BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sektor pembangunan nasional karena dengan pendidikan berarti membangun

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membentuk manusia yang baik dan berbudi luhur menurut cita-cita dan

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. martabat manusia, karena dari proses pendidikan itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang, bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

2016 HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN LAMA MENGAJAR GURU SEJARAH DENGAN HASIL BELAJAR SEJARAH PADA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Gema Insani, 2006), h. 1 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pendidikan harus kita optimalkan sedini mungkin. Soedijarto (dalam Tambak, 2013:3) mengemukakan: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

2014 PENGARUH LAYANAN ADMINISTRASI TERHADAP PEMIMPIN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA CIMAHI

PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. baik lingkungan fisik maupun metafisik. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan. 1

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Esa, berakhlak mulia, sehat Jasmani dan Rohani, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci kemajuan, semakin baik

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia secara kaffah (menyeluruh).

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang saling mempengaruhi, misalnya persoalan administrasi,

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No. 20 Th. 2003)

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan dipandang sebagai lembaga yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan sangat penting dalam pembangunan sumber daya manusia yang diharapkan mampu berperan aktif dalam pembangunan nasional. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka pengembangan mutu pendidikan bagi bangsa Indonesia adalah dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nsional. Dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 itu dijelaskan bahwa : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan betakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Pendidikan sebagai suatu proses pembelajaran sangat memerlukan sosok guru sebagai pengajar dan pendidik. Guru dewasa ini banyak mendapatkan sorotan sebagai pihak yang paling berperan utama dalam menentukan berhasil atau tidaknya proses pendidikan. Peranan guru sangat menentukan dalam usaha pengembangan mutu pendidikan. Untuk itu guru sebagai agen pembelajaran 1 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional,Cet. Ke-4, (Jakarta, Sinar Grafika, 2007), hlm. 5

2 dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaikbaiknya dalam kerangka pembangunan pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan peranan yang sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan, oleh karena itu perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 4 menyiratkan bahwa pendidik sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dalam mendukung harapan itu pemerintah Indonesia menetapkan standar kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa ada empat kompetensi utama yang harus dimiliki oleh guru,yaitu kompetensi pedagogik. kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Sebagai tenaga edukatif dalam lingkup sekolah, guru harus memiliki kompetensi-kompetensi dasar kependidikan. Sebab dalam interaksi pembelajaran peserta didik, seorang guru harus bisa melakukan demonstrasi yang hidup dan menyenangkan bagi peserta didik. Pada proses belajar mengajar, seorang guru harus menggunakan berbagai variasi dalam menyampaikan pelajaran, agar peserta didik tidak merasa bosan. Untuk dapat menciptakan pembelajaran yang bervariasi maka diperlukan adanya kemampuan/kompetensi guru. Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa akan datang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru

3 untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensinya. Kompetensi guru harus terus ditingkatkan terutama dalam hal penguasaan teknologi, hal ini karena proses belajar mengajar harus menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Oleh karena itu perlu adanya upaya yang komprehensif guna meningkatkan kompetensi guru. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus-menerus. Potensi sumber daya guru itu perlu terus tumbuh dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara potensial. Masyarakat mempercayai dan menyerahkan kepada guru untuk mendidik tunas-tunas muda dan membantu mengembangkan potensinya secara professional. Kepercayaan ini merupakan substansi dari pengakuan masyarakat terhadap profesi guru. Implikasi dari pengakuan tersebut mensyaratkan guru harus memiliki kualitas kompetensi yang memadai. Tidak hanya pada tataran normatif saja namun mampu mengembangkan kompetensi yang dimiliki, baik kompetensi personal, professional, maupun kemasyarakatan. Sejalan dengan berbagai tuntutan yang dialamatkan bagi setiap guru, dengan berbagai persyaratan akademik seorang guru, maka keberadaannya sangat diharapkan memberikan pembelajaran didasarkan pada kompetensi yang harus dimiliki seiring dengan tuntutan perkembangan peserta didik. Pemenuhan persyaratan penguasaan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional ini dapat dibuktikan melalui proses pencapaian mutu pendidikan berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Menjadi guru yang profesional tidak akan terwujud tanpa adanya upaya untuk meningkatkannya. Hal

4 ini membutuhkan dukungan dari pihak-pihak yang mempunyai peran penting, dalam hal ini adalah kepala sekolah/madrasah, dimana kepala sekolah/madrasah merupakan pemimpin di lembaga pendidikan yang sangat penting karena berhubungan langsung dengan pelaksanaan program pendidikan di sekolah. Ketercapaian pendidik yang profesional sangat bergantung pada kemampuan manajerial kepala sekolah/madrasah. Kepala Madrasah sebagai pemimpin di lingkungan madrasah memiliki peran penting dalam pengembangan kompetensi para guru di madrasah. Dalam hal ini kepala madrasah selaku penanggung jawab pengelolaan administrasi dan teknis pembelajaran diharapkan mampu bertindak selaku manajer dalam upaya menumbuhkembangkan kompetensi guru. Mengingat kepala madrasah sebagai top manajer pada sekolahnya adalah motor penggerak, turut menentukan berhasil atau tidaknya sekolah yang dipimpin, termasuk pengembangan kompetensi guru, baik sebagai educator (pendidik), manajer, administrator, supervisor, leader (pemimpin), pencipta iklim kerja maupun sebagai wirausahawan. Seberapa jauh kepala madrasah dapat mengoptimalkan segenap peran yang diembannya, secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kompetensi profesionalisme guru, yang pada gilirannya dapat membawa efek terhadap pengembangan mutu pendidikan di sekolah. Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis mencoba menelusuri permasalahan pengembangan kompetensi guru dalam sebuah penelitian dengan judul: Peran Kepala Madrasah dalam mengembangkan kompetensi guru di MTsN Rejoso I Peterongan

