PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

AUDITORIUM UNIVERSITAS DIPONEGORO DI TEMBALANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

BAB I PENDAHULUAN. diakes pada tanggal 24 April 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REDESAIN SHOWROOM DAN BENGKEL TOYOTA NASMOCO TERPADU DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

APARTEMEN MAHASISWA DI KOTA DEPOK

Redesain Kantor Bupati Kabupaten Sukoharjo BAB I PENDAHULUAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. TAMAN BUDAYA DI TEGAL (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KOMPLEK GEDUNG KESENIAN SOETEDJA PURWOKERTO

TOKO BUKU DENGAN RUANG PAMER DI KOTA CIREBON

SEMARANG ELECTRONIC CENTER

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar SMK se-kota Semarang Tahun No Tahun Ajaran Pendaftar Diterima

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TAMAN BUDAYA SURAKARTA Penekanan Desain Arsitektur Neo-Vernakular

[ORAT ORET ARTSPACE] TA 131/53 BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. LP3A Teater Universitas Diponegoro, Semarang. 1.1 Latar Belakang

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

TAMAN REKREASI PANTAI DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Lanskap

BAB I PENDAHULUAN. Bagian Perindustrian Depperindagkop Kota Pekalongan). Begitu dalam pengaruh batik bagi

COMMUNITY CENTER di BSD City (Penekanan Desain GREEN ARCHITECTURE) TA-118 BAB I PENDAHULUAN

CONVENTION HALL DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Karya Arata Isozaki

RELOKASI PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

GEDUNG PUSAT KAMPUS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

TUGAS AKHIR 37 GEDUNG PERTEMUAN DI MARKAS PANGKALAN TNI AL SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PUSAT KREATIVITAS ANAK DI SEMARANG

HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

Pusat Kawasan Wisata Candi Gedongsongo BAB I PENDAHULUAN

2. TUJUAN DAN SASARAN

TUGAS AKHIR PERIODE 114 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RSIA-CILACAP. Dengan Penekanan Desain Modern Arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. meredesain kawasan Masjid Raya Baiturrahman Arsitektur Noe Vernakuler

WISMA IPB DARMAGA DI BOGOR

BAB I PENDAHULUAN 1 PAUD DAN SD ALAM DI SEMARANG TUGAS AKHIR 115 ALIZA MELINDA (L2B ) 1.1 Latar Belakang

WATERPARK DI PANTAI MARON SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI ALAM INDAH KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060

PERPUSTAKAAN HIBRIDA DI KOTA BOGOR TA 127

PUSAT PENGEMBANGAN KESENIAN BETAWI DI SITU BABAKAN SRENGSENG SAWAH JAKARTA

GEDUNG PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI DAN FASILITAS KEMAHASISWAAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP DI SEMARANG DENGAN KONSEP BANGUNAN HEMAT ENERGI

Institut Seni Indonesia di Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Winda Inayah W L2B

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Fotografi Semarang. Ilham Abi Pradiptha Andreas Feininger, Photographer,

TAMAN RIA DI SEMARANG

PUSAT INFORMASI DAN PROMOSI HASIL KERAJINAN DI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Batang

GEDUNG KANTOR SEWA MEDI GROUP DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KANTOR PT. SIEMENS INDONESIA REGIONAL JAWA BARAT DI BANDUNG

Kawasan Wisata Rowo Jombor, Klaten

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI Jawa Tengah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

GALERI FOTOGRAFI DI SEMARANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR HIGH TECH

PANGKALAN PENDARATAN IKAN SANGSIT KABUPATEN BULELENG BALI PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNACULAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API JAKARTA KOTA

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNISSULA DI SEMARANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMARANG BOOK HOUSE

REDESAIN GEDUNG JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNDIP TEMBALANG

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KOMPLEKS GEDUNG OLAHRAGA DI WONOSOBO

KAMPUS FISIP UNDIP SEMARANG (Penekanan Desain Gaya Arsitektur Renzo Piano)

Tugas Akhir Periode 135 BAB I PENDAHULUAN

PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TA 115

LAKE RESORT HOTEL DI KAWASAN WADUK DARMA Penekanan Desain Neo Vernacular

Kolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN

MASJID RAYA SUMATERA BARAT PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR

Women and Child Center di Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pengembangan Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa) kini tengah digencarkan oleh pemerintah tepatnya Kementerian

REDESAIN KAMPUS JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO dengan Penekanan Desain Arsitektur Dekonstruksi

Redesain Gedung Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SHOPPING MALL BERKONSEP CITYWALK DI SEMARANG. Nama : SEPTIADI ARI NUGROHO NIM : L2B308026

MUSEUM WAYANG NUSANTARA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CONDOTEL DI KOTA SEMARANG

City Bike Center Velodrome & Area Komersial T.A.37 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CITY HOTEL BINTANG 3 DI PEKALONGAN

KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BALAI LATIHAN KERJA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : Bangun Indrakusumo Radityo Harsritanto L2B 001 196 Periode 93 Oktober April 2006 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2005

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Hubungan internasional antar bangsa di dunia dirasakan semakin menjadi suatu keharusan mengingat semakin tingginya tingkat ketergantungan antar sesama manusia. Dengan semakin canggihnya peralatan komunikasi, hubungan antar negara semakin mudah. Kemudahan ini pula yang menghantarkan berbagai informasi ke segala penjuru dunia dan menautkan berbagai budaya yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan umat manusia. Jepang merupakan salah satu negara besar yang memerlukan kerjasama dengan negara luar, baik dibidang ekonomi, social, budaya, maupun politik pertahanan keamanan. Hal ini dibuktikan dengan dibukanya konsulat jendral Jepang di beberapa negara termasuk Indonesia terdapat 4 perwakilan konsulat jendral negara Jepang yang tiap konsulat juga memiliki pusat kebudayaan Jepang yaitu terdapat di Medan, Jakarta, Surabaya, Makasar dan satu cabang pembantu di Bali. Konsulat-konsulat Jendral ini merupakan salah satu implementasi kebijakan politik pemerintahan Jepang walaupun juga menyelenggarakan kegiatan-kegiatan non-diplomasi, oleh karena itu didirikanlah lembaga non-pemerintah Jepang yang bernama Japan Foundation untuk menangani kerjasama social, kebudayaan dan pendidikan. Japan Foundation pada awalnya sebuah lembaga resmi khusus yang menangani pertukaran budaya internasional tetapi berubah menjadi lembaga administrative independent sehingga bebas dari campur tangan pemerintah Jepang. Japan Foundation merupakan Pusat Kebudayaan Jepang yang perwakilannya di Indonesia bertempat di Jakarta, menyewa lantai 2-3 Gedung Summitmas II mengurusi hal-hal operasional pertukaran budaya non-politik luar negeri pemerintah Jepang seperti :Language Training Center, kerjasama seni budaya, pertukaran studi dan sumber daya manusia serta pusat informasi tentang jepang, yang membutuhkan pengembangan bangunan seiring kontrak sewa gedung lantai 2-3 Summitmas II hampir habis beberapa tahun lagi, sehingga memerlukan tempat pengganti yang sesuai.

