SIFAT FISIS DAN MEKANIS LAPISAN NIKEL-CHROMIUM PADA PERMUKAAN BAJA AISI 410

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KUAT ARUS PADA PELAPISAN NICKEL DAN NICKEL-HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PERMUKAAN BAJA AISI 410

VARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH

ANALISIS VARIASI WAKTU PROSES HARD CHROME TERHADAP KEKERASAN DAN KETEBALAN LAPISAN PADA BESI COR KELABU. Yusep Sukrawan 1 ABSTRAK

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN

VARIASI RAPAT ARUS DALAM PROSES PELAPISAN KHROMIUM KERAS PADA CINCIN TORAK. Yusep Sukrawan 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH VARIASI TEGANGAN DAN WAKTU PELAPISAN TERHADAP KEKILAPAN, KEKERASAN DAN KEKASARAN PERMUKAAN ALUMINIUM

Momentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 2017, Hal ISSN

STUDI PELAPISAN KROM DENGAN PROSES ELEKTROPLATING PADA HANDEL REM SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI RAPAT ARUS

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK INDUSTRI KECIL PERALATAN RUMAH TANGGA DENGAN PELAPISAN LOGAM

PENGARUH WAKTU PADA ELEKTROPLATING KROM DEKORATIF DENGAN LOGAM BASIS TEMBAGA TERHADAP LAJU KOROSI

ANALISIS SIFAT FISIK LAPISAN TIPIS TITANIUM NITRIDA PADA BAJA AISI 410 YANG DILAPIS DENGAN METODE SPUTTERING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KONSENTRASI NIKEL DAN KLORIDA TERHADAP PROSES ELEKTROPLATING NIKEL

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

Pengaruh Jarak Anoda-Katoda dan Durasi Pelapisan Terhadap Laju Korosi pada Hasil Electroplating Hard Chrome

PENGARUH SUHU LARUTAN ELEKTROLIT DAN WAKTU PELAPISAN TEMBAGA PADA PLAT BAJA LUNAK TERHADAP NILAI KETEBALAN ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

STUDI EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS PADA HARD CHROME ELECTROPLATING TERHADAP KARAKTERISTIK PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ELEKTROPLATING SENG PADA BAJA KARBON RENDAH. Nizam Effendi *)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

BAB III METODE PENELITIAN dan dilaksanakan di Laboratorium Fisika Material Departemen Fisika

BAB I PANDAHULUAN. Berbagai industri barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda. merupakan pelapisan logam pada benda padat yang mempunyai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Teknika ATW(2013) halaman 1

PROSES PELAPISAN KROMIUM PADA PELAT BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan

PENGARUH ph LARUTAN ELEKTROLIT TERHADAP TEBAL LAPISAN ELEKTROPLATING NIKEL PADA BAJA ST 37. Abstrak

Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga

PENGARUH VARIASI VOLTASE, WAKTU DENGAN TEMPERATUR PROSES PELAPISAN KROM 50 0 C TERHADAP KARAKTERISTIK LOGAM ALUMINIUM

PENGARUH VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA PROSES ELEKTROPLATING PLAT BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

STUDI PELAPISAN KROM DENGAN PROSES ELEKTROPLATING PADA HANDEL REM SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI WAKTU PENAHAN CELUP TERHADAP KETEBALAN LAPISAN

LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

W, 2016 PENGGUNAAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH KOROSI DAN PELAPISAN LOGAM

Karakterisasi Material Sprocket

PENGARUH WAKTU PENCELUPAN DAN TEMPERATUR PROSES ELEKTROPLATING TERHADAP KETEBALAN DAN KEKERASAN PERMUKAAN BAJA ST 42

PENGARUH WAKTU DAN LUAS PERMUKAAN TERHADAP KETEBALAN PRODUK PADA ELEKTROPLATING ACID ZINC

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir berikut ini : Pelat Baja Tipe SPHC JIS G Pembuatan Spesimen Uji

Pengaruh Parameter Proses Pelapisan Nikel Terhadap Ketebalan Lapisan

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PELAPISAN STAINLESS STEEL AISI 304 MENGGUNAKAN NIKEL (Ni) MELALUI PROSES ELEKTROPLATING

