Setiyowati Rahardjo dan Dyah Umiyarni Purnamasari Jurusan Kesehatan Masyarakat FKIK Unsoed Purwokerto

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Asi Satu Jam Pertama Setelah Melahirkan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

PENGETAHUAN IBU MERUPAKAN FAKTOR DOMINAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

ANALISIS PERILAKU IBU MENYUSUI DI KELURAHAN PAROPO KECAMATAN PANAKUKKANG KOTA MAKASSAR. * Ignata Apolonia B * Dosen tetap Prodi Kebidanan Sandi Karsa

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA KARYAWATI UNSIKA TAHUN 2013

STUDI BEBERAPA KARAKTERISTIK KELUARGA DALAM PENGGUNAAN SUSU FORMULA UNTUK BALITA DI KOTA TASIKMALAYA Oleh : Jumli 1, Lilik Hidayanti 2, Nur Lina 3

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Novianti Damanik 1, Erna Mutiara 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT

Anestesia Wulandari 1), Wulandari Meikawati 2), Novita Kumalasari 3)

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PALEBON KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF. Risa Devita Akademi Kebidanan Aisyiyah Palembang

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dengan Motivasi Menyusui di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

FAKTOR SOSIAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI SECARA EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II DENPASAR BARAT TAHUN 2015

Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF OLEH IBU YANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2 Agustus2012

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes, 2006). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN, dan Depkes dalam

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2015

DURASI PEMBERIAN ASI TERHADAP KETAHANAN HIDUP BAYI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

Daftar Pustaka : 44 ( ) Kata Kunci : Perilaku Bidan, Inisiasi Menyusu Dini

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU BERSALIN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI,

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

Septiani, Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Asi Dini Dengan Status Gizi Bayi 0-11 Bulan Di Puskesmas Bangko Rokan Hilir

ANALISIS PENGARUH ASPEK HUKUM, PERAN BIDAN DAN HAK ANAK TERHADAP PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KABUPATEN KLATEN

Daniel 1, Murniati Manik 2. Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup serta dapat melindungi bayi dari penyakit infeksi. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN ARTIKEL

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Penatih Dangin Puri

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PESERTA TALKSHOW

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0 6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CHRISTINA MARTHA TIAHAHU KOTA AMBON TAHUN 2013

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

Kelangsungan Penggunaan Kontrasepsi di Indonesia

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KERUGIAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS MEI MUHARTATI YOGYAKARTA TAHUN 2009

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Pemberian ASI Segera pada Bayi Baru Lahir

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA IBU NIFAS TAHUN 2015

ABSTRAK PENGARUH ASI EKSKLUSIF TERHADAP MORBIDITAS BAYI SAMPAI USIA 6 BULAN

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU BUTEKI PADA KALANGAN PEKERJA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PERUSAHAAN X, SEMARANG TAHUN 2007

PENDAHULUAN. dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia

Indoor Pollution Factors which have Relationship with ISPA on Balita in Indonesia

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU BERSALIN TERHADAP METODE PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP ASI EKSKLUSIF DI RSKIA X KOTA BANDUNG

PERAN IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN STATUS GIZI BALITA (Studi di Wilayah Puskesmas II Sumbang Kabupaten Banyumas)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan unsur penting

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN IMD PADA PASIEN PASCA PERSALINAN DI BPM RATNA WILIS PALEMBANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan, sikap..., Rindiarni Inten Putri, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)

Disusun Oleh: Wiwiningsih

Transkripsi:

