BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENGARUH EXPERIENTAL MARKETING TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION DI GALERI IPTEK SABUGA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi, juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi Indonesia dan melebihi perkembangan pariwisata dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya untuk bersenang - senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat baik lokal maupun global. Tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Destiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang cepat. Saat ini sektor pariwisata banyak memberikan kontribusi

RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PER KEMENTERIAN/LEMBAGA II.L.040.1

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan sektor bisnis yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk kita teliti, terlebih di era globalisasi terutama dalam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk membantu menangani masalah perekonomian dunia. Perkembangan

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

BAB I PENDAHULUAN. pemandangan alam seperti pantai, danau, laut, gunung, sungai, air terjun, gua,

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi berkepanjangan pernah menimpa negara Indonesia dampak

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata saat ini merupakan industri terbesar di dunia dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Muhamad Irdan Rusyaman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dengan cepat. Pariwisata merupakan industri baru yang mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

Presentasi SAKIP. Kabupaten Magetan SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

BAB I LATAR BELAKANG

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi yang semakin berkembang telah menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

I. PENDAHULUAN. yang ada. Sebagai contoh laporan World Wild Fund (WWF) pada tahun 2005

PENGARUH PERKEMBANGAN OBYEK WISATA CANDI BOROBUDUR TERHADAP BANGKITAN LALU LINTAS DI PENGGAL RUAS JALAN SYAILENDRA RAYA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penenlitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN. mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. unggulan di Indonesia yang akan dipromosikan secara besar-besaran di tahun 2016.

2015 ANALISIS DESTINATION PERSONALITY TERHADAP BRAND ATTRACTIVENESS DAN BRAND AWARENESS SERTA DAMPAKNYA PADA BRAND LOYALTY

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati oleh orang-orang yang relatif kaya pada awal abad

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia, dan ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan jarak. Hal itu berkaitan dengan pola persebaran yang

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB II PERENCANAAN KINERJA

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata saat ini merupakan suatu industri yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. untuk datang berkunjung dan menikmati semuanya itu. ekonomi suatu negara. Ada beberapa hal yang menjadi potensi dan keunggulan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

Sarana Akomodasi Sebagai Penunjang Kepariwisataan. di Jawa Barat. oleh : Wahyu Eridiana

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era modern seperti sekarang ini, padatnya rutinitas kegiatan atau

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia adalah yang paling maju se-asia. Indonesia. mendapatkan pujian dan apresiasi dari United Nation World Tourism

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata terus dikembangkan dan menjadi program pembangunan nasional Sumber : World Tourism Organization (2015)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Hermantoro (2011 : 11) menyatakan bahwa lmu pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis dan maritim yang kaya akan sumber

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara pada saat ini lebih fokus berorientasi kepada industri non migas seperti industri jasa yang didalamnya termasuk industri pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda prekonomian dan penghasil devisa terbesar, sehingga dapat menghadapi permasalahan seperti krisis global. Dampak krisis global yang terjadi pada tahun 2009 meliputi ketidakpastian ekonomi yang terus menerus di beberapa pasar utama, bencana alam, kerusuhan politik dan sosial, gangguan perjalanan udara dan permasalahan kondisi cuaca di beberapa negara. Dampak ini telah menyebabkan orang-orang mengurangi pengeluaran yang akhirnya berdampak pada melambatnya seluruh kegiatan ekonomi, berkurangnya kunjungan wisatawan di sejumlah negara, perubahan orientasi dan level belanja wisatawan, dan dampak lainnya. Berdasarkan Release Advance dari United Nation World Tourism Organization (UNWTO) pariwisata Internasional pulih tahun 2010 dengan didorong oleh kondisi ekonomi yang terus membaik di seluruh dunia. Wisatawan internasional naik hampir 7% menjadi 935 juta dari penurunan 4% pada tahun 2009, sehingga mengalami kenaikan 58 juta dari tahun 2009 dan 22 juta lebih dari tingkat puncak sebelum krisis tahun 2008 (913 juta). Negara-negara berkembang menjadi pendorong utama pemulihan pertumbuhan kedatangan wisatawan

