PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAP DIDALAM SUATU KONFLIK DALAM RUMAH TANGGA. STMIK AMIKOM Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

- Secara psikologis sang istri mempunyai ikatan bathin yang sudah diputuskan dengan terjadinya suatu perkawinan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Wajib Lapor Tindak KDRT 1

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BAB III DESKRIPSI PASAL 44 AYAT 4 UU NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG KETENTUAN PIDANA KEKERASAN SUAMI KEPADA ISTERI DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. dari perkawinan itu adalah boleh atau mubah. Namun dengan melihat

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BUPATI POLEWALI MANDAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekerasan secara umum sering diartikan dengan pemukulan,

LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG

BAB III KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PRESPEKTIF HUKUM POSITIF (UNDANG-UNDANG R.I NOMOR 23 TAHUN 2004)

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

Tindak Pidana KEKERASAN Dalam RUMAH TANGGA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 23 TAHUN 2004 (23/2004) TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Institute for Criminal Justice Reform

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa. Tujuan

BUPATI BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK TERHADAP TINDAK KEKERASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 122 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 3

I. TINJAUAN PUSTAKA. kekerasan itu tidak jauh dari kebiasaan kita. Berdasarkan Undang-undang (UU) No. 23 Tahun

Daftar Isi TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Penyusun: Justice for the Poor Project. Desain Cover: Rachman SAGA. Foto: Luthfi Ashari

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II PENGATURAN HUKUM MENGENAI KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH SUAMI TERHADAP ISTRI. A.Kajian Hukum Mengenai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

Tindak pidana adalah kelakuan manusia yang dirumuskan dalam undang-undang, melawan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik,

JAWA TIMUR MEMUTUSKAN : PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2015

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

"PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUANSEBAGAI KORBAN TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LUWU TIMUR" BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tersebut didasarkan pada Pasal 28 UUD 1945, beserta

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DI KABUPATEN KENDAL

Lex Et Societatis Vol. V/No. 9/Nov/2017

BAB I PENDAHULUAN. yang didukung oleh umat beragama mustahil bisa terbentuk rumah tangga tanpa. berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak. Di Indonesia seringkali dalam rumah tangga juga ada sanak saudara

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN TERHADAP TINDAK KEKERASAN

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,

k. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan untuk meningkatkan wawasan, kepedulian, perhatian, kapasitas perempuan, dan perlindungan anak.

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang khususnya berkaitan dengan hukum, moralitas serta ketidakadilan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kepribadian setiap anggota keluarga. Keluarga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ciptaan makhluk hidup lainnya, Hal tersebut dikarenakan manusia diciptakan dengan disertai

BAB I PENDAHULUAN. sesutu tentang tingkah laku sehari-hari manusia dalam masyarakat agar tidak

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dalam Kehidupan Bernegara. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA.

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIKKA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

PROVINSI JAWA TENGAH

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Implementasi Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab 12MKCU. Fakultas. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KESETARAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tindakan kekerasan yang terjadi di lingkungan masyarakat semakin

BAB II. PENGATURAN TINDAK PIDANA KEKERASAN TERHADAP ANAK DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA A. Tindak Pidana Kekerasan Dalam Hukum Pidana

Transkripsi:

PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAP DIDALAM SUATU KONFLIK DALAM RUMAH TANGGA STMIK AMIKOM Yogyakarta NAMA : SINGGIH YUDHA PRASETYA NIM : 11.11.4893 KELOMPOK PROGAM STUDI JURUSAN : D : S1 : TEKNIK INFORMTIKA Drs. Tajahudin Sudibyo

Latar Belakang Masalah Pancasila sebagai landasaan idiil dari system pemasyarakatan, menyebutkan adanya keseimbangan dan keselarasan baik dalam hidup manusia secara pribadi, dalam bangsabangsa lain maupun hubungannya dengan Tuhan. Dalam hal ini, Bahrudin Soerjobroto mengemukakan: Pemasyarakatan dinyatakan sebagai usaha untuk mencapai kesatuan hidup, kehidupan dan penghidupan yang terjalin antara individu pelanggar hokum dengan pribadinya sebagai manusia, antar pelanggar dengan sesame manusia, antara pelanggar dengan masyarakat serta alamnya, kesemuanya dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan mengamanatkan bahwa system pemasyarakatan bertujuan untuk mengembalikan warga binaan pemasyarakatan sebagai warga yang baik dan untuk melindungi masyarakat terhadap kemungkinan diulanginya tidak pidana oleh warga binaan serta merupakan penerapan dan bagian yang tak terpisahkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Sistem pemasyarakatan menitikberatkan pada usaha perawatan, pembinaan, pendidikan, bimbingan warga binaan pemasyarakatan yang bertujuan untuk memulihkan kesatuan hubungan yang asasi antara individu warga binaan dengan masyarakat. Butir-butir sila kedua pancasila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradap : 1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. 2. Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. 3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. 4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira. 5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. 6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. 7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. 8. Berani membela kebenaran dan keadilan. 9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia. 10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

