MENYUSUN PORTOFOLIO PENGEMBANGAN DIRI Oleh : Waryono Widyaiswara

dokumen-dokumen yang mirip
MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2010

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 5 PEDOMAN

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DILEMA ATAU TANTANGAN. Oleh Rahmatiah

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. tantangan menuju profesionalisme. Oleh Rahmatiah

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU PASCA PERMENEGPAN & RB NOMOR 16 TAHUN

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 4 PEDOMAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU PEMBELAJAR

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DALAM PENILAIAN PRESTASI KERJA GURU

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU

DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU

OLEH : BAMBANG SUGIRI

Keterkaitan PUBLIKASI ILMIAH Dengan PKB

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENGEMBANGAN SDMP DAN PMP PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PENDIDIK

DAN RANCANGAN PENYESUAIAN ANGKA KREDIT GURU. Biro Kepegawaian Kemdikbud BIMBINGAN TEKNIS CALON TP JABFUNG GURU DAN ANGKA KREDITNYA

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan Keterkaitannya dengan PUBLIKASI ILMIAH

PEDOMAN PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

PEDOMAN PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU ABSTRAK

PEDOMAN. ToT PENILAI KINERJA GURU Tim Inti Provinsi dan Tim Inti Kabupaten

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU NOMOR :. 1) Instansi :.. 2) Masa penilaian Bulan..s.d. 3) KETERANGAN PERORANGAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 1

PEDOMAN PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

Karya Sains Teknologi

JABATAN FUNGSIONAL GURU

448 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI

KARYA TULIS ILMIAH DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2010

5. PERMENDIKNAS NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG JUKNIS 6. PERMENDIKBUD NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMDIKBUD

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sesuai tanggung jawabnya bahwa guru adalah tenaga pendidik

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

Petunjuk usulan PAK guru

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 35 TAHUN 2010 TANGGAL 1 DESEMBER 2010

JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PENGEMBANGAN PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL PENDIDIK SECARA BERKELANJUTAN

HAN NARASUMBER. PENILAIAN KINERJA GURU DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN KEGIATAN 5 PENYUSUNAN RENCANA PKB

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MANTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 35 TAHUN 2010

IDEALISME KUALIFIKASI PENDIDIK DAN TANTANGANNYA

GURU DAN KARYA TULIS ILMIAH

SERVICE DELIVERY. NO. KOMPONEN URAIAN 1. Persyaratan Pelayanan

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU NOMOR :. 1) Instansi :.. 2) Masa penilaian Bulan..s.d. 3) KETERANGAN PERORANGAN

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Dirangkum oleh: DENOK WIDJAJATI, S.Pd. PELAKSANAAN PKB

KENAIKAN JABATAN/PANGKAT GURU. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Banyumas 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI. Nama Guru : Horale Tua Simanullang NIP :

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

PENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU): Nikmat atau Sengsara?

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROBLEM KENAIKAN PANGKAT GURU Oleh : Istamaji, S.I.Kom (Analis Kepegawaian Pertama Kantor Kementerian Agama Kab. Way Kanan)

TELAAH KRITIS ATAS PENGATURAN ANGKA KREDIT PEMELIHARAAN BAGI WIDYAISWARA DAN KONSEKUENSINYA. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP

PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

Jumlah Kompetensi Kepribadian dijabarkan ke dalam 3 Kompetensi. Dari 3 Kompetensi Kepribadian dijabarkan ke dalam 18 Indikator:

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

PENGUSULAN DUPAK PUSTAKAWAN

SISTEMATIKA PENULISAN PROPOSAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS GURU TIK DAN KKPI

Dr. Ali Mustadi, S. Pd, M. Pd

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Widyaiswara.

Keywords: pengembangan keprofesian berkelanjutan, penelitian tindakan kelas

BAB I PENDAHULUAN Umum

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

TELAAH KRITIS ATAS PENGATURAN ANGKA KREDIT PEMELIHARAAN BAGI WIDYAISWARA DAN KONSEKUENSINYA. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU)

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

dan menilai hasil pembelajaran, menganalisis hasil pembelajaran, melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian

Diana Septi Purnama

PANDUAN KEGIATAN PEMBEKALAN TIM PENDAMPING SELEKSI AKADEMIK DAN DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/24/M.PAN/5/2006 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH DAN ANGKA KREDITNYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A.