PEMODELAN KUANTITATIF UNTUK ANALISIS FAKTOR PENENTU PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA DI INSTANSI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO QUANTITATIVE MODELLING FOR ANALYSIS THE FACTOR OF PRACTICE GIVEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING ON WORKING MOTHER IN JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY PURWOKERTO Setiyowati Rahardjo dan Dyah Umiyarni Purnamasari Jurusan Kesehatan Masyarakat FKIK Unsoed Purwokerto ABSTRACT The main determinant of infant and child mortality is infection desease, such as respiratory tract infection and diarrhea. To prevent infection, we must taking a good care for children, including give exclusive breastfeeding. But there are many resistance of program, especially for working mother. The aim of this research was to know about application of quantitative modelling for analysis the factor of exclusive breastfeeding on working mother in Jenderal Soedirman University Purwokerto. The method of this research is cross sectional study. Research population is all women lecture staff and academic staff who work in Jenderal Soedirman University. Sample is all women lecture staff and academic staff who work in Jenderal Soedirman University and have children underfive 5 24 month. From the result of univariat analysis show that percentase of exclusive breastfeeding is 21%. The majority of mother have knowledge about breastfeeding is midlle, attitude about breastfeeding is midlle, mother get family support, leader and policy support, mother have high education level, expose formula milk promotion. Mean of mother age is 31 year with have children 1 until 2. Bivariat analysis with simple logistic regression showed that factors related with practice given exclusive breastfeeding are mother attitude about given exclusive breastfeeding and policy in the working place. Quantitative modeling with multivariate logistic regression showed that dominant factors for practice given exclusive breastfeeding on working mother in Jenderal Soedirman University are mother attitude about given exclusive breastfeeding, policy in the working place, and instrument in working place. There is a need to make an effort on: increasing the knowledge and motivation of working mother on the importance of the exclusive breastfeeding, facility in working place which support to given exclusive breastfeeding like children place and the policy about work time for mother who breast. Keywords : Modelling, Exclusive breastfeeding, Working mother 1

ABSTRAK Penyebab utama kematian bayi dan balita di Indonesia adalah penyakit infeksi terutama saluran nafas dan diare. Pencegahan penyakit infeksi dapat dilakukan dengan pemeliharaan gizi bayi dan balita yang baik salah satunya dengan pemberian ASI secara benar dan tepat. Tapi hal ini banyak menemui kendala, terutama pada ibu bekerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aplikasi pemodelan kuantitatif untuk analisis faktor penentu praktik pemberian ASI Eksklusif pada ibu bekerja di Instansi Universitas Jenderal Soedirman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan pendekatan cross sectional studi. Populasi penelitian adalah seluruh staf pengajar dan staf penunjang akademik wanita yang bekerja di instansi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Sampel adalah semua staf pengajar dan staf penunjang wanita yang bekerja di instansi Universitas Jenderal Soedirnan Purwokerto yang mempunyai anak balita usia 5 24 bulan dan bersedia diwawancarai. Dari hasil analisis univariat diperoleh hasil bahwa persentase pemberian ASI eksklusif sebesar 21%. Sebagian besar ibu mempunyai pengetahuan mengenai ASI pada tingkat sedang, sikap terhadap kelangsungan pemberian ASI eksklusif adalah kurang setuju ibu mendapat dukungan keluarga, dukungan atasan dan peraturan dalam memberikan ASI, tapi semua ibu menyatakan sarana di tempat kerja tidak mendukung. Semua ibu berpendidikan tinggi dan terpapar promosi susu formula. Rata-rata umur ibu adalah 31 tahun dengan jumlah anak 1 sampai 2. Analisis bivariat dengan uji regresi logistik sederhana menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan praktik pemberian ASI eksklusif adalah sikap ibu terhadap kelangsungan pemberian ASI dan peraturan di tempat kerja. Pemodelan kuantitatif dengan regresi logistik multivariat menunjukkan hasil bahwa faktor penentu praktik pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di Unsoed adalah sikap terhadap kelangsungan pemberian ASI eksklusif, peraturan di tempat kerja dan sarana di tempat kerja. Perlu upaya meningkatkan pengetahuan dan motivasi ibu bekerja mengenai pentingnya ASI eksklusif, upaya penyediaan fasilitas di tempat kerja yang mendukung pemberian ASI eksklusif seperti Tempat Penitipan Anak (TPA), dan adanya kebijaksanaan mengenai jam kerja bagi ibu yang menyusui. Kata kunci : Pemodelan, ASI Eksklusif, Ibu Bekerja PENDAHULUAN Salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia adalah masih tingginya angka kematian bayi. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1994 AKB di Indonesia adalah sebesar 66 per seribu kelahiran hidup, SDKI 1997 sebesar 52 per seribu kelahiran hidup, dan SDKI 2002 2003 sebesar 35 per seribu kelahiran hidup.. Data dari World Factbook tahun 2003 berikut ini menunjukkan AKB untuk negara ASEAN lain yaitu Philipina 24,98 per 1000 kelahiran hidup (KH), Thailand 21,83 per 2

