BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang kekurangan gizi dengan indeks BB/U kecil dari -2 SD dan kelebihan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. obstetri di Indonesia adalah sebesar 23 per Kelahiran Hidup (KH)

PENDAHULUAN. United Nations International Children s Emergency Fund (UNICEF)

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat terpenuhi. Namun masalah gizi bukan hanya berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN Millennium Develepment Goals (MDG s) Indonesia menargetkan

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

BAB 1 : PENDAHULUAN. Eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mengurangi mortalitas dan morbiditas anak, Word

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

1

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresikan oleh kelenjar mamae

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam

protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang prematur.

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan (IDAI, 2008).

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang sehat dan berkualitas. Upaya dari United Nation untuk

BAB I PENDAHULUAN. lebih dramatis dikatakan bahwa anak merupakan penanaman modal sosial

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

BAB I PENDAHULUAN. pada berbagai bidang, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Bayi merupakan kelompok umur yang paling rentan terkena penyakit kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. anak-anaknya selama dua tahun penuh yaitu bagi yang ingin. Program Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan program promosi

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk meningkatkan mutu sumber daya yang sehat,

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

serta suami sangat dibutuhkan. Karena pikiran pikiran negatif atau rasa kurang

Disusun Oleh: Wiwiningsih

BAB 1 PENDAHULUAN. ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif sampai usia 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. mendukung pertumbuhan otak bayi yaitu sesuatu yang tidak dapat diperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organization (WHO)/United Nations International

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan, sikap..., Rindiarni Inten Putri, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

BAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. (Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W, 2000)

BAB 1 : PENDAHULUAN. diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. (1) anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya serta dapat menyebabkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. intoleran. Dampak negatif penyakit diare pada bayi dan anak-anak adalah

mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan susu yang tepat untuk bayi karena susu ini khusus diproduksi ibu

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

BAB 1 PENDAHULUAN. Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang. mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Eksklusif dan praktik menyusui selama 2 tahun. Pemberian ASI Eksklusif merupakan

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. garam-garam organik yang di sekresikan oleh kedua kelenjar payudara ibu, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. KADARZI adalah suatu gerakan yang berhubungan dengan program. Kesehatan Keluarga dan Gizi (KKG), yang merupakan bagian dari Usaha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

BAB l PENDAHULUAN. pada angka 26 kematian per kelahiran hidup (WHO, 2014). Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

Transkripsi:

17 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia masih belum mencapai target, salah satu di antara indikator keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut yang harus dicapai ialah penurunan Angka Kematian Bayi (AKB). (1) Berdasarkan Millenium Development Goals (MDGs) ke - 5, maka Indonesia mentargetkan pada tahun 2015 AKB menurun dari 34/1.000 kelahiran hidup menjadi 23/1.000 kelahiran hidup. (1) Untuk menghadapi tantangan target MDGs tersebut, maka perlu adanya program kesehatan bayi yang mampu menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi. Salah satu upaya untuk menurunkan AKB tersebut yaitu peningkatan pemanfaatan Air Susu Ibu (ASI) dengan pelaksanaan langsung menyusui dalam satu jam setelah melahirkan. United Nation International Children s Emergency Fund (UNICEF) menyebutkan bahwa : Memberikan ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan dapat mencegah kematian 1,3 juta anak berusia di bawah 5 tahun. Suatu penelitian di Ghana yang diterbitkan dalam judul Pediatrics menunjukkan bahwa 16% kematian bayi dapat dicegah melalui pemberian ASI pada bayi sejak hari pertama kelahiran. Sekitar 21.000 kematian bayi baru lahir (usia di bawah 28 hari) di Indonesia dapat dicegah melalui pemberian ASI pada waktu satu jam pertama setelah lahir. (2) Memberikan ASI secara Eksklusif pada bayi di Indonesia diatur berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 450/MenKes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 yang menyatakan bahwa: Untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan optimal, bayi harus diberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama, selanjutnya untuk kecukupan nutrisi bayi, harus mulai diberikan makan pendamping ASI (MP- ASI) cukup dan aman dengan pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun atau lebih. (2) Pemberian ASI Eksklusif merupakan pemenuhan terhadap hak anak. Hal ini sudah dijamin oleh peraturan perundangan yaitu Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2012 tanggal 1 Maret 2012 ini tentang Pemberian ASI Eksklusif. Pasal 128 Ayat 1 berbunyi, Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan. Peraturan pemerintah ini dilahirkan guna menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan sumber makanan terbaik sejak dilahirkan sampai berusia 6 bulan, di samping itu, kebijakan ini juga

