BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 18 SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Comment [o1]: Seharusnya l ditulis dengan huruf kecil (lain). Comment [o2]: Kalimatnya membingungkan, tidak nyambung.

PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Judul BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. siswa dan interaksi antara keduanya, serta didukung oleh berbagai unsurunsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan guru secara sadar dan dengan sistematis serta berpedoman pada

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah. diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 1 MRANGGEN

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

I. PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan keputusan dengan cepat dan tepat waktu (frinaldi dan embi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH. kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK

BAB I PENDAHULUAN. Prioritas Pembangunan Pendidikan Nasional tahun sebagaimana telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Yang Dilakukan Guru PAI Dalam Menciptakan Kelas Yang

BAB IV PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN. kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan

BAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Fokus isu-isu strategis pendidikan di Indonesia sekarang ini adalah permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. baik, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20. Pendidikan diarahkan untuk dapat menciptakan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembentukan

I. PENDAHULUAN. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi Guru Dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran Untuk. Meningkatkan Motivasi Belajar Akidah Akhlak Siswa MAN Kunir

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan atau Kurikulum Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

I. PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

BAB II KAJIAN TEORETIS

I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu pengembangan yang harus dibangun adalah pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan di mulai dari kandungan, hingga dewasa yang didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. kenegaraan, bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, dan alat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu sumber daya manusia, maka bidang pendidikan. seharusnya bergerak lebih agresif dan inovatif dalam menggali dan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 (Sudrajat, 2010),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta, Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. hubungan timbal balik antara guru dan murid yang baik. Untuk itu, selain

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Guru PAI dalam mengembangkan metode pembelajaran siswa kelas. terbuka di SMPN 1 Sumbergempol Kabupaten Tulungagung.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. hlm E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2010),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM PAI DI SMPN 1 DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi (PP No. 47 Tahun 2008). Hal-hal itulah yang menjadi cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu

I. PENDAHULUAN. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk pembangunan pendidikan

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL. A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 18 SEMARANG A. Analisis Implementasi Keterampilan Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 18 Semarang Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau pengajaran masih tetap memegang peranan penting. Peranan guru dalam proses pengajaran belum dapat diganti oleh mesin, radio, tape recorder ataupun oleh komputer yang paling modern sekalipun. Masih terlalu banyak unsur-unsur manusia seperti sikap, sistem, nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan, dan lain-lain yang diharapkan merupakan hasil dari proses pengajaran. Tidak dapat dicapai melalui alat-alat tersebut. Di sinilah kelebihan manusia dalam hal ini guru dari alat-alat atau teknologi yang diciptakan manusia untuk membantu dan mempermudah kehidupan. Setiap guru harus memahami fungsinya karena sangat besar pengaruhnya terhadap cara bertindak dan berbuat dalam menunaikan pelajaran sehari-hari di kelas. Program kelas tidak berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan di antara murid-murid suatu kelas. Secara etimologis atau dalam arti sempit guru yang berkewajiban mewujudkan program kelas adalah orang yang bekerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau kelas. Secara lebih luas guru bararti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing. Untuk itu guru seyogyanya memiliki kemampuan untuk melakukan interaksi belajar mengajar yang lebih baik. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki adalah kemampuan mengelola kelas yang implementasinya dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 18 Semarang. 57