PENGARUH SUHU DAN WAKTU PELAPISAN TEMBAGA-NIKEL PADA BAJA KARBON RENDAH SECARA ELEKTROPLATING TERHADAP NILAI KETEBALAN DAN KEKASARAN

PENGARUH VARIASI WAKTU BAJA KARBON RENDAH TERHADAP STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN, LAJU KOROSI DAN NILAI KEAUSAN SPESIFIK

PENGARUH INSTALASI DAN VARIASI WAKTU PELAPISAN NIKEL TERHADAP KETEBALAN LAPISAN NIKEL PADA BAJA KARBON MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Melihat kerugian yang terjadi yang akan ditimbulkan oleh korosi. ini maka berbagai usaha dilakukan untuk dapat mencegah korosi

BAB 3 Metode Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. material lainnya yang dipergunakan sehari-hari memerlukan proses. penyelesaian akhir sebelum digunakan. Proses ini disebut dengan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke-20 BAHAN TEKNIK MEKANIKA BAHAN

INFO-TEKNIK Volume 8 No.1 JULI 2007(19-28) UJI KETEBALAN DAN KEKERASAN LAPISAN CHROM KERAS PLAT BAJA ST 37

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

PENGARUH KUAT ARUS PADA PROSES ANODIZING TERHADAP KARAKTERISTIK VELG MOBIL MERK BSA

Hasil Penelitian dan Pembahasan

ANALISA STRUKTUR MIKRO LAPISAN KROM DAN NIKEL PADA BAHAN DASAR KUNINGAN

PENGARUH VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA PROSES ELEKTROPLATING PLAT BAJA KARBON RENDAH

MEKANIKA Volume 11 Nomor 2, Maret 2013

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL

PENGARUH RAPAT ARUS DAN WAKTU PELAPISAN PADA PROSES ELECTROPLATING TERHADAP KETEBALAN LAPISAN KROM

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

PENGARUH RAPAT ARUS DAN WAKTU PADA PULSE ELECTRODEPOSITION OF NICKEL TERHADAP MIKROSTRUKTUR LAPISAN DEPOSIT DAN LAJU KOROSI AISI 410

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK HASIL ELEKTROPLATING NIKEL KARBONAT (NiCO 3 ) PADA TEMBAGA (Cu)

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

Pengaruh Kuat Arus Terhadap Ketebalan Lapisan Dan Laju Korosi (Mpy) Hasil Elektroplating Baja Karbon Rendah Dengan Pelapis Nikel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH WAKTU ELEKTROPLATING NIKEL-CHROM TERHADAP KEKERASAN BAJA STAINLESS STEEL AISI 304

Gambar 4.1 Hasil anodizing aluminium 1XXX dengan suhu elektrolit o C dan variasi waktu pencelupan (a) 5 menit. (b) 10 menit. (c) 15 menit.

ANALISA PENGARUH KROM BAJA ASSAB DF 3 TERHADAP BENTUK KOROSI PADA TEGANGAN LISTRIK DAN WAKTU ELEKTROLAPTING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN SPOT WELDING TIPE KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

Pengaruh Heat Treatment Dengan Variasi Media Quenching Air Garam dan Oli Terhadap Struktur Mikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI BAJA JIS S45C HASIL ELECTROPLATING NIKEL PADA APLIKASI MATERIAL CRYOGENIC

KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENGERJAAN DINGIN TERHADAP KETAHANAN KOROSI AISI 1020 HASIL ELEKTROPLATING Zn DI MEDIA NaCl. Oleh : Shinta Risma Ingriany ( )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