18 untuk melindungi ibu dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya (Yudhasmara, 2012). Program peningkatan ASI khususnya ASI Eksklusif merupakan program prioritas dari pemerintah karena dampaknya yang luas terhadap status gizi dan kesehatan balita. Meskipun pemberian ASI sangat bermanfaat, tetapi diperkirakan 85% ibu-ibu di dunia tidak memberikan ASI secara optimal. Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia masih rendah. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2010 menyatakan bahwa : Cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia sebesar 61,5%. Provinsi dengan cakupan terendah adalah Aceh (49,6%) dan cakupan tertinggi yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat (79,9%). (3) Sedangkan Provinsi Sumatera Barat, cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan sebesar 71,4%. (3) Menurut Profil Kesehatan Sumatera Barat Tahun 2011: Cakupan pemberian ASI Eksklusif sebanyak 60,2%. Angka ini lebih rendah dari tahun sebelumnya dan juga lebih rendah dari target (67%), di mana pada tahun 2010 cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sebanyak 67,7%. (4) Cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Padang juga masih rendah. Menurut Dinas Kesehatan Kota Padang : Pemberian ASI Eksklusif pada tahun 2012 sebanyak 62,4%, di mana pemberian ASI Eksklusif terendah di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung yaitu 48,8%. Angka ini menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya dimana cakupan pemberian ASI Eksklusif pada tahun 2010 sebanyak 78,93% dan pada tahun 2011 sebanyak 78,9%. (5) Salah satu puskesmas di Kota Padang yang cakupan pemberian ASI Eksklusif tahun 2012 terendah yaitu Puskesmas Lubuk Begalung. Berdasarkan laporan Puskesmas Lubuk Begalung tahun 2012, Dari 504 bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung, bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif sebanyak 246 (48,8%). Cakupan pemberian ASI Eksklusif ini masih jauh di bawah target Kementrian Kesehatan yaitu 80%. Angka cakupan ini sama bila dibandingkan pada tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2011 pemberian ASI Eksklusif sebanyak 48,8% dan lebih rendah bila dibandingkan pada tahun 2010 yaitu sebanyak 63,65%. Rendahnya pemberian ASI Eksklusif dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Menurut Depkes RI (2011): Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif yaitu faktor internal yang berasal dari ibu, di antaranya yaitu tingkat pengetahuan, kondisi kesehatan, persepsi, dan sikap ibu. Sedangkan faktor eksternal dapat berupa

19 dukungan orang terdekat, petugas kesehatan, promosi susu formula, dan budaya di lingkungan tempat tinggal ibu. (4) Selanjutnya Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat (2012) menyatakan bahwa : Pemberian ASI Eksklusif dipengaruhi oleh masih rendahnya kesadaran ibuibu yang memiliki bayi, terutama ibu-ibu yang bekerja dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayinya. Promosi ASI Eksklusif yang kalah bersaing dengan susu formula, serta mudahnya mendapatkan susu formula bayi di pasaran tanpa adanya aturan-aturan yang mengikat serta masih kurangnya dukungan dari keluarga dan atasan bagi ibu yang bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayinya. (5) Salah satu penelitian tentang pemberian ASI Eksklusif yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dewi Susilaningsih pada tahun 2010 tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Yang Memiliki Bayi Usia 6-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kuranji Padang menyimpulkan bahwa bayi yang tidak mendapat ASI Eksklusif sebanyak 52,7%, ibu bekerja yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 45,0%, terdapat ibu yang berpengetahuan rendah sebanyak 89,9%. Tidak adanya dukungan dari petugas kesehatan sebanyak 25,7% dan keluarga yang tidak mendukung sebanyak 42,3%. (6) Berdasarkan survey awal yang telah peneliti lakukan pada bulan Februari 2013 di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung dengan wawancara terhadap 10 orang ibu menyusui, didapatkan bahwa 6 ibu tidak mengetahui tentang ASI Eksklusif, ibu juga mengatakan tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayinya karena sibuk bekerja, tidak adanya dukungan dari keluarga, masih kurangnya informasi tentang ASI Eksklusif dari petugas kesehatan serta adanya perkataan suami jika bayinya rewel berikan saja susu formula pada bayinya. Sementara 4 orang ibu mengatakan bahwa Ibu mengetahui tentang ASI Eksklusif dengan memberikan ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa makanan tambahan lainnya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja.

20 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah penelitian ini adalah: Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja?. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif di. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Diketahui distribusi frekuensi pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja 2. Diketahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif di 3. Diketahui distribusi frekuensi sikap ibu tentang ASI Eksklusif di wilayah kerja 4. Diketahui distribusi frekuensi dukungan bidan tentang pemberian ASI Eksklusif di 5. Diketahui distribusi frekuensi dukungan suami tentang ASI Eksklusif di 6. Diketahui hubungan tingkat pengetahuan dengan pemberian ASI Eksklusif di 7. Diketahui hubungan sikap dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja 8. Diketahui hubungan dukungan bidan dengan pemberian ASI Eksklusif di

21 9. Diketahui hubungan dukungan suami tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung Padang Tahun 2013 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti Sebagai pengembangan diri dan kemampuan peneliti sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan dibangku perkuliahan. 1.4.2 Bagi Puskesmas Sebagai bahan masukan bagi pimpinan Puskesmas dan instansi yang terkait dalam membuat kebijakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemberian ASI Eksklusif melalui penyuluhan-penyuluhan. 1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan masukan pustaka dan acuan mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya tentang pemberian ASI Eksklusif daan dapat digunakan di masa yang akan datang. 1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk melanjutkan penelitian dengan variabel yang lain. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung Kota Padang Tahun 2013. Waktu Penelitian mulai bulan April sampai dengan November 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung Padang. Data dikumpulkan dengan mengunakan kuesioner. Variabel yang diteliti adalah tingkat pengetahuan, sikap, dukungan petugas kesehatan dan dukungan keluarga. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat.