BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1962 dimulai kegiatan komersial untuk perikanan tuna yang pertama

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR i

b. Akte Notaris Imah Fatimah.S.H Nomor 66 tanggal 9 Februari 1984,

4 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3260); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan United Nations Convention on the La

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pelabuhan umum di Indonesia terdiri dari pelabuhan umum yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan sektor industri yang berbasis sektor agribisnis sangat

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum PT. Perikanan Nusantara (Persero)

PENGARUH PERUBAHAN DAN VARIABILITAS IKLIM TERHADAP DINAMIKA FISHING GROUND DI PESISIR SELATAN PULAU JAWA

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2004, kegiatan perikanan tangkap khususnya perikanan tuna

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 06 Juli 2016 s/d 10 Juli 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 06 Juli 2016

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PERMEN-KP/2014 TENTANG WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 30 Juni 2016 s/d 04 Juli 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 30 Juni 2016

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 25 Januari 2016 s/d 30 Januari 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

POSITION PAPER KPPU TERKAIT KEBIJAKAN KLASTER PERIKANAN TANGKAP

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 26 Januari 2016 s/d 31 Januari 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

I. PENDAHULUAN buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis

I. PENDAHULUAN , , , , ,4 10,13

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya bertujuan untuk mencapai keuntungan dan berusaha

I. PENDAHULUAN. yang cukup besar yaitu sektor perikanan. Indonesia merupakan negara maritim yang

PRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG

PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA)

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 12 Januari 2017 s/d 16 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 07 Agustus 2016 s/d 11 Agustus 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 29 Januari 2016 s/d 03 Februari 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

1 PENDAHULUAN. Kenaikan Rata-rata *) Produksi

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 09 Juli 2016 s/d 13 Juli 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 09 Juli 2016

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 12 Maret 2016 s/d 17 Maret 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 12 Maret 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 03 Agustus 2016 s/d 07 Agustus 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 30 Januari 2016 s/d 04 Februari 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 17 Januari 2017 s/d 21 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 19 Desember 2016 s/d 23 Desember 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 06 Oktober 2016 s/d 10 Oktober 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 18 Maret 2016 s/d 23 Maret 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 18 Maret 2016

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 14 September 2016 s/d 18 September 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 23 Desember 2016 s/d 27 Desember 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 18 Juli 2016 s/d 22 Juli 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 18 Juli 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 08 Maret 2016 s/d 13 Maret 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 08 Maret 2016

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 07 Januari 2016 s/d 12 Januari 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 22 Agustus 2016 s/d 26 Agustus 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 08 Oktober 2016 s/d 12 Oktober 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 21 Desember 2015 s/d 26 Desember 2015 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 08 Januari 2017 s/d 12 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 05 Januari 2017 s/d 09 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Pada tahun 1962 dimulai kegiatan komersial untuk perikanan tuna yang pertama kali oleh Badan Pimpinan Umum Perikanan, dengan mengoperasikan dua kapal Longline, namun terhenti pada tahun 1965 akibat belum diketahui secara jelas lokasi yang dapat dijadikan basis bagi kapal penangkap tuna. Berikutnya pada tahun 1968 dilakukan penangkapan ikan tuna secara besar-besaran oleh sebanyak 310 Kapal Tuna Jepang di perairan Laut Banda. Hal ini mengakibatkan disepakatinya perjanjian Banda Sea Agreement antara pemerintah Jepang dengan Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian Republik Indonesia. Tindak-lanjut dari perjanjian tersebut adalah dilakukannya kegiatan survei oleh pemerintah Jepang pada pertengahan tahun 1969 di beberapa daerah, yakni Kendari, Benoa Bali, Kupang dan Sabang, untuk mencari tempat-tempat yang sesuai dijadikan basis pangkalan kapal-kapal Tuna. Hasil survei diumumkan pada akhir tahun 1971 oleh pemerintah Jepang melalui Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian, yang menyatakan bahwa Benoa di Bali dan Sabang di Aceh, adalah tempat yang layak untuk basis operasi kapal-kapal Tuna. Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian Republik Indonesia pada bulan Maret tahun 1972, melaksanakan persetujuan dengan pihak Nichiro Gyo Gyo Kaisha, sebuah perusahaan Jepang sebagai penyandang dana untuk mendirikan satu

