PENGARUH PERISAI PELAT LOGAM TERHADAP INDUKSI TEGANGAN SURJA PETIR PADA INSTALASI TEGANGAN RENDAH

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH JUMLAH DAN JARAK MESH PERISAI TERHADAP INDUKSI TEGANGAN TINGGI PADA SALURAN TEGANGAN RENDAH

PENGARUH PEMBERSIHAN OLEH HUJAN TERHADAP ARUS BOCOR ISOLATOR PIN-POST 20 KV TERPOLUSI

BAB II PENANGKAL PETIR DAN ARUS PETIR. dan dari awan ke awan yang berbeda muatannya. Petir biasanya menyambar objek yang

PENGARUH ELEKTRODA CINCIN PERATA TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN ISOLATOR RANTAI JENIS PORSELEN

BAB II TEORI DASAR GANGGUAN PETIR

BAB II TEGANGAN LEBIH SURYA PETIR. dibangkitkan dalam bagian awan petir yang disebut cells. Pelepasan muatan ini

TEGANGAN INDUKSI PADA KABEL INSTALASI LISTRIK AKIBAT ARUS PETIR PADA KAWAT PEMBUMIAN PENANGKAL PETIR OLEH BONAR S BANJARNAHOR NIM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TRANSIEN PEMBUMIAN GRID

SIMULASI PENGUKURAN PENGARUH PERISAIAN KONDUKTOR TERHADAP KESESUAIAN ELEKTROMAGNETIK

PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA PADA ELEKTRODA BOLA TERPOLUSI ASAM

ANALISIS PENGARUH FREKUENSI TERHADAP REDAMAN PADA KABEL KOAKSIAL

Perancangan Sistem Penangkal Petir Batang Tegak Tunggal, Tugas Akhir BAB II TEORI DASAR

Proteksi Terhadap Petir. Distribusi Daya Dian Retno Sawitri

Kata Kunci Proteksi, Arrester, Bonding Ekipotensial, LPZ.

ANALISIS RANGKAIAN GENERATOR IMPULS UNTUK MEMBANGKITKAN TEGANGAN IMPULS PETIR MENURUT BERBAGAI STANDAR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di daerah khatulistiwa. Oleh karena itu Indonesia

TUGAS AKHIR DISTRIBUSI TEGANGAN SURJA PETIR PADA TIAP MENARA TRANSMISI MINDO SIMBOLON NIM :

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK

STUDI AWAL ALAT PROTEKSI PETIR DENGAN METODE PEMBALIK MUATAN

ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

ANALISIS PENGARUH BEBAN NONLINIER TERHADAP KINERJA KWH METER INDUKSI SATU FASA

OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

TUGAS AKHIR PENGARUH IMPEDANSI SURJA PEMBUMIAN MENARA TRANSMISI TERHADAP TEGANGAN LENGAN MENARA WINDY ROLAND TOBING NIM :

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS RANGKAIAN GENERATOR IMPULS UNTUK MEMBANGKITKAN TEGANGAN IMPULS PETIR MENURUT BERBAGAI STANDAR

BAB II SISTEM PENANGKAL PETIR

1. BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

KOORDINASI PROTEKSI ARESTER PCB DAN DIODA ZENER DENGAN ELEMEN DEKOPLING PADA PERALATAN LISTRIK JURNAL SKRIPSI

EVALUASI KINERJA SISTEM PTROTEKSI KAWAT TANAH. TRANSMISI 150 kv SEI ROTAN TEBING TINGGI. Oleh : SADAK NAINGGOLAN Nim :

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

PERCOBAAN - I PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK

BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENGARUH KORONA TERHADAP SURJA TEGANGAN LEBIH PADA SALURAN TRANSMISI 275 kv

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR

PENGARUH TEKANAN MEKANIS TERHADAP TEGANGAN TEMBUS DIELEKTRIK KERTAS TERIMPREGNASI MINYAK

STUDI PENGARUH KORONA TERHADAP SURJA. TEGANGAN LEBIH PADA SALURAN TRANSMISI 275 kv

PERALATAN KOPLING POWER LINE CARRIER

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH STACKED DUAL-BAND PADA FREKUENSI WiMAX (3,3 GHZ DAN 5,8 GHZ)

