BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Adanya kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain

Bab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.

2 gambar terbaik untuk mengatur kesan yang baik kepada orang lain. Hal ini terlihat, data dari Taylor Nelson Sofres (TNS) tahun 2015 tercatat lebih da

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat. berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pesat di seluruh belahan dunia, yakni salah satunya termasuk di Indonesia. Media

HUBUNGAN ANTARA DAYA TARIK ANTARPERSONAL DENGAN PENGUNGKAPAN DIRI SECARA ONLINE PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS PENGGUNA MEDIA SOSIAL DI SURAKARTA

Fitri Saraswati / Ike Devi Sulistyaningtyas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Unit tematik terbagi atas status updates, comment, photos, dan like. Di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun berjalan dengan

PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan kemudahan yang telah disediakan oleh kemajuan teknologi bernama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vera Ratna Pratiwi,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Proses interaksi salah satunya dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

BAB I PENDAHULUAN. banyak situs di dalamnya termasuk situs jejaring social. Mendengar kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rogers dan Kincaid, seorang ilmuwan komunikasi (dalam. Cangara, 2000) komunikasi adalah proses pertukaran informasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesepian tanpa adanya teman cerita terlebih lagi pada remaja yang cendrung untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang. Namun kini di beberapa Negara seperti Amerika, banyak yang

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. tatap muka secara langsung menjadi komunikasi yang termediasi oleh teknologi.

ABSTRAKSI Judul Skrispi : Penggunaan Path sebagai Media Maintaining Intimacy in Friendship

BAB I PENDAHULUAN. jejaring sosial atau yang biasa dikenal dengan facebook. Dalam perkembangan teknologi tersebut, handphone juga ikut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan zaman yang semakin maju, interaksi dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang serba teknologi ini, gadget smartphone merupakan sebuah alat

BAB I PENDAHULUAN. internet yang Anda pakai untuk mengirim dan menjelajahi interenet,

BAB I PENDAHULUAN. sosial merupakan saluran atau sarana pergaulan sosial secara online di dunia maya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di zaman yang semakin maju dan modern, teknologi semakin canggih dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khususnya teknologi informasi seperti internet, teknologi ini tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. khalayak luas dengan menggunakan saluran-saluran komunukasi ini.

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Komunikasi pun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. jaringan sosial. Jaringan sosial itu sendiri terdiri dari berbagai macam media sosial

BAB I PENDAHULUAN. situs ini semua bisa mengakses apapun dan berkomunikasi dengan siapa pun.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Hasil Olah Peneliti. Universitas Sumatera Utara

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian...

BAB I PENDAHULUAN. dirilis oleh majalah Marketeers (Marketeers, 27 Oktober 2011) yang. di Indonesia memberikan gambaran mengenai trend penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belah pihak. Tujuan diciptakan fanpage sangat banyak. Perihal diterima baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi semakin pesat. Perkembangan ini telah

FENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berada direntang usia tahun (Monks, dkk, 2002). Menurut Haditono (dalam

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Perubahan yang semakin cepat dalam teknologi komunikasiinformasi,

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya yang menjadikan kita sebagai makhluk yang unik Uno, H.B &

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan manusia. Perkembangan teknologi internet dan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. tidak tinggal bersama (Long Distance Relationship) dalam satu rumah karena

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan perilaku konsumen. keras seseorang mempunyai kemauan untuk mencoba. Apabila seseorang

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

HUBUNGAN ANTARA KEBAHAGIAAN DENGAN INTENSI BERMEDIA SOSIAL PADA SISWA SMA TEUKU UMAR SEMARANG. Allysa Rahmanissa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang memanfaatkan teknologi dan internet. mencapai 63 juta orang ( diakses pada 7 September

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki personal branding, setidaknya untuk lingkungan terdekatnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dahlia Veronika Sitanggang, 2013

PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL PATH SEBAGAI SARANA PENGAKUAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah

BAB III PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL OLEH WANITA DALAM MASA IDDAH DAN IHDÂD. A. Penggunaan Media Sosial Oleh Wanita Dalam Masa Iddah Dan Ihdâd

BAB I PENDAHULUAN. dinamika komunikasi masyarakat. Pada kehidupan sehari-hari seorang yang dulu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. Internet menjadi salah satu teknologi informasi yang fenomenal belakangan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan-perubahan yang dramatis. Perubahan-perubahan tersebut

Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara di dunia termasuk Indonesia, di mana modernisasi sangat erat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan teman baru, 20% menganggap instant massaging paling cepat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan asing dari luar negeri. Hampir setiap hari libur atau weekend kota

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna

BAB I PENDAHULUAN. Pengguna internet yang terus meningkat mengindikasikan bahwa komputer sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motif-motif yang harus dipenuhinya. Maslow (dalam Sobur, 2003) dalam

BAB I PENDAHULUAN. antar individu ini pun menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia, sejak

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas yang tersedia. Salah satu fasilitas tersebut adalah internet. Dengan internet manusia

Dua Sisi Mata Uang Dampak Teknologi Jumat, 14 Februari :15. Oleh Ahmad Turmudzi*

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

BAB I PENDAHULUAN. segala produknya mulai dari keberadaan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. orang lain. Sejak manusia dilahirkan, manusia sudah menjadi makhluk sosial karena

PATH (JEJARING SOSIAL)

1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial, yaitu makhluk yang mempunyai kebutuhan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan tersebut maka komunikasi menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Schramm (2014) mengatakan bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang berarti sama (common). Ketika kita berkomunikasi berarti kita berusaha mengadakan kesamaan dengan orang lain dengan menggunakan media yang ada. Komunikasi pada hakikatnya adalah membuat komunikator dan komunikan memiliki pemahaman yang sama atau setara terhadap suatu pesan. Umumnya, terdapat dua jenis komunikasi yang terbentuk berdasarkan prosesnya, yaitu komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung. Komunikasi langsung merupakan proses komunikasi yang dilakukan secara langsung tanpa bantuan perantara orang ketiga ataupun media komunikasi yang ada, sedangkan komunikasi tidak langsung merupakan proses komunikasi yang dilakukan dengan bantuan pihak ketiga atau bantuan media komunikasi. Adanya kehidupan yang semakin modern, dalam hal ini adalah manusia yang hidup dengan segala kecanggihan ilmu, teknologi, dan komunikasi yang ada saat ini memberikan pengaruh yang cukup besar dalam 1

2 kelancaran hidup manusia, terutama dalam menjalankan fungsi sosial untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Saat ini, setiap orang hanya perlu duduk di depan komputernya untuk dapat mengetahui perkembangan dunia yang bermil-mil jauhnya. Perkembangan teknologi yang paling banyak digunakan oleh manusia di era globalisasi ini adalah internet, terutama penggunaan media sosial (medsos) yang tersedia melalui internet. Disadari atau tidak media sosial sudah memberikan perubahan terhadap kehidupan manusia. Pengguna internet saat ini tidak terbatas pada orang dewasa saja, tetapi remaja juga anak-anak. Keinginan untuk memiliki hubungan dengan orang lain ini pada umumnya sangat besar ketika manusia berada pada tahap perkembangan remaja (Papalia, Olds, & Feldman, 2007). Pada masa ini, remaja menginginkan teman yang mempunyai nilai-nilai yang sama, dapat membuat merasa aman, dan dapat dipercaya untuk membahas masalahmasalah yang tidak dapat dibicarakan oleh orang tua dan guru (Hurlock, 1998). Salah satu aspek penting dalam hubungan sosial, yaitu pengungkapan diri (self-disclosure), sehingga penting bagi remaja untuk mengembangkan kemampuannya dalam mengungkapkan diri untuk memenuhi kebutuhannya akan interaksi sosial. Gainau (2009) mengatakan bahwa salah satu aspek yang penting dalam keterampilan sosial adalah pengungkapan diri. Pengungkapan diri dapat membantu seseorang berkomunikasi dengan orang lain, meningkatkan kepercayaan diri serta hubungan menjadi lebih akrab.

3 Teknologi media sosial memungkinkan setiap orang untuk mengungkapkan informasi pribadi mereka pada jejaring online, dengan demikian jutaan orang mengungkapkan dan membagikan informasi pribadi mereka serta menganggap hal tersebut sebagai bagian dari kehidupan seharihari. Bazarova dan Choi (dalam Eginli & Özsenler, 2016) mengatakan bahwa berdasarkan pengamatan yang mereka lakukan dalam penelitian mengenai pengungkapan diri secara online, diketahui bahwa tiap orang membagikan berbagai macam informasi di media sosialnya, seperti pendapat mereka tentang publik/umum atau pendapat yang bersifat lebih khusus (misalnya pendapat tentang restoran, makanan, dan lain-lain), kecenderungan seksual, status hubungan, dan suasana hati mereka. Hynan, Murray, dan Golbart (2014), dalam penelitiannya, mengatakan bahwa pemuda saat ini menggunakan teknologi digital dan media sosial dalam kehidupan sehari-hari mereka untuk memperluas hubungan sosial. Berdasarkan penelitian mereka juga diketahui bahwa pemerintahan Inggris pun mempercayai bahwa dengan menggunakan teknologi digital dapat memberikan peningkatan sosial. Altman dan Taylor, 1973, (dalam Derlaga & Berg, 1987) dalam teori proses penetrasi sosial menjelaskan mengenai konsekuensi interpersonal dari pengungkapan diri. Teori penetrasi sosial memberikan gambaran tentang pembentukan, pemeliharaan, dan pembubaran hubungan interpersonal. Dalam teori ini, pengungkapan diri dijadikan sebagai peran penting yang dianggap sebagai syarat utama dalam pengembangan keeratan hubungan antarpersonal.

4 Sehingga banyak teoris lain telah berhipotesis bahwa kurangnya kemampuan dan/atau kesempatan untuk saling mengungkapkan diri dengan orang lain merupakan penyebab dasar kesepian. Vanderhoven, Schellens, Valcke, dan Raes (2014) melakukan studi observasional terhadap 1050 remaja pengguna facebook di Eropa untuk mengetahui seberapa aman perilaku remaja ketika menggunakan facebook. Dalam studi ini ditemukan bahwa 46% remaja menggunakan nama aslinya, 86% menggunakan nama samaran, dan 65% remaja mengunggah gambar mereka. Hasil studi juga menunjukkan bahwa remaja perempuan lebih cenderung mengunggah gambar yang berisiko daripada remaja laki-laki. Hal ini dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa remaja putri lebih rentan dalam pemenuhan keinginan sosialnya. Putri (2013), mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta, melakukan penelitian tentang konsep diri pengguna aktif jejaring sosial Path. Sebelum penelitian, dilakukan survei awal terhadap dua orang mahasiswi Universitas Atma Jaya Yogyakarta berusia 22 tahun, untuk mengetahui informasi apa saja yang muncul saat menggunakan Path. Survei awal dilakukan dengan melakukan observasi pada 25 pesan yang telah di-posting pada akun Path ke dua responden. Berdasarkan survei awal yang dilakukan tersebut, diketahui bahwa akun Path milik responden didominasi dengan posting foto maupun gambar, baik foto mereka sendiri, gambar-gambar lucu, dan berbagai hal yang