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E


BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG. Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel :

RINCIAN KEGIATAN GURU DAN ANGKA KREDITNYA

Panitia Sertifikasi Guru Sub Rayon 149 Universitas Ahmad Dahlan KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS GURU

PENILAIAN KINERJA GURU KELAS/MATA PELAJARAN Berdasarkan PERMENNEGPAN dan RB Nomor: 16 Tahun 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 21.1 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

MENYUSUN PORTOFOLIO PENGEMBANGAN DIRI Oleh : Waryono Widyaiswara wardokteryono@gmail.com I. PENDAHULUAN Guru sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan yaitu menciptakan insan Indonesia cerdas dan kompetitif. Oleh karena itu, profesi guru harus dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Konsekuensi dari jabatan guru sebagai profesi, diperlukan suatu sistem pembinaan dan pengembangan terhadap profesi guru secara terprogram dan berkelanjutan. Pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) merupakan salah satu kegiatan yang dirancang untuk mewujudkan terbentuknya guru yang profesional. Pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. Disamping itu, kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan juga akan berdampak pada karir guru dalam bentuk kenaikan pangkat/jabatan melalui pengajuan angka kredit. Guru Pertama dengan pangkat Penata Muda golongan ruang III/a sampai dengan Guru Utama dengan pangkat Pembina Utama golongan ruang IV/e wajib melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan, yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/atau pengembangan karya inovatif. Dalam hal pengajuan penetapan angka kredit dari subunsur PKB ini, masih banyak guru yang menemui hambatan cara penyusunan laporan tertulis beserta bukti fisiknya (portofolio). Karena untuk setiap macam laporan kegiatan PKB (baik kegiatan pengembangan diri, publikasi ilmiah, maupun karya inovatif) dapat memperoleh penetapan angka kredit apabila disajikan dalam bentuk laporan tertulis. Laporan tertulis tersebut disusun dengan kerangka isi dan disertai bukti fisik yang berbeda antara satu kegiatan dengan Waryono Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 1

kegiatan lainnya. Pada tulisan ini, disampaikan cara menyusun portofolio pengembangan keprofesian berkelanjutan subunsur pengembangan diri. II. PEMBAHASAN A. Pengembangan Diri pada Kegiatan PKB Kegiatan pengembangan diri pada kegiatan PKB adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk meningkatkan kompetensi dan keprofesiannya. Kegiatan tersebut dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional dan/atau melalui kegiatan kolektif guru. Secara rinci penjelasan kedua macam kegiatan dimaksud sebagai berikut. 1. Mengikuti Diklat Fungsional Diklat fungsional bagi guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau latihan yang bertujuan untuk meningkatkan keprofesian guru yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu. Macam kegiatan dapat berupa kursus, pelatihan, penataran, maupun berbagai bentuk diklat yang lain. Guru dapat mengikuti kegiatan diklat fungsional, atas dasar penugasan baik oleh kepala sekolah/madrasah atau institusi yang lain, maupun atas kehendak sendiri dari guru yang bersangkutan. Untuk keperluan pemberian angka kredit, bukti fisik yang harus disertakan adalah sebagai berikut. a. Fotokopi surat tugas dari kepala sekolah/madrasah atau instansi lain yang terkait, yang telah disahkan oleh kepala sekolah/madrasah. Bila penugasan bukan dari kepala sekolah/madrasah (misalnya dari institusi lain atau kehendak sendiri), harus disertai dengan surat persetujuan mengikuti diklat fungsional dari kepala sekolah/madrasah. b. Fotokopi sertifikat diklat yang disahkan oleh kepala sekolah/madrasah. c. Laporan hasil pelatihan yang dibuat oleh guru yang bersangkutan, diketik dan dijilid serta disajikan dengan kerangka isi sebagai berikut. Waryono Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 2

Bagian Awal: Memuat judul diklat yang diikuti, keterangan tentang kapan waktu pelaksanaan diklat, di mana kegiatan diklat diselenggarakan, tujuan dari penyelenggaraan diklat, lama waktu pelaksanaan diklat, surat penugasan, penyelenggara/pelaksana diklat, surat persetujuan dari kepala sekolah/madrasah, serta fotokopi sertifikat atau keterangan dari pelaksana diklat. Bagian Isi: 1) Uraian rinci dari tujuan diklat/pengembangan diri yang dilakukan. 2) Penjelasan isi materi yang disajikan dalam diklat/pengembangan diri serta uraian kesesuaian dengan peningkatan keprofesian guru yang bersangkutan. 3) Tindak lanjut yang akan atau telah dilaksanakan oleh guru peserta diklat/pengembangan diri berdasarkan hasil dari mengikuti diklat tersebut. 4) Dampak terhadap peningkatan kompetensi guru dalam peningkatan mutu KBM dan siswanya. 5) Penutup Bagian Akhir Lampiran, berupa matrik ringkasan pelaksanaan diklat yang disajikan sebagaimana format berikut: Nama Diklat Tempat Kegiatan Jumlah Jam Kegiatan Diklat Nama-Nama Fasilitator Mata Diklat/ Kompetensi Nama Penyelenggara Kegiatan Dampak*) *) isinya mengenai perubahan prestasi siswa. Waryono Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 3

