PERHITUNGAN NILAI BETA DARI BEBERAPA SAHAM UNGGULAN DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GARCH

dokumen-dokumen yang mirip
PERHITUNGAN NILAI BETA DARI BEBERAPA SAHAM UNGGULAN DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GARCH

MODEL NON LINIER GARCH (NGARCH) UNTUK MENGESTIMASI NILAI VALUE at RISK (VaR) PADA IHSG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

MENAKSIR VALUE AT RISK (VAR) PORTOFOLIO PADA INDEKS SAHAM DENGAN METODE PENDUGA VOLATILITAS GARCH

MENENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL CONDITIONAL MEAN VARIANCE

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

PENGGUNAAN METODE VaR (Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT. TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M

UNNES Journal of Mathematics

MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS

Disusun oleh : Nur Musrifah Rohmaningsih Skripsi. Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI 2010

IV. METODE PENELITIAN

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

PENGGUNAAN METODE VaR(Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT.TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL.i LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR iii

PERBANDINGAN SENSITIVITAS MODEL MARKOWITZ, EWMA, DAN GARCH TERHADAP PERUBAHAN NILAI VOLATILITAS DALAM PEMBETUKAN PORTOFOLIO INVESTASI

PENERAPAN MODEL EGARCH-M DALAM PERAMALAN NILAI HARGA SAHAM DAN PENGUKURAN VALUE AT RISK (VAR)

Analisis Statistik Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Menggunakan Regresi Time Series

PERHITUNGAN VALUE AT RISK HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN VOLATILITAS ARCH-GARCH DALAM KELOMPOK SAHAM LQ 45 ABSTRACT

PERAMALAN VOLATILITAS MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY IN MEAN (GARCH-M)

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjual, menahan, atau membeli saham dengan menggunakan indeks

SKRIPSI. Disusun Oleh : DITA ROSITA SARI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH. Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNS

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

PENENTUAN VALUE AT RISK

JSIKA Vol. 5, No. 9, Tahun 2016 ISSN X

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan data

JSIKA Vol. 5, No. 8, Tahun 2016 ISSN X

ESTIMASI NILAI CONDITIONAL VALUE AT RISK MENGGUNAKAN FUNGSI GAUSSIAN COPULA

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH)

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

Penerapan Model Indeks Tunggal dalam Menghitung Beta Saham Jakarta Islamic Index untuk Mengukur Risiko Sistematis

TEKNIK PERAMALAN DENGANMODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONALHETEROSCEDASTIC (ARCH) (Studi KasusPada PT. Astra Agro Lestari Indonesia Tbk)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Harga Saham Properti di Indonesia menggunakan metode GARCH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

Wenty Yolanda Eliyawati R. Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

I. PENDAHULUAN. Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan

PERAMALAN DATA SAHAM S&P 500 INDEX MENGGUNAKAN MODEL TARCH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu ln return, volatilitas, data runtun waktu, kestasioneran, uji

PENERAPAN MODEL EGARCH PADA ESTIMASI VOLATILITAS HARGA MINYAK KELAPA SAWIT

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Unit Analisis dan Ruang Lingkup Penelitian. yang berupa data deret waktu harga saham, yaitu data harian harga saham

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR HARGA MINYAK

ANALISIS HUBUNGAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

Analisis Volatilitas Saham Perusahaan Go Public dengan Metode ARCH-GARCH

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode )

PERBANDINGAN AKURASI MODEL ARCH DAN GARCH PADA PERAMALAN HARGA SAHAM BERBANTUAN MATLAB Sunarti, Scolastika Mariani, Sugiman

PADA PORTOFOLIO SAHAM

Efektifitas Metode Nadir Compromise Programming dalam Menentukan Nilai Optimum Portofolio Saham

PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL EWMA RESIDUAL (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK)

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI

Penerapan Metode ARCH/GARCH Dalam Peramalan Indeks Harga Saham Sektoral

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

MODEL KRISIS PASAR MODAL DI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING TGARCH (MS-TGARCH) DUA STATE BERDASARKAN INDIKATOR IHSG

INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (IGARCH) (Studi Kasus pada Return Kurs Rupiah terhadap Dollar Australia)

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Volatilitas Saham Perusahaan Go Public dengan Metode ARCH-GARCH

Analisis Volatilitas Saham Perusahaan Go Public dengan Metode ARCH-GARCH

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR HARGA MINYAK

Anis Nur Aini, Sugiyanto, dan Siswanto Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta

Suma Suci Sholihah, Heni Kusdarwati, Rahma Fitriani. Jurusan Matematika, F.MIPA, Universitas Brawijaya

PENENTUAN NILAI VALUE at RISK PADA SAHAM IHSG MENGGUNAKAN MODEL GEOMETRIC BROWNIAN MOTION DENGAN LOMPATAN

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, dan instrumen

PERHITUNGAN VaR PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN DATA HISTORIS DAN DATA SIMULASI MONTE CARLO

Perbandingan Metode Fuzzy Time Series Cheng dan Metode Box-Jenkins untuk Memprediksi IHSG

ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO

PENGARUH PERTUMBUHAN LABA, DIVIDEND PAYOUT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP PRICE EARNING RATIO

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

SKRIPSI. Disusun Oleh : OKTAFIANI WIDYA NINGRUM

PERHITUNGAN VaR PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN DATA HISTORIS DAN DATA SIMULASI MONTE CARLO

BAB IV METODE PENELITIAN

PREDIKSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DENGAN MODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY SKRIPSI. Oleh : INA YULIANA J2A

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (pihak yang membutuhkan dana) melalui penjualan saham, obligasi,

BAB II LANDASAN TEORI. nonstasioneritas, Autocorrelation Function (ACF) dan Parsial Autocorrelation

Pemodelan dan Peramalan Penutupan Harga Saham Harian Jakarta Islamic Index Model Garch

PEMODELAN RETURN PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS. Keywords: Stocks, Portfolio, Return, Volatility, Asymmetric GARCH.

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman Online di:

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO DARI TIGA SEKURITAS PERUSAHAAN YANG TERCATAT SEBAGAI INDEKS LQ45 PERIODE FEBRUARI-JULI 2009 PADA BURSA EFEK INDONESIA

PENENTUAN HARGA KONTRAK OPSI KOMODITAS EMAS MENGGUNAKAN METODE POHON BINOMIAL

Metode Peramalan dengan Menggunakan Model Volatilitas Asymmetric Power ARCH (APARCH)

PENENTUAN MODEL TERBAIK UNTUK PERAMALAN DATA SAHAM CLOSING PT. CIMB NIAGA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE ARCH-GARCH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah :

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA

PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA NILAI TUKAR MATA UANG DOLLAR AMERIKA TERHADAP YEN JEPANG DAN EURO TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM ARCH, GARCH DAN TARCH

PERHITUNGAN VALUE AT RISK PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO

ABSTRAK. Kunci : Return Saham, Pasar Efisien, ARIMA. Universitas Kristen Maranatha

MENENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL CONDITIONAL MEAN VARIANCE KOMPETENSI MATEMATIKA TERAPAN SKRIPSI I GEDE ERY NISCAHYANA

MENENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA PASAR SAHAM YANG BERGERAK DENGAN MODEL GERAK BROWN GEOMETRI MULTIDIMENSI

PEMODELAN RETURN SAHAM PERBANKAN MENGGUNAKAN EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (EGARCH)

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk.

PENGGUNAAN SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENGUKURAN VALUE AT RISK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku dari harga suatu aset finansial dapat dilihat dari dua parameter,

Transkripsi:

E-Jurnal Matematika Vol. 5 (2), Mei 216, pp. 67-75 ISSN: 233-1751 PERHITUNGAN NILAI BETA DARI BEBERAPA SAHAM UNGGULAN DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE Ni Kadek Puspitayanti 1, Komang Dharmawan 2, I Putu Eka N. Kencana 3 1 Jurusan Matematika, Fakultas MIPA Universitas Udayana [Email: adex_math5@yahoo.com] 2 Jurusan Matematika, Fakultas MIPA Universitas Udayana [Email: dharmawan.komang@gmail.com] 3 Jurusan Matematika, Fakultas MIPA Universitas Udayana [Email: i.putu.enk@gmail.com] Corresponding Author ABSTRACT The objective of investment in the capital market is to acquire dividends and capital gain. The fact proves that the advantage of investation risky assets is uncertain. This is because of the difficulty in analyzing and predicting Return and stock losses due to factors that affect the movement of the stock price, such as economic factors, political, social, and security. The model can be used by investors in predicting stock returns expected that Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedaticity (). In this study calculations beta value of some leading stocks in Indonesia by using Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedaticity () are presented. The data used this search is secondary data covering daily data sampled 5 shares of PT Unilever Indonesia Tbk, PT Indosat Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Telkom Indonesia Tbk, PT Holcim Indonesia Tbk. From the results described fifth beta value of these shares using the method beta greater than the market in the period from 23 September 213 until 24 September 214. Keywords: Beta, Capital Gain, Dividen,, return 1. PENDAHULUAN Investasi dibedakan menjadi dua yaitu investasi riil (gedung, kendaraan, mesin, tanah) dan investasi finansial (saham pada pasar modal). Tingkat pendapatan yang diharapkan dari investasi saham tergantung dari bagaimana sikap investor dalam menghadapi risiko. Pada umumnya investor bersifat menghindari risiko, walaupun sebagian ada yang berani mengambil risiko. Investor akan mempertimbangkan tingkat penghasilan yang diharapkan (expeted return) atas investasinya untuk tertentu pada masa yang akan datang terhadap risiko (risk) yang akan mungkin ditanggung. Pasar modal menyediakan banyak sekali informasi yang tersedia bagi para investor. Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dalam mengambil keputusan. Seorang investor harus memiliki perencanaan investasi yang efektif agar memperoleh keuntungan di pasar modal. Perencanaan ini meliputi pertimbangan keputusan yang diambil untuk mengalokasikan dana yang dimiliki dalam bentuk aktiva tertentu dengan harapan mendapat keuntungan ekonomis di masa mendatang. Salah satu bentuk investasi yang dilakukan investor adalah membeli saham, dengan harapan akan memperoleh return baik berupa dividen maupun capital gain. Dalam pelaksanaan investasi, para pemilik modal (investor) sangat membutuhkan informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Salah satu informasi yang dibutuhkan oleh investor (baik investor ritel maupun investor institusional) adalah informasi tentang tingkat pengembalian (return) dan risiko investasi. Metode yang digunakan untuk mengestimasi beta dengan varians adalah metode Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedaticity (). Nilai beta yang telah diperoleh dengan metode dapat digunakan untuk estimasi sensivitas pengembalian saham beta yang akan 67

Puspitayanti, N.K., K. Dharmawan, I P.E.N. Kencana Perhitungan Nilai Beta Dari Beberapa Saham Unggulan datang sehingga dapat digunakan oleh investor sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan investasi. 2. METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif. Data sekunder adalah data yang diambil tidak dari sumber langsung dan merupakan pengumpulan dari pihak lain. Sedangkan data yang bersifat kuantitatif adalah data yang berupa angka yang bisa dihitung atau dioperasikan. Data dalam penelitian ini diakses melalui internet. A. Mencari Tingkat Pengembalian (Return) Return saham adalah keuntungan yang di peroleh dari kepemilikan saham investasi yang dilakukan. Perhitungan return saham menggunakan metode konvensional sebagai berikut: dengan adalah return saham pada, adalah indeks saham pada, dan adalah indeks saham pada. Pada analisis sekuritas umumnya menggunakan metode natural logarithm ratio, dimana hasil dari keuntungan yang diharapkan tidak terlalu besar dibandingkan metode konvensional. Metode natural logarithm ratio di formulasikan sebagai (Husnan [5]) ln ( ) ) Penggunaan metode natural logarithm ratio digunakan agar dalam analisis statistika perhitungan return tidak bisa. B. Fungsi ACF dan PACF Fungsi autokorelasi digunakan untuk meng ukur ketergantungan bersama (mutual dependen) antara nilai-nilai suatu runtun waktu yang sama pada waktu yang berlainan. dengan nilai berkisar antara -1 sampai 1. Untuk fungsi PACF diberikan sebagai berikut dengan untuk. C. Uji Ljung Box Pada Uji Ljung Box akan dilakukan pengujian terhadap data apakah mempunyai unsur autokorelasi atau tidak. a. Menetapkan hipotesis : data tidak berautokorelasi : data memiliki autokorelasi b. Menghitung uji statistik Ljung-Box ( ) dengan LB menyatakan statistik Ljung Box, menyatakan banyaknya data pengamatan, merupakan taksiran autokorelasi, dan adalah panjang lag. c. Daerah penolakan Kriteria uji dilakukan jika ditolak jika LB > atau p-value <. Apabila ditolak maka akan dipilih yang berarti data berautokorelasi. D. Uji ARCH LM Uji ARCH LM dilakukan untuk melihat kehadiran unsur heteroscedasticity atau efek. a. Menetapkan hipotesis : homoscedasticity, tidak ada efek ARCH- : heteroscedasticity, terdapat efek ARCH- b. Menghitung nilai statistik uji ARCH LM 68