5 menggambarkan suasana hati mereka saat itu, persentasenya mencapai 30% pesan. Kedua adalah comment, biasanya diisi dengan ungkapan hati, baik curhatan, sindiran, maupun hal-hal yang menggembirakan, persentasenya 24%. Ketiga adalah tempat mereka berada seperti mall, rumah sakit, kampus, dan sebagainya, persentasenya 22%. Keempat adalah lagu yang didengarkan oleh responden dengan persentase 14%. Kemudian yang kelima adalah film yang ditonton responden dengan persentase 4%. Berdasarkan hasil survei awal tersebut dapat dilihat bagaimana seseorang menunjukkan aktivitas kesehariaanya melalui Path. Dalam penelitian ini peneliti juga melakukan survei awal terhadap 25 responden remaja berusia 16-17 tahun pada 23 Maret 2016 yang dilakukan di sebuah SMA di Surakarta. Tujuan dari survei awal ini adalah untuk mengetahui apakah responden memiliki akun media sosial, media sosial apa yang sering digunakan, apakah responden menggunakan sistem privasi pada media sosial mereka, informasi apa saja yang ditampilkan dalam media sosial, apa tujuan responden menampilkan informasi-informasi tersebut, dan apa yang didapatkan responden setelah menampilkan informasi tersebut pada jejaring sosial. Dari pertanyaan pertama diketahui bahwa 100% responden memiliki akun media sosial dan masih aktif menggunakan media sosial tersebut. Jawaban dari pertanyaan lainnya dapat dilihat pada tabel berikut:

6 Tabel 1. Hasil Survei Awal pada Siswa Kelas X di sebuah SMA di Surakarta Pertanyaan Keterangan Jumlah Persentase Mengaktifkan sistem privasi 19 76% Sistem Privasi Tidak mengaktifkan sistem privasi 6 24% Opini/komentar tentang topik tertentu 2 8% Informasi atau Memperbaharui status 8 32% pesan yang Mengunggah gambar atau foto 16 64% ditampilkan Memperbaharui tentang aktivitas yang dalam media 6 24% sedang dilakukan sosial Memperbaharui informasi (update) 9 36% Tujuan memposting Hal yang diperoleh setelah memposting Teman/orang lain dapat mengetahui informasi-informasi tentang responden 11 44% Sebagai hiburan bagi responden 14 56% Komentar positif/negatif dan like 15 60% Merasa puas dan senang 8 32% Tidak mendapat apapun 2 8% Berdasarkan survei awal yang telah dilakukan tersebut dapat diketahui bahwa aktivitas yang paling sering dilakukan responden saat menggunakan media sosial adalah mengunggah foto. Sebagian besar responden mem-posting informasi dalam media sosialnya dengan tujuan menghibur dirinya sendiri. Selain itu, pada umumnya informasi yang di-posting responden mendapatkan komentar dan like dari temannya. Pengungkapan diri (self-disclosure) merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam interaksi sosial. Individu yang terampil melakukan pengungkapan diri mempunyai ciri-ciri yakni memiliki rasa tertarik kepada orang lain daripada mereka yang kurang terbuka, percaya diri sendiri, dan percaya pada orang lain (Taylor & Belgrave, 1986; Johnson, 1990; dalam Gainau, 2009).

7 D Amico (dalam Mckenna, Green, & Gleason, 2002) mengatakan bahwa internet merupakan media utama dalam interaksi sosial. Melalui media sosial yang ada dalam internet, orang berbagi aspek-aspek dalam kehidupannya sehari-hari. Di tengah maraknya aktivitas sosial pada media sosial, banyak orang yang mulai membentuk hubungan dengan orang lain yang ditemuinya di media sosial. Sejumlah penelitian mengenai hubungan akrab (intimate relationships) menunjukkan bahwa pengungkapan diri meningkatkan pengalaman keakraban dalam interaksi (Laurenceau, Barrett, & Pietromonaco, 1998; Reis & Shaver, 1988; dalam McKenna, Green, & Gleason, 2002). Bagaimanapun juga, pengungkapan seseorang mengenai informasi yang intim, pada umumnya hanya akan terjadi setelah muncul perasaan menyukai dan percaya dengan relasinya. Tingginya tingkat pengungkapan diri dalam media sosial juga terjadi karena kurangnya fitur pembatas yang semakin memudahkan pengguna media sosial mengungkapkan informasi tentang dirinya, baik mengungkapkan dengan sebenarnya maupun tidak dapat dilihat dari fitur yang menampilkan penampilan fisik berupa foto untuk mengarahkan pada ketertarikan, sebuah pemikiran negatif yang tidak ditampakkan (McKenna & Bargh, 1999 dalam Mckenna, Green, & Gleason, 2002), perilaku malu yang tak tampak, atau kecemasan sosial. Batasan-batasan tersebut seringkali mencegah individu yang kurang menarik secara fisik atau kurang terampil secara sosial, untuk

