BAB I PENDAHULUAN. efektif, juga dituntut untuk dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. jumlahnya biasanya persediaan inilah unsur modal kerja yang paling besar. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sektor perekonomian dan industri mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan situs resmi Badan Usaha Milik Negara (BUMN),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PERPUTARAN PEREDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana yang cukup. Dana yang dibutuhkan berasal dari kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat terjadi krisis moneter banyak perusahaan yang mengalami penurunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan dunia usaha yang tumbuh semakin cepat. menyebabkan meningkatnya persaingan yang kompetitif antar perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan jenis perusahaan manufaktur

BAB I. Analisa keuangan yang mencakup analisa rasio keuangan, analisa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini baik pada perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan manufaktur semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan- perusahaan milik negara maupun perusahaan- perusahaan milik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan tempat kerja sama yang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba. Laba yang dicapai dapat dimaksimalkan melalui peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kelangsungan hidup (going concern), dan pertumbuhan (growth). Oleh

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED

BAB I PENDAHULUAN. atau keuntungan agar tersedia dana yang berkesinambungan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh bank, sedangkan perusahaan yang membutuhkan dana untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup bagus dan cenderung diminati oleh investor sebagai salah satu target

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perputaran aset tetap merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Return On Asset (ROA) keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan

PENGARUH PERUBAHAN MODAL KERJA TERHADAP PERUBAHAN PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang telah go public di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan. Aktivitas-aktivitas tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya. Persaingan antar perusahaan di Indonesia semakin terasa dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan jumlah penduduk, maka volume kebutuhan terhadap Industri Barang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mendapat pasar yang tetap di masyarakat (Verawati,2014). Untuk itu manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bahayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba bisa diukur dari modal sendiri maupun dari seluruh dana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan industri-industri manufaktur harus mencari sumber dana guna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. imbalan dari investasinya tersebut. Investasi yang akan dilakukan oleh investor

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, sedikit perusahaan yang mengalami hambatan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kegiatan menggunakan dana (fungsi investasi) dan kegiatan mencari sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan suatu perusahaan adalah untuk mencari keuntungan,

BAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk membiayai investasi jangka

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Dalam upaya untuk menghasilkan laba, tentu perusahaan harus

ABSTRAK. Kata Kunci: Tingkat Perputaran Aktiva dan Tingkat Pengembalian Investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pasar modal mirip dengan pasar-pasar lainnya, dimana terjadi transaksi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi yang berlangsung dengan sangat cepat dan meluas. Proses

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang Masalah. Kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing sangat ditentukan pada

BAB I PENDAHULUAN. spesialisasi dalam perusahaan serta semakin banyaknya perusahaan-perusahaan. modal tersebut mengandung begitu banyak aspek.

BAB I PENDAHULUAN. saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan melonjaknya jumlah saham yang ditransaksikan dan semakin UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan tanda-tanda kearah pemulihan, namun hal tersebut mendorong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Oleh karena itu, peran seorang manajer keuangan sangat dibutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain digunakan dalam operasi perusahaaan sehari-hari, modal kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kelapa sawit adalah salah satu komoditi yang diharapkan mampu memberikan

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Profitabilitas Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Gitosudarmo (2002:81), piutang merupakan aktiva atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, apalagi pada perusahaan yang sedang tumbuh senantiasa. berhadapan dengan persoalan penambahan modal yang tujuannya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peran yang strategis dalam pembangunan nasional. Semakin