Return Return E-Jurnal Matematika Vol. 5 (2), Mei 216, pp. 67-75 ISSN: 233-1751 merupakan koefisien determinasi, banyaknya data dan panjang lag. c. Daerah penolakan Kriteria uji dilakukan apabila tolak jika > atau -value <, maka akan dipilih yang berarti ada efek ARCH- pada data E. Peramalan dengan model Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasticity () ARCH pada umumnya digunakan untuk memperkirakan volatilitas yang diperkenalkan oleh Engle pada tahun 1982 di mana tidak saling berkorelasi. Residual ( ) mengikuti model ARCH yang dimodelkan sebagai terhadap perubahan pengembalian pasar. Perhitungan beta sangat penting dilakukan untuk mengetahui berapa besar risiko saham tersebut. Saham dengan nilai >1 memiliki risiko lebih tinggi dari risiko pasar, sebaliknya saham dengan nilai < 1 memiliki risiko lebih rendah dari risiko pasardan sedangkan saham dengan nilai =1 menunjukkan bahwa risiko saham sama dengan risiko pasar. Risiko sistematis merupakan risiko yang berasal dari kondisi ekonomi dan kondisi pasar secara umum, dimana risiko ini tercermin dari nilai betanya. G. Perbandingan Nilai Beta saham Unggulan. Melakukan perbandingan nilai beta pasar saham unggulan. 3. HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI dengan, dan merupakan parameter konstan. Bollerslev mengembangkan model ARCH menjadi model di mana residual ( ) mengikuti model dengan merupakan orde ARCH dan merupakan orde dari yang dapat dimodelkan sebagai A. Tingkat Pengembalian (Return) Menentukan nilai return dari data historis penutupan tiap-tiap saham dengan menggunakan metode Metode natural logarithm ratio di formulasikan sebagai (Husnan [5]). ( ) Berikut adalah plot data return tiap-tiap saham.8 Return Data Harian IHSG.6.4.2 Untuk variansnya dapat dirumuskan sebagai berikut: -.2 -.4 -.6 -.8 Okt 213 Jan 214 April 214 Juli 214 Sept 214 dengan dari dan nilai varians ke. adalah nilai parameter ke adalah.8.6.4.2 Return Data Harian HOLCIM F. Perhitungan Nilai Beta Saham Unggulan Menghitung Nilai Beta tiap-tiap saham menggunakan. Beta merupakan ukuran sensitivitas pengembalian saham -.2 -.4 -.6 -.8 Okt 213 Jan 214 April 214 Juli 214 Sept 214 69