58 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini guru agama di SMP Negeri 18 Semarang mempunyai persiapan mengajar atau perencanaan pengajaran sebelum masuk kelas, ada 5 persiapan utama yang dilakukan oleh Ibu Dra. Widati yang sudah dijelaskan pada bab III yaitu: a. Mengenali struktur dan prosedur sekolah, materi serta silabusnya b. Mengenali murid-murid yang akan diajar c. Menyiapkan ruang kelas. d. Mempersiapkan catatan-catatan. e. Mempersiapkan buku-buku yang akan digunakan beserta perlengkapan mengajar. Dari kelima persiapan mengajar tersebut pada dasarnya sudah baik, sebagai langkah awal sebelum memulai pelajaran, selain itu Ibu Dra. Widati dan Bapak Her Rustiyono, S. Ag. Juga melakukan persiapan lain yaitu dengan membuat satuan pelajaran dan rencana pembelajaran. Untuk kelas III yang masih menggunakan kurikulum lama, sedangkan untuk kelas VII dan VIII di sesuaikan dengan kurikulum 2004 yaitu rencana pembelajaran yang dibuat merupakan program harian yang bersifat aplikatif di kelas, di susun oleh guru untuk satu atau beberapa pertemuan untuk mencapai terget satu kompetensi dasar. Setelah penulis mengetahui persiapan apa saja yang dilakukan oleh guru agama di SMP Negeri 18 Semarang, tentunya dapat dikatakan bahwa persiapan mengajar yang dilakukan oleh guru agamanya sudah baik. Karena Ibu Dra. Widati maupun Bapak Her Rustiyono, S. Ag., sudah memahami pentingnya melakukan persiapan mengajar, akan tetapi dalam prakteknya masih terdapat kekurangan karena dalam proses pembelajaran PAI yang berlangsung di kelas kadang tidak sesuai dengan dengan persiapan pengajaran yang sudah di buat. Oleh karena itu untuk lebih baiknya guru agama harus memahami kurikulum 2004 yang sudah diberlakukan, dalam rencana pembelajarannya berisi gambaran kompetensi dasar yang akan dicapai, indikator, materi pokok, skenario pembelajaran tahap demi tahap,

59 dan penilaiannya, karena pendidikan agama Islam sebagai rumpun pelajaran yang sarat dengan muatan norma, nilai-nilai dan aktualisasi diri dalam kehidupan sehari-hari, sudah barang tentu menurut adanya sejumlah kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa. Kurikulum berbasis kompetensi pendidikan agama Islam bertujuan agar siswa menguasi sejumlah kompetensi yang ditetapkan secara komprehensif, karena selama ini proses pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah lebih banyak menyentuh aspek kognitif dan kurang memperhatikan aspek afektif dan psikomotornya. 2. Tahap Pelaksanaan Dalam tahap pelaksanaan, guru melaksanakan pembelajaran PAI mengacu kepada tahap persiapan mengajar yang telah direncanakan, agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, guru juga harus menggunakan seperangkat keterampilan mengajar dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, khususnya adalah keterampilan pengelolaan kelas yang meliputi. a. Prinsip Penggunaan Meliputi: hangat dan antusias, tantangan, bervariasi, keluwesan, penekanan pada hal-hal yang positif dan penanaman disiplin diri. Penerapan dari prinsip penggunaan keterampilan pengelolaan kelas di SMP Negeri 18 Semarang sudah baik, karena dalam penyampaian materi Ibu Dra. Widati dan Bapak Her Rustiyono, S. Ag., termasuk guru agama yang dekat dengan anak didiknya, sehingga siswa tidak merasa canggung atau takut jika ingin bertanya. Kedua guru agama di SMP Negeri 18 Semarang juga selalu menggunakan contoh seperti ketika mengajar tentang zakat Ibu Dra. Widati memberikan contoh bagaimana proses penyaluran zakat di Indonesia dan apa saja barang-barang yang wajib dizakati, hal ini tentunya dapat lebih memahami siswa akan materi, kemudian dari sikap yang divariasikan dan keluwesan dalam mengajar sudah cukup baik, karena metode pembelajaran PAI nya selalu bervariasi