perusahaan yang diberi nama PT.(Persero) Perikanan Samudra Besar pada tanggal 12 Mei 1972, yang mulai beroperasi pada pada tahun 1973 dengan memiliki empat kantor cabang, yakni Benoa Bali, Sabang, Surabaya dan Ujungpandang. Pada saat ini, perusahaan PT (Persero) Perikanan Samudra Besar Cabang Benoa, Bali disingkat PT. PSB Cabang Benoa, Bali masih tetap melakukan kegiatan pengoperasian kapal penangkap tuna, berdasarkan adanya kemampuan, sarana dan fasilitas yang dimiliki, dengan mengandalkan pada kegiatan-kegiatan di bawah ini. 1. Melaksanakan pengoperasian kapal Tuna dan melakukan perdagangan hasil tangkapan Tuna, sebagai usaha utama berdasarkan pada bekal pengalaman yang telah cukup lama dimiliki sejak tahun 1972 dan semangat kerja keras serta rasa percaya diri. 2. Untuk tetap dapat berperan mendukung keberhasilan produktivitas, perusahaan juga melakukan kegiatan komersialisasi berupa kegiatan ekspor dan pembelian ikan lokal, yang telah meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan pada data tahun 1994 hingga tahun 1998, dari sebesar Rp. 5.397 Milyar meningkat menjadi Rp. 29.563 Milyar untuk kegiatan ekspor, dan dari sebesar Rp. 4.182 Milyar, meningkat menjadi Rp. 17.419 Milyar untuk pembelian ikan lokal, selanjutnya pada nilai penjualan jasa coldstorage, dan prosesing, galangan dan perbengkelan dari sebesar Rp. 2.410 Milyar, meningkat menjadi sebesar Rp. 8.931 Milyar. ( Sumber PT. PSB Kantor Pusat Jakarta, 2001). 3. Perusahaan yang saat ini masih memiliki komponen sarana dan fasilitas produksi, dengan nilai kondisi sudah cukup tua bila dibandingkan dengan jenis peralatan 2

yang sama, namun dengan teknologi yang lebih baik serta anak buak kapal (ABK) yang dimiliki dalam jumlah terbatas, baik kualitas maupun kuantitas, namun perusahaan tetap berupaya untuk dapat meningkatkan kinerja perusahaannya. B. Visi dan Misi PT. PSB Cabang Benoa, Bali Dalam rangka mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan, maka perusahaan memiliki visi pembangunan yaitu melalui penangkapan tuna di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) secara profesional, didukung oleh pertumbuhan industri hulu dan industri hilir dalam pembangunan ekonomi kelautan nasional, mendapatkan kontribusi devisa bagi negara dan meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Selanjutnya misi perusahaan adalah melakukan operasi penangkapan ikan di laut dan peningkatan kinerja perusahaan untuk mendukung keberhasilan visi pembangunan. Melalui pengalaman yang cukup di lapangan selama lebih dari dua-puluh lima tahun dan semangat kerja keras serta rasa percaya diri untuk tetap mempertahankan, sekaligus secara bertahap meningkatkan kinerja perusahaan, dalam dua tahun terakhir perusahaan masih memperoleh nilai hasil audit yang sehat dan berpredikat baik Data hasil audit BPKP tahun buku 1998 memperoleh kualifikasi wajar tanpa pengecualian dengan tingkat kinerja sehat predikat AAA. (Sumber PT. PSB Kantor Pusat Jakarta, 2002). 3

C. Identifikasi Masalah PT.(Persero) Perikanan Samodra Besar melakukan kegiatan operasionalnya dengan melakukan penangkapan Tuna di lautan dalam, deep-sea fishing dengan daerah usaha penangkapan meliputi ZEEI, laut Banda, laut Sawu, laut Timor, Laut Halmahera, laut Arafura dan laut Maluku, dengan daerah usaha pengumpulan ikan di lokasi laut Flores, laut Sulawesi, selat Makasar dan teluk Bone. Diperolehnya hasil produksi yang semakin meningkat ( lihat Data Perdagangan Ekspor dan Lokal PT. PSB tahun 1994-1998 pada Tabel 14 dan Data Laba Tahun 1994-1998 PT. PSB Kantor Pusat Jakarta pada Tabel 15a. ), walaupun perusahaan mengalami hambatan dengan keterbatasan sarana dan fasilitas produksi yang dinilai sudah cukup tua, dibandingkan dengan jenis yang sama pada saat ini, sehingga kurang dapat diandalkan dalam persaingan usaha penangkapan tuna. Dalam upaya mendukung kegiatan operasional mendatang, setelah tahun 1998 sampai dengan saat ini, dan khususnya setelah dibukanya perdagangan bebas tahun 2003, maka agar PT. PSB Cabang Benoa, Bali tetap dapat tumbuh dan berkembang, maka permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut. 1. Terbatasnya personil ABK yang berpengalaman untuk dapat mengoperasikan kapal penangkap Tuna, dibandingkan dengan jumlah kapal pesaing yang semakin bertambah banyak, terutama dari kapal kapal yang relatif masih baru dengan personil ABK yang lebih muda, didukung peralatan penangkapan yang berteknologi lebih baik. 4