Return Return Return Return Puspitayanti, N.K., K. Dharmawan, I P.E.N. Kencana Perhitungan Nilai Beta Dari Beberapa Saham Unggulan.6.4 Return Data Harian INDOFOOD akan dilihat bahwa data berautokorelasi atau tidak stasioner pada Tabel 3.1.2 -.2 -.4 -.6 Okt 213 Jan 214 April 214 Juli 214 Sept 214.6.4.2 -.2 -.4 -.6 Okt 213 Jan 214 April 214 Juli 214 Sept 214.8.6.4.2 -.2 -.4 Return Data Harian TELKOM -.6 Okt 213 Jan 214 April 214 Juli 214 Sept 214.6.4.2 -.2 -.4 -.6 Return Data Harian INDOSAT Return Data Harian UNILEVER -.8 Okt 213 Jan 214 April 214 Juli 214 Sept 214 B. Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasticity () Penggunaan model yang digunakan dalam meramalkan model data yang bersifat acak dan volatilitasnya tidak konstan perlu memerhatikan langkah-langkah sebagai berikut, yaitu tahap pra-estimasi dengan melakukan uji terhadap autokorelasi data. Dengan melihat residual kuadratpada data Uji Ljung Box Residual Kuadrat.892.191 3.8415.4882 4.4382 11.75.5478 7.8649 16.919.615 1.954 22.362.4553 16.9866 27.5871.2917 24.278 32.676.1474 2.987 3.8415.6533 3.335 11.75.249 11.5335 16.919.489 22.4399 22.362.27 29.9122 27.5871.249 35.4959 32.676.42 8.258 3.8415.36 17.558 11.75. 29.653 16.919.25 31.9264 22.362.129 32.5277 27.5871.443 33.181 32.676.29 8.8761 3.8415. 16.7279 11.75.6 23.2624 16.919.178 25.8593 22.362.175 31.4599 27.5871.314 34.5793 32.676.364.8363 3.8415.5933 3.74 11.75.839 5.338 16.919.959 5.8658 22.362.9684 7.913 27.5871.9579 11.24 32.676.181 1.7965 3.8415.933 9.423 11.75.1932 12.3718 16.919.4219 13.344 22.362.4126 17.6286 27.5871.559 19.472 32.676 Saham IHSG Holcim Indofood Indosat Unilever Telkom UJI ARCH Residual Kuadrat.8893.194 3.8415.6545 3.2959 11.75.5554 7.798 16.919.6177 1.9175 22.362.378 18.29 27.5871.4755 2.731 32.676.156 2.66 3.8415.6461 3.359 11.75.1794 12.644 16.919.133 18.7741 22.362.1141 24.214 27.5871.1949 26.386 32.676.45 8.71 3.8415.14 19.7588 11.75.7 28.749 16.919. 43.42 22.362.159 31.822 27.5871.267 35.225 32.676.31 8.7417 3.8415.349 11.9923 11.75.794 15.4465 16.919.2293 16.3781 22.362.3581 18.4982 27.5871.469 2.8368 32.676.3624.8296 3.8415.6282 3.4682 11.75.6991 6.42 16.919.978 6.8877 22.362.937 9.122 27.5871.997 12.974 32.676.1811 1.7883 3.8415.1224 8.6826 11.75.1391 13.5552 16.919.2821 15.4161 22.362.241 21.5155 27.5871.2649 24.5991 32.676 Dari Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa berdasarkan Uji Ljung-box residual kuadrat dan uji ARCH LM terhadap nilai dugaan residual kuadratnya diperoleh bahwa nilai Q lebih besar dari Critical Value (CV) atau nilai P lebih kecil dari yang mengindikasikan tolak atau terima yang artinya nilai dugaan residual kuadrat IHSG berautokorelasi atau 7

Sample Partial Autocorrelations Sample Autocorrelation E-Jurnal Matematika Vol. 5 (2), Mei 216, pp. 67-75 ISSN: 233-1751 tidak stasioner dan terdapat efek ARCH- pada data return IHSG sehingga memungkinkan peramalan menggunakan model. Penentuan model dapat dilihat dari plot ACF dan PACF residual kuadrat pada Gambar berikut menggunakan model paling baik dibanding model yang lainnya. Hal ini dapat dilihat dari uji AIC dan BIC yang memberikan nilai minimum pada peramalan model. Sehingga model pada IHSG adalah ACF Kuadrat Return HOLCIM.8.6.4.2 Peramalan dengan model akan dilakukan dengan mengestimasi parameterparameter model untuk memperoleh model yang terbaik. Beberapa model yang dapat dibentuk berdasarkan plot ACF dan PACF residual kuadrat IHSG dapat dilihat pada Tabel 3.2 -.2 2 4 6 8 1 12 14 16 18 2 Lag.8.6.4.2 Tabel 3.2. K 2e-7 [.155],978 [27,578]*,23387 [1.347] PACF Kuadrat Return HOLCIM -.2 2 4 6 8 1 12 14 16 18 2 Lag 2e-7 [.183].96969 [28.325]*.24336 [.3641] 2e-7 [.14].9733 [.345].48781 [.2].23371 [.3581] 2e-7 [.62].8152 [.5776].86447 [5.7269] AIC -1.5792-1.5776-1.5772-1.5772 BIC -1.5654-1.563-1.5599 1.5564 diketahui hasil estimasi koefisien model IHSG, dimana peramalan, adalah nilai residual, dan adalah nilai variansi. Tabel 3.3. Estimasi Parameter pada Holcim K 1.714e- [1.5564].89166 [22.832]*.69975 [2.6688]* 1.6979e- [1.2872].89176 [17.2216]*.69968 [1.8117]* 2.583e- [1.4442].84879 [.7989].7443 [6.4438]*.11548 [3.235]* 2.58e- [1.3279].84899 [.678].7441 [5.9838]*.11548 [2.8273]* AIC -1.1838-1.1818-1.1842-1.1822 BIC -1.17-1.1645-1.1669-1.1615 Berdasarkan Tabel 3.3 diketahui hasil estimasi koefisien model IHSG, dimana peramalan menggunakan model paling baik dibanding model yang lainnya. Hal ini dapat dilihat dari uji AIC dan BIC yang memberikan nilai minimum pada peramalan model. Sehingga model pada Holcim adalah,1714, adalah nilai residual, dan adalah nilai variansi. Tabel 3.4 menunjukkan hasil estimasi koefisien model IHSG, dimana peramalan menggunakan model paling baik dibanding model yang lainnya. Hal ini dapat dilihat dari uji AIC dan BIC yang memberikan nilai minimum pada peramalan model. Sehingga model pada Indofood adalah 71

