SIMBOL-SIMBOL TRADISI PERKAWINAN MASYARAKAT GALELA, MALUKU UTARA DAN NORWICH, INGGRIS (SUATU ANALISIS SEMIOTIK) JURNAL SKRIPSI.

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRACT. Semiotics, Signifier, Signified, Denotation, Connotation. yang terlintas di dalam hati. Bloomfield (1996:3-4) mengatakan bahwa bahasa

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya. untuk menghasilkan keturunan. kedua, sebagai wujud untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebut gregariousness sehingga manusia juga disebut sosial animal atau hewan sosial

KATA GANTI ORANG DALAM BAHASA INGGRIS DAN BAHASA SELARU (SUATU ANALISIS KONTRASTIF) JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. jenis pekerjaan, pendidikan maupun tingkat ekonominya. Adapun budaya yang di. memenuhi tuntutan kebutuhan yang makin mendesak.

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak pada garis khatulistiwa. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk berbudaya dan secara biologis mengenal adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Agama Republik Indonesia (1975:2) menyatakan bahwa : maka dilakukan perkawinan melalui akad nikah, lambang kesucian dan

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN

dan Pertunangan Pernikahan

Persiapan Pesta Pernikahan yang Harus Diketahui: A Z

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Besarnya jumlah mahar sangat mempengaruhi faktor hamil di luar nikah. Dalam

BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.

NAMA KELUARGA DALAM BAHASA INGGRIS DAN BAHASA MOI (ANALISIS KONTRASTIF) JURNAL SKRIPSI JULIANA SURIPATTY SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah

Pedoman Observasi. No Aspek yang diamati Keterangan. 1. Lokasi/ kondisi geografis desa di. 2. Jumlah warga Kecamatan Ngombol

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk yang. terdiri dari ribuan pulau-pulau dimana masing-masing penduduk dan suku

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang bertempat tinggal dalam satu lingkungan masyarakat. Budaya

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau

BAB I PENDAHULUAN. keunikan tersendiri yang melambangkan kekhasan masing-masing daerah.

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dari gagasan simbol-simbol dan nilai-nilai yang mendasari hasil karya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan

BAB I PENDAHULUAN. idividu maupun sosial. secara individu, upacara pengantin akan merubah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Semiotika, Tanda dan Makna

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger

Tari Piring Salah Satu Seni Budaya Khas Minangkabau

beragam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri

BAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.

Penjelasan lebih lanjut mengenai mahar dan prosesi pertunangan akan dibahas di bab selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap dilaksanakan oleh masyarakat Melayu sejak nenek moyang dahulu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. kepada manusia lainnya. Karena itu, manusia disebut sebagai makhluk sosial. Manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap upacara biasanya diiringi dengan syair, dan pantun yang berisi petuahpetuah

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang beranekaragam. Menurut Sujarwa (1998:10-11), kebudayaan adalah seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak hanya pakaian sehari-hari saja

PENGEMBANGAN TEMA CINTA DALAM LIRIK-LIRIK LAGU JONAS BROTHERS JURNAL. Oleh : ENDA SUOTH

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi belakangan ini budaya Indonesia semakin menurun dari sosialisasi

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau merupakan salah satu dari antara kelompok etnis utama bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang

Gambar dan Nama Pakaian Adat dari 33 Daerah Provinsi di Indonesia Lengkap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan kebiasaan yang diturunkan oleh leluhur secara turuntemurun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Wedding Center di Surakarta dengan mengadopsi gaya arsitektur Bangsal Pracimayasa Pura Mangkunegaran

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. gerakan antara dua atau lebih pembicaraan yang tidak dapat menggunakan

HASIL SURVEI LOKASI PREWEDDING ( Tmn. Wiladatika, Cibubur & Tmn. Bunga Nusantara, Puncak )

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah

I. PENDAHULUAN. Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan, sebuah tindakan yang telah disyari atkan oleh Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

I. PENDAHULUAN. perumusan dari berbagai kalangan dalam suatu masyarakat. Terlebih di dalam bangsa

Gambar Cover buku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang

V. KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : meliputi, Himpun (meliputi : Himpun Kemuakhian dan Himpun Pemekonan),

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. peraturan tertentu, tidak demikian dengan manusia. Manusia di atur oleh

BAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebanggaan dan nilai tersendiri bagi kelompok sukunya. Setiap suku

