PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERASI NIGERIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

dokumen-dokumen yang mirip
PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI RUSIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DJIBOUTI MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH TURKMENISTAN MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK MOZAMBIK MENGENAI KERJSAMA EKONOMI DAN TEKNIK

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINT AH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI MIKRONESIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

===========================================

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA INSTITUT PENELITIAN EKONOMI UNTUK ASEAN DAN ASIA TIMUR DENGAN SADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA TENTANG KERJASAMA Dl BIDANG PARIWISATA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Departemen Luar Negeri Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Romania (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENYUSUNAN NASKAH PERJANJIAN INTERNASIONAL

REPUBLIK INOONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DAN KANTOR PEMILIHAN FIJI

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KEMENTERIAN PEROAGANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN

===========================================


REPUBLIK INDONESIA CONCERNING SISTER CITY COOPERATION

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA PASAL1 TUJUAN

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK ITALIA MENGENAI KERJASAMA ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIA PASAL1

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Parlemen Republik Fiji, yang selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

BERHASRA T unruk meningkatkan hubungan baik berdasarkan kemitraan clan kerjasama antara penduduk kedua kota;

Jamaica selanjutnya disebut sebagai "Para pihak". Didorong keinginan untuk saling memperdalam dan. tali persaudaraan yang telah ada diantara kedua

PERSETUJUAN PERDAGANGAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK YAMAN PASAL 1 PASAL 2

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA

KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA TENTANG

Mengakui pentingnya asas-asas persamaan dan saling menguntungkan; Sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di rnasingmasing

REPUBl.JK INDONESIA. Pemerintah Kata Jayapura, Republik Indonesia dan Pemerintah Kata Wewak, Papua Nugini, selanjutnya disebut sebagai para "Pihak";

Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan Kementerian Kesehatan Republik Sudan, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"

Dalam rangka untuk lebih memperkuat dan memperdalam hubungan persahabatan dan kerja sama yang telah ada antara Para Pihak;

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia, selanjutnya disebut 'Para Pihak';

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan Kementerian

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRATIK FEDERAL ETHIOPIA TENTANG KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

Pasal 1. Kedua pihak sepakat untuk meningkatkan dan saling tukar menukar pengalaman di bidang penerangan, mencakup :

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK KOLOMBIA MENGENAI PEMBENTUKAN KOMISI BERSAMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERCAYAI bahwa kerja sama yang dilakukan akan membawa manfaat bagi para Pihak;

REPUBLIK INDONESIA. PASALI Tujuan

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura (selanjutnya disebut "Para Pihak");

~ ' REPUBLIK INDONESIA

EMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN ARSIP NASIONAL PUSAT REPUBLIK YAMAN MENGENAI KERJASAMA KEARSIPAN

SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di kedua negara. TELAH DICAPAI kesepahaman sebagai berikut: PASALI TUJUAN

PENGATURAN ANTARA. MENGINGAT hubungan dan kerjasama yang bersahabat yang telah ada antara Republik Indonesia dan Kerajaan Kamboja;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPPRES 91/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN PERDAGANGAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK YAMAN

DAN PEMERINTAH REPUBLIK YAMAN

"Pihak", dan secara bersama-sama disebut sebagai "Para Pihak";

SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRASI MYANMAR

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Republik Liberia (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"),

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark yang selanjutnya secara tunggal disebut "Pihak" dan secara bersama disebut "Para Pihak";

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH MALAYSIA TENTANG KERJASAMA PERTANIAN

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA

REPUBLIK INDONESIA. SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara; PASALI TUJUAN

BERKEINGINAN untuk tersedianya mekanisme dan komitmen Para pihak untuk melakukan sebuah penelitian dan pengembangan bersama, termasuk melakukan

PERSETUJUAN PERDAGANGAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH KERAJAAN KAMBOJA

bidang penanggulangan bencana untuk kesejahteraan dan keselamatan rakyat di kedua negara;

REPUBLIK INDONESIA. SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara; PASAL 1 PEMBEBASAN VISA

REPUBLIK INDONESIA PERSETUJUAN

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Maroko yang selanjutnya disebut "Para Pihak":

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENGENAI. KERJASAMA Dl SEKTOR TRANSPORT AS!

