2. Staatblad Tahun 1917 Nomor 130 tentang Pencatatan Sipil Golongan Tionghoa yang telah diubah dengan Staatblad Tahun 1919 Nomor 81;

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 54 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 11 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta)

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI. PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 03 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK Dl KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 37 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DI KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 7 SERI E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENDAFTARAN DAN PENCATATAN PENDUDUK DALAM WILAYAH KABUPATEN KUTAI

Perda No. 5 / 2004 tentang Perubahan Retribusi Pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR : 5 TAHUN 2006

PERATURAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2005 \ TENTANG

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 15 Tahun 2006 Serie : C Nomor : 2 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 4 TAHUN 1998 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 05 TAHUN 2000 TENTANG KARTU KELUARGA DAN KARTU TANDA PENDUDUK DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 1997 SERI B NO. 2

TAHUN 2006 NOMOR 2 SERI C PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 21 TAHUN 2000 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SANGGAU NOMOR 5 TAHUN 1997

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 9 TAHUN 1997 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 12 TAHUN 2002 TENTANG

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 25 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN DAN PENCATATAN PENDUDUK

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 10 TAHUN 1996 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 03 TAHUN 2006 TENTANG

K E P E N D U D U K A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 81 TAHUN : 2007 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 12 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 1 TAHUN 2009

WALIKOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG TENTANG TATA CARA DAN PERSAYARATAN PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2005 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 11 TAHUN 2006 T E N T A N G

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2011 S A L I N A N

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 21 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN AKTA CATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

TENTANG BUPATI PATI,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 21 TAHUN 2005 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN MAGELANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 3 TAHUN 2006 T ENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2009 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL DI KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 75 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN KETAPANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 05 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2006 SERI C =============================================================

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 108 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

Transkripsi:

1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2001 T E N T A N G PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan penyelenggaraan tertib administrasi kependudukan khususnya di bidang Pendaftaran Penduduk sebagai pelaksanaan Otonomi Daerah dan kewenangan di bidang kependudukan perlu disusun pedoman penyelenggaraan pendaftaran Penduduk; b. bahwa pedoman penyelenggaraan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah; Mengingat : 1. Staatblad Tahun 1849 Nomor 25 tentang Pencatatan Sipil Golongan Eropa; 2. Staatblad Tahun 1917 Nomor 130 tentang Pencatatan Sipil Golongan Tionghoa yang telah diubah dengan Staatblad Tahun 1919 Nomor 81; 3. Staatblad tahun 1920 Nomor 751 tentang Pencatatan Sipil bagi Orang Indonesia yang telah diubah dengan Staatblad Tahun 1927 Nomor 564; 4. Staatblad Tahun 1933 Nomor 75 tentang Pencatatan Sipil bagi Bangsa Indonesia Kristen Jawa, Madura dan Minahasa yang telah diubah dengan Staatblad Tahun 1936 Nomor 607; 5. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Berita Negara Tahun 1950) dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1982 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang dari Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Magelang ke Kecamatan Mungkid di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 36); 6. Undang-undang Nomor 9 Drt Tahun 1953 tentang Pengawasan Orang Asing (Lembaran Negara Nomor 463); 7. Undang-undang Nomor 9 Drt Tahun 1955 tentang Kependudukan Orang Asing (Lembaran Negara Tahun 1955 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 812);

2 8. Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 113, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1647); 9. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3019); 10. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3437); 11. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Nomor 60 Tahun 1999, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1954 tentang Pendaftaran Orang Asing (Lembaran Negara Nomor 569); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1954 tentang Pengawasan Orang Asing yang berada di Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1954 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 645); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1998 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah dibidang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk Kepada Daerah (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3742); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Propinsi sebagai Daerah Otonom ; 16. Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1977 tentang Pendaftaran Penduduk; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Strukur Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Magelang ; Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MAGELANG. MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Magelang. b. Bupati adalah Bupati Magelang. c. Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil adalah kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Magelang. d. Camat adalah Camat se Kabupaten Magelang.

