GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 14 TAHUN 2009 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 11 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN VERIFIKASI PERMOHONAN HAK PENGELOLAAN HUTAN DESA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN HORTIKULTURA

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2011

KABUPATEN CIANJUR PERATURAN BUPATI CIANJUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG INSENTIF PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG INSENTIF PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG INSENTIF PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Insentif Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 58/Permentan/OT.140/9/2012 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR NOMOR 15 TAHUN 2009 T E N T A N G ALOKASI BIAYA PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KETAHANAN PANGAN

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN POKOK BERKELANJUTAN

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 39 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI RIAU

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 068 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2008

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 31 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 072 TAHUN 2013 TENTANG

CUPLIKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

1 Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PRODUK UNGGULAN HORTIKULTURA

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 80 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

RANCANGAN GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN BAHAN BAKAR NABATI (BIOFUEL) SEBAGAI BAHAN BAKAR LAIN

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

G U B E R N U R JAMB I

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG IRIGASI DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

Draf RUU SBT 24 Mei 2016 Presentasi BKD di Komisi IV DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG SISTEM BUDIDAYA TANAMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG BUDI DAYA HEWAN PELIHARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 3A TAHUN 2014 TENTANG ALIH FUNGSI TANAH PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI KABUPATEN BLORA

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1992 Nomor

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI KABUPATEN REJANG LEBONG BUPATI REJANG LEBONG,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG BUDI DAYA HEWAN PELIHARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI

Transkripsi:

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 14 TAHUN 2009 TENTANG PENCEGAHAN ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA UNTUK PEMANFAATAN LAIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR JAMBI, Menimbang : 1. 2. 3. bahwa dalam rangka melaksanakan Pertanian Maju, Mandiri dan Tangguh untuk mendukung ketahanan pangan dan hortikultura, perlu didukung dengan ketersediaan Lahan Tanaman Pangan dan Hortikultura secara berkelanjutan. bahwa Alih Fungsi Lahan Tanaman Pangan dan Hortikultura menjadi pemanfaatan lainnya, akan mempengaruhi ketersediaan Pangan dan Hortikultura. bahwa untuk mencegah laju pengurangan lahan produktif Tanaman Pangan dan Hortikultura akibat adanya Alih Fungsi Lahan perlu diterbitkan Peraturan Gubernur tentang Pencegahan Alih Fungsi Lahan Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk Pemanfaatan Lain. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 19 Darurat Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 75) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-undang Nomor 19 Darurat Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646); 2. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478); 4. Undang - Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3656);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699) ; 6. Undang Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah pengganti Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi undang Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412) ; 7. Undang - Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 241); 8. Undang - Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4297) ; 9. Undang Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 10. Undang - Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821) ; 11. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ; 12. Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725) ; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3616). 14. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Dekosentrasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4095) ; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 203, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4254) ; 16. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 18. Peraturan Daerah Tingkat I Jambi Nomor 9 Tahun 1993 tentang Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Provinsi Jambi. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG : PENCEGAHAN ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA UNTUK PEMANFAATAN LAIN Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Pencegahan adalah tindakan preventif yang merupakan kewenangan dari Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk mencegah Orang atau Badan Hukum melakukan pengalihan Lahan Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk peruntukan lain. 2. Lahan adalah tanah yang dimanfaatkan oleh Orang atau Badan Hukum untuk melakukan kegiatan usaha Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura. 3. Budidaya Tanaman adalah pengembangan dan pemanfaatan Sumber Daya Alam Nabati melalui upaya Manusia, Modal dan Teknologi serta Sumber Daya Lainnya menghasilkan barang guna memenuhi kebutuhan manusia secara lebih baik. 4. Tanaman Pangan adalah tanaman yang bersifat semusim terdiri dari padi, palawija, umbiumbian dan serealia lainnya. 5. Tanaman Hortikultura adalah tanaman yang bersifat semusim dan tahunan yang terdiri buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan tanaman obat-obatan. 6. Pemanfaatan Lahan adalah Pengunaan Lahan sesuai peruntukannya, untuk budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura secara berkelanjutan. 7. Alih Fungsi Lahan adalah Perubahan Fungsi dari Lahan Tanaman Pangan dan Hortikultura menjadi Bukan Lahan Tanaman Pangan dan Hortikultura seperti Perkebunan, Perikanan dan Perumahan serta usaha lainnya. 8. Potensi Lahan adalah kapasitas lahan yang tersedia untuk mendukung kemampuan memproduksi tanaman pangan dan hortikultura secara baik dan berkelanjutan. 9. Rencana Umum Tata Ruang adalah hasil Perencanaan Tata Ruang yang ada di Provinsi Jambi. 10. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. 11. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Jambi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam Provinsi Jambi. 12 Ketahanan Pangan adalah kondisi ketersediaan pangan yang mencukupi bagi kebutuhan masyarakat di suatu wilayah.