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN MENGENAI BANTUAN HIBAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KERJASAMA EKONOMI DANTEKNIK ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri dan Agama Republik Kosta Rika (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihakn);

(selanjutnya masing-masing disebut sebagai "Pihak" dan secara bersama sebagai "Para Pihak"),

REPUBLIK INDONESIA. Memorandum Saling Pengertian an tara. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG

MEMPERTIMBANGKAN kepentingan bersama dalam mengembangkan kerja sama energi baru terbarukan antara Republik Indonesia dan Republik Federal Austria.

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Australia; menimbulkan ancaman yang nyata terhadap stabilitas dan keamanan masyarakat kedua negara;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA. MEY AKINI perlunya kerja sama efektif dan berkesinambungan yang menjadi kepentingan dari Para Pihak;

ditandatangani oleh kedua belah pihak.

disebut sebagai "Para Pihak";

PASALI TUJUAN PASAL II RUANG LINGKUP KERJASAMA. Ruang lingkup kerjasama di bawah Memorandum Saling Pengertian ini adalah sebagai berikut:

PERJANJIAN ANTARA KOMITE AKREDITASI NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN GULF COOPERATION COUNCIL ACCREDITATION CENTER DALAM KERJASAMA Dl BIDANG AKREDITASI

PERSETUJUAN PERDAGANGAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH KERAJAAN MAROKO

REPUIP 1 ' 1 "J')(l FSL\

SOUTH CENTRE MENGENAI KERJA SAMA DALAM KEGIATAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA. Berkeinginan untuk memperkuat dan mengembangkan hubungan persahabatan dan kerjasama;

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN TENTANG K.ERJA SAMA EKONOMI DAN TEKNIS ANTARA PEMERINTAH REPUBUK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

Departemen Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENGAKUI pentingnya peningkatan kualifikasi dan kompetensi sumber daya manusia Indonesia;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERASI NIGERIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK Pemerintah Republik Indonsesia dan Pemerintah Republik Federasi Nigeria selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak " ; BERHASRAT memperluas dan meningkatkan hubungan bilateral dan kerjasama yang berkelanjutan dan berjangka panjang; MEYAKINI akan perlunya kerjasama yang berkelanjutan dan efektif demi kepentingan kedua negara; MENEGASKAN keinginan mereka dalam mempererat kerjasama bilateral antara kedua negara; dan DIDORONG oleh keinginan untuk mempererat hubungan persahabatan dan untuk memajukan perluasan kerjasama ekonomi dan teknik antara kedua negara atas dasar prinsip persamaan, saling menguntungkan dan menghormati penuh kedaulatan; TELAH MENYETUJUI sebagai berikut :

2 PASAL I Tujuan 1. Para Pihak akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mendorong dan mengembangkan kerjasama ekonomi dan teknik antara kedua negara dalam kerangka Persetujuan ini dan sesuai dengan hukum dan perundang-undangan masing-masing negara. 2. Kerjasama ekonomi dan teknik yang disebut dalam Persetujuan ini akan mencakup bidang-bidang yang akan diperinci lebih lanjut dengan persetujuan bersama. PASAL II Lingkup Kerjasama Kerjasama ekonomi dan teknik harus dilakukan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan Para Pihak maupun dengan persyaratan-persyaratan dan kondisikondisi yang telah disepakati oleh Para Pihak. Ketentuan-ketentuan secara rinci yang berhubungan dengan bentuk-bentuk dan cara-cara maupun persyaratanpersyaratan kerjasama di bidang yang telah disepakati harus didasarkan pada pengaturan pelaksanaan tersendiri. PASALIII Modalitas Kerjasama Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan Persetujuan ini, Para Pihak akan bertemu dan bila diperlukan untuk membahas perkembangan dari Persetujuan ini dan hal lain yang berkenaan dengan peningkatan kerjasama ekonomi dan teknik antara kedua negara.

