KOMPOSIT NANO TiO 2 DENGAN PCC, ZEOLIT ATAU KARBON AKTIF UNTUK MENURUNKAN TOTAL KROM DAN ZAT ORGANIK PADA AIR LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR

KARAKTERISASI ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR CHROM DALAM LIMBAH CAIR

KARAKTERISASI KADAR ZAT PADAT DALAM EFLUEN PADA PROSES SORBSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen

KARAKTERISASI KAPASITAS TUKAR KATION ZEOLIT UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH B3 CAIR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

REDUKSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT DAN PASIR SILIKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia selain membawa keuntungan juga

I. PENDAHULUAN. Perkembangan industri tekstil dan industri lainnya di Indonesia menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian minyak, pekerjaan teknisi, dan proses pelepasan cat (Alemany et al,

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

ABSTRAK. Kata Kunci: fotokatalis, fenol, limbah cair, rumah sakit, TiO 2 anatase. 1. Pendahuluan

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan adalah kromium (Cr). Krom adalah kontaminan yang banyak ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. manusia seperti industri kertas, tekstil, penyamakan kulit dan industri lainnya.

Oleh: Mei Sulis Setyowati Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Endah Mutiara Marhaeni Putri, M.Si

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN

KAJIAN PEMAKAIAN FERRO SULFAT PADA PENGOLAHAN LIMBAH CHROM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA

Waterlettuce (Pistia statiotes L.) as Biofilter

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE

BAB I PENDAHULUAN. Isu kelangkaan dan pencemaran lingkungan pada penggunakan bahan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan zat kehidupan tidak satupun makhluk hidup di kehidupan ini

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan melalui atom O (Barrer, 1982). Klasifikasi zeolit dapat didasarkan

BAB I PENDAHULUAN. harus berkurang dikarenakan adanya sumber-sumber air yang tercemar.

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perindustrian. Penggunaan logam krombiasanya terdapat pada industri

II. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X PEMAKAIAN MICROWAVE UNTUK OPTIMASI PEMBUATAN ZEOLIT SINTETIS DARI ABU SEKAM PADI

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. cahaya matahari.fenol bersifat asam, keasaman fenol ini disebabkan adanya pengaruh

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

PENURUNAN KADAR KROM (Cr) DENGAN MENGGUNAKAN BIOMASA AMPAS TEBU SECARA BIO-ADSORBSI

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan mengembangkan industri tekstil (Achmad, 2004). Keberadaan

adsorpsi dan katalisator. Zeolit memiliki bentuk kristal yang sangat teratur dengan rongga yang saling berhubungan ke segala arah yang menyebabkan

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Cation Exchange Capacity of Zeolite X from Bagasse Ash against Magnesium(II)

KAJIAN PENGARUH ZEOLIT DAN OZON PADA NILAI COD, BOD DAN KANDUNGAN Cr DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI KULIT

PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Preparasi Awal Bahan Dasar Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa dan Batu Bara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Judul Tugas Akhir Pengolahan Limbah Laundry menggunakan Membran Nanofiltrasi Zeolit Aliran Cross Flow untuk Filtrasi Kekeruhan dan Fosfat

Transkripsi:

