BAB I PENDAHULUAN. peranannya dalam kesukses an dari suatu pendidikan. Bahkan baik atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hidup bernegara, beragama dan bersosial. Dari sinilah mulai muncul wacanawacana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

I. PENDAHULUAN. Seorang guru memiliki peran utama dalam keberhasilan peserta didik

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sistem pendidikan di Indonesia telah menetapkan kurikulum

BAB V PENUTUP. Pendidikan Agama Islam hendaknya tujuan pengajaran PAI diarahkan: 1) Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesian

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

I. PENDAHULUAN. Penilaian merupakan salah satu tahapan dalam keterlaksanaan standar proses

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diperlukan guna meningkatkan

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

BAB I. I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. STANDAR ISI. 1. Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat besar dalam sistem pendidikan. Oleh karena itu, disinilah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dan pembelajaran adalah dua konsep yang berbeda, namun

BAB I PENDAHULUANN. Kurikulum merupakan hal penting dalam

~ 1 ~ PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS XI SMK NURUL UMMAH PANINGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya. penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pustakawan, komite sekolah dan lain-lain yang satu sama lain harus saling. meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal pula.

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kreatif mandiri dan bertanggung jawab. pendidikan tersebut ditentukan oleh komponen-komponen dalam pendidikan,

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah komponen yang berperan penting sebagai modal utama

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. penyaluran dan penempatan siswa pada program peminatan. Program peminatan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun Oleh: Nama : Khozinatul Umuroh NIM : Prodi : Pendidikan matematika

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

Oleh : Sri Handayani NIM K

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional. Upaya peningkatan kualitas

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, tanpa keikutsertaannya kegiatan belajar-mengajar tidak akan. berjalan dengan baik. Sebagaimana dikemukakan Mulyasa:

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam penyelenggaraan pendidikan sangat penting. pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan sesuai dengan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah bagian dari dunia pendidikan yang membuat program

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB VI PENUTUP. berjalan sesuai pedoman. Madrasah ini juga sudah melaksanakan. silabus, guru-guru masih mengandalkan hasil dari MGMP (Musyawarah

BAB V PEMBAHASAN. acuan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan, yaitu Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan citra Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), pada dasarnya

Peminatan Siswa dalam Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

MUHAMMAD DAROBI A

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. pada masalah kompetensi guru seni budaya dalam pembelajaran seni musik pada

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih optimal, berdaya guna,

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi dan pembahasan data hasil penelitian tentang

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2014: 2) merupakan Kurikulum penyempurnaan KTSP yang tertera pada Peraturan Menteri

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cerdas di era seperti sekarang ini sangat penting

Annisa Restu Purwanti, 2015 MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Robiah Adawiyah, 2014 Usaha Instruktur Dalam Optimalisasi Motivasi Belajar Bahasa Inggris

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 1 UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang ada berlangsung suatu proses pendidikan sesuai dengan tujuan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan sesuatu yang sangat penting dan sentral peranannya dalam kesukses an dari suatu pendidikan. Bahkan baik atau tidaknya suatu pendidikan dapat diukur dari kualitas kurikulum yang ada. Kurikulum memiliki kedudukan strategis dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan di sekolah. Hal itu menunjukkan bahwa kurikulum merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 19 menerangkan bahwa kurikulumadalahseperangkatrencanadanpengaturanmengenaitujuan, isi, danbahanpelajaransertacara yang digunakansebagaipedomanpenyelenggaraankegiatanpembelajaranuntukme ncapaitujuanpendidikantertentu. Dalam pandangan lain, Nasution (1989) mengatakan bahwa lazimnya kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar. Sedangkan menurut Saylor, Alexander, dan Lewis (1974), kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk mempengaruhi

2 siswa agar dapat belajar, baik dalam ruangan kelas maupun di luar sekolah. (dalam Rusman, 2009: 23). Dari beberapa paparan dan pendapat di atas, semakin menguatkan bahwa kurikulum memang memiliki kedudukan penting dalam dunia pendidikan. Berbicara mengenai kurikulum dalam konteks saat ini, maka akan didapati suatu topik hangat dan menarik yaitu dicanangkannya kurikulum 2013. Hingga saat ini kurikulum 2013 yang baru saja dicanangkan oleh pemerintah lewat kementrian pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) beberapa waktu yang lalu telah menjadi topik utama dalam dunia pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini merupakan pengganti kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam rapat koordinasi awal Desember lalu telah memutuskan akan mengimplementasikan kurikulum 2013 secara serentak di seluruh Tanah Air pada tahun pelajaran 2014. Hal ini dilandasi pertimbangan bahwa setelah dilakukan uji coba pada semester pertama tahun 2013, dipandang cukup untuk memberlakukan kurikulum ini di semua jenjang dan jenis pendidikan dasar dan menengah di Indonesia. Kebijakan ini dapat menimbulkan berbagai problema yang dihadapi, sehingga perlu diupayakan solusinya, seperti soal kesiapan guru yang akan mengawalnya. Sebagaimana diketahui, kesiapan guru dalam melaksanakan kurikulum 2013 merupakan keharusan, karena di antara komponen pendidikan (sarana