Semarang merupakan salah satu kota yang secara tidak langsung bertaut dengan negara dan kebudayaan jepang baik yang telah terlihat terutama dari segi ekonomi, pendidikan maupun social budaya. Hal ini terlihat dengan banyak peserta program magang ke Jepang maupun pelatihan untuk pertukaran tenaga kerja maupun studi ke Jepang yang diselenggarakan oleh kerjasama Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Mabusoshinggo maupun lembaga lainnya secara rutin tiap tahun yang diberangkatkan dan dilatih di Nihongo Bunka Purogaramu (NBP), Kaliwiru maupun Balai Latihan Kerja, majapahit dan dari hal itu didapat permasalahan kebutuhan akan ruang yang diperlukan untuk program pelatihan hingga pemberangkatan peserta magang yang sering kali bertabrakan dengan ruang untuk peserta pelatihan bahasa yang non-magang. Semarang juga memiliki komunitas penggemar budaya Jepang yang mayoritas anggotanya pelajar/mahasiswa yang menanamkan dirinya Genki Jl. Komunitas ini memiliki anggota maupun simpatisan yang cukup banyak dan kegiatan yang mereka lakukan meliputi penyelenggaraan event-event semacam pentas seni (biasanya diselenggarakan di Auditorium UNDIP Imam Bardjo), pameran budaya Jepang (pernah diselenggarakan di Lap.parkir Universitas Dian Nuswantoro), dan mengadakan pertemuan rutin seminggu sekali di Taman Budaya Raden Saleh Kota Semarang tanpa disadari seiring perkembangan zaman juga termasuk daerah yang telah mengkonsumsi produk-produk Jepang dalam jumlah yang tidak sedikit, misalnya : pendidikan, seni dan budaya, barang elektronik, otomotif, alat kesehatan. Tetapi, kita hampir tidak tahu apa sebenarnya budaya yang melatarbelakangi produk yang kia konsumsi tersebut. NBP, lembaga pelatihan bahasa lainnya maupun taman budaya Raden Saleh di Kota Semarang untuk mewadahi kegiatan komunal, local maupun regional Jawa Tengah, namun melihat kondisi dan kualitas lingkungannya sekarang masih sangat jauh dari yang diharapkan karena : Lahan yang tersedia dan informasi bisa yang didapat terbatas, hal ini diakibatkan bertambahnya jumlah orang Indonesia yang meminati budaya Jepang, sedangkan akses informasi tentang Jepang sulit. Bahkan untuk tes internasional penguasan bahasa Jepang warga Semarang harus melaksanakannya di kampus UGM, Jogjakarta.

Fasilitas yang kurang memadai menyangkut parkir, ruang serbaguna, ruang belajar bahasa & budaya, bangunan pengelola, perpustakaan dan galeri pamer dan fasilitas lainnya. Kualitas sarana dan prasarana lingkungan pusat komunitas yang masih kurang terawat. Banyak pihak yang membutuhkan wadah yang cukup mendukung aktifitas mereka yang berkaitan dengan budaya Jepang ini. Dan hal ini perlu ditindaklanjuti, salah satunya dengan cara memindah atau membuat perwakilan Japan Foundation di Semarang. Hal ini dapat dimungkinkan karena kontrak sewa gedung yang ditempati Japan Foundation akan berakhir tahun 2007 dan dari segi keamanan, salah satu pertimbangan utama (menurut ibu Diana kepala staff bagian buday Japan Foundation). Semarang merupakan salah satu tempat teraman dari aksi terorisme yang marak terjadi di Indonesia. Selain segi keamanan, Semarang memiliki kedekatan budaya dengan Jepang, maupun kemudahan akses dari kota-kota besar di Indonesia. Selain Semarang juga dapat dijadikan pendukung dari Japan Foundation yang mencakup wilayah nusantara sehingga terjadi pembagian wilayah cakupan Japan Foundation yang dapat mengefisiensikankinerja perusahaan. Dalam konteks Tugas Akhir ini pusat kebudayaan Jepang di Semarang merupakan lembaga pendukung Japan Foundation Jakarta seperti Japan Foundation di Amerika Serikat yang memiliki dua buah markas, yaitu Los Angeles dan di Washington D.C. Kesimpulan dari uraian realita yang tersebut diatas, adalah kota Semarang membutuhkan sebuah pusat kebudayaan Jepang yang mampu mengakomodasi kebutuhan informasi maupun berekspresi mereka dengan kesan budaya jepang yang mereka telah kenali untuk mengenali pusat kebudayaan Jepang tersebut (tampilan muka bangunan berkarakter Jepang). B. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Menggali, melestarikan, dan meningkatkan pemanfaatan potensi kota Semarang sebagai kota yang maju sehingga mampu memberikan nilai lebih dalam peningkatan Pendapat Asli Daerah Kota Semarang, di bidang social mampu meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat sekitar, dan secara langsung

