BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Siswa adalah suatu komponen input dalam proses pendidikan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan diberbagai bidang yang ada di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. fungsi pendidikan nasional yang terdapat pada Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berilmu sebagaimana termaktub dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun tentang Sistem pendidikan Nasional pada BAB 11 pasal 3 yang

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

GERAKAN PRAMUKA IKIP BANDUNG HINGGA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

PEMBINAAN DISIPLIN ANAK TUNA GRAHITA DI SEKOLAH. (Studi Kasus di SLB Pelita Bangsa Kesamben Jombang) SKRIPSI

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 43 TAHUN 1997 PETUNJUK PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. yang diperkirakan akan semakin kompleks. 1

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi kemanusiaan. merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia yang baik dari

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang paripurna, sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. sendiri bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi. dalam rangka mencerdaskan kahidupan bangsa.

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan selalu

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan suatu aset sehingga perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. upaya sekolah dalam mendukung tujuan pendidikan nasional, Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan dan kriminalitas yang melibatkan kaum muda. Sedangkan masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan proses pembangunan. Sedangkan pembangunan diarahkan dan

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai individu yang bermasyarakat dan berguna. Lebih jauh lagi. Pendidikan Nasional pasal 1 yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa adalah suatu komponen input dalam proses pendidikan. Berhasil dan tidak berhasil dalam proses pendidikan banyak tergantung pada bagaimana keadaan, kemampuan, tingkat perkembangan dari siswa itu sendiri. Bahwa pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diresapi atau sama sekali tidak dihayati tergantung pada apakah siswa memberi sambutan atau menolaknya. Selain dari itu, hasil pendidikan atau proses kemajuan siswa tentu saja tidak sama untuk setiap orangnya, oleh karena itu antar siswa yang satu dengan yang lain terdapat perbedaan secara individual, baik perbedaan fisik, psikologis, maupun perbedaan kondisi sosial budaya dimana mereka hidup. Berdasarkan uraian tersebut, maka sangat wajar apabila dalam rangka penyusunan kurikulum, faktor siswa harus mendapat perhatian secara seksama. Dari uraian diatas, kita akan membahas secara singkat tentang: siswa adalah anggota masyarakat, siswa berada dalam tingkat pertumbuhan dan perkembangan, kebutuhan, minat, dan masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa, perbedaan-perbedaan individual diantara siswa. Dalam pokok-pokok tersebut kemudian kita tinjauan implikasinya dalam penyusunan kurikulum. 1

2 Pendidikan adalah suatu hal yang mutlak yang harus di penuhi dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Dalam hal ini pendidikan yang dilakukan tersebut harus mempunyai upaya sungguhsungguh agar tercapai pendidikan yang dapat membina manusia mempunyai pengalaman luas, beriman, bertaqwa, aktif serta sanggup dan mampu melaksanakan kerja kemanusiaan secara maksimal dan sematamata karena Allah, karena pendidikan dalam kehidupan manusia pada saat ini diakui sebagai satu kekuatan yang menentukan prestasi dan produktifitas seseorang. Dengan pendidikan pula manusia dapat dikatakan mempunyai kehidupan derajat. Gerakan pramuka yang tertulis dalam Undang-Undang No.12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka: Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup. 1 Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (sisdiknas) juga telah dijelaskan dalam pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak 1 Undang-undang Republik Indonesia no.12 tahun 2010, tentang Gerakan Pramuka, hal.4

3 mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang yang akan ditentukan oleh lingkungan dimana ia berada. Lingkungan merupakan tempat dari proses pendidikan akan berlangsung. Kebiasaan-kebiasaan dan aktivitas tertentu yang dilakukan dalam suatu lingkungan akan menjadikan diri seseorang menjadi cermin perilakunya. Dengan demikian, hasil yang diperoleh seseorang baik dan tidaknya suatu perilaku disandarkan pada kualitas lingkunganya. Ditinjau dari faktor lingkunganya, bentuk pendidikan ada tiga macam,yaitu pendidikan formal dan pendidikan non formal yang berupa lingkungan masyarakat. Menurut Ahmad, ketiga faktor tersebut dengan ditambah faktor diri sendiri mempunyai tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan. 3 Di lingkungan, pengertian kepramukaan seringkali simpang siur. Di masyarakat khususnya para orang tua siswa masih banyak yang kurang mengetahui dampak dari pendidikan pramuka yang juga dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dalam proses belajarnya di sekolah. Banyak yang beranggapan bahwa pendidikan pramuka hanyalah 2 Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, (Bandung : Citra Umbara 2003),hal.7 3 Ahmad, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta : Aditya Media, 1992),hal.90