ANALISA SISTEM PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG BERTINGKAT DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW, KEBAYORAN LAMA, JAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA

PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI IMPULS

Penentuan Daerah Perlindungan Batang Petir

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA SALURAN PENCATU FEED LINE DAN PROXIMITY COUPLED UNTUK ANTENA MIKROSTRIP PACTH SEGIEMPAT

SIMULASI DISTRIBUSI TEGANGAN PETIR DI JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20 KV PENYULANG KENTUNGAN 2 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk

BAB II GANGGUAN TEGANGAN LEBIH PADA SISTEM TENAGA LISTRIK

SISTEM PROTEKSI PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG WIDYA PURAYA

PENGURANGAN ARUS NETRAL PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT MENGGUNAKAN TRANSFORMATOR WYE-DELTA

BAB I PENDAHULUAN. Petir adalah suatu fenomena alam yang memiliki kekuatan sangat besar

SISTEM PROTEKSI TERHADAP SAMBARAN PETIR LANGSUNG (DIRECT STRIKE) KE GARDU INDUK. Sudut Lindung. Menara Transmisi Dan Gardu Induk

PEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN

I. PENDAHULUAN. Untuk pengukuran kuat medan listrik dan kuat medan magnet di bawah konduktor

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH

ANALISIS PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI BANGUNAN THE BELLAGIO RESIDENCE TERHADAP SAMBARAN PETIR

Presented by dhani prastowo PRESENTASI FIELD PROJECT

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP PANAS PADA BELITAN TRANSFORMATORDISTRIBUSI

PENGARUH HARMONISA TERHADAP ARUS NETRAL TRANSFORMATOR DISTRIBUSI (APLIKASI PADA R.S.U SARI MUTIARA MEDAN)

Percobaan III Gejala Transien

Pengaruh Variasi Front Time dan Arus Puncak Impuls Arus terhadap Kuat Medan Magnet Beberapa Bahan Logam

TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR

PENGUKURAN TINGKAT HARMONISA PADA BEBERAPA MERK JUICER (DENGAN STANDAR IEC )

PENGARUH PERSENTASE FENOL TERHADAP KEKUATAN DIELEKTRIK MINYAK JAGUNG

SIMULASI MODEL INDOOR CEILING MOUNT ANTENNA SEBAGAI PENGUAT SINYAL WI-FI MENGGUNAKAN SIMULATOR ANSOFT HFSS V10.0

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

ANALISIS SAMBARAN PETIR PADA TIANG TRANSMISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATTICE

ABSTRAK. Kata Kunci: generator dc, arus medan dan tegangan terminal. 1. Pendahuluan

STUDI PERANCANGAN SALURAN PENCATU UNTUK ANTENA MIKROSTRIP ARRAY ELEMEN 2X2 DENGAN PENCATUAN APERTURE COUPLED

Aplikasi Konsep Fisika Pada Proses Terjadinya Petir dan Pentingnya Penggunaan Penangkal Petir Pada Bangunan *) Nia Nopeliza **)

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGI EMPAT TRIPLE BAND PADA FREKUENSI 2,3, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz

1 BAB I PENDAHULUAN. Petir adalah suatu gejala alam, yakni peluahan muatan listrik statis yang

Evaluasi dan Perancangan Sistem Proteksi Petir Internal dan Eksternal Divisi Fabrikasi Baja pada Perusahaan Manufaktur

PENGARUH UKURAN BUTIRAN AIR HUJAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA

TUGAS AKHIR JHON KENNEDI SIMANUNGKALIT

PERBANDINGAN KINERJA ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN PATCH

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERLINDUNGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI YANG EFEKTIF TERHADAP SURJA PETIR. Lory M. Parera *, Ari Permana ** Abstract

LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP FAKTOR-K PADA TRANSFORMATOR