60 misalnya: Bapak Her Rustiyono menggunakan metode ceramah kemudian divariasikan dengan metode tanya jawab, penanaman disiplin tinggi juga diterapkan dalam sikap sehari, dengan memberikan penguatan yang positif pada siswa, pada intinya proses pembelajaran PAI di SMP Negeri 18 Semarang sudah menerapkan prinsip penggunaan dalam mengelola kelasnya. b. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas Dari kedua komponen keterampilan pengelolaan kelas yaitu penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, sudah cukup baik dilihat dari adanya usaha penanaman disiplin tinggi yang dilakukan Ibu Dra. Widati dan Bapak Her Rustiyono, S. Ag., dimulai sejak dimulainya pembelajaran PAI. Sedangkan untuk komponen kedua yaitu pengembalian kondisi belajar yang optimal, dalam prakteknya oleh Ibu Dra. Widati dan Bapak Her Rustiyono, S. Ag., masih kurang berhasil, kerana ketika terjadi gangguan di kelas misalnya siswa tidak paham materi, guru kurang tanggap untuk merinci apa yang menjadi sebab gangguan, oleh karena itu harus lebih ditingkatkan kemampuan memahami masalah yang timbul di kelas dengan jalan memahami masalah dan karakteristik siswa. c. Pendekatan Pengelolaan Kelas Seperti yang sudah dijelaskan pada bab III di atas Ibu Dra. Widati lebih menerapkan pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku (behaviour modification approach), sedangkan Bapak Her Rustiyono lebih cenderung menggunakan pendekatan berdasarkan suasana emosi dan hubungan sosial (social emotional climate approach) baik Ibu Dra. Widati tentunya sudah yakin dengan pendekatan yang dipilih dalam mengelola kelas, tetapi akan lebih baik lagi, jika dipadukan pendekatan lain untuk menangani suatu kasus pengelolaan kelas sesuai dengan masalahnya, jika pendekatan yang pertama ternyata tidak efektif untuk memecahkan masalah,

61 mungkin masih bisa disesuaikan dan diterapkan pendekatan kedua dan seterusnya. 3. Urgensi Keterampilan Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran PAI Kelas bukan sekedar ruangan tempat anak-anak berkumpul untuk mempelajari sesuatu dari gurunya, kelas merupakan masyarakat kecil yang mencerminkan keadaan masyarakat luas di luar sekolah. Di dalam kelas pada saat yang sama berkumpul sejumlah anak-anak yang memiliki perbedaan latar belakang keluarga dan latar belakang kebudayaan dilingukungannya. Perbedaan itu harus ditempatkan sebagai faktor yang positif dalam mewujudkan situasi kehidupan bersama yang dinamis di kalangan anak-anak. Situasi kelas yang dinamis memerlukan usaha pembinaan dan pengembangan hubungan manusiawi yang efektif antara anak-anak yang menjadi anggotanya. Dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran. Oleh karena menjadi sangat penting bagi setiap guru mempunyai dasar keterampilan mengajar, khususnya keterampilan pengelolaan kelas. Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar, kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas, guru harus pandai membawa peserta didiknya kepada tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa hal yang dapat membentuk kewibawaan guru antara lain adalah penguasaan materi yang diajarkan, metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik, hubungan antara individu, baik dengan peserta didik maupun antara sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam proses pendidikan seperti andministrator, misalnya kepala sekolah dan tata usaha serta masyarakat sekitarnya, pengalaman dan keterampilan guru itu sendiri. Dalam pembelajaran PAI untuk menciptakan dan mencapai tujuan pembelajaran seorang guru harus dapat mengelola kelas dengan baik. Pengelolaan kelas (classroom management) ditekankan pada upaya untuk