4 suatu ekstra yang menyita waktu dengan kegiatan tepuk dan nyanyi pramuka. Sedangkan kehadiran pendidikan pramuka tersebut sebenarnya dapat dijadikan suatu media atau wadah pendidikan bagi anak-anak dan pemuda yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan keluarga dan lingkungan sekolah dalam rangka mempersiapkan hidupnya dimasa depan. Karena pentingnya pendidikan pramuka maka ia tidak dapat berdiri sendiri, ia merupakan satu kesatuan yang utuh dalam pendidikan keluarga dan sekolah yang satu sama lain harus saling melengkapi, saling mendukung dan tentunya saling selaras. Gerakan pramuka adalah badan non pemerintahan yang berusaha membantu pemerintah dan masyarakat, dalam membangun masyarakat dan bangsanya, khususnya dibidang pendidikan melalui kegiatan kepramukaan dengan menggunakan Prinsip Metodik Pendidikan (PDMPK). Agar semua perangkat kerja pemerintah dan seluruh anggota masyarakat menyadari bahwa gerakan pramuka adalah milik masyarakat dan ikut berpengaruh dalam membentuk prestasi belajar siswa. Maka perlu disampaikan informasi dan penerangan kepada semua pihak tentang segala hal yang berkaitan dengan pendidikan kepramukaan. 4 hal.2 4 Amin, Abbas, Pedoman Lengkap Gerakan Pramuka, (Surabaya: Beringin Jaya, 1994),

5 Kegiatan kepramukaan termasuk dalam pendidikan non formal yang sering disebut pendidikan ekstrakulikuler. Kegiatan ini merupakan suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menarik bagi anak atau remaja yang dilaksanakan diluar jam sekolah. Peserta didik diarahkan pada proses belajar yang bersifat aplikatif, artinya lebih ditekankan pada hal-hal yang praktis. Peserta didik diberi sentuhan pada penerapan dari norma-norma tertentu, sehingga terjadi internalisasi nilai-nilai yang tidak bersifat teoritik semata. Pada tahun 1976 dalam Mukernas Gerakan Pramuka Presiden Soekarno pernah menegaskan bahwa tugas pokok gerakan pramuka adalah menumbuhkan tunas-tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, yang sanggup bertanggung jawab dan mampu membina serta mengisi kemerdekaan Nasional. Dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka disebutkan tentang tujuan dan sifat pendidikan diantaranya membantu pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan pendidikan anak-anak dan pemuda yaitu pendidikan diluar lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. 5 Hal ini juga sesuai dengan Undang-undang RI No.20 Tahun 2004 Pasal 26 tentang pendidikan non formal yaitu: 1. Pendidikan non formal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. 5 Tim Penyusun Ensiklopedia Indonesia,Ichtiar Baru-Van Hoeve,H,Jakarta,2762

6 2. Pendidikan non formal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. 3. Pendidikan non formal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja pendidikan kesetaraan, serta pendidikan yang ditunjukan untuk pengembangan kemampuan peserta didik. 6 Dari Undang-undang diatas sangat jelas bahwa selain dalam lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga peserta didik ditekankan untuk mendapatkan pendidikan non formal untuk menunjang kebutuhanya dalam rangka membentuk pribadi peserta didik untuk bekal kehidupanya. Anggapan gerakan pramuka terhimpun dalam Gugud Depan. Anakanak yang terhimpun dalam pendidikan kepramukaan dikelompokkan sesuai dengan usia, yaiyu: Siaga untuk usia anak usia 7-8 tahun, Penggalang untuk usia 11-15 tahun, Penegak untuk usia 16-20 tahun dan Pandega untuk usia 21-25 tahun. Kegiatan yang paling nampak di Pramuka adalah perkemahan yang sekarang ini diluar negeri berkembang dengan nama lain yaitu Super Camp. Dalam setiap kegiatanya pramuka selalu bersinggungan dengan 6 Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,pasal 26

7 kegiatan belajar mengajar sehingga secara tidak langsung mempengaruhi hasil proses belajar siswa. Berdasarkan kerangka pikiran diatas, penulis mencoba menuangkan dalam suatu penelitian dengan mengangkat sebuah judul UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PRAMUKA DI SMK NEGERI 1 POGALAN TRENGGALEK. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah: 1. Bagaimanakah pendidikan Pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek? 2. Bagaimanakah upaya pembina Pramuka dalam meningkatkan mutu pendidikan Pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek? 3. Bagaimanakah faktor pendukung dan faktor penghambat dalam meningkatkan mutu pendidikan Pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pendidikan Pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek

8 2. Untuk mengetahui upaya pembina Pramuka dalam meningkatkan mutu pendidikan Pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek 3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam meningkatkan mutu pendidikan Pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek. D. Kegunaan Hasil Penelitian 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini secara teoritis dapat memberikan wawasan dan untuk memperbanyak khasanah ilmiah tentang pendidikan pramuka hubunganya dengan meningkatkan mutu pendidikan pramuka. Selain itu juga diharapkan dapat digunakan oleh peneliti yang akan datang sebagai acuan untuk perbaikan dan kesempurnaan terkait dengan pelaksanaan secara praktis. 2. Secara Praktis a. Bagi IAIN Tulungagung khususnya Hasil penelitian ini berguna untuk menambah literature di bidang pendidikan terutama yang bersangkutan dengan meningkatkan mutu pendidikan pramuka. b. Bagi Kepala SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek Sebagai pertimbangan untuk memberikan kebijakan dalam rangka megembangkan kreatifitas dan inovasi dalam pendidikan pramuka di Sekolah yang dipimpinya, serta sebagai upaya meningkatkan kualitas dan bakat peserta didik.