STUDI DISTRIBUSI TEGANGAN DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR RANTAI DENGAN PEMBASAHAN

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY

RANCANG BANGUN POWER HARVESTER UNTUK TRANSFER DAYA WIRELESS MENGGUNAKAN ANTENA TV FREKUENSI MHZ

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum. Pada dasarnya suatu gangguan ialah setiap keadaan sistem yang menyimpang

PENGURANGAN ARUS NETRAL PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT MENGGUNAKAN ZERO SEQUENCE BLOCKING TRANSFORMER

BAB II PEMAHAMAN TENTANG PETIR

DASAR SISTEM PROTEKSI PETIR

GROUNDING SYSTEM HASBULLAH, MT. Electrical engineering Dept. Oktober 2008

BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI

Transkripsi:

PENGARUH PERISAI PELAT LOGAM TERHADAP INDUKSI TEGANGAN SURJA PETIR PADA INSTALASI TEGANGAN RENDAH Eykel Boy Suranta Ginting, Hendra Zulkarnaen Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA e-mail: namikazeeykel@yahoocom, hendra1@usuacid Abstrak Ketika terjadi sambaran petir terhadap kawat penangkal petir akan terjadi induksi tegangan pada kabel instalasi tegangan rendah yang berada di sekitar kawat penangkal petir Pada paper ini akan dilihat pengaruh penambahan perisai pelat logam yang terbuat dari pelat seng di sekitar kabel tegangan rendah terhadap perubahan induksi tegangan Percobaan dilakukan dengan mengubah dimensi dan jarak perisai dengan kawat BC (Bare Copper) Dari percobaan didapat bahwa perisai yang paling bagus adalah pelat seng 69x25 cm dengan pelat seng ditanahkan pada salah satu ujungnya dan jarak 18 cm dari kawat BC dimana persentase tegangan induksinya adalah 30,78 % atau dengan kata lain bahwa terjadi penurunan tegangan induksi sebesar 69,22% Kata Kunci: induksi tegangan surja petir, perisai 1 Pendahuluan Pada umumnya setiap bangunan itu dilengkapi dengan penangkal petir terutama untuk bangunan yang tinggi Penangkal petir dihubungkan ke tanah melalui kawat pembumian Ketika terjadi sambaran petir pada kawat penangkal petir, maka arus petir mengalir ke tanah melalui kawat pembumian Ketika itu juga terjadi induksi tegangan surja pada kabel atau peralatan tegangan rendah yang berada di sekitar kawat pembumian (down conductor) Untuk memperkecil besarnya induksi tegangan, maka ditambah perisai berupa pelat seng dekat dengan kabel tegangan rendah Tujuan dari penulisan ini adalah untuk melihat pengaruh dari perisai pelat logam terhadap induksi tegangan surja petir pada instalasi tegangan rendah Manfaat dari penulisan ini adalah perisai pelat logam bisa digunakan sebagai pelindung tambahan untuk instalasi tegangan rendah dari induksi tegangan surja petir sehingga peralatanperalatan menjadi lebih aman Adapun batasan masalah dari percobaan yang dilakukan adalah: 1 Tegangan impuls petir yang diberikan sebesar 25 kv 2 Kabel tegangan rendah yang digunakan adalah kabel NYA 3 Kawat penangkal petir yang dipakai adalah kawat Bare Copper (BC) dengan luas penampang 50 mm 2 4 Kabel NYA letaknya sejajar dengan kawat penangkal petir (kawat BC) 5 Pelat logam yang dipakai adalah pelat seng 2 Petir, Frekuensi Sambaran Petir, dan Perisai Sumber terjadinya petir adalah awan commolonimbus atau awan guruh yang berbentuk gumpalan Biasanya muatan negatif berada pada bagian bawah dan muatan positif terletak pada bagian atas Karena adanya muatan listrik itu menyebabkan timbulnya medan listrik antara awan dengan bumi Jika medan listriknya lebih besar daripada kekuatan dielektrik udara yang mengantarai bumi dengan awan, maka akan terjadi pelepasan muatan Pelepasan pertama terjadi disekitar awan yang disebut dengan pilot leader Di ujungnya terjadi ionisasi sehingga terjadi pelepasan kedua downward leader Dan ujung downward leader adalah leader Karena medan listrik antar leader -1- copyright @ DTE FT USU

