Citra Puspitaningrum * Yuni Sapto Edhy Rahayu** Rusana** Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 4 6 BULAN SKRIPSI. Diajukan Oleh : Afitia Pamedar J

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2

BAB I PENDAHULUAN. intoleran. Dampak negatif penyakit diare pada bayi dan anak-anak adalah

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAWALI KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2009

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMUNIKASI PERSUASIF BIDAN TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI USIA0-6

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN INSIDEN DIARE PADA BAYI USIA 1-4 BULAN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

KUESIONER HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA BULAN DI PUSKESMAS TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2014

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

Faktor-Faktor Maternal yang Mempengaruhi Kenaikan Berat Badan Bayi. Maternal Factors Affecting Baby s Weight Increase

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)

KUESIONER. 6. Pekerjaan ibu : 1. Ibu rumah tangga 2. Petani 3. Buruh 4. Pedagang/ Wiraswasta 5. PNS

ANDRIANA, SST SYAFNIAR

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

HUBUNGAN PRAKTEK INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0 12 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

Reni Halimah Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Lampung

HUBUNGAN KETEPATAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-12 BULAN DI PUSKESMAS UMBULHARJO I

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

Kata Kunci : Peran PMO, Kepatuhan minum obat, Pasien tuberkulosis paru. Pengaruh Peran Pengawas... 90

HUBUNGAN ASUPAN SUSU SAPI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PERAWAT DI RS MEDISTRA, JAKARTA

Naili Nur Meifanna. Kata kunci : motorik halus, ASI, susu formula. Kepustakaan : 30 ( )

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. penelitian ini untuk menyelesaikan tugas akhir program DIII Kebidanan FIK

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

STUDI BEBERAPA KARAKTERISTIK KELUARGA DALAM PENGGUNAAN SUSU FORMULA UNTUK BALITA DI KOTA TASIKMALAYA Oleh : Jumli 1, Lilik Hidayanti 2, Nur Lina 3

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai pada anak-anak maupun orang dewasa di negara

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 7 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan Kota Tasikmalaya 2015)

HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEGALREJO KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

PERBEDAAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 6 BULAN YANG DIBERIKAN ASI DENGAN YANG DIBERIKAN MP-ASI DI KECAMATAN GUNUNGPATI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

STUDI PENGARUH KONSUMSI SUSU KEDELAI TERHADAP KADAR KALSIUM DALAM ASI (AIR SUSU IBU)

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU BIDAN PRAKTEK SWASTA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI DI KOTA MEDAN TAHUN 2010

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU TERHADAP PENGGUNAAN ZINC DALAM TERAPI DIARE PADA ANAK BALITA DI APOTEK PLATUK JAYA SURABAYA

2. Pendidikan : SD SLTA Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

LAMPIRAN. Surat Pernyataan Persetujuan untuk Ikut Serta dalam Penelitian (Informed Consent)

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

Diajukan Oleh : PUTRI RAHMITASARI J

BAB 1 PENDAHULUAN. utama kematian balita di Indonesia dan merupakan penyebab. diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. 1

LEMBAR KUESIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ASI EKSKLUSIF TERHADAP IBU YANG MEMPUNYAI BAYI 7-12 BULAN DI DESA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KERUGIAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS MEI MUHARTATI YOGYAKARTA TAHUN 2009

KUESIONER PENELITIAN

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

I. PENDAHULUAN. bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kesehatan RI, World Health Organization (WHO) dan

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN SUSU FORMULADENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 0-24 BULANDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BALAI AGUNG SEKAYU TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kematian di negara berkembang bagi bayi (18%), yang artinya lebih dari

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

Identitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Pekerjaan :

HUBUNGAN STATUS EKONOMI ORANGTUA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BAKI SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Survey Kesehatan Nasional tahun 2001, pada tahun angka

Lampiran 1. Surat Observasi Awal Penelitian

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN ARTIKEL

KUESIONER PENELITIAN. Bersama ini saya memohon kesediaan Ibu untuk membantu saya dalam pengisian dan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN JOYOSURAN SURAKARTA

STRURKTUR ORGANISASI RSUD BATARA GURU BELOPA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI PUSKESMAS BATURADEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Pada usia balita merupakan masa perkembangan tercepat

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KECAMATAN DARUL IMARAH KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui pengetahuan yang baik tentang pentingnya dan manfaat kolostrom

Transkripsi:

wilayah kerja Puskesmas Gandrungmangu I kabupaten Cilacap, 2006 PERBEDAAN FREKUENSI DIARE ANTARA BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN BAYI YANG DIBERI SUSU FORMULA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GANDRUNGMANGU I KABUPATEN CILACAP TAHUN 2006 Citra Puspitaningrum * Yuni Sapto Edhy Rahayu** Rusana** Abstract This research aim is to know about the difference frequency of diarrhoe between baby who given Exclusif Mother Milk with baby who given formula milk in st Gandrungmangu Public Health Centre of Cilacap Regency Working Area. This researched use the descriptive study with comparative researched type. Researched population are babies in the age -2 month. Sample was taking using purposive sampling and there are 36 babies who fulfill the inclusion criterion. Collecting data technique using enquette, then analysed with the chi square. This research held in 5-30 Juni 2006. The result found that the number of diarrhoea at baby who given Exclusif Mother Milk are 36,%, while the number of diarrhoea at baby who given formula milk are 52,8%. Based on calculation result obtained calculate chi square value 2,42 its meaning there is difference frequency of diarrhoea between baby who given Exclusif Mother Milk with baby who given formula milk. This research conclution is there are significant difference frequency of diarrhoea between baby who given Exclusif Mother Milk with baby who given formula milk. Key words: diarrhoea baby, exclusif mother milk, formula milk. PENDAHULUAN Diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dan frekuensinya lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali. Sedangkan untuk bayi berumur lebih dari satu bulan dan anak dikatakan diare bila frekuensinya lebih dari 3 kali (Staf Pengajar IKA FKUI, 2000). Diare masih merupakan salah satu penyakit utama pada bayi di Indonesia sampai saat ini. Menurut survey pemberantasan penyakit diare tahun 2000 bahwa angka kesakitan atau insiden diare terdapat 30 per 000 penduduk di Indonesia. Angka kesakitan diare pada balita adalah,0,5 kali per tahun (Depkes RI, 2000). Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) DepKes RI tahun 2000, bahwa 0% penyebab kematian bayi adalah diare. Data statistik menunjukkan bahwa setiap tahun diare menyerang 50 juta penduduk Indonesia dan dua pertiganya adalah bayi dengan korban

wilayah kerja Puskesmas Gandrungmangu I kabupaten Cilacap, 2006 2 meninggal sekitar 600.000 jiwa (Widjaja, 2002). Supriyasa (200) menjelaskan tentang angka kesakitan dan kematian pada anak usia -4 tahun dikarenakan diare sebagai akibat pengaruh gizi buruk, anak di bawah tahun rata-rata mendapat diare kali dalam setahun, sedangkan usia -5 tahun mendapat lebih dari 2 kali setahun terserang diare. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan sangat berpengaruh terhadap frekuensi kejadian diare. Berdasarkan hasil pengamatan praktik lapangan, bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan pertama frekuensi terkena diare sangat kecil bahkan mulai minggu ke 4 sampai bulan ke 6. Keadaan ini menggambarkan seluruh produk ASI dapat terserap oleh sistem pencernaan bayi. Hasil penelitian Roesli (2000, dalam Purwanti, 2004) menunjukkan bahwa bayi yang tidak diberi ASI eksklusif mempunyai kemungkinan 4,2 kali lebih sering terkena diare dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI eksklusif. Hal ini dapat disebabkan karena ASI mengandung nilai gizi yang tinggi, adanya antibodi, selsel leukosit, enzim, hormon, dan lain-lain yang melindungi bayi terhadap berbagai infeksi (Soetjiningsih, 997). Susu formula merupakan formula pemula yang dapat memenuhi semua kebutuhan nutrisi bayi selama 4-6 bulan pertama kehidupannya. Susu formula yang disesuaikan disusun agar komposisi dan kadar nutrisinya dapat memenuhi kebutuhan bayi secara fisiologis serupa dengan komposisi ASI. Beberapa peran ASI lainnya belum mampu digantikan oleh susu formula misalnya peran bakteriostatik anti alergi atau peran psikososial (Markum, 2002). Jumlah bayi usia 0-6 bulan pada bulan April 2006 di wilayah kerja Puskesmas Gandrungmangu I sebanyak 479 bayi. Jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif sebanyak 36 bayi, berarti 343 bayi mendapat susu formula dengan ASI atau tanpa ASI. Angka kejadian diare pada bayi di Puskesmas Gandrungmangu I tahun 2006 (bulan Januari-Mei 2006) sebanyak 39 bayi. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah berapakah frekuensi diare antara bayi yang diberi ASI eksklusif dan bayi yang diberi susu formula di Wilayah Kerja Puskesmas Gandrungmangu I Kabupaten Cilacap Tahun 2006. METODOLOGI PENELITIAN Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan frekuensi diare antara bayi yang diberi ASI eksklusif dan bayi yang diberi susu formula di Wilayah