62 menciptakan kondisi yang nyaman bagi terlaksananya proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas mengajar, seorang guru harus dapat bertanggung jawab dan memperhatikan aktivitas-aktivitas di dalam kelas guru dapat berfungsi sebagai manajer, orang tua, teman, nara sumber, mediator, motivator dan supporter bagi siswanya. 1 Guru sebagai pemimpin (manajer) memberikan contoh yang baik kepada siswanya tentang bagaimana belajar dan guru terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan, sebagai mediator, guru harus mengontrol dan memotivasi siswa agar terlibat secara aktif dalam kelompok. Guru juga harus mendorong siswa untuk belajar dan berperan atau mengambil bagian dalam semua aktivitas dari sejak awal. Siswa harus diberikan tugas-tugas secara teratur, baik berupa kegiatan belajar di dalam kelas, maupun tugas mandiri supaya pembelajaran dapat berpusat (terfokus) pada siswa (student centred). Tuntutan, peran, dan tanggung jawab guru agama sangatlah besar, meskipun pada dasarnya tugas ini merupakan tanggung jawab semua pihak. Pendidikan Agama Islam mempunyai peran yang sangat besar dalam sistem pendidikan yang membangun kepribadian atau karakter bangsa. Kita dapat melihat apakah semua genarasi dapat berprilaku secara etis dalam segala aspek kehidupan yang tentunya tergantung pada berhasil atau tidaknya pendidikann yang menekankan pada kepribadian bangsa. Oleh karena itu seorang guru agama harus mempunyai penguasaan bahan dan pengajaran yang baik, agar terjadi proses dinamika kelas. Dalam hal ini seorang guru tidak hanya menyampaikan bahan pelajaran secara sepihak kepada siswa, tetapi siswapun terlibat secara aktif dalam mencontohkan masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran PAI, agar tercipta suasana pembelajaran yang dinamis di dalam kelas, sudah menjadi tugas penting bagi guru untuk mengelola kelas dengan baik. 1 Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta: Misika Galiza, 2003), hlm. 89

63 4. Faktor Pendukung dan Penghambat Keterampilan Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 18 Semarang. a. Faktor Pendukung Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 18 Semarang. Iklim belajar yang kondisif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses pembelajaran, sebaliknya iklim belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan. Agar tercipta suasana kelas yang baik harus didukung oleh berbagai fasilitas belajar yang menyenangkan, sarana dan prasarana dalam kelas, pengaturan lingkungan, dan yang paling penting adalah guru sebagai pengelola kelas harus mempunyai penampilan dan sikap yang baik, sehingga menciptakan hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan guru dan antara peserta didik itu sendiri, pengelolaan kelas yang baik oleh guru akan menciptakan iklim belajar yang menyenangkan dan membangkitkan semangat dan menumbuhkan aktivitas serta kreativitas peserta didik. Faktor pendukung keterampilan pengelolaan kelas di SMP Negeri 18 Semarang muncul dari komptensi guru itu sendiri, seperti strategi mengajar guru agama pada dasarnya adalah tindakan nyata dari atau praktek guru agama melaksanakan pengajaran melalui cara tertentu, yang dinilai lebih efektif dan lebih efesien. Dengan perkataan lain strategi mengajar adalah politik atau taktik yang digunakan guru pendidikan agama Islam dalam melaksanakan pembelajaran dan mengelola kelas. Faktor lain yang menjadi pendukung dalam pengelolaan kelas di SMP Negeri 18 Semarang adalah tersedianya fasilitas yang menunjang, seperti ruang kelas yang rapi dan sehingga mempunyai dampak siswa nyaman berada di kelas dan dapat mengikuti pelajaran dengan baik, selain itu adanya Masjid yang cukup besar di kompleks SMP Negeri 18 Semarang memudahkan guru dan siswa untuk

