BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kharismayanda, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

2016 PERBAND INGAN LATIHAN LARI UPHILL D AN LARI D OWNHILL TERHAD AP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PAD A ATLET FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup sehat yang lebih baik lagi. Olahraga adalah proses sistematik yang

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dewasa ini olahraga tenis sudah tak asing lagi dimasyarakat. Olahraga

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uji Validitas Dan Reabilitas Tes Keterampilan Teknik Sepakbola Usia Remaja

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. dalam ruang lingkup Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sepak bola

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didalam ruangan. Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TENDANGAN PENALTI DENGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG TIM SEPAK BOLA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA EXTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 GONDANG NGANJUK TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akbar Ghufron Maftuhaddin, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga futsal kini menjadi olahraga permainan yang diminati dari

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai suatu tujuan. Menurut Surakhmad (1998: 121) menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORITIS. Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang

PROFIL KOBDISI FISIK PEMAIN EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMAN 2 PARE TAHUN 2014/2015 SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuda Muhammad Awaludin, 2013

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak hingga orang dewasa, hal itu menunjukkan bahwa sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

2014 MODIFIKASI TES KETERAMPILAN DRIBBLING

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga sekarang ini semakin berkembang pesat sesuai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LATIHAN FOOT SPEED LADDER DRILLS TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN MENGGIRING BOLA PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Giri Renjana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA. Jurnal. Oleh. Chandra Sasongko

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

2014 PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL IMAGERY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN PASSING DAN STOPPING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

BAB I PENDAHULUAN. penjaga gawang dapat menggunakan tangan. Tujuan permainan ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Futsal merupakan olahraga permainan yang di gemari oleh seluruh masyarakat di

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN MENGGIRING BOLA. (Jurnal) Oleh IRFANDRI VANIKO NEGARA

BAB I PENDAHULAN. di Indonesia, metodologi kepelatihan harus ditingkatkan untuk dalam upaya. meningkatkan prestasi dalam cabang sepakbola.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

2015 HUBUNGAN TINGKAT PEND IDIKAN PELATIH D ENGAN PERFORMA ATLET SEKOLAH SEPAK BOLA D I KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rissa Metia Putri, 2014

MOCHAMAD AGUNG JUNIARTO,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan olahraga yang cukup populer, digemari dan paling

BAB III METODE PENELITIAN. sepakbola di SMK Negeri 1 Jumo Kabupaten Temanggung. Metode yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan paling populer di

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN KETEPATAN MENENDANG BOLA PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 2 KEPUNG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. olahraga. Mereka melakukan kegiatan olahraga dengan berbagai alasan, yaitu untuk

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

SKRIPSI OLEH : ARGA RIZKY YUARTA NPM:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita terus menerus dimanjakan dengan segala sesuatu yang otomatis. bersenyawa dengan hidup manusia (Depdiknas, 2007).

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Permainan sepakbola yang searah dengan filosofi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lama yang dimainkan dan ditonton oleh jutaan orang. Sepak bola merupakan jenis

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa teknologi yang semakin modern ini kebutuhan setiap orang untuk beraktivitas tanpa harus mengeluarkan tenaga yang besar sangatlah mudah, terutama dengan munculnya berbagai alat komunikasi yang semakin canggih yang membuat setiap orang malas untuk bergerak. Tanpa disadari berbagai kegiatan seperti itu bisa menjadi boomerang untuk dirinya sendiri terutama minimalnya kegiatan yang mengharuskan tubuh bergerak sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya, akibat kurang bergerak ini dapat menimbulkan berbagai gejala ataupun penyakit dikarenakan tubuh yang seharusnya bergerak dengan maksimal setiap hari tidak pernah dilakukan dengan baik. Dampak negatif dari era modern ini dapat ditanggulangi dengan berbagai aktivitas yang banyak mengeluarkan keringat sehingga tubuh bergerak sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya, salah satunya dengan melakukan aktivitas olahraga. Namun dalam melakukan aktivitas olahraga pun tidak diharuskan untuk menghasilkan suatu prestasi yang mungkin saja dapat mendongkrak ekonomi kehidupan akan tetapi bisa juga dilakukan dengan aktivitas seperti olahraga pendidikan maupun olahraga rekreasi, lebih khususnya olahraga sangat penting untuk setiap orang yang memiliki aktivitas bekerja atau jam kerja yang sangat sibuk, olahraga dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun tanpa harus mengganggu aktivitas bekerja atau jam kerja tersebut. Olahraga memang lebih mengacu terhadap pencapaian suatu prestasi, untuk pencapaian prestasi tersebut, latihan kondisi fisik hendaknya disusun kepada suatu program yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan progresif yang tujuannya ialah untuk meningkatkan kemampuan fungsional dari seluruh system tubuh agar dengan demikian prestasi atlet semakin meningkat. Program latihan kondisi fisik tersebut haruslah disusun secara teliti serta dilaksanakan secara cermat dan dengan penuh disiplin. Jika dijabarkan isi dari olahraga dapat 1

