KEANEKARAGAMAN JENIS POHON DI BEBERAPA AREAL HUTAN KOTA MALANG Tree Species Diversity in Several Urban Forest Area Of Malang City

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September 2014 di Kawasan Budidaya

KEANEKARAGAMAN JENIS POHON DAN BURUNG DIBEBERAPA AREAL HUTAN KOTA MALANG SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SKRIPSI

Kata kunci : Burung, Pulau Serangan, habitat

EKOLOGI. KOMUNITAS bag. 2 TEMA 5. Program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Jember

KEANEKARAGAMAN JENIS MERANTI (SHORE SPP) PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA PROPINSI KALIMANTAN BARAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2014 di Desa Kibang Pacing. Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. lainnnya yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke. Menurut Ummi (2007)

FITOPLANKTON DI PERAIRAN AREAL PERTAMBANGAN NIKEL BULI HALMAHERA TIMUR PHYTOPLANKTON IN NICKEL AREA GULF OF BULI EAST HALMAHERA

KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU (Bambusodae) DALAM KAWASAN HUTAN AIR TERJUN RIAM ODONG DUSUN ENGKOLAI KECAMATAN JANGKANG KABUPATEN SANGGAU

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2012 di Rawa Bujung Raman

INVENTARISASI JENIS BURUNG PADA KOMPOSISI TINGKAT SEMAI, PANCANG DAN POHON DI HUTAN MANGROVE PULAU SEMBILAN

BAB III METODE PENELITIAN. analisa Indeks Keanekaragaman (H ) Shannon Wienner, Indeks Dominansi (D)

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes spp) KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KUBU KABUPATEN KUBU RAYA

KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU DI HUTAN KOTA KELURAHAN BUNUT KABUPATEN SANGGAU Bamboo Species Diversity In The Forest City Bunut Sanggau District

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DESA MARTAJASAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki mega biodiversity

ABSTRACT STRUCTURE AND COMPOSITION OF THE VEGETATION IN HEPANGAN AGROFORESTRY SYSTEM AT GUMAY ULU AREA LAHAT DISTRICT SOUTH SUMATERA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura

I. PENDAHULUAN. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan mangrove Desa Margasari

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

KEANEKARAGAMAN JENIS VEGETASI PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. fungsi pokok sebagai hutan konservasi yaitu kawasan pelestarian alam untuk

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. dalam kawasan wisata alam Trinsing yang secara administratif termasuk ke dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

EKSPLORASI KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN HUTAN GIRIMANIK KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 di Repong Damar Pekon

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 di Hutan Mangrove KPHL Gunung

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati tersebut harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan

3. METODOLOGI PENELITIAN. Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.

ASAS- ASAS DAN KONSEP KONSEP TENTANG ORGANISASI PADA TARAF KOMUNITAS

BAB III METODE PENELITIAN

PENGUKURAN BIODIVERSITAS

PRAKATA. Purwokerto, Februari Penulis. iii

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BIRD PREFERENCE HABITATS AROUND SERAYU DAM BANYUMAS CENTRAL JAVA

BAB IV METODE PENELITIAN

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS VEGETASI DAN PENDUGAAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN HUTAN CAGAR ALAM LEMBAH HARAU KABUPATEN 50 KOTA SUMATERA BARAT

KEANEKARAGAMAN TEGAKAN HUTAN DAN POTENSI KANDUNGAN KARBON DI TAMAN WISATA ALAM DELENG LANCUK KABUPATEN KARO PROPINSI SUMATERA UTARA TESIS OLEH

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksplorasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap arthropoda

STUDI POTENSI EKOWISATA MANGROVE DI KUALA LANGSA PROVINSI ACEH ARIEF BAIZURI MAJID

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). Kekayaan jenis

Analisis Keanekaragaman..I Wayan Karmana 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2017 selama kurun waktu satu

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

PROFIL HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. yang melimpah (Marlinda, 2008). Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekosistem Mangrove

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

I. PENDAHALUAN. dan kehutanan. Dalam bidang kehutanan, luas kawasan hutannya mencapai. (Badan Pusat Statistik Lampung, 2008).

RINGKASAN STRUKTUR DAN STATUS KOMUNITAS MANGROVE DI EKOSISTEM MUARA KALI LAMONG JAWA TIMUR

Struktur Dan Komposisi Vegetasi Mangrove Di Pulau Mantehage

ABSTRACT PENDAHULUAN METODE PENELITIAN STRUKTUR DAN KOMPOSISI POHON PADA BERBAGAI TINGKAT GANGGUAN HUTAN 01 GUNUNG SALAK, JAWA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI KELURAHAN TONGKAINA MANADO

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pandangan al-qur an, mempelajari dan mengamati fenomena

KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN TINGKAT POHON PADA HUTAN ADAT GUNUNG BERUGAK DESA MEKAR RAYA KECAMATAN SIMPANG DUA KABUPATEN KETAPANG

Perubahan Luasan Mangrove dengan Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh Di Taman Nasional Sembilang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo Utara, yang meliputi 4 stasiun penelitian yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. klimaks pada daerah dengan curah hujan mm/tahun. Hutan Hujan

KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM

STRUKTUR DAN KOMPOSISI TEGAKAN HUTAN DI PULAU SELIMPAI KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS KALIMANTAN BARAT

KEANEKARAGAMAN VEGETASI PANTAI DI PANTAI TRIANGGULASI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO BANYUWANGI SKRIPSI. ALIFAH YUUANn JUR1.

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia merupakan sumber daya alam yang cukup besar

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN VEGETASI BERDASARKAN NILAI NDVI DAN FAKTOR BIOFISIK LAHAN DI CAGAR ALAM DOLOK SIBUAL-BUALI SKRIPSI

KOMPOSISI DAN POTENSI KARBON TERSIMPAN PADA TEGAKAN DI HUTAN RESORT BUKIT LAWANG TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER TESIS. Oleh : S O I M I N

ABSTRAK DIVERSITAS SERANGGA HUTAN TANAH GAMBUT DI PALANGKARAYA KALIMANTAN TENGAH

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

SKRIPSI HERIYANTO NIM : B

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. klimaks pada daerah dengan curah hujan mm per tahun, rata-rata

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. alam dan jasa lingkungan yang kaya dan beragam. Kawasan pesisir merupakan

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL PEDOMAN INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS MANGROVE

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan kehidupan dan peradaban manusia, hutan semakin

Transkripsi:

KEANEKARAGAMAN JENIS POHON DI BEBERAPA AREAL HUTAN KOTA MALANG Tree Species Diversity in Several Urban Forest Area Of Malang City Rizal Isnaini*, Sukarsono, Rr.Eko Susetyarini Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang Jl.Raya Tlogomas No.246 Malang *Email : Rizal_Isnaini@yahoo.com Abstrak Vegetasi hutan kota sangat dipengaruhi oleh komposisi pohon yang di tanam dalam areal hutan tersebut, yang di maksud dengan pohon adalah tumbuhan yang berkayu yang memiliki batang utama yang tegak menopang tajuk pohon. Dalam ekosistem hutan kota akan ditemukan berbagai macam pohon yang akan menjadi suatu tatanan hutan kota yang kompleks dengan segala vegetasi yang ada di dalamnya. Tujuan Penelitian Keanekaragaman jenis pohon di hutan kota Malang adalah a) menentukan jenis pohon, b) nilai kekayaan spesies jenis pohon, c) nilai indeks keanekaragaman jenis pohon, d) nilai pemerataan jenis pohon. Penelitian dilakukan di tiga areal hutan kota Malang. Pengambilan sampel vegetasi dilakukan di tiga hutan kota yaitu, hutan kota Velodrom, hutan kota Malabar, hutan kota Jl. Jakarta. Langkah penelitiian yang di lakukan adalah dengan mengindetifikasi jenis-jenis pohon di areal penelitan, kemudian menghitung nilai kekayaan spesies, menghitung indeks keanekaragaman, dan menghitung nilai kelimpahan pihon di areal hutan kota Malabar, hutan kota Velodroom dan Hutan kota Jl. Jakarta. Parameter kekayaan spesies menggunakan Indeks Margalef, Indeks keanekaragaman jenis menggunakan Indeks Hill, Kemerataan Jenis Menggunakan Rasio Hill. Analisis Data menggunakan Deskriptif Kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya 195 pohon, yang tersebar di tiga hutan kota yaitu: di Hutan kota Velodrom berjumlah 75 jenis pohon, di hutan kota Malabar berjumlah 81 jenis pohon, dan di hutan kota Jl.Jakarta berjumlah 39 jenis pohon, dengan nilai kekayaan jenis pohon di hutan kota Velodrom sebesar 9,82di hutan kota Jl. Jakarta sebesar 5,17 dan di hutan kota Malabar sebesar 11,65 Indeks Keanekaragaman di hutan hutan kota Velodrom sebesar 2,82 di hutan kota Jl. Jakarta sebesar 66,85 dan, di hutan kota Malabar sebesar 13,07 sedangkan Indeks Kemerataan di dapatkan di hutan hutan kota Velodrom sebesar 0,67 di hutan kota Jl. Jakarta sebesar 18,24 dan, di hutan kota Malabar sebesar 3,07 Kata Kunci : Keanekaragaman jenis pohon, Hutan Kota Malang Abstract Urban forest vegetation is strongly influenced by the composition of trees planted in the forest area, which is the purpose of the tree is a woody plant that has a main stem erect sustain the tree canopy. In the urban forest ecosystem will find a wide variety of trees that would be an order of urban forest vegetation complex with everything in it. Research Objectives The diversity of trees in the forest Malang is a) determine the type of tree, b) the value of the type of tree species richness, c) the value of tree species diversity index, d) equity value tree species. The study was conducted in three forest areas Malang. Sampling was carried out in three forest vegetation that city, urban forest Velodrome, Malabar urban forest, urban forest Jl. Jakarta with the study period starts at 06.00 until 11.00 in each forest area of Malang. Parameters using index Margalef species richness, species diversity index using index Hill, Evenness Type Using the modified ratio Hill. Quantitative Descriptive Analysis using. The results showed the presence of 195 trees, which spread in three cities namely forest: urban Forest Velodrome in the 75 types of trees, in the urban Forest Malabar 630