8 mengembangkan hubungan ke tahap pengungkapan diri yang akrab dengan orang lain. Sebuah penelitian menunjukkan seberapa besar dampak yang ditimbulkan fitur-fitur media sosial tersebut yang tidak hanya memberikan kesan pertama, tetapi juga menjadi penentu apakah mungkin dua orang menjalin persahabatan dengan cepat (Hatfield & Sprecher, 1986 dalam McKenna, Green, & Gleason, 2002). Selain itu, struktur unik dari media sosial membantu individu untuk lebih mudah menemukan orang dengan ketertarikan tertentu. Individu umumnya lebih tertarik pada orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya agar bisa bertukar opini (Byrne, 1971 dalam Mckenna, Green, & Gleason, 2002). Beberapa studi meneliti tentang daya tarik sosial para pengguna media sosial, salah satu media sosial yang sering diteliti adalah Facebook. Lampe, Ellison, dan Steinfield (dalam Stam dkk, 2014) menemukan bahwa profil Facebook menunjukkan banyak informasi personal yang dapat terhubung dan dilihat oleh banyak orang. Kleck dkk (dalam Stam dkk, 2014) juga menemukan bahwa jumlah teman yang ada pada profil Facebook dapat memicu penilaian sosial. Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa pengguna Facebook dengan jumlah teman yang banyak dapat terlihat lebih populer, menarik, dan percaya diri. Tong dkk (dalam Stam dkk, 2014) menguji kembali penelitian yang dilakukan oleh Kleck dkk untuk melihat hubungan antara jumlah teman pada

9 akun Facebook dengan daya tarik antarpersonal. Dari penelitian ini diketahui bahwa semakin tinggi jumlah teman pada profil Facebook seseorang, maka semakin tinggi pula daya tarik antarpersonal yang dimiliki orang tersebut. McKenna, Green, dan Gleason (2002) mengemukakan bahwa individu dan orang asing yang pertama kali bertemu melalui media sosial lebih mudah untuk saling tertarik daripada individu dan orang asing yang pertama kali bertemu secara langsung (face to face). Mereka juga mengatakan bahwa perasaan menyukai antara orang yang bertemu melalui internet sangat dipengaruhi oleh tingkat dan kualitas percakapan, sedangkan daya tarik dalam pertemuan secara langsung lebih dipengaruhi oleh penampilan fisik. Jika kita bertemu dengan orang baru secara tatap muka kita segera melihat penampilan fisiknya. Sebaliknya, ketika kita bertemu dengan orang baru secara online, mereka dapat menyembunyikan wajah dan ciri lain yang menurunkan daya tariknya. Pada era digital, ketertarikan sering kali hadir sebelum kita saling bertegur sapa. Sebelum era digital, pertemanan dan kesamaan berjalan beriringan. Dua orang bertemu, berbincang-bincang, kemudian menemukan kesamaan yang menuntun pada kesukaan dan pertemanan yang lebih dalam. Pada zaman sekarang, orang-orang mengikuti kita di Twitter atau berada di grup Facebook yang sama atau menekan tombol like untuk video terbaru yang diunggah di YouTube sebelum kita bertemu dengan mereka secara langsung. Sering kali ketertarikan ditunjukkan beberapa kali sebelum kita bertemu dengan orang-orang tersebut.