2 ditemukan berbagai macam cabang olahraga, seperti sepakbola, bola voli, bola basket, bulutangkis, dll. Jika berbicara tentang cabang olahraga, hal pertama yang mungkin diucapakan oleh banyak orang ialah sepak bola, sepakbola adalah cabang olahraga yang paling populer di dunia terutama di Indonesia, hampir di setiap penjuru kota dan desa dapat ditemui anak anak bahkan orang tua yang bermain sepakbola. Saat ini sepakbola pun bukan menjadi suatu tontonan saja akan tetapi dapat dicari berbagai hal yang menarik yang ada di dalam sepakbola, seperti ikut organisasi pecinta sepakbola atau biasa disebut fans club, atau mungkin saja untuk hal hal negatif bisa dijadikan ajang untuk berjudi. Sepakbola menjadi daya tarik tersendiri untuk masyarakat dimana saja sesuai dengan kebutuhannya dan bisa menjadi kepuasan yang tidak bisa tergantikan dengan kepuasan yang berada di aktivitas lainnya, bahkan di Indonesia sepakbola sudah menjadi jatidiri bangsa yang tidak bisa terpisahkan lagi dari identitas bangsa, jika kita lihat dan harus membandingkan dengan olahraga lainnya saat ada pertandingan sepakbola baik tingkat nasional maupun internasional antusias penonton sangat berbeda dengan pertandingan olahraga lainnya, seperti contohnya saat bergulirnya LSI (Liga Super Indonesia) antusias penonton sangat membeludak yang dapat kita lihat dari penuhnya tribun penonton di stadion. Sucipto dkk (1999:7) mengemukakan bahwa : Sepakbola adalah permainan beregu, masing masing regu terdiri atas sebelas pemain dan salah satunya adalah penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya didaerah tendangan hukumannya. Dari penjabaran diatas sepakbola sangat mengutamakan keahlian seseorang mengandalkan kaki, namun tidak hanya kekuatan kaki saja, kecepatan dan kelincahan pun sangat berpengaruh besar terhadap kemampuan seseorang bermain sepakbola. Berbagai latihan pun dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

3 bermain sepakbola. Harsono (Tite, dkk, 2007: 21) mengemukakan bahwa : Latihan adalah proses yang sistematis daripada bekerja atau aktivitas gerak jasmani secara berulang ulang, dengan kian hari menambah jumlah pekerjaannya atau aktivitas kegiatannya. Latihan dalam olahraga merupakan hal yang terpenting untuk menghasilkan suatu prestasi, terutama latihan kondisi fisik yang mengacu kepada suatu program latihan yang dilakukan secara sistematis, berencana, dan progresif dan yang tujuannya ialah untuk meningkatkan kemampuan fungsional dari seluruh system tubuh agar dengan demikian prestasi atlet semakin meningkat. Program latihan kondisi fisik tersebut haruslah disusun secara teliti serta dilaksanakan secara cermat dan dengan penuh disiplin. Pada latihan kelincahan diperlukan ciri-ciri latihan yang khusus. Salah satu latihan kondisi fisik yang berpengaruh terhadap keterampilan suatau cabang olahraga ialah latihan kelincahan. Kelincahan berasal dari kata lincah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Angga, 2010) lincah berarti selalu bergerak, tidak dapat diam, tidak tenang, tidak tetap. Kegunaan kelincahan sangat penting terutama olahraga beregu dan memerlukan ketangkasan. Suharno HP (Mulyono, 2005) mengatakan bahwa ; Kegunaan kelincahan adalah untuk menkoordinasikan gerakan-gerakan berganda atau stimulan, mempermudah penguasaan teknik - teknik tinggi, gerakan-gerakan efisien,efektif dan ekonomis serta mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan. Jadi kelincahan bukan hanya menuntut kecepatan, akan tetapi juga fleksibilitas yang baik dari sendi - sendi anggota tubuh. Tanpa memiliki fleksibilitas, orang tidak akan bisa bergerak lincah. Selain itu faktor keseimbangan juga penting dalam kelincahan. Suhendro, dkk (1998 : 438) mengemukakan bahwa : orang yang lincah adalah orang yang mampu merubah satu posisi kesuatu posisi yang berbeda dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerak yang baik. Program latihan fisik yang cocok untuk sepak bola itu ada bermacammacam, biasanya setiap klub menjalankan program latihan fisik yg berbeda untuk setiap pemainnya. Jadi tergantung dimana kurangnya pemain tersebut. Secara