Rumusan Masalah Bersamaan dengan tugas akhir ini, agar penyajian semakin lengkap. Saya sajikan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradap dalam kehidupan masyarakat? 2. Apa sajakah kewajiban pemerintah dalam menekan angka kekerasan dalam rumah tangga? 3. Bagaimana akibatnya kekerasan dalam rumah tangga? 4. Mengapa masih ada kekerasan didalam rumah tangga, padahal sudah ada hokum yang mengaturnya? 5. Apa bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga itu, dan bagaimana sanksinya? Dalam rumusan masalah diatas akan terangkan bagaimana cara menanggulanginya dengan beberapa tinjuan atau beberapa pendekatan melalui pendekatan yuridis, sosiologis maupun historis. Saya juga menyertakan pembahasan berserta kesimpulan setelah melewati beberapa pendekatan.

Pendekatan A. Historis Keutuhan dan kerukunan rumah tangga yang bahagia, aman, tentram, dan damai merupakan dambaan setiap orang dalam rumah tangga. Negara Republik Indonesia adalah negara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dijamin oleh Pasal 29 Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945. Dengan demikian, setiap orang dalam lingkup rumah tangga dalam melaksanakan hak dan kewajibannya harus didasari oleh agama. Hal ini perlu terus ditumbuhkankebangkan dalam rangka membangun keutuhan rumah tangga. Untuk mewujudkan keutuhan dan kerukunan tersebut, sangat tergantung pada setiap orang dalam lingkup rumah tangga, terutama kadar kualitas perilaku dan pengendalian diri setiap orang dalam lingkup rumah tangga tersebut. Keutuhan dan kerukunan rumah tangga dapat terganggu jika kualitas dan pengendalian diri tidak dapat dikontrol, yang pada akhirnya dapat terjadi kekerasan dalam rumah tangga sehingga timbul ketidakamanan atau ketidakadilan terhadap orang yang berada dalam lingkup rumah tangga tersebut. Dalam beberapa kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di satu semester ini sudah terjadi 300 kasus. Keruntuhan atau ketidakadilan di rumah tangga yang terjadi di Jakarta sudah kerap terjadi, jumlah ini masih bisa ditekan jika suami dan istri saling memberi pengertian dan keadilan dalam rumah tangga, dalam tahun 2010 kemarin di Jakarta sudah mencapai 1200 kasus. Hal ini menunjukkan bahwa masih kerap terjadi peningkatan kekerasan didalam hubungan rumah tangga. tidak hanya dalam keharmonisan yang menyebabkan keruntuhan dalam rumah tangga, salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya dalam keruntuhan rumah tangga adalah masalah ekonomi. Sudah banyak contoh keretakan rumah tangga akibat masalah ekonomi yang tidak stabil. Biasanya terjadi pada masyarakat bawah, karena lebih besar penanggungan daripada pendapatan. Tapi bukan hanya masyarakat bawah yang sering mengalami masalah kekerasan rumah tangga, sebagai kita bisa lihat pada tahun lalu banyak public figure atau artis yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga. sebagai contoh kasus KDRT yang dialami penyanyi dangdut Cici Paramida pada tahun 2009 lalu. Korban sempat mengalami luka memar di wajah akibat penabrakan yang diduga dilakukan oleh suaminya sendiri, Suhaebi.

Oleh karena itu, diperlukan pengaturan tentang tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga secara tersendiri karena mempunyai kekhasan, walaupun secara umum didalam Undang- Undang Hukum Pidana telah diatur mengenai penganiayaan dan kesusilaan serta penelantaran orang yang perlu diberikan nafkah dan kehidupan. Undang-Undang tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga ini terkait erat dengan beberapa peraturan perundang-undangan lain yang sudah berlaku sebelumnya, anatar lain: UU 1/1946 tentang Undang-Undang Hukum Pidana serta perubahannya UU 8/1981 tentang Undang-Undang Hukum Acara Pidana UU 1/1974 tentang Perkawinan UU 7/1984 tentang 28 Pengesahan KOnvensi mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita (Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Woman) UU 39/1999 Tentang Hak Asasi Manusia Undang-Undang ini juga mengatur ihwal kewajiban bagi aparat penegak hokum, tenaga kesehatan, pekerjaan sosial untuk melindungi korban agar mereka lebih sensitive dan responsive terhadap kepentingan rumah tangga yang sejak awal diarahkan pada keutuhan dan kerukunan rumah tangga. untuk melakukan pencegahan kekeraasan dalam rumah tangga, Menteri yang bertugas di bidang pemberdayaan perempuan melaksanaan tindakan penccegahan, antara lain, menyelenggarakan komunikasi informasi dan edukasi tentang pencegahan kekerasan dalam rumah tangga.