Besaran angka kredit untuk kegiatan mengikuti diklat fungsional adalah sebagai berikut: Lama pelaksanaan diklat (dalam satuan jam efektif Angka No pelaksanaan diklat) Kredit 1 Lebih dari 960 jam 15 2 Antara 641 s/d 960 9 3 Antara 481 s/d 640 6 4 Antara 181 s/d 480 3 5 Antara 81 s/d 180 2 6 Antara 30 s/d 80 1 2. Mengikuti Kegiatan Kolektif Guru Kegiatan kolektif guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan pertemuan ilmiah atau mengikuti kegiatan bersama yang dilakukan guru yang bertujuan untuk meningkatkan keprofesian guru yang bersangkutan. Macam kegiatan tersebut dapat berupa: a) Mengikuti lokakarya atau kegiatan kelompok/ musyawarah kerja guru atau inhouse training untuk penyusunan perangkat kurikulum dan/atau kegiatan pembelajaran termasuk pembelajaran berbasis TIK, penilaian, pengembangan media pembelajaran, dan/atau kegiatan lainnya untuk kegiatan pengembangan keprofesian guru. b) Mengikuti, baik sebagai pembahas maupun sebagai peserta, pada seminar, koloqium, diskusi panel, atau bentuk pertemuan ilmiah lainnya. c) Mengikuti kegiatan kolektif lain yang sesuai dengan tugas dan kewajiban guru terkait dengan pengembangan keprofesiannya. Guru dapat mengikuti kegiatan kolektif guru atas dasar penugasan baik oleh kepala sekolah/madrasah atau institusi yang lain, maupun atas kehendak sendiri guru bersangkutan. Untuk keperluan pemberian angka kredit, bukti fisik yang harus disertakan adalah sebagai berikut: Waryono Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 4

a. Fotokopi surat tugas dari kepala sekolah/madrasah atau instansi lain yang terkait, yang telah disahkan oleh kepala sekolah/madrasah. Bila penugasan bukan dari kepala sekolah/madrasah (misalnya dari institusi lain atau kehendak sendiri), harus disertai dengan surat persetujuan mengikuti kegiatan dari kepala sekolah/ madrasah. b. Laporan untuk setiap kegiatan yang diikuti yang dibuat oleh guru yang bersangkutan, diketik dan dijilid serta disajikan dengan kerangka isi sebagai berikut: Bagian Awal: Memuat judul kegiatan yang diikuti, keterangan tentang kapan waktu pelaksanaan, dimana kegiatan dilaksanakan dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan, lama waktu pelaksanaan kegiatan, surat penugasan, surat persetujuan dari kepala sekolah/madrasah, serta fotokopi sertifikat atau keterangan dari pelaksana kegiatan. Kegiatan yang pelaksanaannya di kelompok/musyawarah guru (KKG, MGMP, KKKS, MKKS), sertifikat diberikan satu kali dalam satu tahun sesuai dengan tahun ajaran di akhir pelaksanaan pertemuan kegiatan rutin kelompok/ musyawarah kerja guru. Sertifikat sebagai bukti keikutsertaan kegiatan di kelompok/musyawarah guru ini ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atas usulan Ketua Kelompok/ Musyawarah Kerja. Bagian Isi: a) tujuan kegiatan yang dilakukan; b) penjelasan isi kegiatan; c) tindak lanjut yang akan atau telah dilaksanakan oleh guru peserta kegiatan tersebut; dan d) penutup. Bagian Akhir Lampiran, yang terdiri dari: Waryono Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 5