3 e. Kepala Desa / Kelurahan adalah Pimpinan Pemerintah desa / Kelurahan se Kabupaten Magelang. f. Ketua Rukun Tetangga adalah organisasi yang diakui dan dibina oleh Pemerintah untuk memelihara dan melestarikan nilai nilai kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasarkan kegotong-royongan dan kekeluargaan untuk membantu meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di Desa dan Kelurahan. g. Pendaftaran Penduduk dan pencatatan sipil adalah kegiatan pendaftaran dan atau pencatatan data penduduk beserta perubahannya, yang meliputi pendaftaran dan pencatatan kelahiran, perkawinan, perceraian, kematian dan mutasi penduduk, penerbitan Nomor Induk Kependudukan, Nomor Induk Kependudukan Sementara, Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk Dan Akta Pencatatan Penduduk serta pengelolaan data penduduk dan penyuluhan. h. Mutasi Penduduk adalah perubahan perubahan data penduduk sebagai akibat terjadinya pengakuan dan pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama, perubahan status kependudukan, perubahan kewarganegaraan, perubahan dan pembatalan akta, pindah atau datang dan perubahan data lainnya. i. Penduduk adalah setiap orang, baik Warga Negara Indonesia yang selanjutnya disingkat WNI atau Warga Negara Asing yang selanjutnya disingkat WNA pemegang ijin tinggal tetap di Kabupaten Magelang. j. Penduduk Sementara adalah setiap warga Warga Negara Asing pemegang ijin tinggal terbatas di Kabupaten Magelang. k. Penduduk Musiman adalah setiap Warga Negara Republik Indonesia yang datang dari luar wilayah Kabupaten Magelang dengan maksud untuk bekerja atau menempuh pendidikan dan yang bersangkutan tidak bermaksud menjadi penduduk Kabupaten Magelang. l. Data pendaftaran penduduk adalah kumpulan elemen data terstruktur diperoleh dari hasil pendaftaran penduduk. m. Nomor Induk Kependudukan yang selanjutnya disingkat NIK adalah nomor identitas yang diberikan kepada setiap penduduk di Kabupaten Magelang. n. Nomor Induk Kependudukan Sementara yang selanjutnya disingkat NIKS adalah nomor identitas yang diberikan kepada setiap penduduk sementara di Kabupaten Magelang. o. Kartu Keluarga yang selanjutnya disingkat KK adalah Kartu identitas keluarga yang memuat data tentang susunan, hubungan dan jumlah anggota keluarga. p. Kartu Tanda Penduduk yang selanjutnya disingkat KTP adalah kartu sebagai bukti diri bagi setiap penduduk. q. Kartu Identitas Penduduk Musiman yang selanjutnya disebut KIPEM adalah kartu bukti diri yang diberikan kepada setiap penduduk musiman. r. Akta Pencatatan Penduduk adalah akta otentik yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah mengenai peristiwa kelahiran, perkawinan dan perceraian bagi yang bukan beragama Islam, kematian serta pengakuan dan pengesahan anak. s. Keluarga adalah seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai hubungan darah dan orang lain yang tinggal dalam satu rumah/bangunan dan terdaftar dalam Kartu Keluarga. t. Kepala Keluarga adalah orang yang bertanggungjawab dalam keluarga. u. Anggota Keluarga adalah mereka yang tercantum dalam Kartu Keluarga, dan secara kemasyarakatan menjadi tanggung jawab Kepala Keluarga. v. Pindah atau Datang adalah perubahan tempat tinggal dari tempat tinggal lama ke tempat baru untuk menetap. w. Buku Induk Penduduk/Buku Induk Penduduk Sementara adalah buku yang memuat catatan perubahan data setiap penduduk/penduduk sementara dalam wilayah Desa/Kelurahan. x. Buku Mutasi Penduduk/Buku Mutasi Penduduk Sementara adalah buku yang memuat catatan perubahan data setiap penduduk/penduduk sementara dalam wilayah suatu Desa/Kelurahan.