64 memperaktekkan materi yang membutuhkan praktek atau penerapan seperti dalam materi wudlu, sholat, atau ibadah yang lainnya. Selain itu faktor lain yang menjadi pendukung yaitu adanya kompetensi dari seorang guru agama di dalam menerapkan keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal, contohnya guru agama banyak memberikan penguatan dan mengajarkan prilaku yang baru dengan contoh dan telada. Inilah salah faktor pendukung keberhasilan pengelolaan kelas di SMP Negeri 18 Semarang selain beberapa lain yang telah penulis sebutkan diatas. Oleh karena fungsi dan peran PAI sampai pada pembentukan akhlak al-karimah dan kepribadian yang seutuhnya. Agar tercapai tujuan pembelajaran PAI diperlukan dukungan semua pihak mengingat pendidikan agama merupakan suatu kelanjutan dari peran agama yang tentunya bukan hanya sekedar mengajar tindakantindakan ritual seperti sholat dan membaca do a, akan tetapi lebih dari itu yaitu membentuk keseluruhan tingkah laku manusia dalam rangka memperoleh ridha Allah SWT. Dengan adanya dukungan dan kesadaran dari semua pihak baik keluarga, masyarakat dan peserta didik tentang pentingya pendidikan agama Islam bagi kelangsungan hidup di dunia dan akhirat, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran PAI oleh guru dikelas dapat berlangsung secara optimal dan guru dapat mengelola kelas dengan baik. b. Faktor Penghambat Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 18 Semarang. Selama ini pelaksanaan pendidikan agama yang berlangsung di sekolah masih mengalami banyak kelemahan. Kelemahan dari pelaksanaan pendidikan agama lebih banyak bermuara pada aspek metodologi pembelajaran PAI dan oreintasinya yang tak lebih dari bersifat normatif, teoritis dan kognitif, termasuk di dalamnya aspek gurunya yang kurang mampu mengkaitkan dan berinteraksi dengan mata pelajaran. Aspek lainnya adalah menyangkut muatan kurikulum

65 atau materi pendidikan agama, pendidikan agama termasuk di dalamnya buku-buku dan bahan-bahan ajar pendidikan agama, sehingga ketika masalah tersebut belum ditangani secara serius tentunya sangat sulit bagi guru untuk dapat mengajar dan mengelola kelas dengan baik, agar pengelolaan dapat berhasil seorang guru harus memahami, menguasi bahan pelajarannya dan juga seperangkat keterampilan pengelolaan kelas yang sudah di bahas di muka. Disamping guru memiliki seperangkat keterampilan pengelolaan kelas sebagai guru agama juga harus memiliki kemampuan tata ruang untuk pengajaran, dan mampu menciptakan iklim belajar-mengajar berdasarkan hubungan manusiawi yang harmonis dan sehat. Disamping itu juga mampu mengelola dan menggunakan interaksi belajar-mengajar untuk perkembangan fisik dan psikis yang sehat bagi peserta didik. Faktor yang menjadi penghambat pengelolaan kelas di SMP Negeri 18 Semarang adalah adanya heterogenitas peserta didik, setiap peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda baik dari segi intelegensi, lingkungan maupun pengalaman keberagamaan, sehingga cukup menyulitkan bagi guru agama Islam untuk menyampaikan pelajaran, keragaman dalam kelas tersebut sering menimbulkan gangguan dalam kelas, bagi sebagian siswa ada yang langsung bisa memahami materi karena sebelumnya sudah mempunyai dasar bekal pengetahuan agama, ada siswa yang harus di jelaskan berulang-ulang untuk memahami satu materi baku dia bisa paham, ada juga yang sama sekali sulit menerima materi agama karena siswa tersebut memang kurang pengetahuannya tentang agama, hal inilah yang menghambat guru untuk dapat menciptakan interaksi edukatif yang optimal dan pengelolaan kelas yang baik. Ketika guru dihadapkan pada kondisi demikian dan tidak dapat mengelola kelas dengan baik, maka imbasnya adalah kelas akan menjadi ramai dan proses belajar mengajar tidak berlangsung sebagaimana mestinya, sebagai solusinya