a) makalah (materi) yang disajikan dalam kegiatan pertemuan, bahan bila yang bersangkutan sebagai peserta maupun pembahas b) matriks ringkasan pelaksanaan kegiatan kolektif yang disajikan sebagaimana format berikut: Nama Kegiatan Peran Guru (Sebagai Peserta/ Pemalakah/Pembahas Institusi Penyelanggara Tempat Kegiatan Waktu Kegiatan Nama-Nama Fasilitator /Pemakalah/Pembahas Dampak*) *) Adanya penambahan kompetensi pada guru sendiri maupun adanya perubahan dalam KBM yang lebih baik dan prestasi siswa. Besaran angka kredit untuk kegiatan mengikuti kegiatan kolektif guru adalah sebagai berikut: No Macam Kegiatan Kolektif yang Diikuti Guru Angka Kredit 1 Lokakarya atau kegiatan bersama (seperti kelompok/ musyawarah kerja guru) untuk penyusunan perangkat kurikulum dan atau pembelajaran 0,15 2 Kegiatan ilmiah, seperti seminar, koloqium, diskusi panel atau bentuk pertemuan ilmiah yang lain: Sebagai pembahas atau pemakalah Sebagai peserta 3 Kegiatan kolektif lainnya yang sesuai dengan tugas dan kewajiban guru 0,2 0,1 0,1 Waryono Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 6

B. Contoh Susunan Portofolio Pengembangan Diri LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI NAMA GURU NIP ASAL UNIT KERJA UNIT KERJA ALAMAT UNIT KERJA TAHUN PEMBUATAN LAPORAN Waryono Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 7

Waryono Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 8

Waryono Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 9

Waryono Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 10

Waryono Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 11

C. Pokok-pokok Perhatian Penilaian dan Alasan Penolakan No Alasan Penolakan Diklat Fungsional 1a Berupa laporan diklat pengembangan diri diragukan karena adanya beberapa data, tulisan, nama, tanggal, penulisan yang tidak konsisten. Disarankan untuk mengikuti diklat fungsional sesuai dengan tugas pokok guru yang bersangkutan dengan memperhatikan lama diklat dan penyelenggara diklat. 1b Berupa laporan diklat fungsional, tetapi materi yang diberikan tidak sesuai dengan tugas pokok guru yang berangkutan. Disarankan untuk mengikuti diklat fungsional sesuai dengan tugas pokok guru yang bersangkutan dengan memperhatikan lama diklat dan penyelenggara diklat. 1c Berupa laporan kegiatan diklat fungsional, tetapi waktu pelaksanaan dan jumlah jam yang dilaporkan tidak memenuhi persyaratan sesuai peraturan yang berlaku. (Contohnya diklat pola 40 jam dilakukan selama 2 hari). Disarankan untuk mengikuti diklat fungsional sesuai dengan tugas pokok guru yang bersangkutan dengan memperhatikan lama diklat dan penyelenggara diklat. 1d Berupa laporan kegiatan diklat fungsional tetapi tidak mengikuti kerangka isi laporan diklat fungsional. Disarankan untuk melengkapi laporan tersebut sesuai dengan ketentuan yaitu: (1) surat tugas dari kepala sekolah/madrasah atau surat keterangan kepala sekolah tentang persetujuan untuk mengikuti diklat fungsional bagi guru yang melakukan diklat atas kehendak sendiri, (2) fotocopy sertifikat diklat yang disahkan kepala sekolah, (3) laporan hasil diklat dengan kerangka isi sebagai berikut: Bagian Awal: Memuat judul diklat yang diikuti, keterangan tentang kapan waktu pelaksanaan diklat, di mana kegiatan diklat diselenggarakan, tujuan dari penyelenggaraan diklat, lama waktu pelaksanaan diklat, surat penugasan, penyelenggara/pelaksana diklat, surat persetujuan dari kepala Waryono Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 12

sekolah/madrasah, serta fotokopi sertifikat atau keterangan dari pelaksana diklat. Bagian Isi: 1. Uraian rinci dari tujuan diklat/pengembangan diri yang dilakukan. 2. Penjelasan isi materi yang disajikan dalam diklat/pengembangan diri serta uraian kesesuaian dengan peningkatan keprofesian guru yang bersangkutan. 3. Tindak lanjut yang akan atau telah dilaksanakan oleh guru peserta diklat/pengembangan diri berdasarkan hasil dari mengikuti diklat tersebut. 4. Dampak terhadap peningkatan kompetensi guru dalam peningkatan mutu KBM dan siswanya. 5. Penutup Bagian Akhir Lampiran, berupa matrik ringkasan pelaksanaan diklat 1d Berupa laporan kegiatan diklat fungsional namun tidak mengikuti sistematika sesuai pedoman. Disarankan untuk memperbaiki laporan disesuaikan dengan peraturan yg berlaku. 1e Laporan kegiatan diklat fungsional sudah cukup baik, namun belum ada pengesahan kepala sekolah. Disarankan untuk memperbaiki laporan disesuaikan dengan peraturan yg berlaku. 1f Laporan diklat fungsional kadaluwarsa Kegiatan Kolektif Guru 2a Berupa laporan kolektif guru diragukan, karena adanya beberapa data, tulisan, nama, tanggal, penulisan yang tidak konsisten. Disarankan untuk mengikuti kegiatan kolektif sesuai dengan tugas pokok guru yang bersangkutan dengan memperhatikan lama diklat dan penyelenggara diklat. Waryono Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 13