3 PASALIV Kerjasama Teknik Para Pihak akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan kerjasama teknik antara kedua Pihak melalui pertukaran data ilmu pengetahuan dan teknologi serta tenaga-tenaga ahli, para teknisi dan para pelatih dalam mendukung peningkatan segala aspek kerjasama teknik antara lembagalembaga terkait dari kedua negara. PASAL V Perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual 1. Para Pihak setuju bahwa setiap kekayaan intelektual yang timbul dalam pelaksanaan Persetujuan ini akan dimiliki bersama dengan kondisi : a. masing-masing Pihak akan diizinkan menggunakan kekayaan intelektual itu dengan tujuan untuk memelihara, memakai dan meningkatkan kekayaan intelektual tersebut; b. dalam keadaan kekayaan intelektual dipergunakan oleh salah satu Pihak danjatau lembaga-lembaga atas nama Pihak tersebut untuk tujuan-tujuan komersial, maka Pihak lainnya berhak untuk memperoleh bagian royalti yang adil. 2. Para Pihak akan saling menjamin bahwa Hak-hak Atas Kekayaan Intelektual yang dibawa oleh salah satu Pihak ke dalam wilayah Pihak lainnya dalam rangka pelaksanaan setiap pengaturan proyek atau kegiatan-kegiatan, tidak merupakan hasil dari suatu pelanggaran hak-hak pihak ketiga yang sah.

4 3. Para Pihak akan melepaskan masing-masing setiap tuntutan dari pihak ketiga atas kepemilikan dan keabsahan penggunaan Hak-hak Atas Kekayaan Intelektual yang dibawa oleh salah satu Pihak untuk pelaksanaan setiap pengaturan proyek atau kegiatan-kegiatan. PASAL VI Pembentukan Komisi Bersama 1. Para Pihak sepakat untuk membentuk suatu Komisi Bersama untuk mempelajari perkembangan Persetujuan ini, untuk membahas hal-hal yang mungkin timbul dari pelaksanaan Persetujuan ini dan untuk membuat rekomendasi-rekomendasi yang diperlukan demi tercapainya maksud dari Persetujuan ini. 2. Komisi Bersama ini akan bertemu bila dianggap perlu melalui persetujuan bersama, apakah di Jakarta (Indonesia) atau di Abuja (Nigeria). Komisi Bersama ini akan, apabila dianggap perlu, membentuk kelompok-kelompok kerja dan menunjuk para ahli dan penasihat untuk menghadiri pertemuan. PASAL VII Penyelesaian Sengketa Setiap perselisihan antara Para Pihak mengenai pengertian dan/atau pelaksanaan Persetujuan ini harus dapat diselesaikan secara damai melalui konsultasi-konsultasi atau perundingan-perundingan.

5 PASAL VIII Amandemen Setiap perubahan atau revisi terhadap Persetujuan ini harus dibuat berdasarkan l<esepakatan bersama secara tertulis melalui saluran diplomatik. PASALIX Berlakunya Persetujuan, Masa Berlakunya Persetujuan, dan Pengakhiran Persetujuan 1. Persetujuan ini mulai berlaku pada tanggal penerimaan pemberitahuan terakhir dimana Para Pihak saling memberitahukan, melalui saluran diplomatik, bahwa persyaratan perundang-undangan untuk berlakunya Persetujuan ini telah terpenuhi. 2. Persetujuan ini akan tetap berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan akan secara otomatis diperpanjang untuk jangka waktu masing-masing 1 (satu) tahun berikutnya kecuali jika salah satu Pihak memberitahukan secara tertulis mengenai keinginannya untuk mengakhiri persetujuan ini paling lambat 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya Persetujuan ini. 3. Berakhirnya Persetujuan ini tidak mempengaruhi keabsahan dan kewajiban dari setiap pengaturan dan/atau kontrak yang berjalan dalam kerangka Persetujuan ini dan pengaturan, kontrak atau proyek yang belum selesai harus dilaksanakan hingga selesai. SEBAGAI BUKTI, yang bertandatangan di bawah ini, dengan diberi kuasa oleh Pemerintah masing-masing telah menandatangani Persetujuan ini.

6 DIBUAT dalam rangkap dua di JAKARTA pada tanggal 21 Desember 2000 dalam bahasa: Indonesia dan Inggris, semua naskah mempunyai kekuatan hukum yang sama. Apabila terdapat perbedaan dalam penafsiran Persetujuan ini, maka naskah dalam bahasa Inggris yang berlaku. UNTUK PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA UNTUK PEMERINTAH REPUBLIK FEDERASI NIGERIA Signed Dr. Alwi Shihab Menteri Luar Negeri Signed Alhaji Sule Lamido Menteri Luar Negeri

AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE FEDERAL REPUBLIC OF NIGERIA ON ECONOMIC AND TECHNICAL COOPERATION ----------------------------------------- The Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Federal Republic of Nigeria, hereinafter referred to as "the Parties"; DESIROUS of expanding and enhancing bilateral relations and cooperation on a lasting and long term basis; CONVINCED of the necessity of lasting and effective cooperation in the interests of both countries; CONFIRMING their interests in the strengthening of bilateral cooperation between the two countries; and GUIDED by the desire to strengthen the existing friendly relations and to promote the expansion of economic and technical cooperation between the two countries based on the principles of equality, mutual benefit and full respect of sovereignty; HAVE AGREED as follows: ARTICLE I Objectives 1) The Parties shall endeavor to take all necessary measures to encourage and to develop economic and technical cooperation between the two countries within the framework of this Agreement and in conformity with their respective laws and regulations.