9 c. Bagi Masyarakat Membuktikan kepada masyarakat bahwa pendidikan dalam pramuka bukan hanya tepuk dan bernyanyi melainkan suatu proses pendidikan dalam membentuk prestasi belajar siswa, yang dengan demikian akan menghindarkan peserta didik terlibat dalam tindak kenakalan remaja. Dan demikian kepercayaan pendidikan pramuka sebagai salah satu lembaga atau media untuk menanggulangi kenakalan remaja. d. Bagi Penulis Untuk menambah wawasan, pola pikir, sikap dan pengalaman sebagai upaya peningkatan kualitas profesi guru sebagai pengajar sebagai pengajar melalui pendidikan pramuka. E. Penegasan Istilah 1. Penegasan Konseptual a. Upaya : Usaha, akal, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan,mencari jalan keluar) b. Meningkatkan : Meingkatkan menurut Dessy Anwar adalah menaikkan (derajat, taraf, dan sebagainya); mempertinggikan, memperhebat (produksi dan sebagainya); mengangkat diri. 7 c. Mutu : Definisi Mutu Dalam Kamus Indonesia-Inggris memiliki arti sepadan dalam bahasa Inggris quality yang artinya taraf atau tingkatan kebaikan; nilaian sesuatu. Secara umum kualitas atau 2001),hal.578 7 Dessy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,(Surabaya: Karya Abditama,

10 mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau tersirat. Mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya baik berupa barang maupun jasa, baik yang tangible maupun yang intangible. d. Pramuka : Gerakan pramuka adalah organisasi pendidikan diluar sekolah dan diluar keluarga yang menggunakan prinsip dasar kepramukaan dan metode pendidikan kepramukaan.`istilah pramuka dalam arti bahasa dari kata-kata Praja berati kota / Negara, Muda yang berarti belum sampai setengah umur, sedangkan Karan berarti berkarya. 8 Jadi pendidikan pramuka adalah pendidikan bagi rakyat yang masih dalam masa pertumbuhan menuju terbentuknya manusia sempurna yang suka berkarya. 2. Penegasan Operasional Secara operasional penelitian yang penulis buat ini untuk mengetahui serta meneliti tentang meningkatkan mutu pendidikan pramuka, dalam hal ini penulis mencari data-data yang sudah peneliti terima lalu peneliti analisis untuk mengetahui tentang meningkatan mutu pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan. 1983), hal.22 8 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Kursus Mahir Tingkat Lanjut, (Jakarta : Kwarnas,

11 F. Sistematika Pembahasan Dalam mengarahkan penulisan skripsi ini untuk lebih sistematis dan sesuai dengan pokok permasalahan, sehingga memudahkan pembaca untuk memahami kandungan dari karya ilmiah ini, penulis membagi dalam lima bab yang masing masing bab terdiri dari sub bab dengan sistematika sebagai berikut : 1. Bagian Awal Terdiri dari halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran, dan abstrak. 2. Bagian Utama Bab I pendahuluan, terdiri dari a) Latar belakang masalah, b) Fokus Penelitian, c) Tujuan penelitian, d) Kegunaan hasil penelitian, e) penegasan istilah, f) Sistematika Pembahasan. Bab II Kajian Pustaka, terdiri dari A. Pengertian mutu, yang meliputi: a). Prinsip-prinsip membangun, b). Karakteristik mutu, B. Upaya meningkatkan mutu pendidikan, yang meliputi: a). Strategi dalam meningkatkan mutu pendidikan, b). Tujuan peningkatan mutu pendidikan, c). Peningkatan materi, d). Peningkatan dalam pemakaian metode, e). Peningkatan sarana, f). Peningkatan kualitas belajar, C. Pengertian Pramuka, yang meliputi: a). Sejarah singkat kepramukaan, b). Sifat kepramukaan, c). Fungsi kepramukaan, d). Pengertian tentang pendidikan kepramukaan, e). Prinsip dasar dan metode kepramukaan,

12 f). Tujuan dan tugas pokok gerakan pramuka, g). Sistem among, h). Sistem pendidikan dalam gerakan pramuka. Bab III metode peneltian terdiri dari a) jenis penelitian,b) Lokasi penelitian, c) Kehadiran peneliti, d) Sumber data, e) prosedur pengumpulan data, f) teknik analisa data, g) keabsaan data, h) tahaptahap penelitian. Bab IV paparan hasil penelitian, terdiri dari a) paparan data, b) temuan penelitian dan pembahasan. Bab V penutup terdiri dari a) kesimpulan, b) saran. 3. Bagian Akhir Terdiri dari a) Daftar rujukan, b) lampiran-lampiran, c) Surat pernyataan keaslian, d) daftar riwayat hidup.