1000 KH, Malasyia 19 per 1000 KH, Brunei Darussalam 13,5 per 1000 KH, dan Singapura 3,3 per 1000 KH. Penyebab utama kematian bayi dan balita di Indonesia adalah penyakit infeksi terutama infeksi saluran nafas dan diare. Upaya pencegahan terhadap penyakit infeksi dapat dilakukan dengan keadaan gizi balita yang baik. Pemeliharaan gizi bayi dan balita yang baik memerlukan pengaturan makanan yang tepat yaitu salah satunya dengan pemberian ASI secara benar dan tepat (Moehji, 1988). Bayi yang mendapat ASI akan lebih terjaga dari penyakit infeksi terutama diare dan ISPA serta mempunyai peluang untuk hidup lebih baik dibandingkan dengan bayi yang mendapat susu formula (Weaver, 2003, Lawrence, 1994, Whorthington-Roberts, 1993). Pemberian ASI dapat menurunkan kesakitan bayi antara 10 20 kali dan menurunkan angka kematian bayi 1-7 kali, terutama pada bayi yang diberi ASI eksklusif sampai umur 4 6 bulan (Rosmalina, 1999). Pada tahun 2000 Pemerintah Indonesia mentargetkan minimal 80% bayi di Indonesia disusui secara eksklusif. Namun kenyataannya masih jauh dari harapan, pemberian ASI eksklusif belum membudaya pada masyarakat termasuk di kalangan ibu bekerja. Cakupan ASI eksklusif di Jawa Tengah pada tahun 2003 masih sangat rendah yaitu 17,60%. Kabupaten Banyumas pada tahun 2003, jumlah bayi yang berumur 0 11 bulan yang mendapatkan ASI sebesar 17.187 (BPS, 2003). Berdasarkan Seksi Kesehatan Ibu dan Anak DKK Banyumas (2004), persentase bayi baru lahir yang diberi ASI eksklusif dari tahun 2000 sampai 2003 sebesar 14,53% dan 3,51% berarti mengalami penurunan sebesar 11,02% dalam kurun waktu 3 tahun. 3

Hal ini tentu saja sangat mengkhawatirkan dan perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah karena program pemberian ASI eksklusif belum berjalan dengan baik. Keadaan demikian juga mencerminkan banyak ibu belum menyadari bahwa pemberian makanan tambahan pada bayi di bawah satu bulan dapat membahayakan keselamatan bayinya mengingat pencernaan bayi berumur kurang dari satu bulan belum sempurna (BPS, 2001). Kenyataan diatas semakin kompleks karena saat ini kesempatan kaum wanita untuk bekerja di luar rumah semakin terbuka, sehingga pemberian ASI eksklusif pada ibu pekerja semakin sulit. Padahal angka wanita yang bekerja di luar rumah semakin meningkat. SDKI 1997 mengungkapkan terdapat 14.328 juta (49,7%) pekerja wanita di Indonesia. Angka tersebut meningkat menjadi 51% (SDKI, 2003), 44,6% diantaranya berada di daerah perkotaan. Diperkirakan angka ini terus bertambah seiring dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan juga oleh kemajuan yang diperoleh wanita di bidang pendidikan. Bekerja menuntut ibu untuk meninggalkan bayinya pada usia dini dalam jangka waktu yang cukup lama setiap harinya. Penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim (2000), menunjukkan bahwa lama waktu pisah dengan bayi memiliki pengaruh negatif terhadap kelangsungan pemberian ASI. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Irawan (1996) di Semarang, proporsi pemberian ASI eksklusif sampai 4 bulan oleh ibu bekerja sebanyak 16,9%, dan ibu yang bekerja berisiko 4,62 kali untuk tidak memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Salah satu faktor penyebab kegagalan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja adalah tidak adanya pusat informasi program ASI eksklusif dan manajemen laktasi yang 4

