BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kebudayaan suatu daerah. Pasal 22 Undang-Undang Nomor

keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam

BAB I PENDAHULUAN. intelektual dan apresiasi sastra. Mata pelajaran bahasa Jawa yakni program

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG BAHASA, SASTRA, DAN AKSARA JAWA

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PELESTARIAN BAHASA DAN BUDAYA JAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA LANCAR AKSARA JAWA MELALUI STRATEGI SCRAMBLE KELAS V SD N DUKUH 03 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN MEDIA FLASH CARDS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting karena menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

Joyful Learning Journal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena kurangnya minat dan motivasi belajar bahasa Jawa. lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

PENGGUNAAN MEDIA REALITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS III SDN 05 KARANGREJO TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam bidang pendidikan di sekolah peranan seorang guru sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah tonggak keberhasilan suatu bangsa. Suatu bangsa yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 10

BAB I PENDAHULUAN. mampu menjadi mampu dan dari keadaan tidak memiliki keterampilan. pada peserta didik yang memiliki manfaat sesuai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. bentuk pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, mungkin sejak lahir sampai akhir hayat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 adalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Manusia memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS VI SD PABELAN III TAHUN AJARAN 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5)

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi menekankan pada kecakapan-kecakapan yang berguna untuk

BAB I PENDAHULUAN. satu wujud kebudayaan yang ada di Indonesia yaitu kebudayaan yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. lain. Pada masyarakat modern dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu. menulis dan membaca merupakan komunikasi tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. hal-hal berikut. Pertama, guru dapat menumbuhkan rasa memiliki, mencintai,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGGUNAAN MEDIA KARTU HURUF DALAM PEMBELAJARAN AKSARA JAWA DI SEKOLAH DASAR

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab kelima ini, penulis akan memaparkan kesimpulan dari penelitian

PENGEMBANGAN MODEL MATA PELAJARAN. Sosialisasi KTSP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman, saling belajar dari yang lain, serta untuk meningkatkan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kemampuan mengelola

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V A SDN KALIJOSO SECANG MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH KALIMAT LANGSUNG MENJADI KALIMAT TIDAK LANGSUNG DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) PADA SISWA SD

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan di tingkat Sekolah Dasar. Pembelajaran Bahasa Jawa di SD/MI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS GEGURITANDENGAN METODE OBJEK LANGSUNGSISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa adalah kemampuan menggunakan bahasa yang meliputi mendengar atau menyimak,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kebudayaan masyarakat. Implikasinya, jika tuntutan zaman. harus diarahkan pada pencapaian kompetensi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI VIDEO SEBUAH OBJEK PADA SISWA KELAS X TSM 1 SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa daerah yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia khususnya yang bertempat tinggal di pulau Jawa. Di daerahdaerah tertentu, bahasa jawa digunakan sebagai bahasa lokal untuk berkomunikasi sehari-hari. Bahasa ini sudah turun temurun dari leluhur dan sudah membudaya. Seperti halnya dengan bahasa Indonesia, bahasa Jawa juga dapat dipelajari karena didalamnya mengandung berbagai macam aturan-aturan baik penulisan, pengucapan, maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dibuatlah kurikulum untuk mempelajari bahasa Jawa tersebut. Dalam kurikulum tersebut terdapat satu pokok bahasan yang mempelajari tentang huruf Jawa atau yang sering disebut dengan aksara Jawa. Melalui aksara atau huruf tersebut dapat dibuat sebuah kata dengan menyusunnya seperti halnya dengan huruf alfabet yang biasa digunakan dalam menulis bahasa Indonesia. Aksara Jawa merupakan salah satu huruf kuno yang ada dalam sejarah bangsa Indonesia dan sebagai salah satu bukti adanya suatu peradaban terdahulu sebelum terbentuknya bangsa Indonesia. Aksara Jawa merupakan kearifan lokal dan harus dilestarikan. Menurut Perda Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra, dan Aksara Jawa, kualitas pemahaman dan penggunaan bahasa, sastra, dan aksara Jawa sebagai sarana komunikasi dan ekspresi budaya memperlihatkan kondisi yang semakin menurun. Dalam bagian lain juga menyebutkan bahwa bahasa, sastra, dan aksara Jawa sebagai ekspresi budaya memiliki nilai-nilai kemanusiaan, estetika, etika, moral dan spiritual yang dapat menuntun kehidupan agar lebih berbudaya dan berkeadaban. Aksara Jawa merupakan kearifan lokal dan harus dilestarikan. Menurut pasal 1 huruf 30 UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari. 1