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti akan mengalami tahap-tahap kehidupan dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. bahasa untuk memenuhi kebutuhannya sebagai anggota masyarakat. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI,DAN TINJAUAN PUSTAKA. Irawati (2011 : 6) menyatakan bahwa konsep merupakan ide-ide, penggambaran halhal

SPEECH FUNCTIONS IN MALE AND FEMALE LANGUAGE IN COSMETIC ADVERTISEMENT A THESIS JOHAN CHRISTIAN TOBING REG. NO

1. PENDAHULUAN. berdasarkan fungsi yang dilaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya

Pemaes and Wedding Committee

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS SINYAL TANGAN MILITER DALAM FILM AMERIKA BLACK HAWK DOWN JURNAL OLEH JEINNEFER CAIRIANY LONGDONG NIM

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payung Geulis Nova Juwita, 2014 Analisis Estetik Payung Geulis Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk hidup berkeluarga. Setiap calon pasangan yang akan menikah

Transkripsi:

SIMBOL-SIMBOL TRADISI PERKAWINAN MASYARAKAT GALELA, MALUKU UTARA DAN NORWICH, INGGRIS (SUATU ANALISIS SEMIOTIK) JURNAL SKRIPSI Oleh: Satria Papo 080912027 Jurusan Sastra Inggris UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS SASTRA MANADO 2013

ABSTRACT This study is an attempt to identify and analyze the symbols of wedding as one of the sign systems from semantic point of view. This is intended to contrast the wedding froms of both languages in this case English and Galela. The aspect of this resaearch is related to the sign systems as proposed by Pierce. They are icon, index and symbol. The term of symbol means something which is conventional and accepted by a crtain society, related to what symbolizes. The English data have been collected from several books and websites, whereas the Galela have been taken directly from wedding event and by interviewing the informants to explain what is unknown by writer. The information given by the informants from Tutumaloleo village. The result of research shows that the wedding symbols of both languages have similarities the aim of wedding fuction. The differences of both are as follows : wedding event in English culture is performance in modern style, while in Galela culture it is deeply based in traditional background. The writer hopes that this study will help students in understanding the sign systems especially symbols in building the reassoning systems through sign Keyword: The Traditional Symbols Of Marriage In Galela, North Maluku And Nortwich, England, A Semiotic Analysis. I. PENDAHULUAN Komunikasi antara manusia dilakukan melalui berbagai macam cara. Salah satu cara yang paling penting yaitu melalui bahasa, karena bahasa adalah alat komunikasi yang merupakan proses pertukaran informasi antara individu melalui sistem simbol, tanda, tingka laku umum seperti adat dan kebiasaan. Bahasa tidak sederhana seperti kita mengartikan suatu informasi percakapan tentang wacana. Bahasa merupakan sistem tanda dan makna yang digunakan manusia dalam berkomunikasi serta dapat memperoleh informasi melalui pembicara (Trudgill, 1974: 14).

Kata semiotika berasal dari bahasa yunani semion yang berarti tanda atau seme yang berarti penafsiran tanda (Cobley dan Jansz, 1999:4). Saussure menyatakan bahwa tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda signifier dengan sebuah idea atau petanda signified. Dengan kata lain, penanda adalah bunyi yang bermakna atau coretan yang bermakna. Jadi, penanda adalah aspek material dari bahasa, apa yang dikatakan atau di dengar dan apa yang ditulis atau dibaca. Petanda adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep. Jadi petanda adalah aspek mental dari bahasa (Bertens, 2001:180) Setiap masyarakat daerah manapun pada setiap bangsa pasti memiliki suatu bentuk adat traditionalnya masing-masing. Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dengan berbagai suku, tentu saja memiliki beragam budaya termasuk Galela. Adat masyarakat Galela mengenal simbol-simbol dalam tradisi perkawinan tetapi seiring berjalannya waktu masuklah zaman modern ke tanah Galela, Maluku Utara sehingga saat ini terdapat perkawinan tradisional dengan sentuhan modern. Perkawinan adat Galela berlaku di semua daerah yang termasuk pada wilaya yang berbahasa Galela walaupun terdapat perbedaan variasi, misalnya istilah sistem kekerabatan di Galela di sebut ani didiao di Tobelo an dodiao. Bahasa Galela merupakan bahasa utama karena merupakan bahasa daerah yang paling besar jumlah penutur di daerah Maluku utara. Penggunaan bahasa Galela ini mencakup seluruh daratan wilayah mulai dari Galela, Galela Timur, Galela Utara, Galela Barat, Galela Selatan, sebaliknya di Tobelo bagi yang penduduk asli Tobelo dan di pulai Morotai keseluruhannya menggunakan bahasa Galela karena menurut asal-usul, orang Morotai berasal dari Galela dan bermigrasi ke pulau Morotai. Bahasa Galela juga terdapat di beberapa daerah yaitu; Kedi, Obi, Sanana, Ibu,