2 internasional. Asia (13%) adalah wilayah pertama untuk memulihkan pada tahun 2010. wisatawan internasional ke Asia mencapai rekor baru di 204 juta tahun lalu, naik dari 181 juta di tahun 2009 dibandingkan dengan Benua lainya. Indonesia secara keseluruhan tidak terlalu terkena dampak dari krisis global, dalam menyikapi kondisi krisis global tersebut Indonesia memanfaatkan krisis global menjadi peluang baik untuk mengembangkan sektor pariwisata yang ditinjau dari sisi ekonomi Indonesia yang tumbuh positif. Di samping itu Indonesia juga didukung dengan kondisi politik yang lebih baik, keamanan yang kondusif, dan potensi meningkatnya daya saing bangsa, sehingga akan sangat memberikan keuntungan yang sangat baik bagi Indonesia, karena dengan adanya peningkatan jumlah kunjungan ke Indonesia akan meningkatkan devisa negara. Pertumbuhan pariwisata Indonesia tidak hanya didukung oleh perkembangan jumlah kunjungan wisman tetapi wisnus juga memberikan kontribusi positif, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut: TABEL 1.1 STATISTIK PERKEMBANGAN WISNUS (WISATAWAN NUSANTARA) TAHUN 2007-2011 TAHUN JUMLAH WISNUS 2007 5.158.441 2008 4.996.594 2009 5.053.269 2010 6.235.606 2011 6.594.231 Sumber: Modifikasi dari data BPS dan Kemenbudpar, 2012 Tabel 1.1 menjelaskan bahwa perkembangan jumlah kunjungan wisnus dari tahun 2007 sampai dengan 2011 mengalami fluktuasi dari pertahunnya,

3 kenaikan yang cukup besar dari tahun 2009 ke tahun 2010 dengan rata-rata kenaikan sebesar 0,23% dibandingkan dengan kenaikan lainnya. Hal ini karena banyaknya potensi pariwisata yang dikembangkan di setiap provinsi di Indonesia dan adanya kemudahan untuk mengakses suatu daerah di Indonesia. Provinsi-provinsi di Indonesia banyak yang memiliki potensi besar dalam perkembangan dan peningkatan pariwisata di Indonesia salah satunya yaitu Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki kekayaan budaya dan pariwisata yang beraneka ragam. Sementara itu sektor pariwisata merupakan usaha inti (Core Business) dari pembangunan ekonomi regional makro Jawa Barat. Dilihat dari letak geografis Jawa Barat dan dipengaruhi iklim tropis dan memiliki luas area yang terdiri dari perkebunan, hutan, pantai, teluk dan daratan yang subur. Sektor pariwisata Jawa Barat memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dan dijadikan daerah wisata andalan yang dibagi menjadi daya tarik wisata alam, gunung dan kawah, gua, pantai sungai dan danau, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata konvensi, museum, wisata belanja, wisata ilmu pengetahuan dan teknologi. Bagian-bagian tersebut merupakan pendukung bagi sumber pendapatan asli daerah (PAD) sehingga upaya pemeliharaan, pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan potensi daerah yang ada perlu dilakukan secara terpadu oleh pemerintah dengan melibatkan stakeholder dan masyarakat Jawa Barat pada umumnya. Jawa Barat dalam perkembangannya dapat dilihat dari data kunjungan wisnus ke Jawa Barat pada tahun 2005-2009 berdasarkan data dari Dinas

4 Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dalam hal ini tingkat kunjungan wisnus mengalami peningkatan yang signifikan, seperti pada Gambar 1.1 berikut: Sumber : Dinas Disparbud Provinsi Jawa Barat, 2012 GAMBAR 1.1 PERTUMBUHAN WISNUS KE DAYA TARIK WISATA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2005 2009 Berdasarkan Gambar 1.1, dapat diketahui bahwa perkembangan wisnus ke daya tarik wisata di Jawa Barat mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2007 sampai 2009 yang mengalami peningkatan sebesar 7,78%. Namun dari tahun 2006 ke tahun 2007 sedikit mengalami penurunan. Jawa Barat merupakan wilayah yang mempunyai kekhasan seperti keindahan alam, kekayaan warisan sejarah, dan beragam seni budaya yang didukung oleh kultur alam dan kultur sosial yang kondusif. Pergerakan yang terjadi merupakan potensi yang dimiliki Jawa Barat untuk lebih dikembangkan secara profesional sehingga menjadi penggerak dan pusat pengembangan seni budaya, pariwisata dan ekonomi kreatif nasional. Pusat pengembangan pariwisata di Jawa Barat yaitu terdapat di Kota Bandung. Dalam hal ini Bandung sebagai ibukota Jawa Barat dan merupakan

5 pusat tujuan wisata yang mempunyai beragam jenis wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Seperti dalam tabel 1.2 berikut: TABEL 1.2 DATA WISATAWAN NUSANTARA YANG BERKUNJUNG KE KOTA BANDUNG Tahun Jumlah Wisatawan 2009 4.822.532 2010 4.951.439 2011 3.774.815 Sumber: Modifikasi dari data Disparbud Kota Bandung, 2012 Berdasarkan dari Tabel 1.2, dapat diketahui bahwa kunjungan wisatawan ke Kota Bandung mengalami fluktuasi, dimana wisnus yang berkunjung ke Kota Bandung meningkat 2,67% pada tahun 2010 dan mengalami penurunan di tahun 2011. Hal tersebut seiring dengan pembangunan yang dilakukan pemerintah kota Bandung pada tahun 2010 melalui Dinas Pariwisata Kota Bandung yang berpedoman pada visi Dinas Pariwisata Kota Bandung sebagai Kota Tujuan Wisata dan Kota Seni Budaya. Pariwisata yang potensial untuk dikembangkan di Kota Bandung yaitu berbagai jenis pariwisata seperti wisata alam, wisata kuliner, wisata belanja, wisata minat khusus, wisata buatan dan wisata budaya. Jika dilihat salah satu pariwisata yang paling berpotensi yaitu wisata seni budaya karena Kota Bandung merupakan pusat pengembangan pariwisata seni budaya di Jawa Barat. Kota Bandung memiliki tempat pengembangan pariwisata seni budaya terlengkap dibandingkan kota-kota lain di Jawa Barat. Berdasarkan dari Tabel 1.3 di bawah, Kota Bandung memiliki 25 galeri, 7 gedung pertunjukan, 13 gedung bersejarah, dan 342 lingkung seni budaya yang dikembangkan di berbagai sanggar atau ruang seni lainnya yang tersebar di Kota

6 Bandung, sehingga apresiasi seni dan budaya yang terdapat di daerah-daerah di Jawa Barat mendapatkan ruang yang besar untuk dikembangkan dan diselenggarakan menjadi potensi wisata seni budaya di Kota Bandung. Berdasarkan Tabel 1.3 Kota Bandung memiliki potensi kepariwisataan sebagai berikut: TABEL 1.3 POTENSI KEPARIWISATAAN KOTA BANDUNG TAHUN 2011 NO POTENSI DAYA TARIK WISATA JUMLAH 1 Wisata Alam Wisata taman skala kota 11 Taman skala lingkungan 38 2 Wisata Budaya Galeri 25 Gedung pertunjukan 7 Gedung bersejarah 13 Lingkung seni budaya 342 3 Wisata Buatan Museum Kebun binatang Taman lalu lintas dan lain-lain 4 Wisata Belanja Factory outlet 201 5 Wisata Minat Khusus 1. Wisata Pengetahuan: PT DI, PT Pindad, Pabrikasi/pengolahan produk (susu, vaksin, obat, textile) 2. Wisata Rohani: Pontren Daarut tauhid, Mesjid agung Bandung SARANA PARIWISATA 1 Akomodasi Hotel berbintang 76 Hotel melati 186 2 Restoran Restoran 162 3 Rumah Makan Rumah makan 465 4 Usaha Perjalanan Wisata Usaha perjalanan wisata 116 Agen perjalanan wisata 12 Penyelenggaraan MICE 11 5 Hiburan Umum dan Aneka Usaha hiburan Sumber: Disparbud Kota Bandung, 2012 Daya tarik wisata di Kota Bandung sangat beragam yang salah satunya adalah daya tarik wisata seni budaya. Seperti yang telah dijelaskan pada Tabel 1.3