SINGUDA ENSIKOM VOL 1 NO 1/Januari 2013 dengan bumi sangat tinggi terjadi penumpukan muatan pada salah satu objek di bumi (upward streamer) Sehingga apabila leader dan upward streamer terhubung maka disebut dengan connection leader, sehingga muatan dari awan akan mengalir ke bumi Peristiwa ini disebut dengan petir Kemudian muatan dari bumi juga mengalir ke awan yang disebut sebagai return stroke Setelah terjadi return stroke, maka terjadi sambaran susulan ke bumi yang disebut dart leader [1] Bentuk gelombang dari impuls petir dapat dilihat pada Gambar 1 [2] diinginkan Pada dasarnya prinsip sebuah perisai adalah apabila ada gelombang elektromagnetik yang berasal dari sumber sebagian akan dipantulkan dari perisai yang impedansinya rendah Sebagian sisanya akan ditranmisikan menembus perisai setelah sebagian diserap oleh perisai Inilah yang disebut dengan keefektifan perisai Sehingga total perisaian efektif adalah penjumlahan rugi refleksi, rugi absorbsi, dan rugi-rugi refleksi internal, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3 [4] Gambar 1 Bentuk Gelombang Impuls Petir Frekuensi rata-rata tahunan sambaran petir langsung ke bangunan gedung dapat dihitung [3]: Dimana: N d = N g A e per tahun (1) N g = 410-2 T 1,26 (2) A e = ab + 6h(a+b) + 9 h 2 (3) Gambar 3 Perisaian Efektif Pada Perisai Pelat Ketika dua buah konduktor yang dibatasi oleh udara maka rangkaiannya membentuk sebuah kopling kapasitif, seperti pada Gambar 4 [5] 1 Konduktor Vn 2 C12 C1g C2g V1 R Gambar 2 Luas Daerah Sambaran Bangunan Dimana : N g = Densitas sambaran ke tanah rata-rata tahunan A e = Area cakupan ekivalen dari gedung (m 2 ) a = Panjang atap gedung (m) b = Lebar atap gedung (m) h = Tinggi gedung (m) Gambar 4 Gandengan Kapasitif Antara Dua Konduktor Maka besar induksi tegangannya adalah : V n = V 1 (4) Ketika ditambahkan perisai, maka bentuk gandengan kapasitifnya seperti Gambar 5 Perisaian adalah teknik yang digunakan untuk mengurangi ataupun mencegah terjadinya gandengan radiasi elektromagnetik yang tidak -2- copyright @ DTE FT USU

SINGUDA ENSIKOM VOL 1 NO 1/Januari 2013 Besar induksi tegangan yang dihasilkan adalah: V n = - M 2s (7) 3 Pengukuran Gambar 5 Gandengan Kapasitif Antara Dua Konduktor Yang Ditambah Perisai Maka besar induksi tegangannya adalah : V n = V 1 (5) Dan untuk gandengan induktifnya seperti Gambar 6 Gambar 6 Gandengan Induktif Antara Dua Konduktor Besar induksi tegangan yang dihasilkan adalah: Pengukuran ini dilakukan di Laboratorium Tegangan Tinggi, Departemen Teknik elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Dalam pengukuran ini, alat dan bahan yang digunakan adalah : 1 1 unit trafo pembangkit tegangan tinggi impuls (DC) 220 V/ 60 kv DC, 5 KVA 2 1 unit autotrafo 220 / 240 V, 5 kva 3 1 unit kapasitor 025 F 4 Tahanan peredam, Tahanan pembuangan muatan (R o ) 5 Kabel NYA dengan panjang 69 cm 6 Kawat BC 50 mm 2 sepanjang 69 cm 7 tahanan peredam 8 1 buah inductor, 1 unit osiloskop 9 2 buah resistor, masing-masing 1000 Ω dan 100 kω 10 Seng pelat dengan ukuran 69x25 cm, 69x17 cm, dan 47x25 cm 11 Semen dan papan secukupnya 12 Batu bata 3 buah Adapun gambar rangkaian percobaan pengukuran tegangan induksi surja petir tanpa menggunakan perisai dapat dilihat pada Gambar 8 V n = - M (6) Setelah penambahan perisai, maka bentuk gandengan kapasitifnya seperti Gambar 7 Gambar 8 Rangkaian Percobaan Pengukuran Tegangan Induksi Surja Petir Menggunakan Perisai Gambar 7 Gandengan Induktif Antara Dua Konduktor Yang Diberi Perisai Keterangan gambar : S1 = Saklar 1 ; Rs = Tahanan Pemuat C = Kapasitor ; S2 = Saklar 2-3- copyright @ DTE FT USU