mampu memberikan kontribusi sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi daerah-daerah sekitarnya tanpa meninggalkan nilai-nilai dan factor-faktor perencanaaan sebuah kota. 2. Sasaran Tersusunnya usulan langkah-langkah pokok proses (dasar) perencanaan dan perancangan Pengembangan Pusat Kebudayaan Jepang di Semarang berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan (design guide lines aspect). C. Manfaat 1. Secara Subjektif Terpenuhinya salah satu persyaratan dalam menempuh Tugas Akhir sebagai ketentuan kelulusan Sarjana 1 (S1) pada jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Karena buku ini sebagai pegangan dan acuan selanjutnya, dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) yang merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pembuatan Tugas Akhir. 2. Secara Objektif Dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan khususnya pada bidang arsitektur selain itu bermanfaat bagi peningkatan kerjasama antara Semarang dan pihak Jepang sehingga berimbas pada peningkatan ekonomi, social, budaya, teknologi dan pengetahuan. D. Lingkup Pembahasan 1. Ruang Lingkup Substansial Pengembangan Pusat Kebudayaan Jepang di Semarang merupakan bangunan pusat informasi, pelatihan dan ekspresi berbudaya dalam hal ini budaya Jepang yang melakukan kegiatan yang bersifat edukatif, informative dan rekreatif (dapat dimaksudkan bangunan perkantoran maupun pendidikan) yang tergolong bangunan tunggal yang memiliki fasilitas penunjang seperti kafetaria, gedung serbaguna, perpustakaan, dan lain sebagainya. 2. Ruang Lingkup Spasial

Secara administratif lokasi perencanaan dan perancangan Pusat Kebudayaan Jepang ini akan berlokasi di Semarang. E. Metode Pembahasan Metode yang digunakan dalam pembahasan adalah deskriptif analisis yaitu dengan mengumpulkan, menganalisis dan menyimpulkan data yang diperlukan dan berkaitan dengan masalah. Pengumpulan data yang dilakukan meliputi data primer dan sekunder dengan cara : 1. Data Primer - Wawancara dengan narasumber yang terkait untuk mendapatkan informasi yang solid. - Observasi lapangan - Studi banding, yaitu mempelajari kasus lain sejenis sebagai masukan dalam merancang. 2. Data Sekunder pengumpulan data sekunder dlakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan teori, konsep, standar perencanaan dan perancangan fasilitas rekreasi, juga yang berkaitan dengan arah pengembangan dari lokasi yang akan digunakan. F. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur disusun dengan urutan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Menguraikan tentang latar belakang perlunya pembangunan Pusat Kebudayaan Jepang di Kota Semarang, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, manfaat, lingkup, metode, dan sistematika pembahasan, serta alur pikir. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menguraikan tentang tinjauan umum pusat kebudayaan Jepang, tinjauan tentang kebudayaan Jepang serta studi banding, analisa dan kesimpulan dari studi banding itu.

BAB III BAB IV BAB V TINJAUAN PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI Semarang Menguraikan tentang kondisi umum kota Semarang, meliputi kondisi fisik, kondisi non fisik dan peraturan pembangunan setempat, pustaka penekanan desain, serta gambaran umum tentang proyek perencanaan dan perancangan pusat kebudayaan Jepang di Semarang. PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Menguraikan tentang Dasar Pendekatan yang meliputi dasar filosofi dan dasar fungsional, pendekatan Tapak meliputi, batas wilayah perencanaan, pencapaian dan transportasi, Pendekatan Kebutuhan Ruang, meliputi pelaku, aktivitas, kebutuhan ruang, kapasitas dan besaran ruang serta hubungan kelompok ruang. Pendekatan Persyaratan Bangunan meliputi utilitas, fisiologi bangunan, struktur, bahan bangunan dan sistem pengamanan, serta Pendekatan Arsitektural dalam hal ini yang digunakan adalah pendekatan arsitektur neo Vernakular. KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN Menguraikan tentang Konsep Dasar Perancangan, Faktor Penentu Perancangan meliputi pemilihan lokasi dan tapak, penentuan luas areal dan jenis kegiatan, Konsep Dasar Sistem Bangunan, meliputi kapasitas fisiologi ruang, sistem utilitas, sistem struktur, bahan bangunan, pengamanan kawasan, dan penerapan arsitektur neo vernacular, Konsep Perancangan Tata Ruang Luar meliputi tapak, lanskap dan ruang terbuka serta Program Ruang dan Kebutuhan Luasan Tapak.