BAB II BUDIDAYA TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Pasal 2 (1). Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura harus disesuaikan dengan Karakteristik Lahan, Potensi Lahan serta Fungsi Lahan berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang ( RUTR ). (2). Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura berdasarkan azas manfaat, lestari dan berkelanjutan serta wajib mengetahui tatacara pengelolaan lahan yang baik untuk mencegah kerusakan lingkungan. Pasal 3 (1). Usaha Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura dilakukan pada lahan-lahan baku peruntukannya serta kemungkinan pengembangannya guna mendukung Ketahanan Pangan (2). Usaha Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura mendapat perlindungan dari Pemerintah.Daerah BAB III ALIH FUNGSI LAHAN Pasal 4 (1). Pemerintah Daerah melakukan penatagunaan lahan tanaman pangan dan hortikultura sesuai dengan rencana umum tata ruang. (2). Lahan Tanaman Pangan dan Hortikultura yang telah ditetapkan wajib dilindungi dan dilarang dialihfungsikan untuk peruntukan Tanaman Perkebunan, Perikanan dan Pembangunan Perumahan serta Pembangunan Fisik lainnya, kecuali untuk kepentingan umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (3). Pengalihfungsian Lahan Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk kepentingan umum harus disesuaikan dengan Rencana Umum Tata Ruang dan harus mendapat persetujuan Pemerintah Kabupaten/Kota setempat. Pasal 5 Pengalihfungsian Lahan sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (2) harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Pemerintah Provinsi Jambi. BAB IV PENCEGAHAN Pasal 6 (1). Pencegahan Alih Fungsi Lahan Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk Pemanfaatan Lain harus dilakukan secara terkoordinasi antar Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) di Provinsi Jambi maupun di Kabupaten/Kota dalam Provinsi Jambi. (2). Pencegahan Alih Fungsi Lahan Tanaman Pangan dan Hortikultura harus dilakukan sedini mungkin melalui sinkronisasi perencanaan pembangunan antar Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) di Provinsi Jambi maupun di Kabupaten/Kota dalam Provinsi Jambi.

Pasal 7 Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat (2) dilakukan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jambi dan Kabupaten/Kota dalam Provinsi Jambi. BAB V INSENTIF DAN DISINSENTIF Pasal 8 (1). Setiap Orang atau Badan Hukum yang tetap mempertahankan Pemanfaatan Lahan untuk Usaha Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura secara optimal dan tidak mengalihfungsikan untuk peruntukan lain akan mendapat insentif dari Pemerintah Daerah. (2). Setiap Orang atau Badan Hukum yang memanfaatkan Lahan Potensial untuk Usaha Tanaman Pangan dan Hortikultura dilakukan pembinaan oleh Pemerintah Daerah. (3) Setiap Orang atau Badan Hukum yang dengan sengaja mengalihfungsikan Lahan Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk peruntukan lain akan mendapat atau dikenakan disinsentif dari Pemerintah Daerah. Pasal 9 Pemberian Insentif dan Disinsentif sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2) maupun ayat (3) akan diatur lebih lanjut. BAB VI PENUTUP Pasal 10 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Jambi. Ditetapkan di Jambi pada tanggal 13 April 2009 GUBERNUR JAMBI, Diundangkan di Jambi pada tanggal 13 April 2009 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI JAMBI, H. ZULKIFLI NURDIN A. MAKDAMI FIRDAUS BERITA DAERAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 14

PENJELASAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENCEGAHAN ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA UNTUK PEMANFAATAN LAIN UMUM Pembangunan pertanian sebagai bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang diarahkan untuk memperkuat ketahanan pangan. Dalam rangka memperkuat ketahanan pangan di daerah, faktor lahan merupakan faktor produksi utama yang harus mendapatkan perhatian, karena sebagai tempat untuk melakukan usaha budidaya tanaman. Disisi lain ketersediaan lahan untuk usaha budidaya tanaman semakin terbatas, baik karena tekanan yang timbul akibat bertambahnya jumlah penduduk maupun meningkatnya kebutuhan penggunaan lahan sektor lain. Oleh karena itu penggunaan lahan untuk keperluan usaha budidaya tanaman pangan dan hortikultura harus dilakukan secara efektif dan efisien serta dengan memperhatikan terpeliharanya kemampuan sumberdaya alam dan kelestarian lingkungan. Permasalahan yang timbul saat ini adalah terjadinya alih fungsi lahan atau konversi lahan yang mengakibatkan perubahan peruntukan dari lahan tanaman pangan dan hortikultura menjadi lahan bukan untuk peruntukan tanaman pangan dan hortikultura, seperti untuk perkebunan, perikanan, perumahan dan bangunan fisik lainnya. Kondisi seperti ini apabila terus dibiarkan berlanjut akan mengurangi lahan potensial untuk usaha budidaya tanaman pangan dan hortikultura serta akan membahayakan ketahanan pangan di daerah. Sebagai langkah preventif untuk menyelamatkan lahan potensial bagi peruntukan tanaman pangan dan hortikultura perlu diterbitkan Peraturan Gubernur tentang Pencegahan Alih Fungsi Lahan Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk Pemanfaatan Lain. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 Angka 2 Cukup Jelas Angka 3 Angka 4 Angka 5 Angka 6 Angka 7 Angka 8 Angka 9

Angka 10 Angka 11 Angka 12 Pasal 2 Karakteristik lahan adalah sifat fisik dan kimia lahan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman diatasnya. Fungsi lahan adalah penggunaan atas lahan sesuai peruntukannya berdasarkan penetapannya dalam Rencana Umum Tata Ruang. Ayat (2) Azas manfaat, lestari dan berkelanjutan berarti bahwa penyelenggaraan budidaya tanaman harus memberikan manfaat bagi kemanusiaan dan kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup sehingga sistem budidaya tanaman pangan dan hortikultura dapat dilaksanakan secara berkesinambungan dan dinamis. Pasal 3 Yang dimaksud lahan-lahan baku dan kemungkinan pengembangannya adalah Lahan-lahan yang selama ini telah dimanfaatkan oleh orang atau badan usaha untuk melakukan usahatani tanaman pangan dan hortikultura, sedangkan yang dimaksud kemungkinan pengembangannya adalah lahan-lahan hasil ekstensifikasi diluar lahan baku yang dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman pangan dan hortikultura. Ayat (2) Yang dimaksud dengan perlindungan pemerintah daerah adalah penyelamatan lahan tanaman pangan dan hortikultura dari peruntukan lainnya baik yang berasal dari program-program pembangunan maupun perijinan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Pasal 4 Ayat (2) Ayat (3) Pasal 5 Pasal 6 Ayat (2) Pasal 7 Pasal 8 Insentif adalah kemudahan serta fasilitasi yang diberikan baik pemerintah maupun pemerintah daerah. melalui program-program pembangunan pertanian berupa bantuan sarana produksi pertanian, alat mesin pertanian, sarana dan prasarana irigasi dll.

Ayat (2) Yang dimaksud mendapat pembinaan pemerintah daerah adalah mendapat penyuluhan /sosialisasi pemanfaatan lahan, pelatihan-pelatihan budidaya tanaman pangan dan hortikultura serta pembuatan demplot/percontohan-percontohan budidaya tanaman pangan dan hortikultura. Ayat (3) Yang dimaksud dengan disinsentif adalah pengenaan pajak yang tinggi; pembatasan penyediaan infrastruktur; pengenaan kompensasi; dan/atau penalti atau pencabutan insentif yang telah diberikan. Pasal 9 Pasal 10