KOMPOSIT NANO TiO 2 DENGAN PCC, ZEOLIT ATAU KARBON AKTIF UNTUK MENURUNKAN TOTAL KROM DAN ZAT ORGANIK PADA AIR LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT (COMPOSITE OF NANO TiO 2 WITH PCC, ZEOLIT OR ACTIVATED CARBON TO DECREASE THE TOTAL CHROME AND ORGANIC MATTERS IN TANNERY INDUSTRIAL WASTEWATER) ABSTRAK Bumiarto Nugroho Jati, Siti Naimah, Silvie A.A, dan Rahyani Ermawati Balai Besar Kimia dan Kemasan, Kementerian Perindustrian Jl. Balai Kimia No.1 Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur E-mail: ermakyoto@yahoo.com Received : 11 April 2012; revised : 24 April 2012; accepted : 27 April 2012 Telah dilakukan penelitian untuk menurunkan total krom dan zat organik pada limbah industri penyamakan kulit dengan menggunakan nano TiO 2 yang dikompositkan dengan adsorben karbon aktif, zeolit, dan Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dalam suatu reaktor fotokatalitik yang disusun secara batch dan dilengkapi dengan 6 buah lampu UV dan magnetic stirrer. Penurunan kadar krom total diukur dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) dan penurunan zat organik dianalisa dengan menggunakan titrasi permanganatometri. Hasil penelitian menunjukkan pengolahan terbaik untuk penurunan kadar krom total adalah dengan menggunakan komposit TiO 2:PCC = 8:2 yang dapat menurunkan total krom hampir 100% pada menit ke-170 dengan konsentrasi awal 214,35 mg/l. Untuk penurunan kadar zat organik, pengolahan terbaik dengan menggunakan komposit TiO 2:PCC = 9:1 yang dapat menurunkan kadar zat organik hingga 100% pada menit ke-180. Kata kunci : Krom, Industri penyamakan kulit, Precipitated Calcium Carbonate (PCC), Karbon aktif, TiO 2, Fotokatalitik ABSTRACT The aims of this study is to determine the reduction level of chromium and organic matters from tannery industrial wastewater. Decreased levels of total chromium and degradation of organic matters from the leather tanning industry waste were done by using nano TiO 2 which is respectively composted with activated carbon, zeolite, or Precipitated Calcium Carbonate (PCC) in a photocatalytic reactor and arranged in a batch, equipped with six UV lamps and magnetic stirrer. The research was carried out by adding TiO 2 -PCC, TiO 2 -zeolite, or TiO2- activated carbon to determine the reduction levels of total chromium and organic matter. Furthermore, reduction levels of total chromium were measured using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) and a decrease in organic matter was analyzed using titration permanganatometri. The results of this study suggest the best treatment for reduction levels of total chromium occured by using composite TiO2 : PCC = 8:2, which could decrease up to 100% at minute 170 with the initial concentration of 214.35 mg/l. Moreover, reduction levels of organic matter processed by using composite TiO 2 : PCC = 9:1 could achive a reduction levels of organic matter up to 100% at minute 180. Key words : Chrom, Leather tanning industry, Precipitated Calcium Carbonate (PCC), Activated carbon, Photocatalytic PENDAHULUAN Pengelolaan limbah memiliki nilai penting dalam suatu kegiatan industri, terutama dengan semakin ketatnya peraturan lingkungan dan juga berkembangnya kesadaran di masyarakat. Hal yang penting dalam konsep pengolahan limbah industri adalah usaha mencegah atau menekan beban pencemaran seminimal mungkin, yaitu melalui pengendalian proses produksi. Pada tahap selanjutnya adalah pengolahan limbah J. Kimia Kemasan, Vol.34 No.1 April 2012 : 231-236 232