7 di atas, Daya tarik wisata seni budaya mempunyai tempat yang lebih banyak dibandingkan dengan daya tarik wisata lainya di Kota Bandung. Berdasarkan visi Dinas Pariwisata Kota Bandung yang merupakan Kota Bandung sebagai Kota Tujuan Wisata dan Kota Seni Budaya dengan ditunjang oleh fasilitas lengkap sehingga wisata seni budaya seharusnya menjadi pariwisata unggulan di Kota Bandung, tetapi pada kenyataannya minat dari wisatawan untuk mengunjungi wisata seni budaya dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Penyelenggara wisata seni budaya Jawa Barat di Kota Bandung yaitu di Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat (Taman Budaya Jawa Barat) tempat ini merupakan unit pelaksanaan teknis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat. Dilihat dari fungsi dan namanya Taman Budaya Jawa Barat adalah tempat pengembangan pengelolaan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat sebagai potensi wisata seni budaya. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan menurut Ismaun (2006:47) yang menyatakan bahwa basis pengembangan pariwisata adalah potensi sumber daya keragaman budaya, seni budaya, seni dan alam (pesona alam). Dapat dilihat pada Tabel 1.4 rekapitulasi pengunjung Taman Budaya Jawa Barat dari tahun 2009-2011, seperti berikut: TABEL 1.4 REKAPITULASI JUMLAH PENGUNJUNG TAHUN 2009-2011 DI TAMAN BUDAYA PROVINSI JAWA BARAT Tempat Kegiatan Tahun Teater Teater (%) Tertutup Terbuka (%) Galeri (%) Jumlah 2009 60.560 81.993 17.850 160.403 2010 28.360 0,53 27.163 0,66 13.350 0,25 68.873 2011 60.605 1,13 82.007 2,01 17.878 0,33 160.490 Sumber: Modifikasi dari data Balai Pengelolaan Taman Budaya Provinsi Jawa Barat 2012

8 Tabel 1.4, menunjukan jumlah kunjungan ke Taman Budaya Jawa Barat dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 mengalami fluktuasi. Penurunan itu terlihat dari berkurangnya jumlah kunjungan yang semula berjumlah 160.403 pada tahun 2009, menjadi 68.873 pada tahun 2010 dan naik pada tahun 2011. Tabel di atas, menunjukan bahwa Taman Budaya Jawa Barat memiliki fasilitas unggulan yaitu teater tertutup, teater terbuka dan galeri, dari ketiga fasilitas tersebut terlihat teater terbuka menjadi peringkat pertama karena pertumbuhannya mengalami kenaikan dari tahun 2010 sampai dengan 2011 sebesar 33,3% dibandingkan dengan fasilitas lainya. Jumlah wisatawan yang tidak menentu dari tahun ke tahun adalah salah satu indikasi dari melemahnya citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai menyelenggara wisata seni budaya Jawa Barat. Menurut Kotler dan Keller (2012:281), mengemukakan bahwa citra adalah pengetahuan terhadap produk yang ditawarkan perusahaan sehingga menimbulkan satu kesan ketika menggunakan atau merasakannya. Oleh karena belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya mengenai citra Taman Budaya Jawa Barat, maka dilakukan survei pra penelitian pada tanggal 10-11 agustus 2011 dengan jumlah sampel 30 orang responden yang berkunjung ke Taman Budaya Jawa Barat, diperoleh hasil sebagai berikut: TABEL 1.5 JENIS PENGUNJUNG BERDASARKAN, JENIS KELAMIN, USIA DAN MOTIVASI / ALASAN BERKUNJUNG Motivasi / Alasan Jenis Usia Melihat Kelamin Pagelaran Rekreasi Makan Lainnya f Pria <21 7 1 8 21-30 1 1 31-40 2 2