wilayah kerja Puskesmas Gandrungmangu I kabupaten Cilacap, 2006 3 Kerja Puskesmas Gandrungmangu I Kabupaten Cilacap Tahun 2006. Desain yang digunakan adalah deskriptif komparatif. Variabel yang diukur meliputi karakteristik bayi (umur dan jenis kelamin) dan frekuensi diare (bayi yang diberi ASI eksklusif dan bayi yang diberi susu formula). Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Gandrungmangu I Kabupaten Cilacap Tahun 2006 dengan populasi 39 bayi. Sampel diambil secara purposive sample yaitu bayi yang berusia -2 bulan. Jumlah sampel 36 bayi. Data dikumpulkan melalui kuesioner untuk mengetahui karakteristik responden meliputi usia dan jenis kelamin bayi; frekuensi diare bayi dalam setahun yang dikategorikan menjadi 3 yaitu tidak pernah diare, diare jarang (X dalam setahun) dan diare sering (> X dalam setahun). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan berikut ini meliputi karakteristik responden berdasarkan usia (N=36) terdiri dari usia bulan 38,89% dan usia 2 bulan 6,%. Jenis kelamin responden adalah perempuan 66,67% dan laki-laki 33,33%. Tabel Distribusi responden berdasarkan umur pada bulan Juni, 2006 (N=36) Umur Frekuensi Prosentasi Bulan 2 Bulan 4 22 38.89% 6.% Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin pada bulan Juni, 2006 (N=36) Jenis kelamin Frekuensi Prosentasi Perempuan Laki-laki 24 2 66.67% 33.33% Idealnya bayi yang diberi ASI eksklusif tidak terkena diare karena ASI merupakan makanan alami yang ideal bagi bayi dan sesuai dengan kondisi sistem pencernaan bayi yang belum matur (pada bayi 0-6 bulan) sehingga tidak

wilayah kerja Puskesmas Gandrungmangu I kabupaten Cilacap, 2006 4 menyebabkan alergi pada bayi (Purwanti, 2004). ASI juga mudah tersedia pada suhu yang sesuai dan tidak memerlukan waktu dalam persiapannya. Susu yang dihasilkan segar dan bebas dari kontaminasi bakteri yang akan mengurangi peluang terjadinya diare (Behrman, 999). ASI mengandung Ig A yang berfungsi untuk melindungi bayi dari mikroba patogen yang berasal dari sekitarnya. Ig A juga melindungi bayi dari protein asing sehingga tidak mudah terkena alergi sehingga bayi yang meminum ASI lebih jarang sakit, terutama pada awal kehidupannya (Soetjiningsih, 997). Hasil analisis frekuensi diare bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah 4,7% (5 responden); dimana yang mengalami diare jarang 36,% (3 responden) dan diare sering 5,6% (2 responden). Lihat tabel 3. Hasil penelitian menunjukkan ada bayi yang diberi ASI eksklusif terkena diare baik jarang maupun sering. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor baik dari bayi maupun perilaku ibu. Menurut Staff Pengajar IKA FKUI (2000), bahwa penyebab diare dari faktor bayi adalah adanya infeksi baik di dalam ataupun di luar saluran pencernaan baik itu infeksi bakteri, virus, maupun infeksi parasit. Perilaku ibu juga dapat menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya diare seperti tidak mencuci tangan setelah buang air besar dan sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan dan menyuapi anak (Depkes RI, 2002). Diare yang terjadi pada bayi yang mendapat susu formula sebanyak 58,3% (2 responden); dengan diare jarang 5,6% (2 responden) dan diare sering 52,8% (9 responden). Terlihat bahwa prosentase bayi yang mengalami diare sering lebih banyak dibanding yang jarang. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kebersihan dalam persiapan, alergi, proses pencernaan bayi yang belum sempurna. Susu merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri, sehingga kontaminasi mudah terjadi terutama jika persiapan dan pemberian kurang mengindahkan segi antiseptik. Susu formula disusun agar komposisi dan kadar nutrisinya memenuhi kebutuhan bayi secara fisiologis serupa dengan komposisi ASI, namun beberapa peran ASI belum mampu digantikan oleh susu formula seperti peran bakteriostatik, anti alergi atau peran psikososial (Markum, 2000). Hal tersebut terjadi karena bayi sebelum usia 6 bulan sistem pencernaan bayi belum matur dan belum mampu menolak faktor alergi ataupun kuman yang masuk (Purwanti, 2004).