yang dihasilkan agar tidak mencemari lingkungan. Dengan semakin pesatnya perkembangan industri dan semakin ketatnya peraturan mengenai limbah industri serta tuntutan untuk mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan maka teknologi pengolahan limbah yang efektif dan efisien menjadi sangat penting dan utama. Salah satu limbah yang berbahaya adalah limbah logam berat kromium (Cr) dan limbah bahan organik yang berasal dari industri penyamakan kulit. Logam berat kromium dapat menyebabkan kanker paru-paru, kerusakan hati, dan ginjal. Jika kontak dengan kulit maka dapat menyebabkan iritasi bahkan dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kanker kulit dan jika tertelan dapat menyebabkan sakit perut, muntah, dan pada konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kanker pada saluran pencernaan (Santi 2004). Adanya logam berat dalam lingkungan perairan telah diketahui menyebabkan beberapa kerusakan pada kehidupan air. Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah. Dengan demikian akan menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu (Santi 2004). Di samping itu terdapat fakta bahwa logam berat krom dapat membunuh mikroorganisme selama perlakuan biologis pada limbah sebagai akibat kelambatan proses pemurnian air. Hampir semua garam-garam logam berat larut dalam air dan membentuk larutan sehingga tidak dapat dipisahkan dengan pemisahan fisik biasa (Hussein 2004). Pada industri penyamakan kulit, selain dihasilkan berbagai macam produk utama untuk kebutuhan manusia juga dihasilkan hasil samping yang merugikan manusia sendiri dan lingkungan yaitu berupa limbah cair penyamakan kulit. Limbah cair ini mengandung total padatan, padatan tersuspensi, garam sulfida, zat organik, dan logam krom sehingga memerlukan penanganan secara tepat agar tidak mengganggu lingkungan (Hartanto et al. 2002). Pada dasarnya kadar krom dalam limbah industri penyamakan kulit dapat mengalami degradasi secara alamiah oleh adanya cahaya matahari namun berjalan lebih lambat sehingga laju akumulasi krom lebih tinggi dari degradasinya. Proses fotodegradasi krom dapat dipercepat oleh keberadaan fotokatalis seperti TiO 2, CdO, dan Fe 2 O 3 (Aisawati 2011). Fotokatalis adalah suatu proses yang dibantu oleh cahaya dan material katalis. Dengan pencahayaan ultraviolet (254 nm) permukaan TiO 2 mempunyai kemampuan mengionisasi reaksi kimiawi. Dalam media air, kebanyakan senyawa organik dapat dioksidasi menjadi karbondioksida dan air, berarti proses tersebut dapat membersihkan air dari pencemar organik. Penggunaan titanium dioksida akan lebih efektif jika digunakan dengan menggunakan adsorben. Adsorben yang digunakan adalah karbon aktif, zeolit dan Precipitated Calcium Carbonate (PCC). Karbon aktif adalah bahan padat berpori yang berwarna hitam sebagai hasil pembakaran tidak sempurna dalam bentuk granular atau bubuk yang telah melalui proses aktivasi sehingga pori-porinya lebih terbuka dan memiliki luas permukaan yang besar yaitu 300 sampai 3500 m 2 /g. Sedangkan zeolit adalah mineral alam yang pada keadaan normal ruang hampa dalam kristal zeolit terisi oleh molekul air bebas yang membentuk bulatan di sekitar kation. Bila kristal tersebut dipanaskan selama beberapa jam, biasanya pada temperatur 25 C sampai 900 C, maka kristal zeolit yang bersangkutan berfungsi menyerap gas atau cairan. Daya serap (adsorbansi) zeolit tergantung dari jumlah ruang hampa dan luas permukaan. Selanjutnya nilai KTK dari zeolit juga sangat ditentukan sifat pergerakan logam-logam alkali tanah yang ada di dalamnya K, Na, Ca, Mg, dan Fe (Nurimaniwathy 2004). Biasanya mineral zeolit mempunyai luas permukaan beberapa ratus meter persegi untuk setiap gram berat. Beberapa jenis mineral zeolit mampu menyerap gas sebanyak 30% dari beratnya dalam keadaan kering. PCC adalah kalsium karbonat yang dihasilkan dari proses presipitasi dengan kemurnian yang tinggi. PCC merupakan senyawa kimia yang memiliki rumus kimia CaCO 3, akan tetapi PCC memiliki struktur kristal yang berbeda dengan kalsium karbonat lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan TiO 2 dan adsorben karbon aktif, zeolit, dan PCC terhadap penurunan kadar krom total (Cr-T) dan zat organik dalam limbah industri penyamakan kulit. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap masalah pencemaran lingkungan oleh limbah industri dan dapat mengembangkan pengetahuan dan teknologi, sehingga dapat diterapkan pada penanganan limbah cair yang mengandung krom maupun zat organik dalam indutri penyamakan kulit dengan penggunaan katalis TiO 2. Komposit Nano TiO 2 dengan PCC, Zeolit... Bumiarto Nugroho Jati dkk 233