5 B. Ruang Lingkup Penelitian. Agar permasalahan dalam tesis ini lebih fokus, maka penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ; 1. Keberadaan Kepala Madrasah dan pengembangan kompetensi guru di MTsN Rejoso Peterongan Jombang 2. Peran Kepala Madrasah dalam mengembangkan kompetensi guru di MTsN Rejoso I Peterongan Jombang 3. Faktor-faktor pendukung dalam mengembangkan kompetensi guru di MTsN Rejoso I Peterongan Jombang 4. Faktor-faktor penghambat dan solusinya dalam mengembangkan kompetensi guru di MTsN rejoso I Peterongan Jombang C. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian yang berjudul Peran Kepala Madrasah dalam mengembangkan kompetensi guru di MTsN Rejoso Peterongan Jombang adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana keberadaan kepala madrasah dan pengembangan kompetensi guru di MTsN Rejoso I Peterongan Jombang 2. Bagaimana peran Kepala Madrasah dalam mengembangkan kompetensi guru di MTsN Rejoso I Peterongan Jombang? 3. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam mengembangkan kompetensi guru di MTsN Rejoso I Peterongan Jombang? 4. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dan solusinya dalam mengembangkan kompetensi guru di MTsN Rejoso I Peterongan Jombang Jombang?

6 D. Tujuan Penelitian. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana keberadaan kepala madrasah dan pengembangan kompetensi guru di MTsN Rejoso I Peterongan Jombang. 2. Untuk mengetahui peran Kepala Madrasah dalam mengembangkan kompetensi guru di MTsN Rejoso I Peterongan Jombang. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dalam mengembangkan kompetensi guru di MTsN Rejoso I Peterongan Jombang. 4. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan solusinya dalam mengembangkan kompetensi guru di MTsN Rejoso I Peterongan Jombang. E. Manfaat Penelitian. Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan yang konstruktif dalam membuat kebijakan pengambilan keputusan khususnya dalam bidang pengembangan kompetensi guru. 2. Dapat dijadikan acuan dan dorongan bagi para guru untuk menjadi guru yang professional dan untuk meningkatkan kualitas kerja dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. 3. Sebagai bahan masukan, wawasan, informasi dan referensi guna penelitian lebih lanjut terutama dalam penelitian terhadap kasus-kasus yang sejenis. F. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dimaksudkan untuk mengkaji hasil penelitian yang relevan dengan penelitian penulis. Sejauh penelusuran yang peneliti lakukan dari beberapa literature sebelumnya yang berupa skripsi, tesis, jurnal dan artikel,

7 peneliti menemukan penelitian yang hamper memiliki kesamaan dengan penelitian ini adalah : Arifin, dengan judul tesisnya Peranan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru PAI (Studi kasus pada MTs Aswaja Dukun Kab Magelang), tesis UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, tahun 2012. Dalam tesis ini focus pembahasannya adalah peran kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI. Wahid Hasim, dengan judul tesisnya Supervisi Pembelajaran Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru (Studi multi kasus di MTs Negeri dan SMP Islam Al-Azhar 18 kota Salatiga), tesis pasca sarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, tahun 2013. Fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan supervisi pembelajaran oleh Kepala Madrasah sebagai seorang supervisor dan bagaimana dampak supervisi pembelajaran Kepala Madrasah dalam pengembangan profesionalisme guru. Abdul Mu min, dalam skripsinya berjudul Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di SDI Al-Ihsan Bambu Apus Pamulang, skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2011. Dalam skripsi ini pembahasannya difokuskan pada peranan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru yang meliputi 6 aspek yaitu peran kepala sekolah sebagai leader, motivator, supervisor, innovator, manajer dan educator serta masalah kepemimpinan kepala sekolah. G. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah pembahasan dalam tesis ini, maka penulis membuat sistematika pembahasan sebagai berikut :

8 Bab Pertama merupakan gambaran umum tentang isi keseluruhan tesis yang meliputi Latar Belakang Masalah, Ruang lingkup Penelitian, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penelitian Terdahulu, dan Sistematika Pembahasan. Bab Kedua menerangkan kajian teori yang digunakan untuk menganalisa data yang ada hubungannya dengan peran kepala madrasah dalam mengembangkan kompetensi guru. Bab Ketiga menerangkan metode penelitian yang meliputi Desain Penelitian, Metode Penentuan Subyek penelitian, Jenis dan Sumber Data, Metode Pengumpulan Data, Instrumen Tehnik Analisa Data, dan Pengujian Keabsahan Data Bab Keempat merupakan inti pembahasan yang meliputi bagaimana keberadaan kepala madrasah dan pengembangan kompetensi guru, peran kepala madrasah dalam mengembangkan kompetensi guru, faktor-faktor pendukung dalam mengembangkan kompetensi guru, faktor-faktor penghambat dan solusinya dalam mengembangkan kompetensi guru di MTsN Rejoso Peterongan Jombang Bab Kelima merupakan kesimpulan dan saran-saran.