9 Lanjutan Tabel 1.5 Jenis Kelamin Usia Melihat Pagelaran Motivasi / Alasan Rekreasi Makan Lainnya f Wanita <21 14 3 17 21-30 2 2 31-40 >40 Total 26 4 30 Sumber: Hasil Pengolahan Data Pra Penelitian, 2012 Tabel 1.5, dari hasil pra penelitian menunjukan sebagian besar pengunjung berjenis kelamin wanita dengan jumlah 19 orang dan 11 orang berjenis kelamin pria dengan rata-rata usia terbanyak <21 tahun, umumnya motivasi/alasan berkunjung adalah untuk melihat pergelaran yang ditampilkan di Taman Budaya Jawa Barat baik event regular maupun non regular. Dapat dilihat dalam bentuk Gambar 1.2 sebagai berikut. Sumber: Hasil Pengolahan Data Pra Penelitian, 2012 GAMBAR 1.2 JENIS PENGUNJUNG BERDASARKAN, JENIS KELAMIN, USIA DAN MOTIVASI / ALASAN BERKUNJUNG Pra penelitian ini dimaksudkan untuk melihat citra Taman Budaya Jawa Barat menurut pandangan pengunjung. Berdasarkan pada hasil pengolahan data

10 dari kuesioner pra penelitian yang telah disebarkan maka dapat dilihat tanggapan pengunjung dalam Gambar 1.3, sebagai berikut: Sumber: Hasil Pengolahan Data Pra Penelitian, 2012 GAMBAR 1.3 HASIL PRA PENELITIAN CITRA BALAI PENGELOLAAN TAMAN BUDAYA JAWA BARAT Pada Gambar 1.3, hasil pra penelitian tersebut menyatakan bahwa citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pergelaran seni budaya Jawa Barat sebesar 34%, lebih besar 2% dibandingkan dengan citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan, dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat sebesar 33% dan citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat berkumpulnya organisasi/sanggar seni di Jawa Barat sebesar 33%, hal tersebut mengindikasikan bahwa citra yang lebih melekat di benak pengunjung Taman Budaya Jawa Barat adalah sebagai tempat pergelaran seni budaya, hal ini diperkuat dengan Taman Budaya Jawa Barat sebagai fasilitator dalam kegiatan pergelaran seni budaya di Jawa Barat. Sehingga secara keseluruhan pengunjung belum merasakan citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian,

11 pemeliharaan, pengembangan, dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat sebagai payung kepariwisataan Jawa Barat. Taman Budaya Jawa Barat harus memiliki suatu strategi untuk meningkatkan respon pengunjung untuk berkunjung ke Taman Budaya Jawa Barat. Mengingat Jawa Barat dan khususnya Kota Bandung banyak sekali potensi wisata yang dikembangkan sehingga membuat persaingan daya tarik wisata di Kota Bandung sangat tinggi. Adapun fungsi pelaksanaan pengelolaan yang dilakukan Taman Budaya Jawa Barat sebagai tugas pokok Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yaitu melaksanakan kegiatan pengelolaan, pengembangan, dan pemanfaatan seni budaya sebagai payung kepariwisataan Jawa Barat. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut Taman Budaya Jawa Barat memiliki salah satu strategi pemasaran dalam meningkatkan citra Taman Budaya Jawa Barat yaitu strategi posisioning. Menurut Ali Hasan (2009:204) didefinisikan sebagai berikut: strategi posisioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra (image) merek atau produk yang lebih unggul dibandingkan merek/produk pesaing. Strategi posisioning yang dilakukan Taman Budaya Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 1.6 di bawah ini. TABEL 1.6 STRATEGI POSISIONING BALAI PENGELOLAAN TAMAN BUDAYA JAWA BARAT No Jenis Implementasi 1 Derajat kepentingan (importance) Taman Budaya Jawa Barat memfasilitasi gedung teater terbuka, teater tertutup, ruang pameran, sanggar seni dan atraksi wisata seni budaya di Taman Budaya Jawa Barat

12 Lanjutan Tabel 1.6 No Jenis Implementasi Keunikan Setiap pengunjung dapat mengapresiasi (distinctiveness) pertunjukan seni budaya Jawa Barat yang 2 dipergelarkan reguler atau non regular, revitalisasi budaya dan pameran di Taman Budaya Jawa Barat Superioritas Menampilkan hasil revitalisasi atraksi seni 3 budaya yang sudah tidak berkembang di masyarakat 4 5 6 Dapat dikomunikasikan (communicability) Penggarapan pergelaran dan promosi dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak kurator, sanggar/organisasi lingkung seni budaya Jawa Barat, dan event organizer Preemptive Taman Budaya Jawa Barat tidak hanya menampilkan atraksi seni budaya yang berkembang tetapi, merevitalisasi atraksi seni budaya yang sudah tidak berkembang di masyarakat Keterjangkauan (affordability), Harga tiket disesuaikan dengan pertunjukan yang ditampilkan, yang ditentukan oleh pihak penyelenggara Kemampulabaan 7 (profitability), Sumber: Bagian Pengembangan Taman Budaya Jawa Barat, 2012 Keuntungan yang diperoleh dilihat dari besar kecilnya suatu pergelaran yang ditampilkan Tabel 1.6, menjelaskan bahwa strategi posisioning yang dilakukan Taman Budaya Jawa Barat lebih banyak kepada pengembangan produk seni budaya Jawa Barat seperti penyelenggaraan, revitalisasi seni budaya, event regular dan non regular yang dilakukan beberapa kali setiap bulannya oleh sanggar seni atau EO (event organizer) yang dibantu oleh para kurator dalam persiapan penyelenggaraanya, selain itu harga tiket disesuaikan dengan pertunjukan yang ditampilkan dan ditentukan oleh pihak penyelenggara. Strategi posisioning yang dilaksanakan oleh Taman Budaya Jawa Barat sebagai salah satu langkah meningkatkan dan menciptakan diferensiasi yang unik dalam benak sasaran, sehingga citra (image) Taman Budaya Jawa Barat

13 diharapkan akan membawa pengaruh yang positif untuk kemajuan Taman Budaya Jawa Barat. Berdasarkan fenomena yang terjadi di atas maka perlu diadakannya suatu penelitian mengenai Pengaruh Strategi Posisioning Terhadap Peningkatan Citra Atraksi Wisata Taman Budaya Jawa Barat Sebagai Tempat Pelestarian, Pemeliharaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Seni Budaya Jawa Barat (Survei pada Pengunjung Taman Budaya Jawa Barat). 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana gambaran strategi posisioning yang dilakukan oleh Taman Budaya Jawa Barat. 2. Bagaimana gambaran citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat. 3. Seberapa besar pengaruh strategi posisioning terhadap peningkatan citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil temuan mengenai: 1. Bagaimana gambaran strategi posisioning yang dilakukan oleh Taman Budaya Jawa Barat.

14 2. Bagaimana gambaran citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat. 3. Bagaimana gambaran pengaruh strategi posisioning terhadap citra Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas kajian ilmu pemasaran pariwisata, khususnya mengenai strategi posisioning dalam upaya meningkatkan citra pada atraksi wisata. 1.4.2 Kegunaan Praktis Secara Praktis hasil penelitian ini diharapkan memberikan saran dan masukan kepada Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat dalam upaya meningkatkan citra melalui strategi posisioning yang dilakukan Taman Budaya Jawa Barat sebagai tempat pelestarian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya Jawa Barat.