BAHAN DAN METODE Bahan Bahan-bahan yang digunakan adalah TiO 2, zeolit alam Lampung (ZAL), karbon aktif, Precipitated Calcium Carbonat (PCC), HF 2%, HCl 6 M, NH 4 Cl 0.1 M, aquadest, Tetraethylenorthosilicate (TEOS). Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah reaktor fotokatalitik, Spektrofotometer Serapan Atom (SSA), hotplate and stirrer, alat sonikasi, tanur. Metode Preparasi Zeolit Alam Lampung Preparasi zeolit alam Lampung (ZAL) ini diawali dengan mencuci 50 gram ZAL dengan air. Kemudian dilarutkan dengan HF 2% sebanyak 200 ml lalu dilakukan sentrifuse selama kurang lebih 10 menit. Lalu dilakukan pencucian bebas asam dengan aquadest sampai larutan atasnya menjadi jernih tak berwarna. HCl 6 M ditambahkan sebanyak 200 ml. Lalu dilakukan refluks pada suhu 90 C selama 30 menit kemudian lakukan sentrifuse selama 10 menit dan dilanjutkan dengan pencucian bebas Cl - dengan aquadest sampai larutan atasnya jernih tak berwarna. Selanjutnya endapan diambil, dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan NH 4 Cl 0,1 M kurang lebih 200 ml. Endapan direndam sehari semalam dan dilakukan refluks terhadap endapan tersebut selama 3 jam/hari selama 5 hari. Kemudian dipanaskan di atas hotplate 90 C dan dikalsinasi pada suhu 500 C selama 5 jam. Penambahan asam dan garam disini bertujuan untuk mempermudah terjadinya proses pertukaran kation-kation pada zeolit (Breck 1974, Sceneider 1974), sedangkan pemanasan bertujuan untuk memperluas permukaan bidang kontak adsorben zeolit (Othmer 1981). Preparasi Nanokomposit TiO 2 -Adsorben (PCC, Karbon Aktif dan Zeolit) Cara kerja pembuatan nanokomposit TiO 2 dan adsorben adalah sebagai berikut: timbang masing-masing TiO 2 dan adsorben secara terpisah sesuai dengan perbandingannya dengan berat maksimum keseluruhan 5 gram. TiO 2 yang telah ditimbang dilarutkan dengan 100 ml aquadest, dilanjutkan dengan mensonikasi TiO 2 tersebut selama 30 menit dan dilanjutkan dengan menambahkan Tetraethylenorthosilicate (TEOS) sebanyak 0,10 ml (2 tetes), dan disonikasi kembali selama kurang lebih 2 menit. Selanjutnya ditambahkan adsorben (PCC, karbon aktif atau zeolit) yang telah ditimbang sesuai perbandingan yang dibutuhkan yaitu 9:1 atau 8:2 lalu diaduk sampai homogen. Selanjutnya disonikasi kembali selama 30 menit. Dilanjutkan