3 prasarana, kurikulum, bahan ajar, guru, dan peserta didik), guru merupakan komponen utama. Oleh karena itu perlu diselenggarakan pendidikan dan latihan (diklat) bagi para guru terutama guru yang belum mendapat diklat pada tahun 2013. Di samping itu, ternyata kurikulum 2013 juga memiliki dampak atau efek pengiring pada setiap jenjang pendidikan. Pada jenjang SD, terdapat pada beban mengajar guru, yaitu tidak adanya batasan waktu pada penambahan alokasi waktu perminggu, mengakibatkan jumlah jam tambahan tidak terkendali sehingga berdampak pada proses perencanaan dan pemetaan guru. Penetapan muatan lokal (mulok) bahasa daerah terpisah dari seni dan budaya mengakibatkan pengurangan jumlah jam pembelajarannya, sehingga mereka mengalami kekurangan jam mengajar dan mempengaruhi sertifikasinya. Untuk jenjang SMP, implementasi kurikulum 2013 menimbulkan dampak bagi keberadaan guru beberapa mata pelajaran. Guru teknologi informasi dan komunikasi (TIK), karena mata pelajaran tersebut diberikan secara integratif dan tidak berdiri sendiri, maka perlu kebijakan khusus. Mereka diarahkan menjadi guru mata pelajaran tertentu yang serumpun, atau berperan seperti guru bimbingan konseling (BK), sehingga berpengaruh pada beban mengajar dan sertifikasinya. Demikian pula guru IPA dan IPS yang semula dipegang beberapa guru yang mempunyai keahlian berbeda, kemudian menjadi hanya dipegang oleh seorang guru. Hal ini juga perlu kebijakan untuk

4 melakukan pengalihan tugas mereka, dan mempengaruhi beban mengajar dan proses sertifikasinya. Adapun pada jenjang SMA, tidak ada lagi penjurusan seperti dulu, tetapi hanya ada peminatan. Hal ini perlu mendapat perhatian dari orang tua dan wali murid karena selama ini peran mereka dalam mengarahkan dan bahkan menentukan jurusan bagi putra-putrinya cukup besar. Satu hal lagi yang perlu mendapat ketegasan bagi semua jenjang sekolah, yaitu kejelasan makna kepramukaan yang dijadikan mata pelajaran wajib dalam kegiatan ekstra kurikuler. (Buchory, 2013). Banyak media massa baik cetak maupun elektronik.yang memberitakan persoalan-persoalan dalam kurikulum 2013, di antaranya dijelaskan bahwa pelaksanaan bimtek implementasi kurikulum 2013 walaupun telah mencakup materi-materi esensial implementasi kurikulum 2013 dengan durasi empat untuk guru dan kepala madrasah, tetapi masih dirasakan belumlah cukup untuk menjadikan siap melaksanakan kurikulum 2013, baik dari aspek teknis maupun akademis dilapangan terutama yang berkaitan dengan mata pelajaran dalam struktur dan muatan kurikulum. Hal ini disebabkan dengan waktu yang relatif singkat penguasaan peserta bimtek mengenai pengimplementasian kurikulum 2013 belum kuat dan mendalam dalam aspek pengetahuan dan keterampilan, apalagi harus merubah mindset secara instan. Selain itu, materi atau bahan ajar pada mata pelajaran masih belum diterima sampai saat ini, baik untuk guru maupun untuk peserta

5 didik secara utuh (mata pelajaran umum maupun mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab), dan ini tentunya perlu telaah analisis mendalam supaya ada pemahaman yang utuh (Nurlaeli, 2014). Pemerintah pun menyadari bahwa ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan dari kompetensi para guru dalam implementasi kurikulum 2013. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang Pendidikan, Musliar Kasim mengatakan, pelatihan guru yang mengimplementasikan kurikulum 2013 tidak sesuai dengan harapan. Masih banyak guru yang tidak memahami kurikulum tersebut (Zubaedah, 2014). Padahal dalam kurikulum 2013 aspek kompetensi guru dalam implementasi merupakan hal terpenting. Untuk mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan rancangan, dibutuhkan beberapa kesiapan, terutama kesiapan pelaksana. Sebaik apapun desain atau rancangan kurikulum yang dimiliki, keberhasilannya tetap tergantung pada guru. (Sukmadinata, 1997: 20). Berkaitan dengan kompetensi guru, Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 menyatakan bahwa setiap guru harus memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Idealnya para guru memang harus benar-benar siap dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 sesuai empat kompetensi sebagaimana tertera di muka. Untuk mengimplementasikan kurikulum, secara spesifik guru

