METODOLOGI. = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah dari pengamatan σ i ε ij

dokumen-dokumen yang mirip
II. BAHAN DAN METODE

BUDIDAYA CACING OLIGOCHAETA DENGAN PADAT PENEBARAN BERBEDA PADA SISTEM SIRKULASI DENGAN PERGANTIAN AIR WIWIK HILDAYANTI

II. BAHAN DAN METODE

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perikanan, Program Studi

Gambar 3. Grafik Biomassa cacing sutra oligochaeta selama percobaan.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BUDIDAYA CACING OLIGOCHAETA DENGAN PADAT PENEBARAN BERBEDA PADA SISTEM TERBUKA MIRNA FEBRIYANI

II. METODOLOGI PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE. Keterangan : Yij = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah

ke dalam bak filter. Berdasarkan Anonim (2011 ) waktu tinggal dapat dihitung dengan rumus :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2013 bertempat di

Lampiran 1. Data Proyeksi Peningkatan Produksi Patin Nasional

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. METODOLOGI 2.1 Persiapan Wadah dan Ikan Uji 2.2 Persiapan Pakan Uji

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Bulan Juli 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

ADDITIONS OF MIXED ORGANIC WASTE ON Tubifex sp. CULTIVATION FOR IT`S POPULATION AND BIOMASS

II. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012, di Balai

II. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI)

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2013

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

IV METODOLOGI. Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.

KINERJA PRODUKSI BUDIDAYA CACING OLIGOCHAETA DENGAN SISTEM SIRKULASI DAN RESIRKULASI IRFAN MUHAMMAD NUR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas

3. METODOLOGI PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai denganseptember 2011

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Padat Tebar (ekor/liter)

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

III. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

3 METODOLOGI. 3.3 Tahap dan Prosedur Penelitian Penelitian ini terdiri dari persiapan penelitian, penelitian pendahuluan, dan penelitian utama.

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Persiapan

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB IV METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

METODE KERJA. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015 di. Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

BUDIDAYA CACING RAMBUT (Tubifex sp.) DENGAN FERMENTASI LIMBAH ORGANIK SEBAGAI PAKAN ALAMI LARVA IKAN GURAMI

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

II. METODOLOGI 2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Balai Benih Ikan Air Tawar (BBIAT), Kecamatan Mempaya, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung. Waktu penelitian dimulai dari April hingga Agustus 2011. 2.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian antara lain : bak pemeliharaan berukuran 100 cm 25 cm 20 cm sebanyak 9 unit, plastik hitam untuk melapisi bak, termometer, DO meter, ph meter, spektrofotometer, timbangan dan terpal. Bahan yang digunakan adalah lumpur halus, kotoran ayam kering, Effective Microorganisms (EM 4 ), gula dan bibit cacing oligochaeta. 2.3 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan padat penebaran yaitu padat penebaran 2600 individu/m 2, 3600 individu/m 2 dan 4600 individu/m 2, masingmasing diulang sebanyak tiga kali. Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisisis menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan SPSS yang meliputi Analisis Ragam (ANOVA) dengan uji F pada selang kepercayaan 95% digunakan untuk menentukan ada tidaknya pengaruh perlakuan padat penebaran terhadap pertambahan biomassa dan populasi cacing oligochaeta. Apabila hasil berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut menggunakan uji Tukey. Model statistik yang digunakan sesuai dengan Steel dan Torrie (1993) yaitu : Y ij = µ + σ i + ε ij Keterangan : Y ij = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah dari pengamatan σ i ε ij = Pengaruh aditif perlakuan ke-i = Pengaruh galat akibat perlakuan ke-i ulangan ke-j 4