dengan dipanaskan di atas hot plate pada suhu 80 C sampai 90 C sambil diaduk dengan stirrer sampai airnya bersisa kurang lebih 20 ml sampai 30 ml, kemudian dikalsinasi dalam tanur pada suhu 300 C selama 1 jam dan didinginkan serta digerus dalam lumpang. Aplikasi Nanokomposit TiO 2 -Karbon Aktif, TiO 2 -PCC, dan TiO 2 -Zeolit Pada Industri Penyamakan Kulit Sampel limbah industri penyamakan kulit dihomogenkan lalu 100 ml air limbah diencerkan hingga 400 ml dengan aquadest, selanjutnya ditutup dan dihomogenkan. Dilanjutkan dengan pengolahan limbah menggunakan reaktor fotokatalitik dan nanokomposit (TiO 2 -adsorben). Sampel air limbah yang telah dipreparasi dimasukkan ke dalam wadah kaca tahan panas. Kemudian ditambahkan nanokomposit TiO 2 -adsorben yang telah siap sebanyak 3 gram ke dalam wadah. Sebanyak 300 ml sampel air limbah kulit dimasukkan ke dalam reaktor fotokatalitik. Selanjutnya dilakukan sampling setiap 10 menit. Sampel yang telah diambil selanjutnya dianalisa total krom dan total zat organik. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil percobaan yang akan dibahas meliputi karakterisasi katalis komposit dan zeolit alam sebelum dan sesudah hasil treatment, pengaruh konsentrasi awal polutan terhadap pengurangan total krom, keberadaan adsorben dan fotokatalis, pengaruh komposisi katalis komposit terhadap pengurangan total krom dan zat organik. Karakterisasi Zeolit Alam, Zeolit Yang Telah Diaktifkan dan Komposit TiO2-Zeolit Zeolit dapat dihasilkan dari sintesis sendiri maupun aktivasi dari alam, yang masingmasing mempunyai aspek kelebihan dalam kehandalan dan aspek ekonomi. Zeolit dengan sifat adsorben yang akan diteliti lebih lanjut untuk mendukung proses fotokatalitik. Ketersediaan zeolit di Indonesia yang cukup melimpah juga menjadi salah satu pertimbangan dipakainya zeolit sebagai adsorben dalam mendukung proses fotokatalitik. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa zeolit alam Lampung sebelum aktivasi terdiri dari beberapa senyawa kimia dengan SiO 2 dan Al 2 O 3 sebagai penyusun utama. Dari Tabel 1 terlihat dari zeolit alam dengan komposisi yang dominan adalah Si dan Al sebesar 70,78% dan 11,53%. Setelah dilakukan aktivasi terhadap zeolit alam tersebut J. Kimia Kemasan, Vol.34 No.1 April 2012 : 231-236 234