SIFAT FISIS DAN MEKANIS LAPISAN NIKEL-CHROMIUM PADA PERMUKAAN BAJA AISI 410 A. Noor Setyo HD *, Suheli ** Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tidar Magelang Jl. Kapten S. Parman 39 Potrobangsan Magelang Utara, Jateng 56116 * e-mail: noorsetyo@yahoo.com ** e-mail: suheli_utm@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kuat arus pada proses elektroplating Nickel-Chromium (Ni-Cr) pada baja AISI 410 terhadap perubahan struktur mikro logam dasar dan kekerasan lapisan hasil. Proses pelapisan delakukan dengan memvariasi kuat arus 1,25; 1,5 dan 1,75 Amper dengan tegangan 6 Volt dan lama proses pelapisan 30 (tiga puluh) menit konstan. Pelapisan Ni-Cr dilakukan dalam dua tahap. Pertama, pelapisan Ni (Nickel) yang dilakukan dengan menggunakan anoda berupa batang Ni (Nickel), jenis larutan elektrolit watt s bath yang terdiri dari campuran 150 g/l NiSO 4, 30 g/l NH 4 Cl, 30 g/l H 3 BO 3 pada temperatur kerja 25 35 o C, ph 4-6 dengan agitasi udara. Tahap dua Proses Chromium plating, jenis anoda Pb (lead) dan Sn (antimony), sedang larutan berupa campuran elektrolit 300 gr/l CrO 3, 3gr/l H 2 SO 4 pada temperatur kerja 40 55 o C, ph sekitar 0,4 0,5 dan agitasi udara. Struktur mikro dapat diketahui dengan mikroskop optic digital, sedang kekerasan permukaan lapisan dengan uji mikro Vickers pada beban 25 gr. Hasil penelitian menunjukkan kekerasan permukaan pada arah lateral meningkat bila kuat arus meningkat. Pada kuat arus 1,25 Amper, sebesar 302 VHN 0,025, kuat arus 1,50 Amper 398,64 VHN 0,025, dan kuat arus 1,75 Amper sebesar 533,90 VHN 0,025. Sedangkan struktur mikro logam dasar akibat proses plating tidak mengalami perubahan yaitu ferrit. Kata kunci : agitasi udara, ferrit, struktur mikro, 1. PENDAHULUAN Peningkatan sifat fisis dan mekanis permukaan material, bisa dilakukan dengan cara mechanical treatment. Teknik lapis nickel- chromium merupakan salah satu teknik surface treatment bahan, baik untuk bahan konduktor maupun non konduktor. Selain sifat dekoratif dan atraktif, proses ini juga mampu meningkatkan kekerasan permukaan material (Huang dkk, 2000). Kekerasan permukaan yang rendah merupakan kekurangan logam martensitic stainless steel 410, akan tetapi logam jenis ini jauh lebih unggul terhadap korosi dibandingkan baja karbon. Sehingga permasalahan ini menjadi kendala tersendiri dalam penggunaanya jika AISI 410 dipakai untuk peralatan kesehatan, komponen mesin seperti katup, ring piston, gear shafts, pump shafts dan rotors cutting tools, crankshafts (Merlo, 2003). Untuk itu maka perlu dilakukan surface treatment, diantaranya dengan melakukan proses pelapisan nickel- chromium pada permukaannya sebelum digunakan. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dipelajari lebih lanjut tentang karakteristik lapisan nicke-chromium pada logam stainless steel 410, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan sifat fisis dan mekanis sesudah dilakukan proses plating yang mencakup struktur mikro dan kekerasan permukaan. 1.1 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang lapisan nickel- chromium pada baja ST 60 diantaranya telah dilakukan oleh (Suarsana, 2006), dengan memvariasi tegangan listrik (4, 6, dan 8 Volt) dan waktu (30, 45, 60 menit). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa semakin tinggi tegangan dan semakin lama waktu pelapisan, tebal lapisan yang terjadi akan semakin meningkat. Tebal lapisan tertinggi 89,37 µm diperoleh pada tegangan 8 Volt, dengan waktu pelapisan 60 menit, sedang tebal lapisan terendah 20,18 µm, diperoleh pada tegangan 4 Volt dengan waktu pelapisan 30 menit. Hasil penelitian yang dilakukan (Barbato dkk, 2008) menunjukkan bahwa akibat peningkatan suhu larutan pada proses 48