Pengujian perlakuan dapat dilakukan dengan kriteria uji sebagai berikut : Jika F hitung F tabel tolak H 0 F hitung < F tabel terima H 0 Hipotesis yang digunakan dalam pengujian tersebut adalah: H 0 : perlakuan berupa padat penebaran berbeda tidak memberikan pengaruh terhadap biomassa dan populasi cacing oligochaeta. H 1 : perlakuan berupa padat penebaran berbeda memberikan pengaruh terhadap biomassa dan populasi cacing oligochaeta. Parameter yang di ukur selama penelitian adalah biomassa dan populasi, sedangkan parameter penunjang yang di amati adalah kualitas air yang terdiri atas oksigen terlarut, ph, Total Ammonia Nitrogen (TAN) dan suhu. 2.4 Tahapan Penelitian Pada penelitian ini terdapat sembilan unit percobaan yang berupa bak. Tiga bak ditebar cacing oligochaeta sebanyak 2600 individu/m2, tiga bak ditebar cacing oligochaeta sebanyak 3600 individu/m 2 dan tiga bak lainnya ditebar cacing oligochaeta sebanyak 4600 individu/m 2. Adapun tahapan kerjanya sebagai berikut: 2.4. 1 Persiapan 2.4.1.1 Bak Pemeliharaan Bak pemeliharaan yang digunakan berupa kotak kayu berukuran 100 cm 25 cm 20 cm sebanyak 9 unit. Bak dilapisi plastik berwarna hitam untuk mencegah terjadinya kebocoran dan memberikan suasana lingkungan yang mendukung bagi budidaya cacing oligochaeta seperti yang dilakukan oleh Chumaidi et al. (1988). Bentuk bak pemeliharaan cacing oligochaeta yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. 5

Gambar 1 Bak pemeliharaan cacing oligochaeta 2.4.1.2 Media Pemeliharaan Media pemeliharaan yang digunakan adalah campuran kotoran ayam kering (50%) dan lumpur halus (50%) sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuherman (1987). Lumpur yang digunakan sebagai media diambil dari kolam budidaya ikan, selanjutnya lumpur dijemur di bawah sinar matahari hingga kering. Kemudian lumpur dihaluskan dan disaring menggunakan saringan dengan ukuran mata jaring 0,8 mm. 2.4.1.3 Cacing Uji Bibit cacing oligochaeta yang digunakan pada penelitian di dominasi oleh subkelas oligochaeta, bibit tersebut berasal dari pertani ikan lele dumbo di daerah Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung. Cacing yang digunakan berukuran 2-3 cm dengan bobot rata-rata 4-5 mg. Adapun dugaan cacing yang digunakan pada penelitian dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini. a 1-3 cm 1-3 cm b 6

c d 2-3 cm 2-4 cm Gambar 2 Tubifex tubifex (Anonim 2010) a), Tubifex tubifex (Anonim 2007) b), Branchiura sowerbyi (Anonim 2006) c) dan Limnodrilus hoffmeisteri (Anonim 2009) d) 2.4.1.4 Fermentasi Pupuk Pupuk yang digunakan adalah kotoran ayam yang berasal dari peternakan ayam pedaging, Manggar. Kotoran ayam tersebut difermentasi dengan menggunakan Effective Microorganisms (EM 4 ) yang berfungsi sebagai aktivator fermentasi gula pasir dan air. Proses pembuatan fermentasi pupuk yaitu kotoran ayam sebanyak 10 kg dikeringkan selama 6 jam, kemudian dicampur dengan larutan aktivator yang terbuat dari ¼ sendok makan gula pasir, 4 ml EM 4 dan 300 ml air. Campuran kotoran ayam dan larutan aktivator yang telah dibuat didiamkan di dalam wadah tertutup selama 5 hari. Setelah 5 hari, kotoran ayam yang sudah terfermentasi dijemur dengan bantuan sinar matahari hingga kering (Fadillah 2004). 2.4.2 Metode Budidaya 2.4.2.1 Persiapan Persiapan awal yang dilakukan sebelum dilakuakan penebaran adalah disiapkan media budidaya berupa kotoran ayam kering dan lumpur halus kering dengan perbandingan 1:1, lalu dimasukkan ke dalam bak pemeliharaan sambil diaduk supaya tercampur merata hingga mencapai ketinggian 6 cm. Selanjutnya, dilakukan pengisian air setinggi 2 cm dan dibiarkan selama 10 hari supaya pupuk awal pada media dapat terurai oleh bakteri sehingga bakteri tersebut dapat menjadi makanan awal bagi cacing oligochaeta. 7