Buli, Loloda, Daruba, Supu, dan Salube. (bihttp://id.wikipedia.org/wiki/galela,_halmahera_utara) Penelitian ini berfokus pada simbol-simbol tradisi perkawinan di Galela dan dikontraskan dengan pernikahan Norwich, Inggris. Bahasa Inggris dan bahasa Galela merupakan dua bahasa dari dua rumpun yang berbeda. Bahasa Inggris termasuk dalam rumpun bahasa Indo- Eropa, dan bahasa Galela termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia. Dalam penelitian ini, penulis mengadakan penelitian di desa Tutumaloleo, Kecamatan Galela Utara dan propinsi Halmahera Utara. Karena desa ini merupakan tanah leluhur penulis. Kebanyakan simbol-simbol yang telah ditemukan di sini berkaitan dengan pesta perkawinan seperti rugi yotota artinya antar kerugian, mas kai artinya cincin kawin, kai ma pakeang artinya pakaian pengantin, kai ma kui artinya kue pengantin boro artinya telur dan bandera artinya bendera. Simbol dalam bahasa Galela mempunyai keunikan tersendiri lewat pakaian adat perkawinan dibandingkan dengan simbol- simbol yang sering kita temui baik bentuk maupun maknanya. Arti simbol-simbol tersebut di atas tidak diketahui oleh semua orang, hanya orang- orang yang berketurunan Galela atau orang- orang tertentu yang dapat mengerti. II. METODOLOGI Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif melalui langkahlangkah sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data Data mengenai simbol-simbol perkawinan di Galela dikumpulkan dari beberapa buku dan mengadakan observasi langsung dengan cara mewawancarai 8 orang informan yang merupakan penutur asli bahasa Galela yang bertempat tinggal di Galela Utara Kecamatan Galela, Kabupaten Tobelo. Dalam penelitian ini, informasi atau data yang diperoleh dari informan berumur 40 hingga 70an masing-masing berprofesi sebagai guru, tani dan kepala adat perkawinan. Informan tersebut dianggap memahami simbol dalam perkawinan Galela. Dalam penilitian ini penulis menyediakan alat pengumpulan data yaitu: camera, daftar quesioner, alat tulis hingga buku tulis. Data mengenai simbol perkawinan di Norwich diperoleh dari beberapa sumber di internet. 2. Analisis Data Data yang dikumpulkan melalui wawancara dan dikumpulkan dari sumber lain yaitu dari beberapa buku sedangkan simbol pernikahan Norwich diunduh dari internet kemudian dianalisis dengan berdasarkan konsep Pierce (1931) yakni dengan menguraikan pengertian dan makna simbol-simbol yang ada dalam perkawinan di Galela dan di Inggris. Simbol-simbol yang terdapat dalam perkawinan di Galela kemudian di kategorikan dan dikumpulkan ke dalam beberapa kategori, seperti: simbol cincin, ciuman perkawinan, karangan bunga, gaun pengantin, seni melempar karangan bunga, kue pengantin dan bulan madu. Kedua hasil tersebut dianalisis berdasarkan konsep yang membahas tentang simbol perkawinan dan tradisi, lalu dikontraskan dengan konsep Lado (1971:217) yang menjelaskan tentang kebudayaan dan bahasa untuk menganalisis secara kontrastif.

III. PEMBAHASAN DAN HASIL Setelah semua data yang diperlukan terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan konsep Pierce. Pertama mengidentifikasikan simbol-simbol yang ada kemudian mengidentifikasikan makna simbol-simbol yang terdapat di Galela maupun Norwich. Kemudian dikontraskan dengan menggunakan konsep Lado, maka ditemukan beberapa persamaan dan perbedaan simbol dan makna perkawinan pada kedua budaya tersebut. Persamaan a. Acara perkawinan didahului acara pertunangan, pertunangan memiliki makna yang sama yaitu adanya ikatan antara kedua pasangan, tetapi dalam masyarakat Norwich, calon mempelai pria yang memasangkan cincin pada jari manis sebelah kiri calon mempelai wanita. kemudian calon mempelai pria bertanya kepada calon mempelai wanita: Will you marry me?, kemudian calon mempelai wanita menjawab: Yes I do, setelah itu calon mempelai pria memasangkan cincin kawin di jari manis sebelah kiri calon mempelai wanita yang merupakan simbol adanya tanda ikatan kedua mempelai. Sebagai ungkapan sayang, kedua calon mempelai saling berpelukan dan berkata: I love you. Ini biasanya di hadiri oleh keluarga dan teman teman terdekat. Pada masyarakat Galela, kedua pasangan saling memasangkan cincin kejari manis sebelah kiri yang disaksikan oleh kedua keluarga dan saksi-saksi. Cincin akan dipakai oleh kedua pasangan sampai saat perkawinan disahkan.

b. Simbol cincin memiliki makna yang sama. Tanda ikatan yang sah untuk seumur hidup. Cincin tersebut merupakan simbol ikatan serta janji dan sumpah yang diucapkan didepan kedua orang tua atau keluarga mempelai dan saksi-saksi. c. simbol kue memiliki bentuk yang berbeda dan dibuat dari bahan yang berbeda, masyarakat di Inggris memiliki kue pengantin dengan beberapa tingkat yang merupakan simbol keabadian dan kerjasama dalam keluarga. Sedangkan masyarakat di Galela kue pengantin berbentuk kerucut, yang dinamakan tamo. Kue ini dihiasi dengan beberapa lauk pauk yaitu telur, sayur mayur, tomat ayam di sekelilingnya, kemudian yang paling ujung terletak daun pisang dibungkusi unjungnya, dan daun pisang merupakan simbol dari kebersamaan kedua mempelai. Telur merupakan simbol dari anak-anaknya, kemudian penambahan bermacam-macam sayur,tomat dan ayam pada pangkal batang merupakan simbol keterpatuan antara alam dan lingkungan serta kesuburan tanah sertah corak warna masyarakat, namun telah menyatu membuat dasar yang kuat dalam bermasyarakat. Perbedaan Selain persamaan, dalam kebudayaan Galela dan Norwich terdapat beberap perbedaan yang mencolok. Adapun beberapa perbedaan tersebut antara lain yaitu : a. Masyarakat Norwich menggunakan gaun mewah yang berwarna gading, krem atau putih untuk gaun pengantin. Tapi pada dasarnya mereka lebih memilih menggunakan gaun berwarna putih yang merupakan simbol sebagai kesucian

dan kebaikan. Tapi perkawinan masyarakat Galela menggunakan gaun pengantin berwarna sesuai selera pengantin. Dengan dilengkapi bunga-bunga putih dipunggungnya dilingkari selendang yang merupakan simbol sebagai keagungan. b. Karangan bunga pada masyarakat Norwich memiliki makna yang penting. Itu juga digunakan pada pelemparan bunga, diletakkan di depan mobil pengantin kemudian dipegang oleh pengantin perempuan. Keluarga dari kedua mempelai menggunakan bunga yang dipasang di bagian jas sebelah kiri yang merupakan sebagai keluarga terdekat. Masyarakat Galela juga mengenal bunga tetapi hanya di hiasi di kepala mempelai wanita agar terlihat lebih cantik dan menarik. c. Seni melempar karangan bunga di masyarakat Norwich sudah merupakan salah satu kepercayaan bahwa ketika seorang gadis mendapat karangan bunga yang dilemparkan oleh mempelai wanita, maka mereka percaya akan menikah selanjutnya. Sedangkan di masyarakat Galela tidak terdapat seni melempar karangan bunga. d. Bulan madu bagi masyarakat Norwich merupakan simbol kebahagiaan dengan hidup menyendiri, dan menikmati bulan madu mereka. Tetapi masyarakat Galela tidak mengenal bulan madu karena setelah menikah kedua mempelai tinggal bersama dengan orang tua dari mempelai laki-laki untuk beberapa saat sampai mereka siap untuk mandiri. e. Ciuman perkawinan masyarakat Norwich dilakukan setelah selesai acara pemasangan cincin, saat acara resepsi atau kapanpun kedua mempelai inggin melakukannya, yang merupakan simbol cinta mereka telah menyatuh. Tetapi