2. Sarana dan fasilitas produksi yang dimiliki perusahaan pada saat ini sudah cukup tua dibandingkan dengan peralatan dan fasilitas penangkapan yang berteknologi lebih baik, sehingga kurang dapat diandalkan lagi dalam era persaingan usaha penangkapan Tuna. 3. Dalam rangka mendapatkan penilaian sampai pada tingka mana, kemampuan perusahaan dengan fasilitas kapal penangkap tuna yang sudah cukup tua, menghadapi persaingan dengan kapal penangkap tuna lainnya. Dari permasalahan yang dikemukakan di atas, maka identifikasi masalah yang perlu mendapatkan solusi adalah dengan melakukan peningkatan kinerja berbagai sarana dan fasilitas produksi. Salah satu pendekatannya melalui kajian Manajemen Teknologi Pengelolaan hasil tangkapan di perusahaan dengan mengacu pada indikator-indikator transformasi teknologi dan indikator-indikator kemampuan teknologi. Selain itu berpindah lokasi fishing ground, dari yang sudah ada menuju lokasi yang baru, dengan mengandalkan pada pengalaman dan data-data hasil perhitungan, sehingga ada kemungkinan untuk memperoleh hasil tangkapan yang lebih banyak serta kondisi yang lebih menguntungkan. Data Kode Area Penangkapan yang telah dikelola sejak tahun 1990 sampai sekarang, dan data Kode Area Fishing Ground dengan Hook Rate di atas 0,8 tahun 1990 2000, serta pemanfaatan aplikasi data satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) untuk perikanan Indonesia dari Badan Riset Kelautan dan Perikanan, 5

Departemen Kelautan dan Perikanan merupakan perangkat informasi yang diharapkan dapat mendukung keberhasilan usaha penangkapan. D. Perumusan Masalah Dalam rangka mencermati permasalahan yang timbul pada PT. PSB Cabang Benoa, Bali dalam memberikan kontribusi bidang usaha produksi perikanan, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang berhubungan dengan pengelolaan hasil tangkapan untuk kepentingan ekspor yang kompetitif dan menguntungkan, sebagai berikut. 1. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam penerapan manajemen teknologi di perusahaan dalam usaha meningkatkan pertumbuhannya pada kondisi saat ini. 2. Kebijakan manajemen apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan sehubungan dengan perkembangan teknologi dan informasi yang telah dimanfaatkan oleh kapal-kapal penangkap tuna lainnya dalam menghadapi persaingan usaha produk perikanan dewasa ini. 3. Selanjutnya ruang lingkup kegiatan penelitian dibatasi pada perencanaan, kesiapan dan pelaksanaan operasional penangkapan, mengkaitkan beberapa permasalahan hasil produk perikanan untuk kepentingan ekspor. Dalam melakukan usaha pengelolaan hasil tangkapan untuk ekspor, yang tingkat pertumbuhan usahanya masih tergantung pada peningkatan kualifikasi personil ABK dan peningkatan kinerja sarana produksi, maka perlu ditetapkan Kajian 6

Manajemen Teknologi Pengelolaan Hasil Tangkapan Tuna, untuk menghadapi tingkat persaingan dengan kapal-kapal penangkap tuna lainnya, dengan menyampaikan beberapa pertanyaan sebagai berikut.. 1. Pertanyaan Manajemen : Bagaimana konsepsi manajemen teknologi dalam pengelolaan hasil tangkapan tuna untuk menghadapi tingkat persaingan yang lebih baik dengan kapal penangkap ikan tuna lainnya? 2. Pertanyaan Riset : Bagaimana implikasi indikator transformasi teknologi dan indikator kemampuan teknologi yang berkaitan dengan Konsepsi Peningkatan Produktivitas, melalui analisis manjemen teknologi pengelolaan hasil tangkapan tuna yang mampu menghadapi tingkat persaingan dengan kapal-kapal penangkap ikan Tuna lainnya? 3. Pertanyaan Investigasi : Faktor-faktor apa saja yang dihadapi perusahaan untuk dapat bersaing dengan kapal-kapal penangkap Tuna lainnya, dalam upaya untuk tetap dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan, sekaligus memberikan kontribusi devisa bagi negara? 4. Pertanyaan Pengukuran : Seberapa besar kemampuan Perusahaan untuk dapat bersaing dengan kapal-kapal penangkap Tuna lainnya, agar masih tetap dapat meningkatkan pertumbuhannya, dalam rangka menunjang pembangunan nasional serta pembangunan perikanan khususnya? 7

E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut. 1. Untuk dapat mengetahui sampai seberapa besar kemampuan yang telah dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat dilakukan upaya penerapan manajemen teknologi diperusahaan agar dapat tercapainya tuntutan perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhannya. 2. Merumuskan beberapa pengembangan alternatif strategi teknologi guna mendaya-gunakan pemanfaatan manajemen teknologi yang diharapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan perusahaan. 8

Untuk Selengkapnya Tersedia Di Perpustakaan MB-IPB