4 y. Buku tamu adalah buku yang memuat daftar atau kedatangan orang sebagai tamu dalam wilayah suatu Desa/Kelurahan. z. Tamu adalah orang yang datang kedalam wilayah suatu Desa/Kelurahan tidak untuk menetap. aa. Surat Keterangan adalah surat yang dikeluarkan oleh Kepala Desa /Kelurahan mengenai data penduduk. BAB II HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 2 Setiap Penduduk, penduduk Sementara dan Penduduk Musiman berhak mendapatkan pelayanan dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk. Pasal 3 (1) Setiap penduduk, Penduduk Sementara dan Penduduk musiman wajib mendaftarkan dan mencatatkan setiap peristiwa kelahiran, perkawinan, perceraian dan kematian kepada Pemerintah Daerah. (2) Kewajiban sebagimana dimaksud dalam ayat (1) termasuk mendaftarkan dan mencatatkan setiap mutasi penduduk. BAB III NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN (NIK) DAN NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN SEMENTARA (NIKS) Pasal 4 (1) Setiap penduduk wajib memiliki NIK (2) NIK diberikan pada saat yang bersangkutan didaftarkan sebagai penduduk di Kabupaten Magelang. (3) Setiap penduduk hanya diberikan 1 (satu) NIK yang berlaku seumur hidup. (4) Setiap penduduk sementara hanya diberikan 1 (satu) NIKS yang berlaku selama yang bersangkutan bertempat tinggal di Kabupaten Magelang. BAB IV AKTA PENCATATAN PENDUDUK Pasal 5 (1) Setiap penduduk dan penduduk sementara wajib memiliki Akta Pencatatan Penduduk. (2) Akta Pencatatan Penduduk sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri dari : a. Akta Kelahiran. b. Akta Perkawinan. c. Akta Perceraian. d. Akta Kematian; dan e. Akta Pengakuan dan Pengesahan Anak. BAB V KARTU KELUARGA DAN KARTU TANDA PENDUDUK

5 Pasal 6 (1) Setiap Kepala Keluarga wajib memiliki KK. (2) KK berlaku selama 5 (lima) tahun dan setelah habis masa berlakunya wajib diperpanjang dengan diterbitkan KK baru. (3) KK ditandatangani oleh Camat dalam rangkap 5 (lima) dan diberikan masing-masing untuk : a. Kepala Keluarga (lembar asli). b. Ketua Rukun Tetangga atau RT. c. kepala Desa/Kepala Kelurahan. d. Camat. e. Kepala Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil. Pasal 7 (1) Setiap penduduk yang telah berusia 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin wajib memiliki KTP. (2) Setiap penduduk hanya diberikan 1 (satu) KTP. (3) KTP berlaku selama 3 (tiga) tahun dan setelah habis masa berlakunya wajib diperpanjang dengan diterbitkan KTP baru. Pasal 8 (1) Penduduk WNI yang telah berusia 60 (enam puluh) tahun diberikan KTP yang berlaku seumur hidup. (2) KTP seumur hidup harus dilakukan penggantian / dicabut apabila penduduk yang bersangkutan pindah tempat tinggal / meninggal dunia. (3) KTP WNA diberi keterangan WNA. Pasal 9 (1) KTP ditandatangani oleh Camat atas nama Bupati. (2) KTP wajib dibawa oleh yang bersangkutan. BAN VI PENDAFTARAN DAN PENCATATAN Bagian pertama Kelahiran Pasal 10 (1) Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh orangtuanya atau keluarganya atau kuasanya selambatlambatnya : a. 60 (enam puluh) hari kerja sejak tanggal kelahiran bagi yang tunduk pada Staatsblaad 1920 Nomor 751 tentang Pencatatan Sipil Bagi Orang Indonesia, Staatsblaad 1933 Nomor 75 tentang Pencatatan Sipil Bagi Bangsa Indonesia Kristen Jawa, Madura dan Minahasa serta non Staatsblaad. b. 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal kelahiran bagi yang tunduk pada Staatsblaad1849 Nomor 25 tentang Pencatatan Sipil Golongan Eropa dan Staatsblaad 1917 Nomor 170 tentang Pencatatan Sipil Golongan Tionghoa. (2) Pelaporan kelahiran yang melebihi jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus mendapat :