C.9 chromium baja 1045, dengan rapat arus konstan 1 A/in 2 pada temperatur larutan 30-60 0 C, akan terjadi peningkatan nilai kekerasan permukaan 550 700 BHN dan penurunan ukuran butir dari endapan chromium. Penelitian lapisan chromium (Cr) dan Zinc (Zn) terhadap baja dengan kandungan C:0,182%; Cr: 0,32%; Mo: 0,08%; Mn: 0,67% dan Fe: 98,78% juga telah dilakukan (Alian, 2010). Hasil penelitian menunjukkan, pada lingkungan air laut (NaCl), lapisan chromium (Cr) lebih baik dari lapisan zinc (Zn) dalam menahan laju korosi. Hasi penelitian menyimpulkan, pada tegangan (6,9,12 Volt) secara berurutan diperoleh besar laju korosi lapisan chromium dan seng 0,5781 mm/tahun, 0,8489 mm/tahun pada tegangan 6 Volt, 0,2683 mm/yr, 0,375 mm/yr pada tegangan 9 Volt dan 0,01173 mm/yr, 0,0573 mm/yr pada tegangan 12 Volt. Huang dkk (2000) mengamati pengaruh variasi kecepatan putar elektroda (200, 500, 1000, 2000 rpm) dan rapat arus (30, 40,50 dan 60 A/dm 2 ) pada pelapisan chromium baja (Cr-Mo) terhadap besar efisiensi transportasi ion chromium pada katoda. Hasil pengamatan menyimpulkan, bahwa efisiensi transportasi ion chromium pada katoda baru terjadi pada putaran diatas 200 rpm, pada rapat arus 400 A/dm 2, dan transportasi ion Cr akan semakin meningkat dengan bertambahnya rapat arus dan kecepatan putar elektroda. 1.2 Dasar Teori Elektroplating merupakan proses pelapisan permukaan material. Sistem terdiri dari sumber arus searah, anoda, larutan elektrolit dan katoda. Keempat gugusan ini disusun membentuk suatu sistem elektroplating dengan bentuk rangkaian seperti terlihat pada Gambar 1. Jika arus listrik searah dari sumber arus dialirkan antara kedua elektroda dalam larutan elektrolit, maka muatan ion positip akan ditarik oleh elektroda katoda, sedang ion negatip berpindah kearah elektroda positip. Selanjutnya ion-ion tersebut akan dinetralisir oleh kedua elektroda dan larutan elektrolit yang kemudian hasilnya akan diendapkan pada katoda (benda kerja). Gambar 1. Sistem Proses electroplating Secara umum reaksi perpindahan ion dari logam pelapis ke benda kerja, berlangsung secara redoks yaitu: Menurut Michael Faraday, besar tebal lapisan T (mm) yang dihasilkan dalam proses pelapisan listrik dapat ditentukan berdasarkan persamaan : T = (1) dimana besar arus I (amper), waktu pelapisan t (detik), berat atom logam pelapis (B), valensi logam pelapis (Z), bilangan Faraday (F) 96.500 coulomb, luas permukaan A (mm 2 ), masa jenis ρ (gram/mm 3 ) dan efisiensi anoda (η). Prosiding SNST ke-6 Tahun 2015 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 49

1.2.1 Proses Pelapisan Nickel Sebagai anoda dalam proses lapisan nickel digunakan logam nickel, sebagai katoda benda kerja dan jenis larutan elektrolit jenis watt s bath yang memiliki komposisi N i SO 4 : 220-380 gr/l, NiCl 2 : 30-60 gr/l, H 3 BO 3 : 30-45 gr/l dan elektrolit ph: 5,8 6,2. Brightener I: 2 ml/l, Brightener M :1-2 m/l dengan ph: 5-5,5 dan besar rapat arus 0,2 A/dm 2. Selama proses plating berlangsung reaksi redoks yang terjadi yaitu: Reaksi reduksi nickel plating pada katoda: Reaksi oksidasi nickel plating pada anoda: Setelah proses plating selesai, dilanjutkan proses sealling kurang lebih satu jam pada temperatur 90 110 0 C dalam larutan alkalin, dilanjutkan proses pembilasan, pengeringan dan terakhir proses buffing agar benda kerja bersih dan mengkilap. 1.2.2 Proses Pelapisan Chromium Proses pelapisan chromium merupakan proses tahap dua setelah proses pelapisan nickel selesai. Sebagai anoda dipakai paduan lead (Pb), sedang larutan elektrolit yang digunakan larutan chromic acid (C 2 O 3, H 2 SO 4 ), chromic flouride (C 2 O 3 ): 150-200 gr/l, H 2 SO 4 : 1,2 0,8 gr/l. Selama proses berlangsung, reaksi redoks yang terjadi yaitu sebagai berikut: Reaksi reduksi chromium plating pada katoda : a. Pengendapan chromium : b. Pelepasan gas hidrogen : c. Pembentukan Cr (III) : Reaksi oksidasi chromium plating pada anoda : a. Pelepasan hidrogen : b. Oksidasi ion chromat : c. Produksi timbal oksida : Jika arus listrik dari anoda melewati elektrolit, endapan chromium akan menempel pada katoda dengan cara membebaskan hidrogen dan mereduksi Cr 6+ menjadi Cr 3+. Sedang pada anoda terjadi pembebasan oksigen bersamaan dengan oksidasi Cr 3+ menjadi Cr 6+ yaitu pembentukan kembali CrO 3, sehingga larutan elektrolit tetap konstan. 2 METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperiment langsung, dengan variabel independent berupa arus, sedang sebagai variabel dependent kekerasan permukaan lapisan, dan struktur mikro. 2.2 Bahan Penelitian Material yang digunakan dalam penelitian adalah martensitic stainless steels 410 (AISI 410) yang memiliki komposisi seperti terlihat dalam (Tabel 1) Tabel 1. Komposisi kimia martensitic stainless steel 410 Komposisi Kandungan C Si S P Mn Ni Cr Mo 0,1200 0,3385 0,0025 0,0199 0,4275 0,2119 12,8251 0,0285 Komposisi Kandungan Cu W Ti Sn Al Ca Zn Fe 0,0550 0,0118 0,0030 0,0074 0,0034 0,0058 0,0173 85,9000 50