SINGUDA ENSIKOM VOL 1 NO 1/Januari 2013 R1 = Tahanan 100 kω ; F = Sela Picu AT = Auto Trafo ; Rp = Tahanan Peredam TU = Trafo Uji ; R2 = Tahanan 1000 Ω D = Dioda Tegangan Tinggi Adapun gambar rangkaian percobaan pengukuran tegangan induksi surja petir dengan menggunakan perisai dapat dilihat pada Gambar 9 18 3,37 1,21 1,28 2 Pelat seng 69x17 cm 8 3,77 2,40 2,43 13 3,53 2,06 2,13 18 3,42 1,24 1,31 3 Pelat seng 47x25 cm Ditanahkan Ditanahkan 8 3,81 2,47 2,53 13 3,60 2,21 2,31 18 3,51 1,56 1,63 Gambar 9 Rangkaian Percobaan Pengukuran Tegangan Induksi Surja Petir Dengan Menggunakan Perisai Keterangan gambar : S1 = Saklar 1 ; Rs = Tahanan Pemuat C = Kapasitor ; S2 = Saklar 2 R1 = Tahanan 100 kω ; F = Sela Picu AT = Auto Trafo ; Rp = Tahanan Peredam TU = Trafo Uji ; R2 = Tahanan 1000 Ω D = Dioda Tegangan Tinggi Berdasarkan Tabel 1, maka dapat dibuat grafiknya : 1 Grafik perbandingan jarak perisai dari kawat BC Vs tegangan induksi untuk perisai tanpa pentanahan 4 Hasil Pengukuran Untuk percobaan induksi tegangan surja petir tanpa menggunakan perisai didapat besar tegangan induksinya adalah 3,93 kv Dari percobaan yang dilakukan sebanyak delapan kali untuk masing-masing pelat dengan jarak yang diubah dari 8 cm, 13 cm, dan 18 cm dari kawat BC, maka didapat besar tegangan rata-ratanya seperti pada Tabel 1 Tabel 1 Data Rata-Rata Dari Hasil Percobaan 1 Pelat seng 69x25 cm 8 3,70 2,37 2,40 13 3,47 1,96 2,04 Gambar 10 Grafik Perbandingan Perisai Dari Kawat BC Vs Tegangan Induksi Untuk Perisai Dari Gambar 10 dapat disimpulkan bahwa : a Semakin jauh jarak perisai dari kawat BC, kabel tegangan rendah semakin kecil b Semakin kecil luas penampang dari pelat kabel tegangan rendah semakin besar c Penurunan tegangan yang paling signifikan terdapat pada jarak antara 8 cm 13 cm dari kawat BC -4- copyright @ DTE FT USU