2 Upaya pelestarian budaya sebagai kearifan lokal diupayakan pemerintah khususnya pemerintah provinsi Jawa Tengah yang dibuktikan dengan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 895.5/01/2005, diamanatkan bahwa Bahasa Jawa wajib masuk dalam muatan lokal pada kurikulum SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK atau sederajat. Surat keputusan ini kemudian dikuatkan dengan adanya Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 423.5/5/2010 sebagai hasil revisi kurikulum muatan lokal Bahasa Jawa. Kurikulum muatan daerah terdapat 5 standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa meliputi: (1) menyimak, yaitu siswa dapat menyimak berbagai wacana lisan dalam berbagai bahsa Jawa; (2) berbicara, yaitu mengungkapkan ide, gagasan, dan pikiran secara lisan dalam berbagai ragam tingkat tutur dalam berbagai ragam bahasa Jawa; (3) membaca, yaitu membaca dan memahami wacana dalam aksara latin maupun aksara Jawa; (4) menulis, yaitu menuliskan ide, gagasan, dan pikiran dalam beragam wujud bahasa dan tulisan Jawa serta, (5) apresiasi sastra maupun non sastra dalam kerangka budaya. Hal ini juga tertera pada Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 37 ayat 1 (j) yang berbunyi kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat muatan lokal. Depdiknas (2006) menjelaskan mata pelajaran muatan lokal bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan perilaku siswa agar memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional. Seiring berjalannya waktu dan kemajuan teknologi yang semakin pesat menyebabkan budaya luhur seperti aksara Jawa sudah mulai ditinggalkan dan kurang diminati untuk dipelajarai padahal dalam aksara Jawa ini memuat berbagai macam nilai luhur. Masyarakat pun sudah menganggap mempelajarinya sudah tidak lagi berguna, kuno, dan ketinggalan zaman. Padahal sesuatu yang baru belum tentu tepat apabila diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh karenanya pendidikan tentang kebudayaan luhur seperti aksara Jawa ini perlu diajarkan mulai dari pendidikan dasar.

3 Membaca dan menulis aksara Jawa termasuk dalam kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa sekolah dasar terkhusus kelas IV karena kompetensi ini telah dipelajari pada jenjang pendidikan satu tingkat sebelumnya. Di kelas IV kompetensi membaca dan menulis aksara Jawa meningkat tidak hanya aksara utuh atau nglegena saja yang dipelajarai namun sudah menggunakan sandhangan. Hal ini terdapat dalam silabus pembelajaran muatan lokal maupun Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah. Keterampilan yang dimiliki siswa dalam membaca maupun menulis aksara Jawa sangat kurang. Dari hasil wawancara guru dan siswa kelas IV, pembelajaran bahasa Jawa khususnya aksara Jawa merupakan pembelajaran yang kurang diminati. Sebagian besar siswa menganggap bahwa membaca dan menulis akasara Jawa merupakan hal yang sulit. Kesulitan yang lainnya juga dikatakan oleh guru kelas yang mengajarkan bahasa Jawa karena belum menggunakan metode yang menarik perhatian siswa dan media yang menunjang dalam pembelajaran mengenai materi aksara Jawa ini. Pada saat mengajar guru hanya menggunakan papan tulis sebagai media penyampaian materi aksara Jawa. Minat belajar siswa pun kurang mengarah untuk antusias dalam belajar. Hal ini apabila dibiarkan berlarut-larut maka bisa jadi muatan lokal akan hilang dan budaya luhur bangsa Indonesia akan luntur tergerus arus modernisasi. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes pratindakan yang telah dilaksanakan di SD N Mangkubumen Kulon No. 83 Surakarta. Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca maupun menulis aksara Jawa. Di sekolah ini menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk pelajaran Bahasa Jawa adalah 66. Dari 21 siswa hanya terdapat 6 siswa yang dapat membaca dan menulis aksara Jawa atau hanya 28,5% sedangkan yang belum tuntas sebanyak 15 siswa atau 71,5%. Nilai rata-rata klasikal adalah 50,9. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 107. Keterampilan ini juga tidak luput dari kemampuan yang kurang dan minat siswa yang rendah dalam mempelajari bahasa Jawa bahkan menganggap sepele pelajaran bahasa Jawa. Melihat dari kenyataan lapangan perlu adanya upaya peningkatan keterampilan membaca dan menulis aksara Jawa pada siswa kelas IV sekolah dasar. Di tingkatan ini siswa seharusnya sudah hafal dan terampil dalam membaca