Puspitayanti, N.K., K. Dharmawan, I P.E.N. Kencana Perhitungan Nilai Beta Dari Beberapa Saham Unggulan, adalah nilai residual, dan adalah nilai variansi. Tabel 3.4. Estimasi Parameter pada Indofood K 1.9365e- [1.8892]*.76183 [7.4772]*.1268 [2.2788]* 1.9376e- [1.6658]*.76187 [6.3123]*.1267 [1.8563]* 5.5137e- 7 [.3238].93618 [29.8967]*.5126 [2.7831]* 5.4817e- 7 [.316].93622 [27.843]*.5115 [2.6557]* AIC -1.4122-1.412-1.422-1.4182 BIC -1.3984-1.3929-1.429-1.3975 Tabel 3.5 Estimasi Parameter pada Indosat K 1.7467e- [3.13]*.76615 [21.124]*.18938 [4.6456]* 1.7527e- [2.439]*.76538 [14.916]*.18823 [3.18]*.17844.267 1.745e- [2.9998]*.76632 [2.4319]*.18925 [3.1159]* 3.2945e- [3.31]*.54682 [4.766]*.1689 [3.757]*.21993 3.1189* AIC -1.3358-1.3338-1.3338-1.3325 BIC -1.3219-1.3165-1.3165-1.3117 dengan melihat Tabel 3.5 diketahui hasil estimasi koefisien model IHSG, dimana peramalan menggunakan model paling baik dibanding model yang lainnya. Hal ini dapat dilihat dari uji AIC dan BIC yang memberikan nilai minimum pada peramalan model. Sehingga model pada Indosat adalah, adalah nilai residual, dan adalah nilai variansi. Tabel 3.6. Estimasi Parameter pada Unilever K 2e-7 [.62].98736 [4.2778]*.88373 [.8683] 2e-7 [.588].98733 [39.5789]*.88629 [.2168] 2e-7 [.365].5822 [.3352].91594 [5.5444]*.19531 [1.2163] 2e-7 [.291].6979 [.2575].19494 [1.1531] AIC -1.335-1.3285-1.3293-1.3273 BIC -1.3167-1.3112-1.312-1.365 dengan melihat Tabel 3.6 diketahui hasil estimasi koefisien model IHSG, dimana peramalan menggunakan model paling baik dibanding model yang lainnya. Hal ini dapat dilihat dari uji AIC dan BIC yang memberikan nilai minimum pada peramalan model. Sehingga model pada Unilever adalah,2, adalah nilai residual, dan adalah nilai variansi. Tabel 3.7. Estimasi Parameter pada Telkom K 5.5684e- [1.4115].7715 [3.9479]*.9165 [1.8646]*.1346 [2.4351]*.2813 [1.1288].57514 [.934].19186 [2.518]* 5.5735e- [1.1287].7696 [.994].91648 [1.747].15687 [2.1471]*.16534 [.7245].66124 [1.1147].21945 [2.8288]* AIC -1.2848-1.2869-1.2828-1.2857 BIC -1.271-1.2696-1.2655-1.2649 72