C.9 2.3 Alat Penelitian Alat dan jenis peralatan yang digunakan dalam penelitian mulai dari tahap persiapan, tahap pengujian hingga tahap akhir diantaranya yaitu : a. proses pelapisan digunakan mesin lapis listrik merk K.ITEN AG Rudolf Stetten Switzerland dengan spesifikasi teknik power input 3x380/220 Volt, Arus 35 Amper, mesin buffing, burring, barreling, ph meter dan termometer skala 0 110 O C. b. proses pengujian struktur mikro dipakai mikroskop optik, kekerasan permukaan menggunakan Vickers mikro hardness tester, dan alat pendukung lainnya ampelas, sarung tangan, masker, hair dryer, spidol dan etsha. 2.3 Pengujian 2.3.1 Pengujian Struktur Mikro Pengujian ini dilakukan untuk mengamati perubahan struktur mikro martensitic stainless steels 410, sebelum dan sesudah dilakukan proses pelapisan pada arah potongan melintang. Pengujian dilaksanakan setelah terlebih dahulu dilakukan mounting terhadap spesimen ujidengan menggunakan resin, selanjutnya permukaan benda kerja dihaluskan dengan kertas amplas ukuran 120, 240, 400, 600, 800, 1000, 1200, 1500 dan 2000 secara berurutan, dipolis dengan larutan alumina dan dietsa menggunakan campuran larutan 65 % HCl dan 35% HNO 3, setelah permukaan benda uji dikeringkan baru kemudian permukaannya diamati dengan mikroskop optik pembesaran 200 x (kali) terus dilanjutkan pemotretan. 2.3.2 Pengujian Kekerasan Pengujian kekerasan dilakukan untuk mengetahui perubahan sifat kekerasan permukaan spesimen akibat adanya proses nickel plating, chromium plating dan nickel-hard chromium plating. Perlakuan persiapan benda uji yang dilakukan sebelum pengujian sama dengan proses perlakuan uji struktur mikro. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bahan mesin Micro Hardness Tester dengan indentor intan berbentuk piramida sudut 136 o, besar gaya tekan (P) 25 gram dan lama penekanan (t) 10 detik. Jika diagonal bekas injakan indentor d (mm), maka besar nilai kekerasan spesimen dapat ditentukan berdasarkan persamaan: 3. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 3.1. Struktur Mikro Pengujian bertujuan untuk mengamati ada tidaknya perubahan struktur mikro dari martensitic stainless steels 410 sebelum dan sesudah dilakukan proses nickel, chromium dan nickel-chromium plating. (2) Gambar 1a Struktur mikro AISI 410 Gambar 1b Struktur mikro AISI 410 sebelum pelapisan setelah pelapisan Gambar 1 memperlihatkan, struktur dasar AISI 410 hasil pengamatan dengan menggunakan mikroskop optik pada pembesaran 200 x sebelum dan sesudah dilakukan pelapisan, terlihat sebelum logam dilapisi didominasi oleh struktur ferrit dan perlit. Perubahan struktur mikro terjadi Prosiding SNST ke-6 Tahun 2015 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 51

