tersebut menjadi acuan siswa dalam menceritakan pengalaman mengesankan yang pernah dialami oleh masing-masing siswa. Penggunaan media buku hariaan dalam pembelajaran bercerita akan membuat kegiatan bercerita lebih menarik. Media buku harian akan mempermudah siswa untuk bercerita dengan pilihan kata dan kalimat yang efektif, serta alur cerita yang lebih terarah dibandingkan dengan bercerita tanpa menggunakan media buku harian. Penggunaan buku harian dalam pembelajaran bercerita masih perlu diuji keefektifannya.

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, ketidakberhasilan pembelajaran bahasa khususnya bercerita disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut. 1. Penggunaan media pembelajaran keterampilan berbicara di SMP Negeri 3 Tepus kurang bervariasi. 2. Pembelajaran keterampilan berbicara di SMP Negeri 3 Tepus memerlukan suatu media pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan bercerita. 3. Buku harian belum digunakan sebagai media pembelajaran bercerita kelas VII di SMP Negeri 3 Tepus. 4. Keefektifan Buku harian sebagai media pembelajaran keterampilan bercerita siswa kelas VII di SMP Negeri 3 Tepus belum diteliti. C. Batasan Masalah Bertumpu dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah, masalah yang timbul cukup banyak dan kompleks sehingga tidak memungkinkan untuk membahas semua masalah yang ada. Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektif atau tidaknya penggunaan media buku harian jika dibandingkan dengan media yang biasanya dipakai oleh pengajar. Keefektifan penggunaan media buku harian akan diketahui dari skor atau nilai yang didapat dari kegiatan bercerita siswa. Skor yang diberikan kepada siswa ini diambil dari beberapa aspek penilaian yang ada. Aspek penilaian itu meliputi kejelasan informasi, pelafalan dan intonasi yang tepat, kelancaran pengucapan dan

8 volume suara, penjedaan yang tepat, serta kepercayaan diri siswa dalam melakukan kegiatan bercerita. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menggunakan media buku harian dalam pembelajaran bercerita. Dengan demikian, masalah yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada keefektifan penggunaan media buku harian dalam pembelajaran bercerita pada siswa kelas VII SMP Negri 3 Tepus. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, ditentukan rumusan masalah sebagai berikut. 1. Apakah ada perbedaan ketrampilan bercerita siswa yang diajar dengan menggunakan media buku harian dan siswa yang diajar tanpa menggunakan media buku harian pada siswa kelas XVII SMP Negri 3 Tepus? 2. Bagaimana keefektifan buku harian sebagai media pembelajaran dalam keterampilan bercerita pada siswa kelas XVII SMP Negri 3 Tepus.

9 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut. 1. Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan ketrampilan bercerita antara siswa yang diajar dengan menggunakan media buku harian dan siswa yang diajar tanpa menggunakan media buku harian pada siswa kelas VII SMP Negri 3 Tepus. 2. Menguji keefektifan media buku harian di dalam pembelajaran bercerita pada siswa kelas VII SMP Negri 3 Tepus. F. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan yang ada maka, penelitian ini mempunyai bebarapa manfaat. Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini dapat bersifat teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis dan praktisnya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Siswa akan lebih meningkatkan keberaniannya dalam berbicara mengungkapkan segala pikiran maupun perasaannya di depan kelas. 2. Guru akan lebih berinovasi dalam menerapkan suatu media dalam mengajar.

10 G. Batasan Istilah 1. Keefektifan adalah keadaan berpengaruh; keberhasilan tentang usaha, tindakan (KBBI, 2003: 284). Keefektifan ini berarti skor keterampilan bercerita siswa SMP Negeri 3 Tepus yang diajar menggunakan media buku harian ada perbedaan signifikan dibanding skor yang diajar tanpa menggunakan media buku harian. 2. Bercerita adalah menuturkan sesuatu cerita (peristiwa, kejadian, atau pengalaman orang baik yang sungguh-sungguh terjadi atau pun rekaan belaka). 3. Buku harian dijadikan suatu media pembelajaran bercerita yang penerapannya dilakukan melalui kejadian penting sehari-hari yang dituangkan dalam buku harian. yang memiliki keterkaitan peristiwa tentang pengalaman mengesankan. Media ini ditentukan dari skor yang didapat oleh siswa. skor yang diperoleh siswa ini mencakup beberapan aspek dalam penilaian. Aspek-aspek penilaian tersebut kejelasan informasi, pelafalan dan intonasi yang tepat, kelancaran pengucapan dan volume suara, penjedaan yang tepat, serta kepercayaan diri siswa dalam melakukan kegiatan bercerita.