4 maupun menulis aksara Jawa karena sudah dipelajari di tingkatan kelas sebelumnya. Salah satu alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang membangkitkan minat belajar siswa sehingga tertarik untuk ikut belajar. Media tentu diharapkan media yang kreatif dan inovatif. Smaldino, dkk (2008) (dalam Anitah, 2009: 4) mengatakan bahwa media adalah suatu alat komunikasi dan dumber informasi. Dikatakan media pembelajaran apabila segala sesuatu tersebut membawakan pesan untuk suatu tujuan pembelajaran. Media digunakan sebagai perantara untuk menjembatani pemberi dan penerima agar informasi yang diberikan dapat tersampaikan secara baik. Media diperlukan dalam proses pembelajaran agar tujuan yang ingin dicapai dalam suatu pembelajaran dapan tercapai. Media yang ditawarkan oleh peneliti berupa sirkuit pintar. Media ini berbentuk permainan kecil sederhana namun menarik serta familiar apabila digunakan oleh siswa sekolah dasar. Media ini berbentuk seperti papan permainan ular tangga. Cara bermainnya pun mirip dengan permainan ular tangga hanya saja dalam kotak-kotak berisi tulisan beraksara jawa ataupun tulisan latin. Melalui media ini memungkinkan siswa untuk mempelajari aksar Jawa baik membacanya maupun menuliskannya. Dikarenakan media yang menarik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga siswa dapat menyimpan materi-materi dengan memori jangka panjang. Hanifah (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Studi Komparasi Keterampilan Menulis Aksara Jawa Antara Pembelajaran yang Menggunakan Media Sirkuit Pintar dan Flash Cards Pada Siswa Kelas III SD Negeri Se-Gugus Ngurah Rai Kecamatan Laweyan Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, menunjukkan bahwa dengan kedua media tersebut memberikan pengaruh yang sama baiknya jika diterapkan dalam pembelajaran menulis aksara Jawa. Kedua media tersebut membantu siswa dalam pembelajaran menulis aksara Jawa. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merancang penelitian tindakan kelas yang diharapkan mampu membuat siswa tertarik serta termotivasi dalam belajar membaca dan menulis akasara Jawa dengan judul : Upaya Peningkatan

5 Keterampilan Membaca dan Menulis Aksara Jawa Menggunakan Media Sirkuit Pintar B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang, identifikasi masalah tersebut bahwa permasalahan yang dihadapi peneliti yaitu: Apakah dengan media Sirkuit Pintar Aksara Jawa dapat meningkatkan keterampilan membaca dan menulis aksara Jawa pada siswa kelas IV SD N Mangkubumen Kulon No. 83 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dituliskan di atas, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis aksara Jawa menggunakan media Sirkuit Pintar Aksara Jawa siswa kelas IV SD N Mangkubumen Kulon No. 83 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi peneliti a. Wujud pengembangan profesional penelitian sebagai guru pada pengembangan profesi guru yang diharuskan. b. Menambah wawasan dalam bidang penelitian tindakan kelas. 2. Manfaat bagi guru a. Melalui PTK ini guru dapat menjawab permasalahan yang diahadapi di sekolah mengenai media pembelajaran yang bervariasi dalam meningkatkan kemampuan menghafal aksara pada muatan lokal bahasa jawa. b. Mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang bisa menimbulkan keterkaitan siswa dalam belajar. c. Meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan dan memanfaatkan segala sumber daya kreatifitas anak sehingga keterampilan siswa dapat dimaksimalkan.

6 d. Guru memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. e. Guru mampu mendeteksi permasalahan yang ada pada proses pembelajaran sekaligus mencari alternatif pemecahan masalah yang tepat. f. Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran dalam kelas untuk meningkatkan keterampilan siswa. 3. Manfaat bagi siswa a. Siswa dapat meningkatkan keterampilan membaca dan menulis aksara Jawa. b. Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif, kreatif, dan menyenangkan. 4. Manfaat bagi sekolah a. Sekolah mampu mengevaluasi media pembelajaran yang tepat untuk peningkatan keterampilan membaca dan menulis aksara Jawa. b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai alternatif dalam menentukan strategi dalam memberikan pembelajaran melalui sirkuit pintar. c. Hasil penelitian dapat dijadikan acuan meningkatkan mutu pembelajaran muatan lokal bahasa jawa dengan memanfaatkan media yang kreatif dan inovatif.