setelah pelapisan sebatas pada bentuk dan tebaran butiran yang lebih rapat, lebih lembut dan lebih merata. Tidak adanya perubahan sifat fisis pada struktur dasar selama proses pelapisan berlangsung, dikarenakan proses pemanasan spesimen berlangsung dibawah suhu kristalisasi. 3.2. Kekerasan Lapisan Nickel Dan Chromium Kekerasan lapisan nickel, baik pada arah melintang maupun lateral akan mengalami peningkatan yang proporsional sesuai dengan bertambahnya kuat arus terpakai. Hubungan antara besar kuat arus dengan besar kekerasan lapisan nickel, baik dari arah melintang maupun lateral terlihat seperti terlihat pada Gambar 2a dan Gambar 2b, Besar kekerasan lapisan nickel secara berurutan pada kuat arus 1,75, 1,5, 1,25 Amper dari arah melintang yaitu 692VHN 0,025, 625 VHN 0,025, 592 VHN 0,025 pada jarak 10 μm, 20, 30 dan dari permukaan arah lateral besar kekerasan rata-rata 363 VHN 0,025, 321VHN 0,025, 264 VHN 0,025. Gambar 2a Kekerasan melintang rata-rata Ni pada Gambar 2b Kekerasan lateral rata-rata Ni pada kuat arus 1,25, 1,50, 1,75 Amper kuat arus 1,25, 1,50, 1,75 Amper Gambar 3a menunjukkan hasil pengujian kekerasan chromium dari arah melintang pada kuat arus 1,75 Amper pada jarak 10 μm, 20 μm, 30 μm dari permukaan luar metal diperoleh kekerasan secara berurutan sebesar 724 VHN 0,025, 702 VHN 0,025, 661 VHN 0,025, dan 702 VHN 0,025 pada kuat arus 1,50 Amper, sedangkan Gambar 3b memperlihatkan pada kuat arus 1,75, 1,50, 1,25 Amper, besar kekerasan rata-rata dari arah lateral secara berurutan sebesar 464,02 VHN 0,025, 322,43 VHN 0,025, 234,48 VHN 0,025. Gambar 3a. Kekerasan melintang Cr dari permukaan 10 μm, 20 μm, 30 μm Gambar 3b. Kekerasan lateral Cr pada kuat arus 1,25, 1,50, 1,75 Amper 3.3. Kekerasan Lapisan Nickel-Chromium Kekerasan lapisan nickel, chromium dan nickel-chromium dari arah lateral, pada kondisi operasi yang sama, lapisan chromium memiliki kekerasan lebih tinggi dibandingkan lapisan nickel. Hal ini terjadi akibat kecepatan reaksi redoks ion positif unsur chromium lebih aktif dibandingkan unsur nickel, sehingga kecepatan pengendapan ion-ion chromium pada katoda dan atom hidrogen yang masuk kedalam struktur endapan bersamaan unsur chromium lebih cepat, lebih lembut dan lebih padat, tegangan sisa lapisan akan mengalami kenaikan lebih besar dibandingkan lapisan nickel akibat adanya distorsi kisi yang terjadi pada lapisan. 52