E-Jurnal Matematika Vol. 5 (2), Mei 216, pp. 67-75 ISSN: 233-1751 Berdasarkan Tabel 3.7 diketahui hasil estimasi koefisien model Telkom, dimana peramalan menggunakan model paling baik dibanding model yang lainnya. Hal ini dapat dilihat dari uji AIC dan BIC yang memberikan nilai minimum pada peramalan model. Sehingga model pada Telkom adalah,5684, adalah nilai residual, dan adalah nilai variansi. Tahap selanjutnya dalam peramalan menggunakan model setelah dilakukan estimasi dan diperoleh model terbaik adalah melakukan uji Ljung-Box terhadap residual kuadrat yang distandarisasi dan uji ARCH terhadap residual yang distandarisasi dari model yang diperoleh. Tabel 3.8 Uji Ljung-Box Residual IHSG Setelah Estimasi Uji Ljung Box.643.2184 3.8415.4525 4.782 11.75.745 5.9942 16.919.7448 9.3659 22.362.7453 12.8633 27.5871.522 19.9888 32.676 Saham IHSG Holcim p Qstat CV.428.6998 3.8415.7425 2.7238 11.75.2749 11.116 16.919.4845 12.5334 22.362.2785 19.9177 27.5871.343 23.19 32.676 Indofood.9654.19 3.8415.7755 2.564 11.75.7646 5.755 16.919.9198 6.6379 22.362.9796 7.2788 27.5871.9914 8.6974 32.676.9453.47 3.8415.883 1.7677 11.75.97 4.1586 16.919.9649 5.4156 22.362.9755 7.5368 27.5871.9938 8.295 32.676 Indosat Uji ARCH LM.5686.325 3.8415.7462 2.6992 11.75.929 3.8514 16.919.9689 5.2649 22.362.9829 7.463 27.5871.4331 21.4276 32.676 p Qstat CV.3571.8481 3.8415.8591 1.9271 11.75.4521 8.849 16.919.6879 1.742 22.362.7698 12.4877 27.5871.947 13.115 32.676.8629.298 3.8415.9973.3167 11.75 1..4884 16.919 1..6235 22.362 1..6771 27.5871 1..844 32.676.8651.289 3.8415.9978.299 11.75.9999.5631 16.919 1..841 22.362 1. 1.35 27.5871 1. 1.3315 32.676.4731.5146 3.8415.938 1.273 11.75.9824 2.4434 16.919.9953 3.5152 22.362.9945 5.7876 27.5871.9934 8.372 32.676.5588.3418 3.8415.485 4.4616 11.75.482 8.5278 16.919.6921 1.229 22.362.6575 14.1348 27.5871.7435 16.4557 32.676 Unilever Telkom.992.1 3.8415.8499 1.9946 11.75.9793 2.5583 16.919.9975 3.1171 22.362.9997 3.6389 27.5871.9994 6.715 32.676.6534.216 3.8415.247 7.229 11.75.2216 11.8544 16.919.4975 12.3711 22.362.793 13.3963 27.5871.835 14.8476 32.676 dengan melihat Tabel 3.8 dapat dilihat bahwa berdasarkan Uji Ljung-box residual kuadrat yang distandarisasi dan uji ARCH LM terhadap nilai dugaan residual kuadratnya diperoleh bahwa nilai Q lebih kecil dari Critical Value (CV) atau nilai P lebih besar dari yang mengindikasikan tolak atau terima yang artinya nilai dugaan residual kuadrat IHSG sudah tidak berautokorelasi atau stasioner dan sudah tidak terdapat efek ARCH- dalam residual. C. Perhitungan Nilai Beta Saham Unggulan Tabel 3.9. Nilai beta pasar dari saham unggulan. Nama Saham Nilai Beta Variansi Saham IHSG.92 8.3931e- HOLCIM.28 4.3457e-4 INDOFOOD.133 1.7749e-4 INDOSAT.161 2.583e-4 UNILEVER.153 2.3389e-4 TELKOM.169 2.842e-4 Berdasarkan Tabel 3.9 terlihat bahwa perhitungan beta pasar berada dalam kelompok dimana saham unggulan memiliki risiko lebih rendah dari risiko pasar. Nilai beta tertinggi dimiliki oleh saham HOLCIM dengan =.28 dengan risiko saham sebesar 4.3457e-4. Hal ini sesuai dengan asumsi bahwa semakin besar nilai beta suatu saham maka semakin tinggi tingkat risiko saham tersebut dan semakin besar pula pengembalian yang diberikan saham tersebut. 73