maka komposisi hanya bergeser menjadi 69,03% dan 10,79% untuk Si dan Al. Dari Tabel 1 dan 2, dapat dihitung rasio Si/Al dari sebelum dan sesudah proses aktivasi pada zeolit alam. Ternyata dengan proses aktivasi berhasil meningkatkan secara signifikan rasio Si/Al zeolit alam yaitu dari 5,5 menjadi 5,74. Hal ini terutama diakibatkan adanya proses dealuminasi dengan larutan HCl dalam proses aktivasi zeolit alam (Slamet et al. tt) Tabel 3. Hasil karakterisasi XRF pada zeolit alam Formula kimia % Formula kimia % Al 6,10 Al 2O 3 11,53 Si 33,09 SiO 2 70,78 K 1,89 K 2O 2,28 Ca 1,58 CaO 2,21 Ti 0,07 TiO 2 0,11 Fe 1,41 Fe 2O 2,02 Na 0,54 NaO 2 0,73 Mg 0,37 MgO 0,61 Mn 0,02 MnO 0,02 Tabel 2. Hasil karakterisasi XRF pada zeolit alam setelah aktivasi Formula kimia % Formula kimia % Al 5,71 Al 2O 3 10,79 Si 32,28 SiO 2 69,03 K 1,78 K 2O 2,14 Ca 1,41 CaO 1,97 Ti 0,07 TiO 2 0,11 Fe 1,36 Fe 2O 1,95 Na 0,60 NaO 2 0,80 Mg 0,33 MgO 0,55 Mn 0,02 MnO 0,02 Pengaruh Konsentrasi Air Limbah Awal Terhadap Penurunan Total Krom dan Total Zat Organik Pengaruh konsentrasi air limbah awal terhadap penurunan total krom dan total zat organik dapat diketahui dengan membandingkan air limbah awal dan air limbah setelah diencerkan dengan air kran sebanyak empat kali. Hasil pengujian untuk mengetahui seberapa jauh penurunan total krom dan zat organik pada berbagai interval waktu limbah kontak dengan komposit dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi awal limbah cair, setelah 180 menit, konsentrasi total krom masih 397,61 mg/l sedangkan total zat organik 93,22 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa ada batas maksimum dalam penurunan total krom dan total zat organik dengan komposit TiO 2 - PCC. Sedangkan dengan konsentrasi awal sebesar 214,35 mg/l, setelah 180 menit, total krom tereliminasi secara sempurna, demikian juga total zat organik. Tabel 3. Hasil pengolahan limbah penyamakan kulit dengan Komposit TiO 2 : PCC = 9:1 Waktu (menit) Konsentrasi awal Krom total Konsentrasi zat organik Konsentrasi air limbah setelah pengenceran empat kali Krom total Konsentrasi zat organik 0 815,4200 345,0700 214,3500 53,5875 10 800,6900 270,1800 203,5600 50,8900 20 774,1200 243,3200 192,7300 48,1825 30 739,5400 189,6000 181,5200 45,3800 40 692,3050 169,0600 176,4000 44,1000 50 621,1500 164,3200 159,3200 39,8300 60 590,2100 132,7200 148,4700 37,1175 70 575,0900 129,0000 140,6700 35,1675 80 560,2100 126,0000 135,4400 33,8600 90 543,6640 123,2400 115,3600 28,8400 100 520,1500 119,0000 100,9700 25,2425 110 490,3800 114,5000 97,5100 24,3775 120 479,2050 110,6000 72,4550 18,11375 130 462,0600 107,0000 71,6500 17,9125 140 445,2400 104,0000 64,2800 16,0700 150 420,0650 101,1200 60,6000 15,1500 160 412,1100 99,0000 40,6100 10,1525 170 404,2300 96,5000 7,9400 1,9850 180 397,6100 93,2200 0,0000 0,0000 Hasil pengujian penggunaan nanokomposit TiO 2 -PCC dengan perbandingan 9:1 dan 8:2 terhadap penurunan total krom dan total zat organik pada limbah cair industri penyamakan kulit dapat dilihat pada Gambar 1. Dari Gambar 1 terlihat setelah perlakuan selama 180 menit, baik dengan nanokomposit TiO 2 -PCC 9:1 maupun TiO 2 -PCC 8:2, total krom sudah sempurna tereliminasi. Walaupun pada menit ke-170, untuk nanokomposit TiO 2 : PCC = 9:1 baru menurunkan 96,296% sedangkan TiO 2 : PCC = 8:2 sudah bisa menurunkan hampir sempurna sampai dengan 99,997%. Sedangkan perlakuan dengan menggunakan nanokomposit TiO 2 : zeolit dengan perbandingan 9:1 dan 8:2, hasil analisanya dapat dilihat pada Gambar 2. Komposit Nano TiO 2 dengan PCC, Zeolit... Bumiarto Nugroho Jati dkk 235