6 a. Persetujuan Bupati Magelang bagi yang tunduk pada Staatsblaad 1920 Nomor 751 tentang Pencatatan Sipil Bagi Orang Indonesia, Staatsblaad 1933 Nomor 75 tentang Pencatatan Sipil Bagi bangsa Indonesia Kristen jawa, Madura dan Minahasa dan non Staatsblaad. b. Putusan Pengadilan bagi yang tunduk pada Staatsblaad 1849 Nomor 25 tentang Pencatatan Sipil Golongan Eropa dan Staatsblaad 1917 Nomor 170 tentang Pencatatan Sipil Golongan Tionghoa. (3) Pelaporan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) melampirkan data : a. Surat Keterangan kelahiran dari dokter/bidan/bidan desa yang menolong kelahiran. b. Akta Nikah/Akta perkawinan orang tua. c. Dokumen imigrasi orang tua bagi WNA. (4) Pelaporan Kelahiran Dispensasi adalah pelaporan kelahiran seseorang yang lahir antara tahun 1920 sampai dengan tahun 1985. Pasal 11 (1) Pelaporan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam pasal 10, diterbitkan Akta Kelahiran. (2) Kelahiran penduduk yang terjadi di luar negeri, wajib dilaporkan oleh orangtuanya atau keluarganya atau kuasanya kepada Bupati selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak yang bersangkutan kembali ke Indonesia. Bagian Kedua Perkawinan Pasal 12 (1) Setiap peristiwa perkawinan yang telah dilangsungkan oleh Pemuka Agama selain Agama Islam dicatatkan pada Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Magelang selambatlambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak peristiwa perkawinan. (2) Pencatatan perkawinan sebagaimana dimaksud ayat (1) diterbitkan Akta Perkawinan. Pasal 13 (1) Penduduk yang melaksanakan perkawinan di Luar Negeri, wajib dilaporkan kepada Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Magelang selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak yang bersangkutan kembali ke Indonesia. (2) Pelaporan perkawinan sebagaimana dimaksud ayat (1) diterbitkan bukti pelaporan perkawinan luar negeri. Bagian Ketiga Perceraian Pasal 14 (1) Setiap peristiwa perceraian yang telah mendapat putusan Pengadilan Negeri dicatatkan pada Kantor Pendaftaran Kependudukan dan Catatan Sipil. (2) Setiap permohonan gugatan perceraian sebelum diajukan ke Pengadilan Negeri untuk mendapatkan putusan terlebih dahulu harus dilengkapi dengan surat pengantar dari Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil. (3) Pencatatan perceraian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diterbitkan Akta Perceraian dan memberikan catatan pinggir pada Akta Perkawinan yang bersangkutan (4) Penduduk yang melaksanakan perceraian di luar negeri, wajib melaporkan perceraiannya kepada Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak yang bersangkutan kembali ke Indonesia.

7 Bagian Keempat Kematian Pasal 15 (1) Setiap peristiwa kematian dicatatkan pada Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil dengan dilampiri Surat Keterangan Kematian dari Desa/Kelurahan setempat. (2) Pencatatan Kematian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diterbitkan Akta Kematian dan memberikan catatan pinggir pada Akta Kelahiran yang bersangkutan. (3) Setiap kematian penduduk yang terjadi diluar negeri wajib dilaporkan oleh orangtuanya atau keluarganya atau kuasanya kepada Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak yang bersangkutan kembali ke Indonesia. Bagian Kelima Pengangkatan (Adopsi), Pengakuan dan Pengesahan Anak Pasal 16 (1) Setiap pengangkatan anak yang telah mendapatkan penetapan Pengadilan Negeri dicatatkan pada Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil. (2) Setiap Pencatatan pengangkatan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diterbitkan akta dan kutipan Akta Pengangkatan Anak (Adopsi). Pasal 17 (1) Setiap peristiwa pengakuan anak dicatatkan pada Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil. (2) Pencatatan pengakuan anak sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan pada saat pencatatan perkawinan orangtuanya. (3) Setiap pencatatan pengakuan anak sebagaimana dimaksud ayat (1) diterbitkan akta dan kutipan Akta Pengakuan Anak. Pasal 18 (1) Setiap peristiwa pengesahan anak dicatatkan pada Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil. (2) Pencatatan pengesahan anak sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan pada saat pencatatan perkawinan orangtuanya. (3) Setiap pencatatan pengesahan anak sebagaimana dimaksud ayat (1) diterbitkan akta dan Akta Pengesahan Anak. Bagian Keenam Perubahan Nama Pasal 19 (1) Setiap peristiwa perubahan nama yang telah mendapatkan penetapan/putusan instansi yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dicatatkan pada Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil. (2) Pencatatan perubahan/ganti nama sebagaimana dimaksud ayat (1) dibuat catatan pinggir pada akta yang bersangkutan. Bagian Ketujuh

