BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika perlu mendapatkan perhatian yang khusus. Sehubungan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia yang individual

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang dapat. membantu manusia untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju. Dalam Allah SWT berfirman Q.S. surah Ar-Ra du ayat 11,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. kemajuan suatu bangsa. Hal ini menjadi tujuan utama dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa maka akan semakin tinggi derajat atau kedudukan bangsa tersebu. mampu berkompetensi dalam persaingan global.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Mujadalah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern sekarang ini, tuntutan untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju.pada Al-qur an surah ar-ra d ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. melalui perundang-undangan dan pengelolaan pendidikan. Tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-undang tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan yang dimiliki oleh bangsa tersebut. Setiap lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Sebagaimana Allah telah berfirman dalam Q.S. ar-ra d ayat 11

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan adanya perkembangan dan kemajuan zaman, maka Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kalangan, keberadaannya yang multifungsional menjadikan pendidikan. merupakan tolak ukur yang utama dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Melalui berbagai pendekatan pembelajaran matematika

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk berupaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, dituntut sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. bertaqwa, berbudi luhur, terampil, berpengetahuan dan bertanggungjawab.

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. orang berusaha membekali diri dengan iman, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. seperti keluarga, pendidikan merupakan kebutuhan utama.

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal tidak hanya secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil. Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dalam kaitannya dengan perkembangan individu, manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. itu tidak lepas dari arus globalisasi dan aspeknya yang telah mengakibatkan

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan adalah suatu uraian yang lengkap dan tersusun tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. untuk meraih perbaikan, perubahan dan kemajuan. Manusia dalam skala individu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan suatu ilmu dasar yang memegang peranan penting dalam upaya penguasaan IPTEK. Akan tetapi, masih banyak siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika, sehingga dapat menyebabkan hasil belajar siswa menurun. Mengingat begitu pentingnya matematika, maka proses pembelajaran matematika perlu mendapatkan perhatian yang khusus. Sehubungan dengan pembelajaran matematika, sebagai perencana pengajaran seorang guru diharapkan mampu untuk merencanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif. 1 Seorang guru dituntut untuk dapat lebih mengenal dan melaksanakan dengan baik berbagai strategi, pendekatan serta metode pembelajaran. Guru juga harus dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, sehingga siswa mudah memahami materi tersebut. Tidak hanya itu guru juga dituntut mampu menerapkan metode pembelajaran dengan tepat dan sesuai dengan kemampuan intelektual siswa, agar siswa terbiasa menemukan, mencari dan mendiskusikan sesuatu yang berkaitan dengan pelajaran dimana pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Untuk menunjang penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan peningkatan mutu pendidikan. Dalam pembukaan UUD 1945 pun disebutkan bahwa salah satu tujuan Negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. 1 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet. Ke-2, h. 106. 1

2 Disamping itu, tujuan Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional, diperlukan penyelenggaraan pendidikan yang diharapkan mampu meningkatkan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Laju perkembangan iptek dewasa ini harus diiringi dengan kesiapan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan intelektual dan moralitas tinggi. Sejalan dengan itu, kemajuan iptek sangat ditunjang oleh kemajuan di berbagai segi pendidikan. Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan yang selalu diajarkan di setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah. Materi yang diajarkan dalam pelajaran matematika disesuaikan dengan kemampuan peserta didik pada setiap jenjang pendidikan. Hal tersebut mencerminkan betapa pentingnya pelajaran matematika dalam menentukan perkembangan prestasi peserta didik. Matematika sebagai ilmu pengetahuan merupakan pembuka awal ke arah bepikir kritis, sistematis, logis, dan kemauan bekerjasama yang efektif. Matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya sehingga memungkinkan kita terampil berpikir rasional. 2 Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara,2003), h. 12.

3 Pentingnya mempelajari matematika dan penggunaan rasio khususnya terdapat dalam firman Allah pada Q.S. al-an am ayat 96 dan Q.S. Yunus ayat 5, sebagai berikut: Q.S. al-an am ayat 96: ق ا ا ص إل ف لاا ف ف ف ف ا ال ل ص ف ا ف ف ن ا ف ا لل ص ف ا ف ا ص ف ف ف يا ق ص ف ا ن ا فا ل ف ا ف ت ص ل ق يا ا ص ف لي ليا ا ص ف ل ل ليا. ف ا ل Q.S. Yunus ayat 5: ف ف اا... ف ا ف صا ل ف ت ص ل ف ق ا ف ف ف ا ا س ل ف ا ن ا ف ا ص ف ف ف ياا ق ن و ا ف ف ل ف و ق ا ف ف لا ف اا ل ق ف ا ا ل ل ا ف ف ف ا ا لل ص ف ا ل Ayat diatas menjelaskan tentang pergantian pagi dan malam, menjadikan matahari dan bulan untuk perhitungan. Dalam perhitungan itulah ilmu matematika sangat diperlukan. Matematika merupakan bagian dari kurikulum pengajaran di sekolah termasuk di sekolah dasar (SD). Sekolah Dasar (SD) sebagai lembaga pendidikan ditingkat dasar yang sangat berperan dalam mengikuti pendidikan selanjutnya. Kemampuan penguasaan matematika di SD menjadi syarat dan landasan penting bagi penguasaan matematika kejenjang pendidikan berikutnya. Materi pelajaran matematika SD umumnya dikelompokkan ke dalam unit aljabar, geometri dan aritmatika. Salah satu diantara standar kompetensi yang ingin dicapai pada siswa SD kelas V semester ganjil adalah menghitung volume kubus dan balok dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

4 Berdasarkan hasil penelitian Rusmini Ulfah, Kemampuan Menghitung Volume Dan Luas Sisi Bangun Ruang Pada Siswa Kelas III Madrasah Tsanawiyah Negeri I Kota Baru Tahun Pelajaran 2004/2005 termasuk kategori belum mampu. 3 Kemudian Ahmad Ihyauddin, Kemampuan Menyelesaikan Soal Menghitung Volume Bangun Ruang Siswa Kelas III Madrasah Tsanawiyah Negeri I Kota Baru termasuk kategori siswa belum mampu menghitung volume bangun ruang. 4 Berdasarkan wawancara awal dengan guru matematika SDN Tanjung Pagar I didapat keterangan bahwa siswa disana mendapatkan kesulitan dalam menghitung volume kubus dan balok. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata ulangan bab volum kubus dan balok pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 60,01 dan untuk KKM mata pelajaran matematika SD ini untuk kelas V adalah 65,00. Selain itu guru dalam menyampaikan materi masih menggunakan metode pembelajaran konvensional. Sehingga masalah ini perlu dicarikan solusinya karena berpengaruh dengan pembelajaran selanjutnya. Maka diupayakan penggunaan metode pembelajaran yang dapat menoptimalkan kegiatan intelektual, mental emosional, sosial dan motorik agar siswa menguasai tujuantujuan yang akan dicapai. Kemampuan siswa menguasai topik ini sangat penting 3 Rusmini Ulfah, Kemampuan Menghitung Volume Dan Luas Sisi Bangun Ruang Pada Siswa Kelas III Madrasah Tsanawiyah Negeri I Kota Baru Tahun Pelajaran 2004/2005, Skripsi, (Banjarmasin: Perpustakaan MIPA UNLAM, 2005), h. 54. 4 Ahmad Ihyauddin, Kemampuan Menyelesaikan Soal Menghitung Volume Bangun Ruang Siswa Kelas III Madrasah Tsanawiyah Negeri I Kota Baru, Skripsi, (Banjarmasin: Perpustakaan MIPA UNLAM, 2006), h. 53.

5 yaitu disamping digunakan untuk kepentingan matematika itu sendiri juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang bermutu sekaligus bermakna tercipta manakala mampu memberdayakan segenap kemampuan dan kesanggupan peserta didik. 5 Agar perkembangan pembelajaran matematika menjadi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (paikem) dapat dilakukan berbagai cara. 6 Salah satu cara yang dapat digunakan adalah menggunakan metode. Diantara banyak metode yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran matematika, salah satunya yaitu metode inkuiri. Metode inkuiri adalah cara penyampaian bahan pengajaran dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar mengembangkan potensi intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang disusunnya sendiri untuk menemukan sesuatu sebagai jawaban yang meyakinkanterhadap permasalahan yang dihadapkan kepadanya melalui proses pelacakan data dan informasi serta pemikiran yang logis, kritis dan sistematis. 7 Metode inkuiri dapat memberikan kemudahan dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan penelitian Rudatul Jannah, Upaya Meningkatkan Hasil Hasil Belajar IPS Melalui Metode Inkuiri Kelas V MI Muhammadiyah 5 Mansyur, Strategi Belajar Untuk Madrasah Ibtidaiyah, (Jakarta: Depag dan Universitas Terbuka, 1995), h. 31. 6 Al-Krismanto, Beberapa Tehnik,Model, dan Strategi Dalam Pembelajaran Matematika, (Yogyakarta: PPPG Matematika, 2003), h. 16. 7 Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester SKS, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 116.

6 Kecamatan Kalua Kabupaten Tabalong, metode Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu berupa hasil belajar dan kemampuan siswa meningkat. 8 Adapun langkah-langkah dalam proses inkuiri adalah menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu, mempradugakan suatu jawaban, serta menarikkesimpulan dan membuat keputusan yang valid untuk menjawab permasalahan yang didukung oleh bukti-bukti. Berikutnya adalah menggunakan kesimpulan untuk menganalisis data yang baru yang digunakan lebih mendalam. Artinya proses inkuiri mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan problem, merancang eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, dan sebagainya. 9 Adapun kelebihan metode inkuiri diantaranya menyebabkan siswa mengarah sendiri cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan termotivasi sendiri untuk belajar paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus, dan membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak, serta yang lainnya. Bertolak dari latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian ilmiah yang dituangkan dalam sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul: Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran Volume Kubus dan Balok Pada Siswa Kelas V SDN Tanjung Pagar 1 Kelayan Besar II Kota Banjarmasin. 8 Raudatul Jannah, Upaya Meningkatkan Hasil Hasil Belajar IPS Melalui Metode Inkuiri Kelas V MI Muhammadiyah Kecamatan Kalua Kabupaten Tabalong, Skripsi, (Banjarmasin: Perpustakaan UNLAM, 2007), h. 52. 1999), h.242. 9 Erman Suherman dan Udin S. Winaputra, Strategi Belajar Matematika, (Jakarta: UT,

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti, yaitu: 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang pembelajarannya menggunakan metode inkuiri dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional dalam materivolume kubus dan balok pada siswa kelas V SDN Tanjung Pagar I kota Banjarmasin? 2. Bagaimana persepsi siswa terhadap penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran volume kubus dan balok siswa kelas V SDN Tanjung Pagar I kota Banjarmasin? C. Definisi Operasional Dan Lingkup Pembahasan 1. Definisi Operasional Adapun untuk memperjelas pengertian judul diatas maka penulis memberikan definisi operasional sebagai berikut: a. Penerapan adalah proses, cara, perbuatan menerapkan, perihal mempraktekkan. 10 Jadi yang dimaksud dengan penerapan adalah- perbuatan peneliti menerapkan/perihal mempraktekkan sebuah metode pada saat proses pembelajaran agar mencapai hasil maksimal. 10 http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/inde.php/12/02/2010

8 b. Metode inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atautanpa bantuan guru. Metode ini melibatkan peserta didik dalam prose-proses mental dalam rangka penemuannya. Metode ini juga memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri informasi yang diperlukan untuk tujuan belajarnya. 11 c. Kubus dan balok Kubus adalah prisma tegak lurus, semua sisnya dibatasi oleh persegi, kubus disebut juga hexaeder. 12 Balok adalah suatu bangun ruang. Nama lain dari balok: prisma tegak, prisma segi empat kotak atau kobivid. 13 2. Lingkup pembahasan Selanjutnya agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas. Maka bahasan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut: a. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas V SDN Tanjung Pagar I tahun pelajaran 2010/2011 b. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode inkuiri dan metode konvensional c. Penelitian dilakukan pada pokok bahasan volume kubus dan balok. d. Hasil belajar siswa dilihat dari nilai tes akhir pada bahasan volume kubus dan balok. 11 http://www.scribd.com/doc/17110823/ptk-penerapan 12 ST Negoro dan B. Harahap, Esiklopedia Matematika, (Ghalie Indonesia, 2005), h. 162 13 Ibid, h. 18