Gambar 1. Penurunan total krom dan total zat organik setelah pengolahan dengan menggunakan nanokomposit TiO 2 : PCC 250 200 krom (TiO2- zeolit = 9:1) zat organik (TiO2- zeolit = 9:1) krom (TiO2- zeolit = 8:2) zat organik (TiO2- zeolit = 8:2) Konsentrasi mg/l 150 100 50 0 0 25 50 75 100 125 150 175 200 Waktu (menit) Gambar 2. Penurunan total krom dan total zat organik setelah pengolahan dengan menggunakan nanokomposit TiO 2 : zeolit Gambar 3. Penurunan total krom dan total zat organik setelah pengolahan dengan menggunakan nanokomposit TiO 2 : karbon aktif Gambar 2 memperlihatkan bahwa setelah perlakuan dengan nanokomposit TiO 2 : zeolit setelah waktu berjalan 180 menit, hasil analisa total krom memperlihatkan bahwa total krom belum tereliminasi sempurna atau dengan kata lain masih ada sisa total krom sebesar kurang J. Kimia Kemasan, Vol.34 No.1 April 2012 : 231-236 236

lebih 55,98% dengan perbandingan TiO 2 : zeolit = 9:1 dan 61,12 % dengan menggunakan TiO 2 : zeolit = 8:2. Sedangkan untuk sisa total zat organik sebesar 55,98% untuk TiO 2 : zeolit = 9:1 dan 61,12% untuk TiO 2 : zeolit = 8:2. Gambar 3 menunjukkan hasil analisa pengolahan dengan menggunakan nanokomposit TiO 2 :karbon aktif dengan perbandingan 9:1 dan 8:2. Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa setelah 180 menit, total krom yang bisa dieleminasi adalah 94,29% sedangkan untuk zat organik sebesar 71,54% dengan menggunakan nanokomposit TiO 2 : karbon aktif dengan perbandingan 9:1. Sedangkan untuk nanokomposit dengan perbandingan TiO 2 : karbon aktif = 8:2, krom total yang bisa dieliminasi adalah 95,93% sedangkan zat organik yang dapat dieliminasi sebesar 95,93%. KESIMPULAN Dari keseluruhan hasil, dapat disimpulkan bahwa pengolahan terbaik untuk penurunan kadar krom total adalah dengan menggunakan komposit TiO 2 : PCC = 8 : 2 dengan hasil presentasi penurunan mencapai 100% pada menit ke-170. Sedangkan untuk penurunan zat organik, pengolahan terbaik menggunakan komposit TiO 2 : PCC = 9:1 yang dapat menurunkan zat organik hingga 100% pada menit ke-180. DAFTAR PUSTAKA Anisawati, R. 2011. Pengaruh ion Kromium (VI) terhadap degradasi fotokatalisis zat warna tekstil congo red dengan suspensi TiO 2. Tugas Akhir. Malang: Universitas Airlangga. Breck, D.W. 1974. Zeolite molecular sieves, structure, chemistry, and use. New York: John wiley & sons, inc. Hartanto, B.S., S. Bastaman, P. Citroreksoko. 2002. Pengaruh penambahan khitosan dan lama pengendapan terhadap hasil penanganan limbah cair industri penyamakan kulit. Bogor: BBPPIP. Hussein. 2004. Biosorption of heavy metal from waste water using Pseudomonas sp. Electronic Journal of Technology 7 (1). Kementerian Lingkungan Hidup.1995. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 582 tahun 1995 tentang standard baku mutu air limbah di indonesia. Keputusan Gubenur DKI Jakarta. Kismolo, E. 2003. Pemanfaatan lempung Nanggulan untuk mengolah limbah chrom. Dalam: Prosiding seminar nasional II Perkembangan teknologi keramik. Bandung: Balai Besar Keramik. Kismolo, E. 2008. Optimasi pemanfaatan zeolit alam dari Gunung Kidul untuk reduksi kadar cesium dalam limbah radioaktif. Dalam: Prosiding seminar nasional, penelitian dan pengelolaan perangkat nuklir. Yogyakarta: PTATB Batan. Nurimaniwathy. 2004. Karakterisasi kapasitas tukar kation zeolit dari gedangsari Gunung Kidul. Dalam: Prosiding seminar pranata nuklir. Yogyakarta: P3TM-Batan. Othmer, K. 1981. Encyclopedia of chemical technology, 3 th ed., vol. 15. New York: John Wiley & Sons. Pemerintah Republik Indonesia. 2001. Peraturan pemerintah RI nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Jakarta. Santi, D.N. 2004. Pengelolaan limbah cair pada industri penyamakan kulit, industri pulp dan kertas industri kelapa sawit. Laporan belum dipublikasikan. Universitas Sumatera Utara. Schneider, K. 1974. Use of local minerals in the treatment of radioactive waste. Technical report series no. 136. IAEA. Slamet, Ikha Muliawati, Muhamad Ibadurrohman. Tanpa tahun. Rekayasa masker anti polutan gas buang kendaraan berbasis katalis komposit Tio 2 -ac-zal. Laporan belum dipublikasikan. Universitas Indonesia. Susetyaningsih, R., Kismolo, E., dan Prayitno. 2009. Karakterisasi zeolit alam pada reduksi chrom pada limbah cair. Dalam: Prosiding seminar V SDM nuklir. Yogyakarta, Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Batan: 741-747. Komposit Nano TiO 2 dengan PCC, Zeolit... Bumiarto Nugroho Jati dkk 237