Pembahasan Pengertian Kekerasan dalam Rumah Tangga Kekerasan dalm Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hokum dalam lingkup rumah tangga. Dalam butir-butir sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradap didalam penerapan kasus kekerasan dalam rumah tangga dapat dilihat dari sisi keadilan dan keestaraan yakni suatu keadaan dimana perempuan dan laki-laki menikmati status yang setarad dan memiliki kondisi yang sama untuk mewujudkan secara penuh hak-hak asasi dan potensinya bagi keutuhan dan kelangsungan rumah tangga secara proposional. Bentuk-Bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga: Kekerasan Fisik, yaitu perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat. Kekerasan Psikis, yaitu perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya percaya driri, kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan penderitaan psikis berat pada seseorang. Kekerasan Seksual, yaitu setiap perbuatan yang berupa pemaksaan hubungan seksusal, pemaksaan secara tidak wajar, tidak disukai, pemaksaan dengan orang lain untuk komersial atau diperjual belikan. Pemelantaran Rumah Tangga, yaitu perbuatan menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangga, padahal mehnurut hokum yang berlaku bagi yang bersangkutan atau karena persentujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan kepada orng tersebut. Penelantaran juga berlaku bagi setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi dan/atau melarang untuk bekerja yang layak didalam atau diluar rumah sehingga korban berada di bawah kendali orang tersebut.

Dari beberapa bentuk Kekerasan dalam Rumah Tangga atau KDRT diatas, dapat kita ketahui bahwa semua ada pidananya menurut Pancasila dan hokum yang belaku di Indonesia. Adapun ketentuan pidana dari bentuk Kekerasan dalam Rumah Tangga, yaitu: 1. Kekerasan Fisik DELIK SANKSI Kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga Penjara paling lama 5 (lima) tahun atau Denda paling banyak Rp. 15 juta Kekerasan fisik yang mengakibatkan korban luka berat Penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun, atau Denda paling banyak Rp. 30 juta Kekerasan fisik yang mengakibatkan matinya korban Penjara paling lama 15 (limabelas) tahun, atau Denda paling banyak Rp. 45 juta Kekerasan fisik yang dilakukan suami Penjara paling lama 4 (empat) bulan, terhadap istri atau sebaliknya yang tidak atau menimbulkan penyakit Denda paling banyak Rp. 5 juta 2. Kekerasan Psikis DELIK Kekerasan psikis dalam lingkup rumah tangga Kekerasan psikis yang dilakukan suami terhadap istri atau sebaliknya yamg tidak menimbulkan penyakit atau halangan dalm melakukan pekerjaan sehari-hari 3. Kekerasan Seksual SANKSI Penjara paling lama 3 (tiga) tahun, atau Denda paling banyak Rp. 3 juta Penjara paling lama 4 (empat) bulan, atau Denda paling banyak Rp. 3 juta DELIK SANKSI Kekerasan seksual Penjara paling lama 12 (duabelas) tahun, atau Denda paling banyak Rp. 36 juta

Memaksa orang yang menetap dalam rumah tangganya melakukan hubungan seksual Mengakibatkan korban mendapat luka yang tidak dapat member kesembuahan sama sekali, gugur, atau matinya janin 4. Penelantaran Rumah Tangga DELIK Menelantarkan orang lain dalam lingkup rumah tangga Penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 15 tahun, atau Denda paling sedikit Rp. 12 juta dan paling banyak Rp. 300 juta Penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 20 tahun, atau Denda paling sedikit Rp. 25 juta dan paling banyak Rp. 500 juta SANKSI Penjara paling lama 5 (lima) tahun, atau Denda paling banyak Rp. 15 juta Sesuai dari judul yang saya buat, saya akan berikan contoh kekerasan dalam rumah tangga yang dialami penyanyi dangdut cici paramida akibat penganiayaan terhadap dirinya yang diduga dilakukan oleh suaminya sendiri, suhaebi. Dalam report media berita online, suami akhirnya ditahan Polres Bogor. Dia dijerat dengan pelanggaran pasal 44 ayat 1 UU No 23 Tahun 2004 tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT). Dari contoh kasus kekerasan dalam rumah tangga diatas dapat kita ketahui bukan hanya masyarakat bawah yang terkena dampak KDRT. Ketidakharmonisan suami istri yang baru menikah sekitar 1,5 bulan kandas ditepi jalan, dan diakhiri di peradilan. Sungguh ironis, dan masih banyak contoh kasus KDRT. Bukan hanya kewajiban kita menjaga hubungan, tetapi juga kewajiban Pemenrintah untuk melakukan upaya pencegahan kekerasan dalam rumah tangga. Oleh karenanya, sebagai pelaksanaan tanggung jawab tersebut, pemerintah harus Merumuskan kebijakan penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, Menyelenggarakan komunikasi, informasi dan Edukasi tentang kekerasan dalam rumah tangga, Menyelenggarakan Advokasi dan Sosialisasi tentang kekerasan dalam rumah tangga, Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihahan sensitive dan isu kekerasan dalam rumah tangga serta menetapkan standard an akreditasi pelayanan yang sensitive.

Untuk penyelenggaraan pelayanan terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga, pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-masing dapat melakuakan upaya: Penyediaan Ruang Pelayanan Khusus (RPK) di kantor kepolisian Penyediaan aparat, tenaga kesehatan, pekerja sosial dan pembimbing rohani Pembuatan dan pengembangan system dan mekanisme kerjas sama progam pelayanan yang melibatkan pihak yang mudah diakses oleh korban Memberikan perlindungan bagi pendamping, saksi, keluarga, dan teman korban. Dalam upaya tersebut, pemerintah dan pemerintah daerah dapat melakukan kerja sama dengan masyarakat atau lembaga sosial lainnya.

Kesimpulan & Saran Keutuhan dan kerukunan rumah tangga adalah suatu dasar yang sangat penting dalam membina suatu bahtera hidup. Tidak hanya dukungan dari suami dan istri, pemerintah serta masyarakatpun harus ikut serta melestarikan keutuhan dan kerukunan hidup didalam rumah tangga. hal ini adalah yang paling pokok mencegah kekerasan dalam rumah tangga. tidak perlu repot mengurus segalanya, cukup dengan keyakinan, niat, serta keadilan akan dapat meminimalisir kekerasan atau keruntuhan dalam suatu rumah tangga. Akibat yang terjadi apabila terjadi kekerasan dalam rumah tangga, tidak hanya terjadi pada suami dan istri itu sendiri, tapi yang terpenting adalah anak. Jika anak sudah menjadi korban, akan sangat berakibat fatal untuk tumbuh kembangnya. Makanya kita harus punya rencana jika ingin rumah tangga kita tidak mengalami keruntuhan apalagi kekerasan. Kiata harus punya sikap untuk memilih pasangan hidup, karena dialah yang yang bisa memimpin, menjaga agar tidak terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.

ABSTRAK Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikis dan penelantaran rumah tangga. Penerapan sila kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradap dalam suatu konflik di rumah tangga atau kekerasan sangatlah pas. Kita harus punya pandangan dalam hidup rumah tangga tentunya dengan mencontoh sila kedua Pancasila, yaitu yang bersifat adil dan beradap. Adil disini kita berharap bukan sama rata, melainkan porsi kita itu bagaimana dan Adap adalah suatu sikap yang baik. jadi penulisan makalah ini mengacu pada sumber hokum, pasal-pasal, dan tentunya pancasila sebagai pandangan hidup kita. Sedikit abstrak untuk penulisan makalah ini.

hal 8. REFRENSI Bahrudin Soerjobroto, Ilmu Pemasyarakatan (Pandangan Singkat), Jakarta : AKIP, 1986, Peri Umar Farouk, Tindak Pidana Kekerasan dalam Rumah Tangga (ebook), http://dc299.4shared.com/download/ybawhojc/tindak-pidana-kekerasan-dalam-.zip (diakses : oktober 2011), Kasus KDRT Cici Paramida, http://beritapanasdingin.blogspot.com/2009/06/kasus-kdrt-cici-paramida-inilah.html (diakses : oktober 2011), 300 Kasus KDRT Terjadi di Jakarta Selama Satu Semester, http://news.okezone.com/read/2011/07/04/338/475762/300-kasus-kdrt-terjadi-di-jakarta-selamasatu-semester (diakses : oktober 2011)