wilayah kerja Puskesmas Gandrungmangu I kabupaten Cilacap, 2006 5 Tabel 3 Distribusi frekuensi diare pada bayi yang diberi ASI Eksklusif dengan bayi yang diberi susu formula (N=36) Jenis Susu ASI Eksklusif Susu Formula Terkena Diare Jarang Sering 3 (36.%) 2 (5.6%) 2 (5.6%) 9 (52.8%) Prosentase Total 4.7% 58.3% Tabel 3 menunjukkan frekuensi diare bayi yang mendapat ASI Eksklusif adalah 5 responden (4,7%) dan bayi yang mendapat susu formula adalah 2 responden (58,3%). Berdasarkan data di atas terlihat bahwa prosentase bayi yang mengalami diare sering pada bayi yang diberi susu formula lebih banyak dibanding bayi yang mendapat ASI ekslusif. Untuk mengetahui apakah memang benar ada perbedaan frekuensi diare antara bayi yang diberi ASI eksklusif dengan bayi yang diberi susu formula dilakukan uji chi square (x 2 ). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai r tabel sebesar 2,424 dengan derajat kebebasan dan taraf signifikansi 5%. Dengan demikian berarti r hitung > r tabel, artinya ada perbedaaan frekuensi diare antara bayi yang diberi ASI eksklusif dengan bayi yang diberi susu formula. Tabel 4 Perbedaan frekuensi diare antara bayi yang diberi ASI Eksklusif dengan bayi yang diberi susu formula Pearson Chi-Square Cintinuity Correction a Likelihood Ratio Fisher s Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig (2- sided) 2.424 b 8.367 23.93 20.829 36.000.000.000 Exact Sig (2-sided) Exact Sig. (-sided).000.000

wilayah kerja Puskesmas Gandrungmangu I kabupaten Cilacap, 2006 6 Selain dilakukan uji Chi Square, untuk mengetahui apakah hasil diperoleh dari perhitungan tersebut signifikan atau ada hubungan yang bermakna maka dilakukan uji signifikansi. Pada kolom Asymp. Sig (2 sided) menunjukkan 0,000 atau probabilitasnya dibawah 0.005. Hal ini berarti terdapat perbedaan frekuensi diare yang bermakna antara bayi yang diberi ASI eksklusif dan yang diberikan susu formula. Lihat Tabel 4 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Gandrungmangu I Kabupaten Cilacap tentang perbedaan frekuensi diare antara bayi yang diberi ASI ekslusif dengan bayi yang diberi susu formula dapat disimpulkan bahwa prosentase bayi yang mengalami diare sering yaitu lebih dari sekali dalam setahun lebih tinggi pada bayi yang diberikan susu formula. Perbedaan frekuensi diare pada kedua kelompok bayi dibuktikan secara statistik dengan menggunakan uji chi square. Perbedaan tersebut bermakna yang dibuktikan dengan perhitungan tingkat probabilitas kurang dari 0,005. Beberapa saran untuk mencegah terjadinya diare adalah tetap memberikan ASI eksklusif yaitu pemberian ASI selama 0-6 bulan tanpa makanan tambahan apapun dan tanpa perantara apapun. Ibu yang memberikan susu formula dan ASI Eksklusif hendaknya memperhatikan kebersihan dalam persiapan dan selama pemberian susu formula maupun ASI. *Citra Puspitaningrum: Prodi Kebidanan STIKES Al-Irsyad **Yuni Sapto E.R.,S.Kep.,Ns: Bagian Keperawatan Komunitas STIKES Al-Irsyad **Rusana, S.Kep., Ns: Bagian Keperawatan Anak STIKES Al-Irsyad KEPUSTAKAAN Behrman, et. al. 999. Ilmu Kesehatan Anak.Vol.. Edisi 5. Jakarta: EGC. Depkes RI. 2000. Diare. Jakarta: Depkes RI. Markum, A.H., 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid. Jakarta: FKUI. Roesli, U. 2000. ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya. Soetjiningsih. 997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC. Sri Purwanti, H. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC. Staf Pengajar IKA. FKUI. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Info Medika. Widjaja, M.C. 2002. Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita. Jakarta: Kawan Pustaka.