2.4.2.2 Penebaran Cacing ditebar ke dalam bak pemeliharaan setelah 10 hari penggenangan. Perlakuan padat penebaran pada penelitian ini diambil berdasarkan penelitian Oplinger et al., (2011) yang melakukan budidaya cacing oligochaeta dengan padat penebaran 2600 individu/m 2 dan padat penebaran 3600 individu/m2 yang dilakukan oleh Simamora (1992), sehingga diperoleh interval perlakuan padat penebaran 2600 individu/m 2, 3600 individu/m 2 dan 4600 individu/m 2. 2.4.2.3 Pemberian Pupuk Pupuk kotoran ayam hasil fermentasi diberikan setiap hari sebanyak satu kali dengan dosis 1 kg/m 2 /hari selama 60 hari pemeliharaan sesuai dengan penelitian yang dilakukan Fadillah (2004). 2.4.2.4 Pengelolaan Air Air yang digunakan selama penelitian bersumber dari air pegunungan. Sebelum dialirkan ke bak pemeliharaan air ditampung terlebih dahulu di tandon penampungan air untuk mengendapkan lumpur dan kotoran lain. Kemudian, pada setiap bak pemeliharaan dialirkan air dengan debit 1000 ml/menit untuk bak seluas 0,25 m 2 sesuai yang dilakukan oleh Chumaidi et al. (1988). Air yang masuk ke dalam bak pemeliharaan diatur dengan menggunakan klep pada selang pemasukan, selanjutnya air yang keluar dari bak pemeliharaan akan ditampung di bak penampungan dan dialirkan kembali ke bak pemeliharaan (Lampiran 1). Supaya kualitas air terjaga maka setiap dua hari sekali air di bak penampungan diganti sebanyak ⅔ dari volume air bak penampungan tersebut. Konstruksi bak pemeliharaan budidaya cacing oligochaeta pada penelitian ini yang menggunakan sistem sirkulasi dengan pergantian air dapat dilihat pada Gambar 3. 8

Gambar 3 Konstruksi bak pemeliharaan cacing oligochaeta 2.5 Pengambilan Data Peubah yang diukur pada penelitian ini adalah populasi, biomassa dan kualitas air. Pengambilan data dilakukan setiap 10 hari sekali selama 60 hari pemeliharaan. Hal ini dikarenakan dari telur hingga meninggalkan kokon lamanya 10 12 hari dan cacing yang keluar dari kokon tersebut menghasilkan kokon untuk pertama kalinya setelah 40 45 hari (Kasiorek 1974) 2.5.1 Pertambahan Populasi (individu/m 2 /) dan Biomassa (g/m 2 ) Pengambilan data dilakukan dengan cara pipa paralon berdiameter 3 cm dengan luas permukaan lubang 7.07 cm 2 dibenamkan ke dalam substrat lalu diangkat. Substrat yang terambil ditampung di serok dan dicuci di air mengalir sampai airnya tidak keruh, kemudian disebar di atas kaca yang berukuran 25 cm 20 cm. Cacing kemudian dipisahkan dari substrat dengan menggunakan jarum bedah. Cacing yang terkumpul ditimbang menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 2 digit di belakang koma dalam satuan gram. 2.5.2 Laju Pertambahan Biomassa Harian (g/m 2 /hari) Laju pertambahan biomassa harian (Yield) menurut Hepher (1978) dihitung dengan menggunakan rumus : 9