2 2) The economic and technical cooperation referred to in this Agreement may be developed in the areas which will be specified by mutual consent of the Parties. ARTICLE II Scope of Co-operation The economic and technical cooperation shall be conducted in accordance with the capabilities and requirements of the respective Parties as well as with the terms and conditions to be agreed upon between the Parties. The detailed provisions relating to the forms and methods as well as to the conditions of such cooperation in the agreed areas shall be laid down in separate implementing arrangements. ARTICLE III Modalities of Co-operation In order to promote the implementation of this Agreement, the Parties shall meet as and when required to discuss the progress of this Agreement and any other matters pertaining to the developing of economic and technical cooperation between the two countries. ARTICLE IV Technical Co-operation The Parties shall take all necessary measures to encourage technical cooperation between them through the exchange of scientific and technological data and of experts, technicians and trainers in addition to the encouragement of all aspects of technical cooperation between the specialized institutions of both countries.

3 ARTICLE V Intellectual Property Rights 1. The Parties agree that any intellectual property arising under the implementation of this agreement will be jointly owned under the following conditions: a. each Party shall be allowed to use such intellectual property for the purposes of maintaining, adapting and improving the relevant property; b. In the event that the intellectual property is used by the party and/or institutions on behalf of the Party for commercial purposes, the other Party shall be entitled to obtain equitable portion of royalty. 2. The Parties shall indemnify each other that the intellectual property rights brought by the Party into the territory of the other Party for the implementation of any project arrangement or activities, is not resulted from any infringement of third party's legitimate rights. 3. The Parties shall, subject to applicable laws and regulations, exempt each other from any claim made by third party on the ownership and legality of the use of intellectual property right which is brought in by the Party for the implementation of any project arrangement or activities. ARTICLE VI Establishment of a Joint Commission 1. The Parties agree to establish a Joint Commission to examine the implementation of this Agreement, to discuss the issues that might arise from the application of this Agreement and to make all the necessary recommendation for the achievement of its goals.

4 2. This Joint Commission shall meet when considered appropriate by mutual consent of the Parties, alternately in Jakarta (Indonesia) and Abuja (Nigeria). This Joint Commission shall, whenever necessary, establish working groups and appoint experts and advisors to attend the meetings. ARTICLE VII Settlement of Disputes Any disputes between the Parties concerning the interpretation and/or implementation of this Agreement shall be settled amicably through consultations or negotiations. ARTICLE VIII AMMAN DEMENT Any amendment to, or revision of, this Agreement shall be made based on mutual consent in writing through diplomatic channels ARTICLE IX Entry Into Force, Duration and Termination 1. This Agreement shall come into force on the date of receipt of the last notification by which the Parties inform each other, through diplomatic channels, that their respective constitutional requirements for giving effect to the present Agreement have been fulfilled. 2. This Agreement shall remain in force for the period of 5 (five) years and shall automatically be extended for subsequent periods of 1 (one) year each unless either Party seeks its termination by giving written notification at least 6 (six) months prior to its expiration.

5 3. The termination of this Agreement shall not affect the validity of, and obligations under, any arrangement and/or contract commenced under this Agreement, and such existing arrangement, contract or unfinished projects shall be carried onto completion. IN WITNESS WHEREOF, the undersigned, being duly authorized by their respective Governments have signed this Agreement. DONE in duplicate at JAKARTA on 21 December 2000 in the Indonesian and English languages, all texts being equally authentic. In case of any divergence of interpretation of the present Agreement, the English text shall prevail. FOR THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA FOR THE GOVERNMENT OF THE FEDERAL REPUBLIC OF NIGERIA Signed Dr. Alwi Shihab Minister for Foreign Affairs Signed Alhaji Sule Lamido Minister of Foreign Affairs