8 Perubahan Status Kependudukan Pasal 20 (1) Perubahan status kependudukan dari penduduk sementara menjadi penduduk tetap, diberikan setelah yang bersangkutan memperoleh Surat Keterangan Kependudukan dari Kantor Imigrasi. (2) Perubahan status kependudukan sebagaimana dimaksud ayat (1) wajib didaftarkan kepada Bupati untuk memperoleh Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Tetap (SKPPT). (3) Pendaftaran perubahan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) diterbitkan Kartu Keluarga (KK). Bagian Kedelapan Perubahan Kewarganegaraan Pasal 21 (1) Perubahan status kewarganegaraan yang telah mendapat penetapan dari instansi berwenang dilaporkan kepada Bupati. (2) Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil mencatat perubahan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan menerbitkan Surat Keterangan Status Kewarganegaraan. (3) Perubahan status kewarganegaraan yang telah dilaporkan sebagaimana yang dimaksud ayat (1) dan (2) dapat diterbitkan Kartu Keluarga (KK). Bagian Kesembilan Perubahan dan Pembatalan Akta Pasal 22 (1) Setiap terjadi perubahan dan atau pembatalan akta pencatatan penduduk dilaporkan kepada Bupati. (2) Terhadap pelaporan perubahan atau pembatalan akta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini diberikan catatan pinggir pada Akta Pencatatan Penduduk yang bersangkutan. Bagian Kesepuluh Pindah atau Datang Pasal 23 Setiap penduduk dan penduduk sementara yang pindah atau datang, wajib dilaporkan kepada Bupati. Pasal 24 (1) Pelaporan kedatangan penduduk diterbitkan KK dan KTP. (2) Surat kedatangan warga negara asing dari luar negeri diterbitkan Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Sementara (certificate for non Citizen). Bagian Kesebelas Penduduk Musiman Pasal 25 (1) Setiap penduduk musiman wajib dilaporkan kepada Bupati. (2) Setiap penduduk musiman wajib memiliki Kartu Identitas Penduduk Musiman (KIPEM).

9 BAB VII PENGELOLAAN DATA DAN PELAPORAN Bagian pertama Pengelolaan Data Pasal 26 (1) Data Pendaftaran penduduk merupakan dokumen Pemerintah Kabupaten yang harus dipelihara dan dilindungi. (2) Pengelolaan data pendaftaran penduduk yang diperoleh dari hasil penyelenggaraan pendaftaran dan pencatatan penduduk secara fisik dilaksanakan dan disimpan di Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil. Bagian Kedua Pelaporan Pasal 27 (1) Kepala Desa/Kepala Kelurahan wajib melaporkan data hasil pendaftaran penduduk di wilayahnya yang disampaikan kepada Camat tiap triwulan. (2) Camat wajib melaporkan data hasil pendaftaran penduduk di wilayahnya kepada Bupati tiap triwulan lewat Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 28 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur kemudian oleh Bupati. Pasal 29 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang Nomor 7 Tahun 1985 tentang Pendaftaran Penduduk, dengan semua perubahannya dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 30 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Magelang. Ditetapkan di Kota Mungkid. Pada tanggal 13 Agustus 2001 BUPATI MAGELANG

10 TTD. DRS. H. HASYIM AFANDI. Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Nomor 30 Tahun 2001 Tanggal 14 Maret 2001 Serie D, Nomor 49 Sekretaris Daerah Ttd. DRS. H. SOLECHAN, AS. Pembina Utama Muda NIP. 500 034 460 jus t. 2001

11 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR : 10 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL I. PENJELASAN UMUM. Bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom, maka sebagai bagian dari pelaksanaan Otonomi Daerah perlu diupayakan peningkatan Tertib Administrasi Kependudukan. Dalam rangka peningkatan tertib administrasi kependudukan dan pencatatan sipil sebagai wujud dari pelaksanaan kewenangan, perlu adanya pedoman penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. Seiring dengan perkembangan jaman maka Peraturan yang mengatur tentang pendaftaran penduduk secara teknis administratif dirasakan kurang memadai sehingga perlu diganti. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 huruf a Pasal 1 huruf b Pasal 1 huruf c Pasal 1 huruf d Pasal 1 huruf e Pasal 1 huruf f Pasal 1 huruf g Pasal 1 huruf h Pasal 1 huruf i Pasal 1 huruf j Pasal 1 huruf k Pasal 1 huruf l elemen data penduduk merupakan bagian dari suatu data kependudukan berupa nama, alamat, pekerjaan dan lain-lain. Pasal 1 huruf m Pasal 1 huruf n Pasal 1 huruf o Pasal 1 huruf p Pasal 1 huruf q Pasal 1 huruf r Pasal 1 huruf s Pasal 1 huruf t Pasal 1 huruf u Pasal 1 huruf v Pasal 1 huruf w Pasal 1 huruf x Pasal 1 huruf y Pasal 1 huruf z Pasal 1 huruf aa Pasal 2 Pasal 3 ayat (1)