4 umum program latihan fisik untuk pemain sepak bola itu ada 4 jenis seperti yang dikutip dalam Aryadi (2012) yaitu: 1. Program peningkatan kecepatan (Speed) 2. Power. 3. Kelincahan. 4. Daya tahan 5. Koordinasi. Lebih lanjut program latihan fisik di atas merupakan bagian dari program latihan keseluruhan, beberapa latihan fisik itu antara lain: 1. Teknik Dasar 2. Latihan Teknik Kontrol Bola 3. Latihan Kerjasama Team 4. Latihan Menyerang 5. Latihan Bertahan 6. Latihan Fisik 7. Latihan Mental 8. Latihan Taktik 9. Latihan Teknik, Taktik & Strategi Kompetisi Dalam beberapa latihan kondisi fisik tersebut penulis tertarik untuk membahas tentang latihan kelincahan dalam sepakbola. Di Indonesia latihan kelincahan sangatlah minim dan tidak ada penemuan penemuan atau inovasi inovasi terhadap latihan kelincahan tersebut, oleh karena itu penulis mencari jenis latihan kelincahan yang baru yang belum pernah digunakan di Indonesia, latihan latihan kelincahan yang sering diberikan saat latihan sepakbola dan hanya menemukan jenis latihan seperti latihan lati zig zag dan suttle run saja, oleh karena itu peneliti ingin mencoba memberikan jenis latihan kelincahan baru yaitu Balsom Agillity Soccer Test yang diadopsi dari latihan kelincahan sebagian tim tim professional di Liga Inggris akan tetapi tes kelincahan ini belum ditemukan tingkat validitas, reliabilitas dan obyektivitasnya,

5 oleh karena itu penulis akan menguji kembali tes kelincahan Balsom ini di Indonesia. Gambar 1 Balsom Agility Soccer Test (Topend Sports Network, 2013) Latihan kelincahan tersebut digunakan di Inggris yang faktanya terdapat perbedaan karakteristik yang sangat jauh dengan karakteristik orang orang di Indonesia maka penulis tertarik untuk menguji ulang latihan kelincahan tersebut kepada siswa SMA di Indonesia khususnya untuk siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola se Kota Cimahi. Penulis akan memberikan tes kelincahan Balsom (Balsom Agillity Test) ini kepada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola di SMA se Kota Cimahi ini untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas dan obyektivitasnya sehingga apabila tes ini valid, reliabel dan obyektif maka tes ini bisa digunakan di Indonesia khususnya di SMA SMA se Kota Cimahi. Untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas dan obyektivitas latihan kelincahan tersebut maka harus dilakukan tes dan pengukuran terlebih dahulu.

6 Qomara (2013) menjelaskan bahwa : tes secara umum adalah alat pengumpul data dan sebagai dasar penilaian dalam proses pendidikan, dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh siswa sehingga menghasilkan nilai tentang tingkah laku. Suatu tes adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang seseorang atau obyek. Melalui tes, pendidik dapat memperoleh informasi yang tepat mengenai keadaan anak didiknya, apabila ia berada pada kemampuan rendah, sedang atau tinggi. Sedangkan pengukuran merupakan proses pengumpulan data / informasi tentang individu maupun obyek tertentu. Tes dan pengukuran merupakan kesatuan yang dapat dijadikan suatu bahasan yang lebih lengkap. Kata pengukuran memiliki banyak arti dan berbeda-beda penerapannya dalam pendidikan jasmani atau olahraga. Dalam suatu latihan tes dan pengukuran merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan evaluasi. Tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk memperoleh informasi/data tentang seseorang atau obyek yang akan diukur, Suharsimi Arikunto (Nurhasan dan Hasanudin, 2007:3) mengemukakan bahwa : tes adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara aturan aturan yang sudah ditentukan. Menurut Nurhasan dan Hasanudin (2007:5) Pengukuran adalah proses pengumpulan data/informasi dari suatu obyek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur, sedangkan Suntoda (Abdurrohman, 2012:3) mengemukakan bahwa : Pengukuran adalah suatu proses pengumpulan data atau informasi tentang individu maupun obyek tertentu, yaitu mulai dari mempersiapkan alat ukur yang digunakan sampai diperolehnya hasil (misalnya frekuensi, jarak, waktu, dan satuan ukuran suhu) hasilnya pengukuran bersifat kuantitatif. Jadi pengertian pengukuran adalah proses untuk memperoleh data obyektif dan kuantitatif yang hasilnya dapat diolah secara statistika. Suatu tes dikatakan baik bila tes tersebut memenuhi beberapa indikator yang mencerminkan kualitas dari tes/alat ukur yaitu derajat validitas, reliabilitas dan