C.9 Gambar 4a. Hubungan kekerasan lateral lapisan Ni, Cr dan Ni-Cr Gambar 4b. Hubungan kekerasan melintang Ni terhadap jarak permukaan Ni-Cr Gambar.4a, memperlihatkan hasil uji kekerasan rata-rata secara berurutan pada kuat arus 1,75, 1,5, 1,25 Amper dari arah lateral nilai kekerasan 363 VHN 0,025, 321VHN 0,025, 264 VHN 0,025. untuk lapisan nickel, sedang lapisan chromium 464,02 VHN 0,025, 322,43 VHN 0,025, 234,48 VHN 0,025, dan lapisan nickel- chromium 533,90 VHN 0,025, 398,64 VHN 0,025, 301,47 VHN 0,025. Sedang Gambar.4b memperlihatkan, besar nilai kekerasan melintang lapisan nickel dari permukaan lapisan Ni-Cr secara berurutan pada jarak 10 μm, 20 μm, dan 30 μm pada kuat arus 1,75 Amper, 733 VHN 0,025, 715 VHN 0,025, 724 VHN 0,025, pada kuat arus 1,50 Amper 661VHN 0,025, 657VHN 0,025, 655 VHN 0,025, dan pada kuat arus 1,25 Amper 594 VHN 0,025, 577 VHN 0,025 dan 574 VHN 0,025. Hasil pengujian terhadap lapisan nickel-chromium di atas menunjukkan, bahwa unsur nikel sebagai anoda terlihat lebih mudah melepaskan elektron dari pada unsur chromium, dan sifat lain unsur nickel lebih mudah terendapkan atau menempel pada katoda dibandingkan chromium, hal ini karena potensial elektroda chromium (E 0 = - 0,74Volt) jauh lebih kecil dibanding potensial elektroda nickel (E 0 = - 0,28 Volt), sehingga terlihat dari hasil pengamatan bahwa lapisan nickel memiliki kekerasan lebih rendah dibandingkan chromium, karena kecepatan gerak elektron nickel lebih rendah pada kondisi operasi yang sama. Sedang dampak dari pengaruh unsur nickel sebagai lapisan dasar pada lapisan nickel-chromium, unsur nickel akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan kekerasan lateral yang cukup tinggi lapisan chromium, akibat konduktivitas, adhesi, kepadatan dan kerapatan lapisan nickel yang meningkat dibanding lapisan chromium yang tanpa menggunakan lapisan dasar nickel, disamping itu juga akan memberikan peningkatan warna dekoratif dan atraktif terhadap permukaan. 4. KESIMPULAN Hasil penelitian ini memberi kesimpulan sebagai berikut: a. Kekerasan permukaan AISI 410 yang dilapisi Ni-Cr akan semakin meningkat dengan naiknya kuat arus. Secara berurutan dari arah lateral kekerasan lapisan Ni-Cr pada kuat arus 1,25 Amper, 302 VHN 0,025, kuat arus 1,50 Amper 398,64 VHN 0,025 dan pada kuat arus 1,75 Amper sebesar 533,90 VHN 0,025. Kekerasan lapisan dari arah melintang, secara berurutan pada jarak 10, 20, 30 μm untuk lapisan nickel- chromium pada kuat arus 1,75Amper 533,90 VHN 0,025, kuat arus 1,50 Amper 398,64 VHN 0,025, dan pada kuat arus 301,47 VHN 0,025 b. Substrat AISI 410 tidak mengalami perubahan matrik setelah dilakukan proses pelapisan nickel-chromium. Perubahan struktur mikro terjadi sebatas pada bentuk dan tebaran butiran yang lebih rapat, lebih lembut dan lebih merata. Prosiding SNST ke-6 Tahun 2015 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 53

DAFTAR PUSTAKA Alian, H., (2010), Pengaruh Tegangan Pada Proses Electroplating Baja Dengan Pelapis Seng Dan Krom Terhadap Kekerasan Dan Laju Koros, Prosedding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) Ke 9 Palembang. ASM Handbook Committee, Metallography, Structures and Phase Diagrams, Metal Handbook, 8th Edition, Metal Park, Ohio 44073,8 (2002) Barbato, S.R., Ponce, J.F., (2008), Study Of The Effect Of Temperature On The Hardness, Grain Size, And Yield In Electrodeposition Of Chromium On 1045 Steel, Journal Of The Chilean Chemical Society, Vol 53, N.1. pp Huang, C.A., Tu, G.C., Liao, M.C., and Kao, Y.L., (2000), Hard Chromium Plating On Cold Swaged Cr-Mo Steel Using Rotating Cylinder Electrode, Journal Of Materials Science Letters 19, 1357 1359. Merlo, A.M., 2003, The Contribution Of Surface Engineering To The Product Performance In The Automotive Industry, Journal surface and Coatings Technology, Elsevier, 174-175, pp 21-26. Suarsana, K.I., (2008), Pengaruh Waktu Pelapisan Nikel Pada Tembaga Dalam Pelapisan Khrom Dekoratif Terhadap Tingkat Kecerahan Dan Ketebalan Lapisan, Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Cakram, Volume 2 (1): 48-60. 54