12 Pasal 3 ayat (2) Pasal 4 ayat (1) Pasal 4 ayat (2) Pasal 4 ayat (3) Pasal 4 ayat (4) Pasal 5 ayat (1) Pasal 5 ayat (2) Pasal 6 ayat (1) Pasal 6 ayat (2) Pasal 6 ayat (3) Pasal 7 ayat (1) Pasal 7 ayat (2) Pasal 7 ayat (3) Pasal 8 ayat (1) Pasal 8 ayat (2) Pasal 8 ayat (3) Pasal 9 ayat (1) Pasal 9 ayat (2) Pasal 10 ayat (1) huruf a Pasal 10 ayat (1) huruf b Pasal 10 ayat (2) Pasal 10 ayat (3) huruf a Pasal 10 ayat (3) huruf b Pasal 10 ayat (3) huruf c Pasal 10 ayat (4) Pasal 11 ayat (1) Pasal 11 ayat (2) Pasal 12 ayat (1) Pasal 12 ayat (2) Pasal 13 ayat (1) Pasal 13 ayat (2) Pasal 14 ayat (1) Pasal 14 ayat (2) Pasal 14 ayat (3) Pasal 14 ayat (4) Pasal 15 ayat (1) Pasal 15 ayat (2) Pasal 15 ayat (3) Pasal 16 ayat (1) KK dibuat rangkap 4 (empat), sedangkan untuk lembar kelima adalah foto copy Pencabutan KTP dilakukan oleh Camat untuk selanjutnya dilaporkan kepada Bupati melalui Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil. Non Staatsblaad diperuntukkan bagi mereka yang penggolongannya tidak diatur dalam Burgelijk wet Book (BW / Hukum Perdata), termasuk didalamnya Bangsa India, Arab dan sebagainya. Surat Keterangan kelahiran dari dokter, bidan, bidan desa/dukun yang menolong kelahiran dilaporkan ke Desa / Kelurahan yang selanjutnya akan diberikan surat Keterangan Lahir. yang dimaksud dengan Kelahiran Dispensasi yaitu pencatatan kelahiran bagi orang-orang Indonesia Asli (pribumi) yang lahir sejak dikeluarkannya staatsblad 1920 tentang Peraturan Catatan Sipil Bagi Orang Indonesia sampai dengan tanggal 31 Desember 1985 sesuai dengan Inmendagri Nomor : 474.1-311 tanggal 5 April 1985.

13 Pasal 16 ayat (2) Pasal 17 ayat (1) Pasal 17 ayat (2) Pasal 17 ayat (3) Pasal 18 ayat (1) Pasal 18 ayat (2) Pasal 18 ayat (3) Pasal 19 ayat (1) Pasal 19 ayat (2) Pasal 20 ayat (1) Pasal 20 ayat (2) Pasal 20 ayat (3) Pasal 21 ayat (1) Pasal 21 ayat (2) Pasal 21 ayat (3) Pasal 22 ayat (1) Pasal 22 ayat (2) Pasal 23 Pasal 24 ayat (1) Pasal 24 ayat (2) Pasal 25 ayat (1) Pasal 25 ayat (2) Pasal 26 ayat (1) Pasal 26 ayat (2) Pasal 27 ayat (1) Pasal 27 ayat (2) Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Tetap (SKPPT) diterbitkan oleh Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil atas nama Bupati. Pelaporan terhadap peubahan status kewarganegaraan yang telah mendapat penetapan dari instansi berwenang disampaikan kepada Bupati melalui Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil. Pelaporan terhadap perubahan dan atau pembatalan Akta Pencatatan Penduduk disampaikan kepada Bupati melalui Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil. Pemberian catatan pinggir pada Akta Pencatatan Penduduk dilakukan setelah mendapat pengesahan dari Pengadilan Negeri Kabupaten Magelang. Pelaporan terhadap penduduk atau penduduk sementara yang pindah atau datang disampaikan kepada Bupati melalui Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil. Setelah pelaksanaan pelaporan kedatangan penduduk selanjutnya akan diterbitkan KK dan KTP III. Penjelasan Tambahan. Bahwa Peraturan Daerah ini telah dibahas dalam panitia khusus Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pada tanggal 13 Juli 2001 dan telah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Magelang Nomor 19/DPRD/ 2001 tanggal 19 Juli 2001 tentang Persetujuan Penetapan Peraturan Daerah tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. jus t. 2001

14