9 e. Persepsi siswa terhadap metode inkuiri diamati dari hasil wawancara. Jadi yang dimaksud dengan judul penelitian ini adalah suatu penelitian untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa dengan diterapkannya metode inkuiri dan hasil belajar siswa dengan diterapkannya metode konvensional dalam pembelajaran volume kubus dan balok pada siswa kelas V SDN Tanjung Pagar I Kelayan Besar II Kota Banjarmasin. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1. Perbedaan hasil belajar antara siswa yang pembelajarannya menggunakan metode inkuiri dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional dalam materi volume kubus dan balok pada siswa kelas V SDN Tanjung Pagar I kota Banjarmasin. 2. Persepsi siswa terhadap penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran volume kubus dan balok siswa kelas V SDN Tanjung Pagar I kota Banjarmasin. E. Signifikansi Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan bisa diambil dari penelitian ini adalah: 1. Meningkatkan hasil belajar matematika, khususnya pada pokok bahasan volume kubus dan balok.

10 2. Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. 3. Mengenal berbagai variasi metode pembelajaran matematika. 4. Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan bagi sekolah dalam rangka inovasi sistem pengajaran, akselerasi mutu, dan kualitas pendidikan. 5. Sebagai pengalaman langsung bagi peneliti dal;am pelaksanaan pembelajaran matematika dengan metode inkuiri. 6. Sebagai bahan informasi dan wawasan pengetahuan bagi mahasiswa atau peneliti lain dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. 7. Memperkaya khazanah dan ilmu pengetahuan khususnya di IAIN Antasari Banjarmasin. F. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1. Anggapan Dasar Dalam penelitian ini, peneliti mengasumsikan bahwa: a. Guru mempunyai pengetahuan tentang metode inkuiri dan mampu melaksanakan metode inkuiri dalam pembelajaran matematika. b. Setiap siswa memiliki kemampuan dasar, tingkat perkembangan intelektual dan usia yang relative sama. c. Pembelajaran yang diajarkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. d. Distribusi jam belajar antara kelas eksperimen dengan kelas control relative sama.

11 e. Alat evaluasi yang digunakan memenuhi criteria alat ukur yang baik. 2. Hipotesis Adapun hipotesis yang diambil dalam penelitian ini yaitu, Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang pembelajarannya menggunakan metode inkuiri dengan yang pembelajarannya menggunakan metode konvensional. Dalam pembelajaran volume kubus dan balok pada siswa kelas V SDN Tanjung Pagar I Kelayan Besar II Kota Banjarmasin. G. Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sistematika penelitian yang terdiri dari lima bab dan masing-masing bab terdiri dari beberapa subbab yakni sebagai berikut: Bab I Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, definisi operasional dan lingkup pembahasan, tujuan penelitian, kegunaan (signifikasi) penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teoritis berisi belajar dan pembelajaran matematika, metode pengajaran, metode pembelajaran inkuiri, metode pembelajaran konvensional, pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar,dan volume kubus dan balok. Bab III Metode Penelitian berisi jenis dan pendekatan, desain (metode) penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknikpengumpulan data, pengembangan data, desain pengukuran, teknik analisis data, dan prosedur penelitian.

12 Bab IV Penyajian Data dan Analisis berisi deskripsi lokasi penelitian, pelaksanaan pembelajaran dikelas control dan kelas eksperimen, deskripsi kegiatan pembelajaran dikelas eksperimen, deskripsi kemampuan awal siswa, uji beda kemampuan awal siswa, deskripsi hasil belajar metematika siswa, uji beda hasil belajar matematika, persepsi siswa terhadap metode inkuiri, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Penutup berisi simpulan dan saran.