6 harus memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut: 1) Pemahaman esensi dari tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam kurikulum; 2) Kemampuan untuk menjabarkan tujuan-tujuan kurikulum tersebut menjadi tujuan yang lebih spesifik; 3) Kemampuan untuk menerjemahkan tujuan khusus kepada kegiatan pembelajaran. (Rusman, 2009: 67) Dari uraian di atas cukup jelas bahwa untuk menerapkan atau mengimplementasikan kurikulum, terkhusus kurikulum 2013 para guru membutuhkan kesiapan dan kompetensi yang baik. Akan tetapi dari berbagai sumber berita yang peneliti temukan sebelumnya, sepertinya tingkat kompetensi para guru masih cukup rendah untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 secara optimal. Berbicara mengenai kompetensi guru, dua diantara empat kompetensi terpenting yang harus dimiliki seorang guru adalah kompetensi pedagogik dan profesional. Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya. Adapun yang dimaksud dengan kompetensi profesional sebagaimana tertera dalam Standar Nasional Pendidikan penjelasan pasal 28 ayat (3) butir c adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkikan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

7 Dari pemaparan tentang dua kompetensi di atas, maka dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk mengkaji seputar kompetensi pedagogik dan profesional guru dalam implementasi kurikulum 2013 di lapangan dan akan memfokuskan penelitian ini pada proses pembelajaran. Mengenai lokasi penelitian, peneliti merasa tergugah untuk melakukan penelitian seputar studi terhadap kompetensi pedagogik dan profesional guru ISMUBA (Al-Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab) dalam implementasi kurikulum 2013. Penelitian ini akan mengambil studi kasus di MTs. Mu allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Adapun yang melatar belakangi peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut adalah 1) Mu allimin merupakan sekolah kader Muhammadiyah yang memiliki misi selain meningkatkan intelektualitas dan keterampilan (soft skill), juga menanamkan moral kepada peserta didiknya. Hal ini sejalan dengan tujuan daripada kurikulum 2013 yaitu menyeimbangkan antara kecerdasan kognitif, afektif, dan psikomotorik; 2) Sejauh pengamatan peneliti selama menjadi siswa di Mu allimin dan selama masa PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) di sekolah tersebut, para guru memiliki kedisiplinan dan tanggung jawab yang cukup tinggi. Hal ini selaras dengan subjek penelitian ini yaitu para guru yang mengimplementasikan kurikulum 2013; dan 3) Hampir seluruh guru atau ustadz yang mengajar di Mu allimin memiliki kualifikasi akademik yang sangat baik. Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah guru dari jenjang MTs. hingga MA adalah sebanyak 89 orang. 16 orang di antaranya sudah bergelar Master (S-2), 8

8 orang lainnya sedang menyelesaikan program Master (S-2), dan sisanya adalah berpendidikan atau bergelar sarjana dalam berbagai disiplin ilmu. Artinya, para guru di Mu allimin memiliki kualifikasi akademik cukup baik, dan dari sinilah peneliti semakin tertarik untuk meneliti para guru di sekolah kader ini. Adapun jenjang pendidikan yang akan diteliti adalah kelas VII / 1 Tsanawiyah. Hal ini dikarenakan untuk tingkat Tsanawiyah baru kelas VII lah yang menerapkan kurikulum 2013. B. Rumusan Masalah Ada tiga rumusan masalah yang akan menjadi fokus utama dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimanakah proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru ISMUBA dalam implementasi kurikulum 2013? 2. Bagaimanakah tingkat kompetensi pedagogik dan profesional guru ISMUBA pada proses pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013? 3. Apa sajakah kendala-kendala yang dihadapi guru ISMUBA pada proses pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tiga tujuan utama yang diselaraskan dengan tiga rumusan masalah di atas, yaitu: 1. Untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru ISMUBA dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. 2. Untuk mengetahui tingkat kompetensi pedagogik dan profesional guru ISMUBA pada proses pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013.

9 3. Untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi guru ISMUBA dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini memiliki kegunaan untuk tiga pihak sekligus. Karena pada dasarnya aspek kurikulum merupakan masalah yang cukup kompleks dalam dunia pendidikan sehingga melibatkan benyak pihak di dalamnya. Berikut merupakan kegunaan dari penelitian ini: 1. Bagi Peneliti a. Untuk mengetahui tingkat kompetensi pedagogik dan profesional guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. b. Untuk mengetahui kendala-kendala di lapangan terkait implementasi kurikulum 2013. c. Sebagai bahan pembelajaran ketika sudah terjun di lapangan untuk mengajar ke depannya. 2. Bagi Almamater a. Untuk dijadikan bahan rujukan bagi para dosen sebagai bahan perkuliahan maupun sebagai bahan untuk penelitian. b. Memberikan pandangan umum bagi program studi Pendidikan Agama Islam UMY sebagai bahan pertimbangan untuk rencana aksi terkait kebijakan penerapan kurikulum 2013.

10 3. Bagi Instansi Pemerintah (Kementrian Agama) a. Memberikan pandangan umum kepada Kementrian Agama sebagai bahan pertimbangan untuk rencana aksi di lapangan terkait kebijakan penerapan kurikulum 2013. b. Sebagai bahan evaluasi dini bagi Kementrian Agama terkait implementasi kurikulum 2013 di tingkat sekolah. c. Memberikan data penting terkait kendala-kendala yang dihadapi para guru dalam penerapan kurikulum 2013.