Yield = Keterangan : Yield = Laju pertambahan biomassa harian (g/m 2 /hari) B t = Biomassa pada hari ke-t (g/m 2 ) B 0 = Biomassa pada hari ke-0 (g/m 2 ) t = Waktu pengamatan pada hari ke-t (hari) 2.5.3 Parameter Kualitas Air Parameter kualitas air yang diukur adalah parameter fisika dan kimia. Parameter fisika yang diukur adalah suhu yang dilakukan setiap pagi, sedangkan parameter kimia yang diukur adalah oksigen terlarut, ph dan TAN (Total Ammonia Nitrogen) yang diukur setiap 10 hari sekali selama 60 hari pemeliharaan. Pengambilan sampel air untuk mengamati nilai oksigen terlarut, ph, dan TAN diambil dari tiga titik yaitu inlet, tengah dan outlet pada setiap bak pemeliharaan. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur kualitas air disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Parameter kualitas air, satuan dan alat ukur Parameter Satuan Alat Ukur Suhu o C Termometer Oksigen terlarut Ppm DO meter ph - ph meter TAN Ppm Spektrofotometer 2.6 Analisis Usaha Analisis usaha dilakukan untuk mengukur apakah usaha tersebut layak atau tidak untuk dilaksanakan. Perhitungan meliputi biaya-biaya yang harus dikeluarkan serta keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan produk berdasarkan skala usaha serta teknologi yang digunakan. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dilakukan dalam satu tahun. Penerimaan adalah hasil kali antara produk yang dihasilkan dengan harga jual dari produk tersebut. Penerimaan bergantung pada harga cacing dan jumlah 10

cacing yang terjual. Penerimaan dapat dihitung dengan rumus Nurmalina et al., (2009) : TR = Q x P Keterangan : TR = Total Revenue (total penerimaan) Q P = Quantity (bobot biomassa cacing oligochaeta yang dijual) = Price (harga cacing oligochaeta per kg) Keuntungan diperoleh pada saat penerimaan dikurangi dengan biaya pengeluaran yang dilakukan selama masa pemeliharaan, dihitung dengan menggunakan rumus Nurmalina et al., (2009) : π = TR TC Keterangan : π = Keuntungan TR = Total Revenue (total penerimaan) TC = Total Cost (total pengeluaran) Analisis Revenue of Cost (R/C) merupakan salah satu kriteria kelayakan yang biasa digunakan dalam analisis bisnis. Baik manfaat maupun biaya adalah nilai kotor, penggunaan kriteria ini akan lebih menggambarkan pengaruh dari adanya tambahan biaya terhadap tambahan manfaat yang diterima. Secara matematis rasio R/C dapat dirumuskan sebagai berikut Nurmalina et al., (2009) : R/C ratio = Keterangan : TR = Total Revenue (total penerimaan) TC = Total Cost (total pengeluaran) Analisis Payback period (PP) merupakan metode yang berguna untuk mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Bisnis dengan payback period yang singkat atau cepat pengembaliannya termasuk kemungkinan besar yang akan dipilih. Payback period dapat dirumuskan sebagai berikut Nurmalina et al., (2009): Keterangan : PP I Ab PP = = Payback periodi (tahun) = Besar biaya investasi = manfaat bersih yang diperoleh pada setiap tahunnya Analisis Break Even Point (BEP) merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengetahui batas nilai produksi atau volume produksi suatu usaha 11

mencapai titik impas, yaitu tidak untung dan tidak rugi. Usaha dinyatakan layak apabila nilai BEP lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini. BEP Rp dan BEP kg dapat dihitung menggunakan rumus menurut Martin et al., (1991): BEP (Rp) = BEP (kg) = Keterangan : TFC = Total Fix Cost (biaya tetap) TVC = Total Variable Cost (biaya variabel) P TR = Price (harga per kg) = Total Revenue (penerimaan) P = Harga jual (Rp 100 000) Harga Pokok Produksi (HPP) merupakan nilai atau biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 unit produk (Rahardi et al., 1998). HPP dihitung menggunakan rumus berikut : HPP = Keterangan : TC = Total Cost (total pengeluaran) Q = Quantity (nilai hasil produksi/populasi cacing oligochaeta) 12