66 guru dapat memberikan tugas kepada siswa yang kurang paham sehingga siswa bisa belajar untuk lebih memahami materi, tentunya sebelum itu guru harus seoptimal mungkin menyampaikan materi yang dapat memahamkan siswa, disamping itu guru bisa melakukan pendekatan pribadi pada waktu pelajaran berlangsung melalui caracara yang tidak menimbulkan kecemburuan pada siswa lain dan mengabaikan kepentingan siswa lain. B. Implementasi Keterampilan Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran PAI dalam Upaya Pengembangan Keterampilan Mengajar di SMP Negeri 18 Semarang. Keterampilan pengelolaan kelas adalah salah satu dari beberapa keterampilan mengajar yang harus dimiliki oleh guru. Dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 18 Semarang, setelah penulis mengadakan observasi di lapangan, penerapan dari keterampilan pengelolaan kelas yang meliputi prinsip penggunaan, komponen keterampilan, dan pendekatan pengelolaan kelas sudah diterapkan walaupun tidak secara keseluruhan. Dra. Widati dan Her Rustiyono, S. Ag. Sebagai guru agama Islam di SMPN 18 Semarang mempunyai cara mengajar yang berbeda, tetapi pada intinya sama-sama ingin menerapkan pembelajaran PAI yang efektif. Sedangkan implementasi keterampilan pengelolaan kelas dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 18 Semarang dimulai dengan dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Data yang penulis peroleh dari Dra. Widati, dari persiapan mengajar ada lima persiapan mengajar yang dilakukan sebelum proses belajar mengajar dilakukan yaitu mengenali struktur dan prosedur sekolah, materi serta silabusnya, mengenali muridmurid yang akan diajar, menyiapkan ruang kelas, mempersiapkan catatancatatan, mempersiapkan buku-buku yang akan digunakan beserta perlengkapan mengajarnya, pada dasarnya persiapan tersebut sudah baik dan sesuai diterapkan dalam pembelajaran juga mengenai materi dan penilaian berdasarkan KBK, serta pengelolaan pembelajaran PAI yang berkaitan

67 dengan bagaimana menciptakan dan mengelola kelas dengan baik. Demikian halnya dengan Her Rustiyono, S. Ag., yang juga membuat persiapan mengajar tetapi persiapan mengajarnya lebih ditekankan pada pembentukan satuan pembelajaran dan rencana pembelajaran serta persiapan bahan-bahan pengajaran. Sedangkan implementasi dari persiapan mengajarnya disesuaikan dengan satuan pembelajaran dan rencana pembelajaran sudah disusun. Dalam upaya pengembangan keterampilan mengajar di SMP Negeri 18 Semarang, diperlukan pemahaman yang lebih tentang pentingnya guru memiliki keterampilan dalam mengajar khususnya keterampilan pengelolaan kelas yang baik disamping keterampilan guru dalam membuat perencanaan dan persiapan mengajar. Pengembangan persiapan mengajar harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi standar yang di jadikan bahan kajian. Dalam hal ini harus diperhatikan agar guru jangan hanya berperan sebagai transformotor, tetapi harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah dan nafsuh belajar, serta mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai variasi media, dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang pembentukan kompetensi dasar. Aktivitas pembelajaran agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang sarat dengan muatan nilai kehidupan Islami perlu diupayakan melalui perencanaan pembelajaran yang baik, agar dapat mempengaruhi pilihan, putusan dan pengembangan kehidupan murid. oleh karena itu salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah membuat perencanaan pembelajaran secara optimal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik, pembelajar, sekaligus sebagai perancang pembelajaran. Upaya membelajarkan murid dapat dirancang tidak hanya dalam berinteraksi dengan guru sebagai satu-satunya sumber belajar, melainkan berinteraksi dengan semua sumber belajar yang mungkin dapat dipakai untuk mencapai hasil pembelajaran yang di inginkan.

68 Dengan demikian inti dari perencanaan pembelajaran adalah proses memilih, menetapkan dan mengembangkan pendekatan, metode dan teknik pembelajaran, menawarkan bahan ajar, menyediakan pengalaman belajar yang bermakna, serta mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran dalam mencapai hasil pembelajaran, dan juga keterampilan dalam pengelolaan kelas yang baik. Secara keseluruhan penerapan keterampilan pengelolaan kelas dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 18 Semarang sudah diterapkan dengan baik walaupun tidak semua prinsip penggunaan komponen keterampilan dan pendekatan keterampilan pengelolaan kelas tidak semuanya digunakan. Oleh karena itu sebaiknya guru PAI di SMP Negeri 18 Semarang lebih memahami dan mempelajari keterampilan pengelolaan kelas untuk diterapkan dalam proses pembelajaran PAI.