Puspitayanti, N.K., K. Dharmawan, I P.E.N. Kencana Perhitungan Nilai Beta Dari Beberapa Saham Unggulan Tabel 3.1. Nilai Beta Pasar dari Saham Unggulan Menggunakan. Nama Saham Nilai Beta Variansi Saham HOLCIM.317.965 INDOFOOD.188.327 INDOSAT.2881.83 UNILEVER.141.18 TELKOM.286.435 Berdasarkan Tabel 3.1 terlihat bahwa perhitungan beta pasar berada dalam kelompok dimana saham unggulan memiliki risiko lebih rendah dari risiko pasar. Nilai beta tertinggi dimiliki oleh saham HOLCIM dengan =.317 dengan risiko saham yang ditanggung sebesar.965. Hal ini sesuai dengan asumsi bahwa semakin besar nilai betasuatu saham maka semakin tinggi tingkat risiko saham tersebut dan semakin besar pula pengembalian yang diberikan saham tersebut. D. Perbandingan Nilai Beta Saham Unggulan Beta Pasar Saham Unggulan Nama Saham Nilai Beta Variansi HOLCIM.28 4.3457e-4 INDOFOOD.133 1.7749e-4 INDOSAT.161 2.583e-4 UNILEVER.153 2.3389e-4 TELKOM.169 2.842e-4 Beta Pasar Saham Nama Saham Nilai Beta Variansi HOLCIM.317.965 INDOFOOD.188.327 INDOSAT.2881.83 UNILEVER.141.18 TELKOM.286.435 Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai beta menggunakan model lebih besar dibandingkan beta pasar saham unggulan. Semakin besar nilai beta yang diperoleh maka saham tersebut semakin baik digunakan dalam berinvestasi. Selain beta nilai variansi atau risiko juga sangat penting dalam melakukan investasi saham. Terlihat bahwa variansi model lebih besar dibandingkan beta pasar saham unggulan. Semakin besar risiko yang dihadapi oleh investor maka semakin besar keuntungan yang diperoleh. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian dan analisisnya, dapat diambil kesimpulan saham-saham unggulan pada 23 September 213 sampai 24 September 214 memperoleh dimana saham unggulan memiliki risiko lebih rendah dari risiko pasar. Dan berdasarkan perhitungan beta pasar saham unggulan dan diperoleh nilai beta menggunakan model lebih besar dibandingkan dibandingkan nilai beta pasar. Dari penelitian di atas maka saran yang dapat penulis berikan adalah untuk investor yang berminat untuk melakukan investasi dengan menanam modalnya di bursa saham namun bukan bertujuan untuk spekulasi semata, sangat penting untuk melakukan analisa terhadap kinerja saham tersebut terlebih dahulu sehingga dapat mengetahui tingkat risiko dan tingkat pengembalian dari masing-masing saham dan untuk penelitian selanjutnya selain model dapat digunakan metode lain dalam pehitungan beta saham seperti metode CAPM dan juga lebih banyak lagi jenis saham yang dibandingkan nilai, misalnya indeks sektoral atau indeks LQ45. DAFTAR PUSTAKA [1] Agus Sartono. 1999. Manajemen Keuangan.edisi 3. BPFE UGM. [2] Ang, R. 1997. Pasar Modal Indonesia. Media SoftIndonesia. Jakarta. [3] Bollerslev, T.et all. 1986. Glosary to ARCH (). Volatility and Time Series 8,137-164. [4] Francis, Jack Clark. Wiley Finance, Volume 795. Modern Portofolio Theory+WS. Foundations, Analysis, and New Developments. Wiley, p. 311. [5] Husnan, Suad. 1998. Dasar-dasar Teori Portofolio. UPP AMP YKPM. Yogyakarta. [6] Hwang. SY., Basawa, I.V. Stationarity and Moment Structure for Box Coxtransformed Threshold Processes. Journal Statistics and Probability Letters, 68 (24, 29) A, S22. [7] Jogiyanto, Hartono 1998. Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.edisi ketiga. BPFE. Yogyakarta. 74

E-Jurnal Matematika Vol. 5 (2), Mei 216, pp. 67-75 ISSN: 233-1751 [8] Jogiyanto, Hartono 2. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. edisi keempat. BPFE. Yogyakarta. [9] Luenberger, D.G. 1998. Investment Science.Oxford University Press. New York. [1] Riyanto, B. 1999. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta. [11] Sawidji, Widoatmojo. 1996. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Jakarta: Jurnalindo Aksan Grafika. [12] Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. 1995. Manajeman Keuangan Jilid I, Edisi Keempat, Bina Aksara- Jakarta. 75