7 obyektivitas secara ekonomis, kepraktisan dalam pelaksanaan dan mempunyai norma. Beberapa jenis validitas menurut Arikunto (Nurhasan dan Hasanudin, 2007;36) menjelaskan sebagai berikut : Validitas logis, mencakup : 1. Validitas isi (content validity) 2. Validitas konstruksi (contruck validity) Validitas empiris, mencakup : 1. Validitas setara (concurrent validity) 2. Validitas prediksi (predictive validity) B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi masalah masalah yang terjadi 1. Tes kelincahan Balsom yang dilakukan belum tentu valid 2. Tes kelincahan Balsom yang dilakukan belum tentu reliable 3. Tes kelincahan Balsom yang dilakukan belum tentu objektif 4. Jenis tes kelincahan yang tidak diperbaharui, seperti yang sering digunakan yaitu zig zag agility test dan suttle run tes 5. Tes kelincahan yang sudah ada lebih umum dan tidak spesifik terhadap cabang sepakbola 6. Tes kelincahan Balsom ini belum diketahui tingkat validitas, reliabilitas dan obyektivitasnya C. Batasan Masalah Untuk membatasi permasalahan yang akan dibahas agar tidak terlalu luas, maka peneliti hanya akan meneliti tentang tingkat validitas, reliabilitas dan obyektivitas tes kelincahan sepakbola Balsom untuk siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola di SMAN se-kota Cimahi.

8 D. Pertanyaan Penelitian Dalam kaitannya dengan uraian diatas penulis akan mengadakan spesifikasi sebagai pokok-pokok permasalahan sebagai berikut: 1. Berapa tingkat Validitas tes kelincahan sepakbola Balsom untuk siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola di SMAN se-kota Cimahi? 2. Apakah tingkat validitas tes kelincahan sepakbola Balsom untuk siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola di SMAN se-kota Cimahi tersebut signifikan? 3. Berapa tingkat Reliabilitas tes kelincahan sepakbola Balsom untuk siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola di SMAN se-kota Cimahi? 4. Apakah tingkat reliabilitas tes kelincahan sepakbola Balsom untuk siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola di SMAN se-kota Cimahi tersebut signifikan? 5. Berapa tingkat obyektivitas tes kelincahan sepakbola Balsom untuk siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola di SMAN se-kota Cimahi? 6. Apakah tingkat obyektivitas tes kelincahan sepakbola Balsom untuk siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola di SMAN se-kota Cimahi tersebut signifikan? E. Tujuan Penelitian Peneliti melakukan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas dan obyektivitas tes kelincahan sepakbola Balsom untuk siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola di SMAN se-kota Cimahi F. Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis Secara teoritis dapat menjadi sebuah sumber pengetahuan untuk para pelatih dan guru untuk meningkatkan tingkat kebugaran jasmani atlet ataupun siswa terutama dalam latihan kelincahan.

9 b. Secara Praktis Secara praktis dapat dijadikan untuk bahan lanjutan penelitian tentang tes kelincahan Balsom, dan Penelitian ini dapat menjadi referansi untuk para pelatih ataupun guru untuk melakukan tes kelincahan dalam sepakbola yang dapat mengembangkan potensi atlet atau anak didik nya. G. Penjelasan Istilah Berkaitan dengan masalah yang akan diajukan dalam penelitian ini, beberapa batasan istilah yang digunakan dalam penelitian perlu adanya penjelasan istilah, yaitu : 1. Validitas Menurut Sugiyono (Lestari, 2011) adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian 2. Reliabilitas menurut Nurhasan dan Hasanudin (2007:35) apabila suatu tes diberikan kepada suatu kelompok dan kemudian tes tersebut diberikan kembali pada waktu yang berlainan pada kelompok yang identik, maka hasil tes pertama dan kedua menunjukan adanya skor yang sama. 3. Menurut Anastasia dan Susana (Lestari, 2011) mengemukakan bahwa Reliabilitas adalah sesuatu yang merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent items) yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda. 4. Menurut Nurhasan dan Hasanudin (2007:448) mengemukakan bahwa obyektivitas adalah derajat kesamaan atau keajegan hasil tes yang diperoleh dari beberapa orang pengetes (testor) dalam objek yang sama. 5. Arikunto (1995:51) mengemukakan bahwa tes adalah suatu alat atau prosedur yang digunakann untuk mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara aturan aturan yang sudah ditentukan.

