Kemensos RI kode judul: Y - 14 Penguatan Kapasitas Masyarakat Dalam Ketahanan Pangan Di Daerah Tertinggal: Studi Kasus Di Kampung Aramsolki, Distrik Agimuga, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Agus Budi Purwanto Indah Huruswati Nurdin Widodo Alit Kurniasari Badiklit Kesos - Kementerian Sosial 2012
LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG Upaya mendukung program percepatan pembangunan melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), khususnya di K.E. Papua -- terutama di wilayah daerah tertinggal-- perlu pendalaman dan penyempurnaan kegiatan penanganan kemiskinan yang telah ada. Unggulan Koridor Ekonomi 6 (wilayah Maluku dan Papua): Pertambangan, Pertanian Pangan & Perikanan. Distrik Agimuga (Kab. Mimika): potensi sumber alam berlimpah, termasuk potensi pangan lokalnya yang terdiri dari ubi jalar, talas, betatas yang menjadi bahan makanan utama bagi masyarakat. Tapi.... Dewan Ketahanan Pangan Nasional bahkan dunia, menyoroti Papua termasuk kategori daerah rawan pangan (Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Papua) Kondisi: Sosialisasi pemanfaatan sumber pangan alternatif belum dilakukan secara bijak dan berkelanjutan. Masyarakat mulai bergantung pada sumber pangan beras karena selain enak juga mudah diperoleh -- salah satu dampak kebijakan pemerintah yang hanya terfokus pada terjaminnya ketersediaan beras. Kebijakan (tanpa disadari) -- mengubah menu karbohidrat masyarakat dari nonberas ke beras (Budi 2003). Permasalahannya: Infrastruktur terbatas, Biaya transportasi (tinggi), berdampak pada mahalnya harga kebutuhan pokok, Masih banyak rumah tangga belum mampu mewujudkan ketersediaan pangan yang cukup, terutama dalam hal mutu dan tingkat gizinya. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 1
PERMASALAHAN Pertanyaan penelitian: Bagaimana kondisi ketahanan pangan masyarakat? Upaya apa saja yang dapat dilakukan masyarakat (sasaran penelitian) untuk memberdayakan dirinya dalam upaya berketahanan pangan? (= teknologi penanganan kemiskinan terkait ketahanan pangan yang dapat dikembangkan). Kondisi apa saja yang dapat mendukung keberhasilan atau kegagalan dari perlakuan yang dikembangkan? (faktor-faktor yang mempengaruhi derajat ketahanan pangan rumah tangga) Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 2
METODOLOGI Ruang Lingkup Kegiatan Berorientasi -- pemberdayaan masyarakat; Pihak yang terlibat: masyarakat petani -- produsen, pengusaha, konsumen; pemerintah -- fasilitasi, dalam hal kebijakan, infrastruktur; lembaga swadaya masyarakat dan akademisi. Fokus perhatian: a) Kondisi ekonomi, sosial, politik; b) Pelayanan prasarana publik bidang transportasi, perhubungan; c) Pelayanan kesehatan dan pendidikan, d) Pengembangan teknologi, perlindungan dan e) Kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan. Fokus Kegiatan Ketahanan Pangan di wil Papua -- prioritas program nasional --- (MP3EI) untuk Koridor 6. Desain Penelitian Penelitian deskriptif kualitatif -- pendekatan PAR Teknik puldat: wawancara mendalam, FGD, wawancara informal/observasi partisipatif Data sekunder & dokumentasi Tahapan Metode Pelaksanaan Kegiatan Persiapan: Pemetaan sosial Penguatan Masyarakat Tindak Lanjut Perkembangan dan Hasil Kegiatan Perkembangan: Dukungan Sekda & Respon positif Satuan Kerja Pemerintah Daerah di lingkungan Pemda Kab. Mimika, Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme-Kamoro (LPMAK) dan lembaga yang ada di masyarakat serta tokoh masyarakat. Hasil: Keterpaduan program pembangunan terkait dengan ketahanan pangan di distrik Agimuga Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 3
SINERGI KOORDINASI SINERGI KOORDINASI... Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan: Dialog & Kesepakatan program Nama lembaga yang diajak koordinasi: 1. Dinas Peternakan, Tanaman Pangan dan Perkebunan, 2. Dinas Koperindag, 3. Dinas Pekerjaan Umum, 4.Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, 5. Dinas Perikanan dan Kelautan, 6.Dinas Sosnakertrans SINERGI KOORDINASI... Strategi pelaksanaan koordinasi: Komunikasi/dialog Kesepakatan program Pelaksanaan & pengembangan program Signifikansi capaian koordinasi yang dilakukan : Program Tanaman pangan: pengolahan lahan 3 ha Program peternakan: ternak sapi sekitar 200 ekor sapi dengan pembagian 100 ekor untuk pembibitan; 100 ekor untuk ternak rawat. Program koperasi: stimulan usaha koperasi Rp. 2.000.000,-/orang Program Perikanan: bantuan jaring di 1 kampung Evaluasi program pembangunan kesejahteraan sosial dan up date data Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 4
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan Meningkatkan kapasitas keluarga/kelompok masyarakat terutama dalam hal ketahanan pangan. Memperbaiki kondisi sosial ekonomi, kualitas gizi keluarga dibidang usaha yang berdasarkan potensi sumber lokal. Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan Termotivasinya keluarga/kelompok masyarakat dalam upaya meningkatkan kapasitasnya. Meningkatnya kapasitas keluarga/kelompok masyarakat dalam hal pangan. Ditindaklanjutinya kegiatan/upaya peningkatan kapasitas masyarakat terutama dalam terpenuhinya kebutuhan pangan, oleh masyarakat bersama dengan dinas/institusi terkait di daerah. Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan : 3 kelompok ternak @ 30 orang -- 1 kampung 1 kelompok 1 kelompok tanaman pangan @ 20 orang -- 1 kampung Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pih ak penerima manfaat hasil kegiatan: Motivasi keluarga/kelompok masyarakat dalam berketahanan pangan. Semangat kebersamaan. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 5
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN Rancangan Pengembangan ke depan Dilakukan koordinasi dan sosialisasi hasil kepada berbagai pihak terkait dilingkungan Pemda Kabupaten Mimika dalam hal ini SKPD/Dinas terkait, Lembaga Swadaya Masyarakat dan unsur praktisi. Pemerintah Daerah akan menindaklanjuti program terpadu dalam penguatan kapasitas masyarakat di daerah tertinggal. Strategi Pengembangan ke depan Dinamika masyarakat yang muncul perlu disikapi oleh pelaku pemberdayaan, terutama pemerintah setempat, sebagai nuansa lokal. Keberpihakan pemerintah pada pemberdayaan masyarakat di daerah tertinggal harus sepenuhnya terwujud Pemerintah dalam hal ini sebagai pelaksana program pembangunan harus konsisten dan kegiatan terus berlangsung secara berkesinambungan, jangan sampai menurunkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Tahapan Pengembangan ke depan: Pendekatan multi dimensi yang berorientasi pada potensi lokal. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 6
FOTO KEGIATAN FOTO KEGIATAN Foto Koordinasi dengan pihak terkait Foto Pelaksanaan dan Hasil kegiatan Foto Pemanfaatan Hasil Kegiatan Sosialisasi Pelatihan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 7
TERIMA KASIH