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sejenis dengan merk yang berbeda beda dan kualitas dari barang tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada dasarnya selalu membutuhkan modal, baik itu modal kerja maupun modal tetap. Modal kerja merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, yang memiliki harapan akan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri manufaktur setiap tahun semakin berkembang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. membuat strategi-strategi agar mampu bersaing di tingkat lokal maupun non lokal.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis menyebabkan setiap perusahaan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan, khususnya antar perusahaan yang sejenis akan semakin ketat. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat tersebut, maka diperlukan suatu penanganan dan pengelolaan sumber daya yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan baik. Bagi pihak manajemen, selain dituntut untuk dapat mengkoordinasikan penggunaan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan secara efisien dan efektif, juga dituntut untuk dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang menunjang terhadap pencapaian tujuan perusahaan di masa yang akan datang. Dalam hal ini, perusahaan juga dituntut untuk mampu menentukan kinerja perusahaan yang baik, sehingga perusahaan akan dapat menjamin kelangsungan hidupnya, (Larasati, 2012: 4). Setiap usaha perusahaan dalam memperoleh penghasilan harus diarahkan pada perolehan penghasilan yang menguntungkan (yang mengakibatkan laba). Laba yang diperoleh perusahaan ini, pada akhirnya akan dapat digunakan oleh perusahaan untuk memberikan imbalan kepada para pemilik dana dan merupakan sumber pendanaan bagi usaha ekspansi perusahaan dimasa datang, (Prastowo dan RIfka Juliyanti dan Rifka Juliyanti, 2008: 79). Perusahaan harus berusaha agar tujuan perusahaan dapat tercapai, dalam pencapaian prestasi atau hasil yang maksimal diperlukan suatu pengukuran. Pengukuran prestasi atau keberhasilan ini lebih sulit dan lebih komplek dilakukan karena berkaitan dengan efektifitas dari 1

2 modal yang ditempatkan dan profitabilitas operasi serta keamanan dari berbagai tuntutan yang dihadapi perusahaan. Dalam pencapaian prestasi yang maksimal atau keberhasilan mencapai tujuan perusahaan diperlukan adanya pengukuran prestasi. Alat yang digunakan untuk mengukur prestasi ini adalah analisis rasio, (Setiawan, 2009: 2). Analisis rasio merupakan teknis analisis laporan keuangan yang paling banyak digunakan. Ratio merupakan alat analisis yang dapat memberikan jalan keluar dan menggambarkan suatu keadaan perusahaan. (Prastowo dan RIfka Juliyanti, 2008: 80). Salah satu rasio yang digunakan oleh perusahan dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba adalah rasio profitabilitas. Menurut Hanafi (2010: 42) rasio profitabilitas mer upakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas). Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi (aktiva), rasio ini juga seri ng disebut dengan rasio rentabilitas, perusahaan dikatakan rentabilitasnya baik apabila mampu memenuhi target laba yang telah ditetapkan dengan menggunakan aktiva atau modal yang dimilikinya, (Kasmir, 2011: 114). Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada dilaporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi, tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaa dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari

3 penyebab perubahan tersebut. Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apkah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak, (Kasmir, 2011: 199) Salah satu pengukuran atas profitabilitas perusahaan tersebut adalah dengan mengetahui tingkat pengembalian atas investasi ( return on investment-roi). return on investment (ROI) merupakan salah satu bentuk dari profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan (investasi) dalam aktiva yang digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan dan menghasilkan keuntungan dengan demikian, ROI menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan ( net operating income) dengan jumlah aktiva yang digunakan untuk melihat kemampuan dalam menghasilkan laba. Jika laba suatu perusahaan meningkat, maka harga saham perusahaan akan meningkat, (Riyanto, 2008: 57). Resiko penurunan dan peningkatan ROI terjadi dikarenakan adanya ketidakefektifan pengelolaan sumberdaya perusahaan yaitu salah satunya persediaan. Seperti yang dikatakan oleh Afriani (2011: 5) bahwa kondisi naik turunnya ROI dalam perusahaan tersebut menunjukkan adanya ketidakefisienan dalam salah satu pengelolaan sumber daya perusahaan. Sebagai sebuah perusahaan manufaktur yang memiliki persediaan barang jadi, maka aspek yang harus diperhatikan adalah mengenai tingkat perputaran persediaan barang dalam persuahaan. Persediaan sangat berkaitan dengan kelancaran operasi perusahaan. Jika perusahaan tidak mempunyai persediaan yang cukup, maka perusahaan akan

4 kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan dikarenakan perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen. Dengan mempertahankan investasi yang besar dalam aset lancar seperti persediaan perusahaan akan mengurangi kemungkinan untuk berhenti beroperasi atau kehilangan penjualan karena kurangnya persediaan. Masalah penting dalam manajemen persediaan adalah berapa besar persediaan yang optimal. Apabila persediaan terlau kecil, maka kegiatan operasi perusahaan akan mengalami penundaan atau perusahaan beroperasi pada kapasitas yang rendah. Akan tetapi apabila perusahaan mempunyai persediaan yang terlalu banyak namun kurang efektifitas pengelolaannya, maka perputaran persediaan akan rendah sehingga akan mempengaruhi profitabilitas, (Setiawan, 2009: 3) Pengelolan persediaan yang efektif langsung berhubungan dengan ukuran investasi dalam persediaan, karena aktiva lancar terbesar perusahaan manufaktur terikat dalam persediaan. Manajemen aset ini sangat penting untuk tujuan memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu merupakan perusahaan dagang ataupun perusahaan manufaktur selalu mengadakan persediaan. Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses, dan barang jadi dalam suatu periode tertentu. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada risiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta barang yang dihasilkan. Hal ini terjadi karena tidak selamanya barang-barang tersebut dapat tersedia setiap saat, (Afriani, 2011: 7).

5 Agar keberadaan persediaan barang di sebuah perusahaan menjadi efektif dan efisien maka persediaan barang ini harus mempunyai tingkat perputaran yang sehat. Jika tingkat perputaran persediaan yang dihitung ternyata relatif rendah, maka dapat diketahui bahwa rata-rata hari penjualannya berjalan cukup lambat. Ini merupakan salah satu tanda dari persediaan barang yang berlebihan, lambat dalam peredarannya, dan bisa mengakibatkan keausan. Sehingga dapat pula diindikasikan bahwa akan semakin lamanya tingkat pengembalian investasi karena terikatnya modal dalam persediaan. Oleh karenanya, kecepatan tingkat perputaran persediaan menjadi suatu hal yang sangat penting sebagai salah satu penilaian atas keefektifan dan keefisienan pencapaian tujuan yang kemudian akan menentukan profitabilitas perusahaan. Kecepatan tingkat perputaran persediaan barang diukur dari penjualandibagi dengan rata-rata persediaan. Perhitungan tingkat perputaran ini dapat disesuaikan dengan pengelompokkan jenis persediaan barang yang terdapat dalam sebuah perusahaan. Selain itu, terdapat pula alternatif lain untuk mengukur aktivitas persediaan yaitu perputaran persediaan barang dalam hari, (Larasati, 2011: 8). Peneliti tertarik mengambil data yang berasal dari perusahaan manufaktur dalam bidang otomotif dan komponen dimulai pada tahun 2007 hingga 2011 dikarenakan penjualan produk otomotif di tanah air mengalami peningkatan walaupun fenomena-fenomena seperti rencana kebijakan kenaikan suku bunga dan tingginya harga suku cadang kendaraan. Peneliti menilai usaha manufaktur dalam bidang otomotif memiliki prospek yang cerah mengingat besarnya pangsa pasar Indonesia dikarenakan jumlah penduduk yang besar serta semakin

6 membaiknya kondisi perekonomian Indonesia. Ini ditandai dengan semakin banyaknya produsen-produsen otomotif yang membanjiri pasar Indonesia, (Tias, 2011) Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia seperti terlampir pada lampiran 1 halaman 63, perkembangan perputaran persediaan pada perusahaan manufaktur dari tahun 2007 hingga 2011 mengalami fluktuasi penurunan dan peningkatan pada tahun 2007 rata-rata perputaran persediaan mencapai 5,813 kemudian pada tahun 2008 perputaran persediaan menurun menjadi 4,755 namun pada tahun 2009 dan 2010 rata-rata peputaran persediaan meningkat menjadi 5,227 pada tahun 2009 sedangkan 5,705 pada tahun 2010 namun pada tahun 2011 perputaran persediaan menurun menjadi 5.078. sedangkan rata-rata perkembangan profitabilitas pada perusahaan otomotif sebagaimana terlampir pada lampiran 1 halaman 65 mengalami fluktuasi penurunan dan peningkatan dimana pada tahun 2007 rata-rata profitabilitas mencapai 0,375 namun pada tahun 2008 hingga 2011 rata-rata tingkat profitabilitas pada perusahaan otomotif menurun pada tahun 2008 tingkat profitabilitas menurun menjadi 0.029, pada tahun 2009 tingkat profitabilitas hanya mencapai 0,075, kemudian pada tahun 2010 sebesar 0,089 sedangkan tahun 2011 mencapai 0,072. Jika kita melihat data di atas resiko penurunan dan peningkatan profitabilitas (ROI) dikarenakan ad anya ketidak efektifan dalam pengelolaan aktiva atau sumber daya perusahaan, yaitu salah satunya persediaan. Seperti halnya yang dikatakan oleh Setiawan (2009: 8) bahwa cepat lambatnya perputaran persediaan ini dapat menunjukkan berapa lamanya modal terikat dalam aset yang