benar, terlalu gencarnya promosi susu formula dan sistem cuti bersalin yang hanya 3 bulan yang diberlakukan dengan sistem 1,5 bulan diambil sebelum dan 1,5 bulan sesudah melahirkan. Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya tempat penitipan anak di lingkungan kerja (Roesli, 2000). Satu hal lagi yang perlu dicermati adalah ketidaksesuaian antara peraturan pemerintah mengenai cuti bersalin yang hanya 3 bulan ( UU No. 1/1951 pasal 13 ayat 2 dan PP No. 24/1976 pasal 19 ayat 3 yang isinya : lamanya cuti bersalin tersebut adalah 1 (satu) bulan sebelum dan 2 (dua bulan sesudah persalinan, dengan Peraturan Menteri Kesehatan tentang PASI (Permenkes 237/Menkes/SK/IV/1997). Di dalam Permenkes 237 tahun 1997 disebutkan bahwa lama pemberian ASI ekslusif adalah 4 bulan. Kesenjangan tersebut tentu saja merupakan kendala yang besar bagi ibu bekerja untuk memberikan ASI ekslusifnya secara optimal. Berdasarkan latar belakang tersebut perlu adanya perhatian khusus bagi tenaga kerja wanita yang bukan saja dalam bentuk penghargaan materi namun juga memberikan perlindungan terhadap hak-hak kesehatan reproduksinya, misalnya cuti hamil, cuti haid dan memberikan kesempatan bagi ibu bekerja yang mempunyai bayi untuk dapat menyusui bayinya dengan tenang. Universitas Jenderal Soedirman merupakan perguruan tinggi negeri yang ada di Purwokerto dimana wanita merupakan sebagian dari staf pengajar dan staf penunjang akademiknya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai praktik pemberian ASI ekslusif di kalangan ibu yang bekerja di Universitas Jenderal Soedirman. 5

METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian explanatory survey (penelitian penjelasan). Metode yang digunakan adalah dengan pendekatan cross sectional dimana variabel independen dan dependen yang terjadi pada subjek penelitian dikumpulkan secara simultan (satu saat bersamaan). Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan mulai bulan April Juni 2006. Tempat penelitian adalah di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Populasi penelitian adalah seluruh staf pengajar dan staf penunjang akademik wanita yang bekerja di Universitas Jenderal Soedirnan Purwokerto. Sampel adalah semua staf pengajar dan staf penunjang wanita yang bekerja di instansi Universitas Jenderal Soedirnan Purwokerto yang mempunyai anak balita usia 5 24 bulan dan bersedia diwawancarai. Analisis dalam penelitian ini meliputi analisis univariat, analisis bivariat dengan uji Chi Square. Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan pola asuh dengan status gizi balita dengan menyertakan variabel pengganggu. Uji yang digunakan adalah regresi logistik multivariat. HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang bekerja di Universitas Jenderal Soedirman baik staf pengajar maupun staf administrasi. Didapat sampel penelitian sebanyak 58 ibu yang terdiri dari staf pengajar sebanyak 30 orang (51,7%) dan staf administrasi sebanyak 28 orang (48,3%). A. Gambaran Praktik Pemberian ASI eksklusif Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu yang bekerja di Unsoed yaitu 46 orang (79%) tidak memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya, dan hanya 12 6

ibu (21%) yang memberikan ASI eksklusif. Hasil wawancara menunjukkan bahwa para ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif diantaranya dikarenakan karena alasan air susu tidak keluar/tidak lancar, merepotkan, atau juga karena merasa asupan makanan jika hanya dari ASI tidak mencukupi. B. Faktor faktor yang berhubungan dengan praktik pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di Unsoed Beberapa faktor yang diduga berhubungan dengan praktik pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di Unsoed meliputi pengetahuan ibu, sikap ibu terhadap praktik pemberian ASI eksklusif, sikap ibu terhadap kelangsungan pemberian ASI,dukungan keluarga, dukungan atasan, sarana di tempat kerja, peraturan di tempat kerja, umur ibu, pendidikan ibu, dan jumlah anak. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan praktik pemberian ASI eksklusif adalah sikap terhadap kelangsungan pemberian ASI dan peraturan di tempat kerja. Tabel 1. Hubungan Sikap Ibu terhadap Kelangsungan Pemberian ASI dengan Praktik Pemberian ASI Eksklusif Praktik terhadap pemberian ASI eksklusif ASI Tidak Eksklusif eksklusif n % n % Tidak Setuju 7 87.5 1 12.5 Kurang setuju 30 75 10 25 Setuju 9 90 1 10 Nilai p * 0.013 Pemberian ASI eksklusif dengan persentase terbesar terdapat pada ibu yang mempunyai sikap kurang setuju. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p 0.013 yang berarti ada hubungan antara sikap terhadap kelangsungan pemberian ASI dengan praktik pemberian ASI eksklusif. Menurut Kosim (1989) sikap ibu terhadap proses laktasi sangatlah penting karena ibu harus menyadari sepenuhnya bahwa proses laktasi 7

merupakan ikatan erat yaitu melibatkan ikatan dan sentuhan fisik maupun psikis sehingga sangat diperlukan pengertian untuk saling memberi dan menerima. Pengertian dari bayi tidak mungkin diharapkan karena ia sebagai objek. Ibu sebagai subjek dalam proses laktasi ini dengan dukungan positif dari ayah akan sangat menentukan. Tabel 2. Hubungan peraturan di tempat kerja dengan praktik pemberian ASI eksklusif Peraturan di Tempat Kerja ASI eksklusif Tidak eksklusif eksklusif n % n % Tidak mendukung 2 66.7 1 33.3 Mendukung 44 80 12 20 Nilai p * 0.043 Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif lebih banyak pada ibu yang menyatakan bahwa peraturan di tempat kerjanya tidak mendukung (33.3%) dibandingkan dengan ibu yang menyatakan peraturan di tempat kerjanya mendukung. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p < yang berarti ada hubungan antara peraturan di tempat kerja dengan praktik pemberian ASI eksklusif. Bekerja seharusnya bukan merupakan halangan untuk menyusui, karena sesungguhnya bila diupayakan dengan seksama wanita yang bekerja dapat menyusui bayinya dengan sukses. Hal yang perlu diupayakan adalah adanya peraturan dari pemerintah yang mengatur agar kantor-kantor atau pihak pengusaha menyediakan fasilitas bagi kelangsungan pemberian ASI ekslusif bagi pekerja wanita. Misalnya Taman Penitipan Anak (TPA) agar ibu selalu dekat dengan bayinya dan dapat memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi atau bila tidak memungkinkan bisa disediakan fasilitas pojok laktasi yaitu tempat untuk memeras ASI. 8

C. Pemodelan kuantitatif untuk menentukan faktor yang berhubungan dengan praktik pemberian ASI eksklusif Masalah utama dalam pembuatan model adalah memilih kumpulan variabel yang harus dimasukkan ke dalam model. Pemilihan varibel di dalam model berdasarkan pertimbangan substansi keilmuan atau pemilihan secara statistik. Pemilihan berdasarkan statistik dilakukan dengan seleksi variabel dengan menggunakan regresi logistik sederhana. Jika hasil uji bivariat mempunyai nilai p uji likelihood rasio < 0,25 maka variabel tersebut dapat diikutkan ke dalam kandidat model multivariat. Bila nilai p > 0,25 tetapi secara substansi variabel tersebut berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif maka variabel tersebut tetap akan diikutkan sebagai kandidat model multivariat (Hosmer and Lemeshow, 2000). Berikut rangkuman hasil nilai p uji likelihood rasio tes dari analisis bivariat : Tabel 3. Rangkuman Hasil Nilai p Uji Likelihood No. Variabel nilai p Keterangan 1. Pengetahuan ibu 0.610 Bukan kandidat 2. Sikap terhadap praktik 0.694 Bukan kandidat pemberian ASI eksklusif 3. Sikap tehadap kelangsungan 0.008 Kandidat pemberian ASI 4. Dukungan keluarga 0.434 Bukan kandidat 5. Dukungan atasan 0.165 Kandidat 6. Sarana di tempat kerja 0.232 Kandidat 7. Peraturan di tempat kerja 0.042 Kandidat 8. Keterpaparan promosi susu 0.325 Bukan kandidat formula 9. Umur ibu 0.446 Bukan kandidat 10. Tingkat pendidikan 0.643 Bukan kandidat 11. Jumlah anak 0.478 Bukan kandidat Keempat variabel yang merupakan kandidat untuk pemodelan multivariat dianalisis secara bersama-sama hingga dihasilkan model akhir sebagai berikut : 9

Tabel 4. Model akhir Analisis Multivariat No. Variabel Beta nilai p POR 1. Sikap terhadap kelangsungan pemberian ASI - Tinggi - Sedang - Rendah 0 2.96 0.862 0.012 1 19.3 2.37 2. Peraturan di tempat kerja -0.2.78 0.066 0.062 3. Sarana di tempat kerja -7.40 0.860 0.001 4. Konstanta 51.51 Tabel 4 menunjukkan pemodelan akhir dari faktor yang berhubungan dengan praktik pemberian ASI eksklusif sehingga didapatkan pemodelan kuantitatif sebagai berikut: ASI = 51.51 + 2.96 Sikap (1) + 0.862 sikap (2) 0.28 aturan 7.40 sarana Interpretasi dari pemodelan diatas adalah: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (cross sectional ) sehingga interpretasi yang bisa dilakukan adalah melihat faktor yang paling dominan atau paling menentukan praktik pemberian ASI pada ibu bekerja yaitu pada variabel yang mempunyai nilai POR paling besar. Pemodelan menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan adalah sikap ibu terhadap kelangsungan pemberian ASI. SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN 1. Persentase praktik pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di Unsoed adalah sebesar 12 ibu dari 58 (21%). 2. Ada hubungan antara sikap ibu terhadap kelangsungan pemberian ASI dengan praktik pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di Unsoed dengan nilai p =0.013 10

3. Ada hubungan antara peraturan di tempat kerja dengan praktik pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di Unsoed dengan nilai p =0.043 4. Pemodelan kuantitatif dengan regresi logistik multivariat menunjukkan hasil bahwa faktor penentu praktik pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di Unsoed adalah sikap terhadap kelangsungan pemberian ASI eksklusif, peraturan di tempat kerja dan sarana di tempat kerja. 5. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan praktik pemberian ASI eksklusif adalah sikap terhadap kelangsungan pemberian ASI. B. Saran 1. Perlu upaya meningkatkan pengetahuan dan motivasi ibu bekerja mengenai pentingnya ASI eksklusif 2. Perlu upaya penyediaan fasilitas di tempat kerja yang mendukung pemberian ASI eksklusif seperti Tempat Penitipan Anak (TPA). 3. Perlu adanya kebijaksanaan mengenai jam kerja bagi ibu yang menyusui. Upaya ini harus didukung dengan kebijakan pemerintah serta kerjasama lintas program dan lintas sektor untuk tercapainya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik, BKKBN, Departemen Kesehatan. 2004. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002-2003. Jakarta. Badan Pusat Statistik, BKKBN, Departemen Kesehatan.1997. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997. Jakarta Departemen Kesehatan. 2004. Profil Kesehatan Indonesia 2002. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. 11

Hasyim, Mahyudin, Agustria Z. Saleh, M.Alfin Sutan Purnama. 2000. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Wanita Pekerja Perusahaan Swasta Kota Palembang, Majalah Obstet Ginekologi Indonesia, Volume 24, No 4 Oktober 2000 Ibrahim, Tilaili. 2000. Analisis Pola Menyusui Bayi di Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Propinsi DI Aceh. Tesis FKM UI. Tidak Dipublikasikan. Kosim, M. 1989. Psikologi Laktasi dalam Perinasia (editor) Bunga Rampai Menyusui dan Rawat Gabung. Perkumpulan Perinatologi Indonesia (Perinasia). Jakarta. Lemeshow. S, & Hosmer. D.W. 2000. Applied Logistic Regression. A Wiley-Interscience Publication, New York. Moehji, Sjahmien.1988. Pemeliharaan Gizi Bayi dan Balita, Penerbit Bhratara Karya Aksara, Jakarta Rosmalina, Yuniar dan Herman Susilowati. 1999. Pemberian ASI Eksklusif dan Status Gizi Bayi. Analisis Data Kesehatan SUSENAS 1998. Yayasan Pusat Pengkajian Sistem Kesehatan Biro Perencanaan Sekretariat Jendral Depkes RI. The World Factbook. 2003. Infact Mortality Rate. Http://www.cia.gov/cia/publication/factbook, diakses Februari 2005. 12

13