masyarakat Galela tidak mengenal istilah ciuman perkawinan, hanya berjabat tangan dan mempelai wanita mencium tangan mempelai laki-laki ini merupakan simbol ikrar atau janji sah di depan semua orang dan saksi-saksi. f. Pada masyarakat Norwich biasanya mempelai wanita menggunakan cadar atau penutup wajah untuk menutupi wajahnya yang merupakan simbol kesederhanaan, kepribadian dan kesucian. Sedangkan pada masyarakat Galela tidak mengenal adanya penutup wajah karena setelah pemasangan cincin, kedua mempelai hanya berjabat tangan kemudian mempelai wanita mencium tangan mempelai laki-laki. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai simbol-simbol dalam perkawinan. Dapat disimpulkan bahwa simbol-simbol perkawinan yang ada dalam bahasa Galela dan Inggris digunakan untuk mengekspresikan ciri khas kedua budaya yang berbeda. Yaitu, dengan menggunakan analisis kontrastif simbol-simbol perkawinan dalam kedua bahasa menyatakan terdapat persamaan dan perbedaan. Saran Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan masukan, saran serta kritik, yang membangun yang dapat digunakan untuk melengkapi skripsi ini. Skripsi ini masih perlu untuk disempurnakan dengan mengadakan penelitian lebih lanjut pada simbolsimbol perkawinan yang lain di setiap daerah. Simbol dalam perkawinan memiliki keunikan sehingga kita perlu mengembangkan dan melestarikannya. Penulis juga

mengharapkan akan ada lagi penelitian-penelitian dengan topik yang sama namun dikaji dengan konsep yang berbeda dalam ruang lingkup semiotika. DAFTAR PUSTAKA Bahari, Hamid. 2011. Kitab Budaya Nusantara. DIVA Press.Jogjakarta. Barthes,Roland. 2012. Elemen-elemen Semiologi; Sistem Tanda Bahasa, Hermeneutika, dan Struturalisme. IRCiSoD. Jogyakarta. Dolosemba.Arkhelani. 2008. Simbol-Simbol Perkawinan Masyarakat Inggris Dan Masyarakat Sangir ( Suatu Analisis Kontrastif). Kaelan. 2009. Filsafat bahasa Semiotika dan Hermeneutika. Paradigma. Yogyakarta. Kembuan, L.D. 2000. Bahan Ajar Pengantar Linguistik Umum. Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi. Manado. 2000. Bahan ajar pengantar linguistik umum. Lado, R. 1971. Linguistic Across Culture: Applied Linguistics. Ann Arbor. The University of Michigan Press Linda.2005. Symbol-simbol Perkawinan dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Bugis (Suatu Analisis Kontrastif) Skripsi. Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi. Manado. Mahsun.2005. Metode Penelitian Bahasa, Tahapan strategi, metode, dan Tekniknya. Raja grafindo persada. Jakarta. Majalah Kartini Available http://nikahdisurabaya.com/pernikahan/249-upacarapernikahan-adat-maluku-utara [2012, March,, 28-on line].

Norwich Available http://id.wikipedia.org/wiki/norwich [2012, march,10-on line] Norwich Raya. Available http://banuaw.wordpress.com/2011/03/27/tarian-morris-budayanorwich-raya/ [2012, march.10- on line] Patiung, A.T. 2012. Simbol-simbl pada ukiran dalam Bahasa Toraja dan Ukiran di Celtic dalam Bahasa Inggris (Suatu A nalisis Kontrastif). Skripsi.anado. Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi. Manado. Prmob,Available http://id.prmob.net/inggris/norwich/norfolk-1620827.html [ 2012, march.10-on line] Sarjanaku. Available http://www.sarjanaku.com/2013/01/pengertian-perkawinanmakalah-masalah.html (2013,April, 04-on line) Susanty, Lisary.2010. Simbol-Simbol dalam Upacara Kematian di Tana Toraja dan di Celtik (Suatu Analisis Kontrastif) Sikripsi. Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi. Manado. Trudgill, P.1974. Sociolinguistics: An Introduction to Language and Society, Penguin Books Ltd. Wikipedia. Available: http://id.wikipedia.org/wiki/galela,_halmahera_utara [2012, March, 22- on line ].