7 akan berimbas pada profitabilitas perusahaan. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perputaran persediaan barang memegang peranan penting bagi perusahaan. Semakin cepat perputaran persediaan maka semakin cepat pula perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Perputaran persediaan yang terbilang lambat, menunjukkan adanya kekurang efisienan dalam pengelolaan persediaan yang dapat menimbulkan persoalan dalam kegiatan operasional perusahaan, sehingga dapat menurunkan profitabilitas perusahaan. Padahal profitabilitas menjadi salah satu indikasi atas keberhasilan usaha suatu perusahaan. Menurut Husnan dan Enny (2004:154) perputaran persediaan barang akan menentukan tinggi rendahnya profitabilitas/rentabilitas suatu perusahaan. Makin cepat perputaran persediaan barang, maka akan mengakibatkan naiknya profitabilitas/rentabilitas suatu perusahaan. Dan semakin lambat perputaran persediaan barang maka akan mengakibatkan turunnya rentabilitas suatu perusahaan.. Oleh karena itu diperlukan suatu pengelolaan persediaan yang baik agar profitabilitas/rentabilitas usaha perusahaan dapat berada dalam kondisi yang baik, tentunya dengan suatu analisa terlebih dahulu. Berbagai penelitian juga membuktikan adanya pengaruh perputaran persediaan terhadap profitabilitas, diataranya penelitian dari Furdani (2011) dengan judul pengaruh perputaran persediaan terhadap rentabilitas (profitabilitas) usaha pada PT. HM Sampoerna, Tbk, hasil penelitiannya membuktikan terdapat pengaruh positif antara perputaran persediaan terhadap rentabilitas (profitabilitas) usaha. Penelitian dari Lesmana (2011) hasil penelitiannya juga membuktikan

8 perputaran persediaan barang dagangan memiliki pengaruh terhadap rentabilitas (ROI) pada PT. Alfa Retailindo,Tbk. Penelitian Puteri (2012) juga membuktikan terdapat pengaruh signifikan pada perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap laba usaha pada perusahaan otomotif dan komponen yang go public di Bursa Efek Indonesia. Penelitian Afriani (2011) dengan judul pengaruh tingkat perputaran persediaan barang jadi terhadap profitabilitas perusahaan pada PT Dahana Persero Tasikmalaya hasil penelitiannya membuktikan tingat perputaran persediaan memiliki pengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan, setiap kenaikan pada perputaran persediaan barang maka akan menunjukkan kenaikan pula pada profitabilitas perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Industri Otomotif Dan Komponen Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan identifikasi masalah yaitu terjadinya fluktuasi tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 yakni adanya peningkatan dan penurunan tingkat perputaran persediaan dan profitabilitas Pada Perusahaan Industri Otomotif dan Komponen Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

9 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian atas dan pemaparan latar belakang di atas, maka disusun rumusan masalah apakah perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan industri otomotif dan komponen yang go public di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan mengetahui pengaruh perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan industri otomotif dan komponen yang go public di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Manfaat akademis dalam hal ini manfaat teoritis dari penelitian yang dilakukan adalah dapat mengembangkan pengetahuan dengan menerapkan teoriteori analisa laporan keuangan dan manajemen keuangan perusahaan yang telah dipelajari dan mengaplikasikannya dalam bentuk tulisan pada data yang diteliti. 1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah dapat menjadi bahan pertimbangan bagi investor untuk mempertimbangkan melakukan investasi pada perusahaan industri otomotif dan komponen yang go public di Bursa Efek Indonesia