2b 2c 2d Berupa laporan kolektif guru diragukan karena adanya ketidakwajaran dalam frekuensi pelaksanaan dan waktu pelaksanaan. Disarankan untuk mengikuti kegiatan kolektif sesuai dengan tugas pokok guru yang bersangkutan dengan memperhatikan lama diklat dan penyelenggara diklat. Materi yang disampaikan dalam kegiatan kolektif tidak berkaitan dengan bidang tugas guru atau kependidikan. Disarankan untuk mengikuti kegiatan kolektif sesuai dengan tugas pokok guru yang bersangkutan dengan memperhatikan lama diklat dan penyelenggara diklat. Berupa laporan kegiatan diklat fungsional tetapi tidak mengikuti kerangka isi laporan diklat fungsional. Disarankan untuk melengkapi laporan tersebut sesuai dengan ketentuan yaitu: (1) surat tugas dari kepala sekolah/madrasah atau surat keterangan kepala sekolah tentang persetujuan untuk mengikuti diklat fungsional bagi guru yang melakukan diklat atas kehendak sendiri, (2) fotocopy sertifikat diklat yang disahkan kepala sekolah, (3) laporan hasil diklat dengan kerangka isi sebagai berikut: Bagian Awal: Memuat judul diklat yang diikuti, keterangan tentang kapan waktu pelaksanaan diklat, di mana kegiatan diklat diselenggarakan, tujuan dari penyelenggaraan diklat, lama waktu pelaksanaan diklat, surat penugasan, penyelenggara/pelaksana diklat, surat persetujuan dari kepala sekolah/madrasah, serta fotokopi sertifikat atau keterangan dari pelaksana diklat. Bagian Isi: 1. Uraian rinci dari tujuan diklat/pengembangan diri yang dilakukan. 2. Penjelasan isi materi yang disajikan dalam diklat/pengembangan diri serta uraian kesesuaian dengan peningkatan keprofesian guru yang bersangkutan. Waryono Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 14

3. Tindak lanjut yang akan atau telah dilaksanakan oleh guru peserta diklat/pengembangan diri berdasarkan hasil dari mengikuti diklat tersebut. 4. Dampak terhadap peningkatan kompetensi guru dalam peningkatan mutu KBM dan siswanya. 5. Penutup 2e 2f 2g Bagian Akhir Lampiran, berupa matrik ringkasan pelaksanaan diklat Berupa laporan kegiatan kolektif namun tidak mengikuti sistematika sesuai pedoman. Disarankan untuk memperbaiki laporan disesuaikan dengan peraturan yg berlaku. Laporan kegiatan kegiatan kolektif sudah cukup baik, namun belum ada pengesahan kepala sekolah. Disarankan untuk memperbaiki laporan disesuaikan dengan peraturan yg berlaku. Laporan sudah kadaluwarsa III. PENUTUP Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil menyatakan bahwa Pejabat Fungsional dapat naik jabatan dan pangkat apabila memenuhi sejumlah angka kredit yang dipersyaratkan disamping persyaratan lain sesuai dengan ketentuan. Pasal 1 angka 7 Permenpan dan RB No 16 Tahun 2009 menjelaskan bahwa Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya. Kegiatan yang dapat dinilai sebagai angka kredit, terdiri dari unsur utama, yaitu subunsur pendidikan, subunsur pembelajaran/pembimbingan dan subunsur pengembangan keprofesian serta unsur penunjang tugas guru. Untuk pengajuan usulan angka kredit dari subunsur pengembangan keprofesian berkelanjutan, maka guru perlu mengetahui cara menyusun portofolionya. Waryono Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 15

DAFTAR PUSTAKA Kemendiknas. 2011. Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan Angka Kreditnya. BPSDMP dan PMP. Pusat Pengembangan Profesi Pendidik. Kemendiknas. 2011. Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). BPSDMP dan PMP. Pusat Pengembangan Profesi Pendidik. Kemendiknas. 2011. Pedoman Penilaian Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan Angka Kreditnya. BPSDMP dan PMP. Pusat Pengembangan Profesi Pendidik. Kemendiknas. 2011. Permendiknas no 16 Tahun 2009. Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. BPSDMP dan PMP. Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Waryono Widyaiswara LPMP Jogjakarta Page 16