10 Menunjukkan apa yang kita sukai dan tidak sukai, berarti kita memberikan dan mendapatkan izin untuk menunjukkan persetujuan dan pertentangan hanya berdasarkan ketertarikan. Sering kali kita bersedia untuk dipengaruhi oleh mereka yang memiliki kesamaan paling banyak dengan kita. Hal ini sangat mampu mendorong pembangunan hubungan yang berkesinambungan, tempat pengaruh berada (Carnegie, 2016). Selain penelitian-penelitian di atas, Walther dan Burgoon, 1992 (dalam Sheldon, 2009), melakukan studi mengenai hubungan antara pembentukan kesan (termasuk daya tarik) dan pengungkapan diri dalam mediasi komputer (online). Berdasarkan studi tersebut diketahui bahwa pengungkapan diri secara online yang tinggi akan mengarahkan pada perilaku daya tarik antarpersonal yang tinggi pula. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Ramirez, Walther, Burgoon, dan Sunnafrank, 2002 (dalam Sheldon, 2009) mendukung gagasan bahwa daya tarik dapat mendorong pengungkapan diri individu. Individu cenderung mengungkapkan informasi pribadinya pada orang yang ia sukai dan menyembunyikan informasi pribadinya pada orang yang tidak disukai (Berger & Calabrese, 1975 dalam Sheldon, 2009) Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah Apakah ada hubungan positif antara daya tarik antarpersonal dengan pengungkapan diri secara online pada siswa Sekolah Menengah Atas pengguna media sosial di Surakarta?. Mengacu pada rumusan masalah tersebut, peneliti ingin meneliti lebih lanjut tentang Hubungan Antara Daya

11 Tarik Antarpersonal dengan Pengungkapan Diri secara Online pada Siswa Sekolah Menengah Atas Pengguna Media Sosial di Surakarta. B. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui: 1. Hubungan antara daya tarik antarpersonal dengan pengungkapan diri secara online pada siswa sekolah menengah atas pengguna media sosial di Surakarta. 2. Sumbangan efektif daya tarik antarpersonal terhadap pengungkapan diri secara online pada siswa sekolah menengah atas pengguna media sosial di Surakarta. 3. Tingkat daya tarik antarpersonal pada siswa sekolah menengah atas pengguna media sosial di Surakarta. 4. Tingkat pengungkapan diri secara online pada remaja pengguna media sosial.

12 C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan referensi yang memberikan informasi, khususnya bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sama. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Remaja Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran pada remaja mengenai manfaat dari penggunaan media sosial. Remaja diharapkan memahami pentingnya penggunaan media sosial dan dapat menggunakan media sosial dengan positif untuk pengembangan diri mereka. b. Bagi Orang Tua Penelitian ini diharapkan memberi gambaran pada orang tua tentang pentingnya pengetahuan mengenai dinamika penggunaan media sosial di kalangan remaja. Orang tua diharapkan mampu bersikap lebih bijak lagi dalam mengawasi dan mendidik anaknya agar dapat membentuk kepribadian positif pada anak sejak dini sehingga anak dapat terhindar dari dampak negatif penggunaan media sosial.

13 c. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan memberi gambaran pihak sekolah, terutama guru, tentang pentingnya pengetahuan mengenai dinamika penggunaan media sosial di kalangan remaja. Guru diharapkan mampu bersikap lebih bijak lagi dalam mengawasi dan mendidik siswanya sehingga anak dapat terhindar dari dampak negatif penggunaan media sosial. d. Bagi Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan baru bagi ilmu psikologi sosial, psikologi kepribadian, psikologi cyber, dan psikologi komunikasi, khususnya mengenai pengungkapan diri secara online pada remaja pengguna media sosial.