SINGUDA ENSIKOM VOL 1 NO 1/Januari 2013 2 Grafik perbandingan jarak perisai dari kawat BC Vs tegangan induksi untuk perisai dengan salah satu ujung ditanahkan Untuk persentase tegangan dapat dilihat pada Tabel 2 Ketika tegangan surja petir yang diberikan adalah 25 kv dan tegangan induksi yang dihasilkan tanpa perisai adalah 3,93 kv Tabel 2 Persentase Tegangan Induksi Ketika Dipasang Perisai Gambar 11 Grafik Perbandingan Perisai Dari Kawat BC Vs Tegangan Induksi Untuk Perisai Dengan Satu Ditanahkan Dari Gambar 11 dapat disimpulkan bahwa : a Semakin jauh jarak perisai dari kawat BC, kabel tegangan rendah semakin kecil b Tegangan induksi terbesar yang timbul pada kabel adalah pada perisai yang lebih pendek dan kecil (pelat 47x25 cm) 3 Grafik perbandingan jarak perisai dari kawat BC Vs tegangan induksi untuk perisai dengan kedua ujung ditanahkan 1 Pelat seng 69x25 cm 8 94,14 60,31 61,06 13 88,29 49,87 51,91 18 85,75 30,78 32,56 2 Pelat seng 69x17 cm 8 95,92 61,06 61,83 13 89,82 52,41 54,19 18 87,02 31,55 33,33 3 Pelat seng 47x25 cm 8 96,94 62,84 64,37 13 91,60 56,23 58,77 18 89,31 39,69 41,47 5 Kesimpulan Gambar 12 Grafik Perbandingan Perisai Dari Kawat BC Vs Tegangan Induksi Untuk Perisai Dengan Ditanahkan Dari Gambar 12 dapat disimpulkan bahwa : a Semakin jauh jarak perisai dari kawat BC, kabel tegangan rendah semakin kecil b Tegangan induksi terbesar yang timbul pada kabel ketika pelatnya kecil yaitu 47x25 cm Adapun kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan pengukuran adalah: 1 Semakin jauh jarak antara perisai dengan kawat BC maka tegangan induksi yang timbul pada kabel tegangan rendah akan semakin kecil 2 Semakin besar luas penampang dari perisai kabel tegangan rendah akan semakin kecil 3 Tegangan induksi yang timbul pada kabel tegangan rendah akan semakin kecil apabila perisai tersebut ditanahkan 4 Besar tegangan induksi yang timbul pada kabel tegangan rendah ketika kedua ujung -5- copyright @ DTE FT USU

SINGUDA ENSIKOM VOL 1 NO 1/Januari 2013 perisai ditanahkan lebih besar sekitar 2 % daripada hanya salah satu ujung ditanahkan 5 Tegangan induksi terendah didapat pada pelat seng 69x25 cm dan jarak pelat seng 18 cm dari kawat BC dan pelat seng ditanahkan pada salah satu ujungnya, dimana persentase tegangan induksinya adalah 30,78 % atau terjadi penurunan tegangan sebesar 69,22 % 6 Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Nia Ginting dan Markami br Tarigan selaku orang tua penulis yang sudah membiayai penulis, Ir Hendra Zulkarnaen selaku dosen pembimbing, juga Syiska Yana, ST, MT, Ir A Rachman Hasibuan, MT dan Ir Syahrawardi selaku dosen penguji penulis yang sudah membantu penulis dalam menyelesaikan paper ini, serta teman-teman penulis yang sudah memberikan dukungan selama pembuatan paper ini 7 Daftar Pustaka [1] Banjarnahor, Bonar S 2011 Tegangan Induksi Pada Kabel Instalasi Listrik Akibat Arus Petir Pada Kawat Pembumian Penangkal Petir Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara [2] 29 th International Conference on Lightning Protection 2008 Parameter Of Lightning Current Given In IEC 62305 Background, Experience and Outlook Sweden [3] SNI 03-7015-2004 Sistem Proteksi Petir Pada Bangunan Standar nasional Indonesia, 2004 [4] Paul, Clayton R 2006 Introduction to Electromagnetic Compability New Jersey: John Wiley & Sons [5] Ott, Henry W 1975 Noise Reduction Techniques in Electronic System New York: John Wiley & Sons -6- copyright @ DTE FT USU