10 6. Suhendro (1998 : 438) mengemukakan bahwa : orang yang lincah adalah orang yang mampu merubah satu posisi kesuatu posisi yang berbeda dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerak yang baik. 7. Dalam situs infobebas.web.id/2011/latihan-kelincahan-untuk-sepakbola.html menyebutkan bahwa Latihan kelincincahan untuk sepakbola ialah latihan yang melibatkan berjalan dan berlari dengan kecepatan tinggi untuk meningkatkan kecepatan dan fleksibilitas. Metode yang paling umum ialah berhenti dan mulai sprint, dimana atlet berhenti secara tiba tiba dan seketika melakukan sprint. 8. Sepakbola menurut Sucipto dkk (1999:7) sepakbola adalah permainan beregu, masing masing regu terdiri atas sebelas pemain dan salah satunya adalah penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya didaerah tendangan hukumannya. 9. Dalam situs www.artikata.com mengemukakan bahwa sepak bola adalah permainan beregu di lapangan, menggunakan bola sepak dari dua kelompok yg berlawanan yg masing-masing terdiri atas sebelas pemain, berlangsung selama 2 x 45 menit, kemenangan ditentukan oleh selisih gol yg masuk ke gawang lawan. H. Anggapan Dasar Setiap akan melakukan penelitian diperlukan anggapan dasar sebagai titik tolak pemikiran terhadap penelitian yang akan dilakukan. Seperti yang dikemukakan oleh Surakhmad (Sutikno, 2011) bahwa : anggapan dasar atau postulat merupakan sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Suatu tes dan pengukuran merupakan alat ukur pengumpulan data dalam mengadakan penelitian, yang merupakan salah satu unsur penting sebagai kelengkapan tindakan penelitian. Kualitas dan ketepatan hasil pengukuran

11 tergantung pada kecocokan alat ukur atau instrumen yang digunakan serta kemahiran para pelaksananya. Nurhasan dan Hasanudin (2007:1) menjelaskan bahwa : Dalam proses pembelajaran tes dan pengukuran merupakan suatu bagian yang tak terpisahkan dalam kegiatan evaluasi. Tes merupakan suatu alat yang digunakan dalam memperoleh data dari suatu objek yang akan diukur, sedangkan pengukuran merupakan proses untuk memperoleh data. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran merupakan data yang obyektif, yang dapat dijadikan dasar melakukan penilaian dalam proses pembelajaran. Suatu tes dikatakan baik bila tes tersebut memenuhi beberapa indikator yang mencerminkan kualitas dari tes/alat ukur yaitu derajat validitas, reliabilitas dan obyektivitas secara ekonomis, kepraktisan dalam pelaksanaan dan mempunyai norma. Suntoda (2012) mengemukakan syarat untuk melaksanakan pengukuran, diantaranya : 1. Harus dilakukan untuk mencapai tujuan, yaitu sesuai dengan jenis dan ruang lingkup tujuan yang ingin dicapai. 2. Alat ukur yang digunakan hendaknya memenuhi syarat valid dan reliabel. 3. Tes dan pengukuran dilaksanakan oleh para petugas yang terlatih dan berpengalaman dalam bidangnya. Kelincahan merupakan salah satu komponen kesegaran motorik yang sangat diperlukan untuk semua aktivitas yang membutuhkan kecepatan perubahan posisi tubuh dan bagian-bagiannya. Di samping itu kelincahan merupakan prasyarat untuk mempelajari dan memperbaiki keterampilan gerak dan teknik olahraga, terutama gerakan-gerakan yang membutuhkan koordinasi gerakan. Lebih lanjut, kelincahan sangat penting untuk nomor yang membutuhkan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan-perubahan situasi dalam pertandingan.

12 Kemampuan seperti ini membutuhkan komponen koordinasi yang prima. Seorang atlet agar memiliki kelincahan, yakni kemampuan untuk bergerak secepatnya dari satu titik ke titik lainnya, kemudian secara tiba-tiba mengubah arah gerakan, menghindar atau mengelilingi objek secepatnya memerlukan komponen kecepatan. Untuk meningkatkan komponen kelincahan ini takarannya tergantung dari tipe olahraga yang dipergunakan.