numbered 81 species of trees, and in the urban Forest Jl. Jakarta are 39 species of trees, with a net worth of trees in the Urban Forest Velodrome of 9,82, in the urban Forest Jl.Jakarta of 5,17 and in Malabar urban forest of 11,65 Diversity Indeks in Urban Fotest Velodrom of 2,82 in urban forest Jl. Jakarta of 66,85 in urban forest Malabar of 13,07 and, Evenness Indeks in urban forest velodrome of 0,67086168, in urban forest Jl.Jakarta of 18,25 and, in urban forest Malabar Of 3,07 Keywords: Diversity of tree species, Urban Forests Malang PENDAHULUAN Indonesia adalah salah satu negara yang dilewati garis katulistiwa. Hal ini menyebabkan Indonesia menjadi negara yang tropis. Negara Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang memiliki keanekaragaman dan biodeversitas yang melimpah. Kondisi iklim yang cocok menjadikan keanekaragam makhluk hidup dapat menempati daerah-daerah di kepulauan Indonesia. Banyak makhluk hidup yang menempati Indonesia, baik fauna maupun flora. Kekayaaan alam Indonesia telah mendapatkan pengakuan dunia sebagai negara dengan tingkat biodeversitas kedua tertinggi Setelah Brazil. Dengan demikian Negara Indonesia disebut sebagai Negara Megabiodiversity dengan keanekaragaman hayatinya (Heriyanto, 2007). Vegetasi hutan kota sangat di pengaruhi oleh komposisi pohon yang di tanam dalam areal hutan tersebut, yang di maksud dengan pohon adalah tumbuhan yang berkayu yang memiliki batang utama yang tegak menopang tajuk pohon (Tjitrosoepomo,1993). Dalam ekosistem hutan kota akan di temukan berbagai macam pohon yang akan menjadi tempat tinggal beberapa burung dan sebagai sumber makanan, sehingga akan mewujudkan suatu tatanan hutan kota yang kompolek dengan segala vegetasi yang ada di dalamnya yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui jenis-jenis pohon yang terdapat di beberapa areal hutan kota malang, 2) mengetahui nilai kekayaan spesies jenis pohon di beberapa areal hutan kota malang, 3) mengetahui nilai indeks keanekaragaman jenis pohon di beberapa areal hutan kota malang, 4) mengetahui nilai pemerataan jenis pohon di beberapa areal hutan kota Malang. Manfaat dari Penelitian ini adalah dapat dijadikan sumbangan pengetahuan untuk keilmuan biologi tentang berbagai jenis-jenis pohon dan dapat mengembangkan kajian ekologi tumbuhan khususnya tentang keanekaragaman jenis pohon di beberapa areal hutan kota Malang dan manfaat teoritis bagi peneliti yaitu untuk menambah wawasan keilmuan tentang keanekaragaman hayati Indonesia. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakanakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, penelitian ini dilakukan di 3 Wilayah Hutan Kota yaitu, Hutan Kota Malabar, di Jl.Malabar, Hutan Kota Velodrom, di Jl.Perumnas Sawojajar dan Hutan Kota Jl.Jakarta, di Jl.Jakarta Kota Malang. Peta Hutan Kota Gambar 1. Peta Hutan Kota Malabar di Jl. Malabar Kota Malang (Modifikasi Satelit Citra Google Earth, 2014) 631

Gambar 2. Peta Hutan Kota Jakarta di Jl. Jakarta Kota Malang (Modifikasi Satelit Citra Google Earth, 2014) Gambar 3. Peta Hutan Kota Velodrom di Jl. Perumnas Sawojajar Kota Malang (Modifikasi Satelit Citra Google Earth, 2014) Populasi dalam Penelitian ini adalah semua jenis pohon yang terdapat di 3 Wilayah Hutan Kota Malang yaitu Hutan Kota Malabar,di Jl.Malabar, Hutan Kota Velodrom di Jl.Perumnas sawojajar, dan Hutan Kota Jakarta Jl.Jakarta, Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau sekumpulan individu yang memiliki karakteristik tertentu dan Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis Pohon yang ditemukan di stasiun pengamatan. Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan obyek yang sebenarnya dari suatu penelitian (Sudjana, 1992). Teknik pengumpulan data vegetasi pada penelitian ini yaitu melalui Analis Deskriptif Kualitatatif denggan menghitung jumlah jenis pohon, nilai kekayaan jenis pohon, indeks keanekaragaman, dan indeks kemerataan jenis, melalui data yang diperoleh dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan kota Malang Instrumen analisis data adalah sebagai berikut: Kekayaan Spesies : Untuk mencari kekayaan spesies jenis pohon dan burung maka dapat dihitung menggunakan Indeks Margalef,yaitu : R= S 1 Ln,N 632

Dimana : R= indeks kekayaan jenis Margalef S= jumlah jenis yang teramati N= jumlah individu (seluruh jenis) yang teramati Ln= logaritma natural Nilai R berkisar : R<3,5 = Rendah R 3,5-5,0 = Sedang R>5,0 = Tinggi Indeks Keanekaragaman: Untuk mencari indeks keanekaragaman jenis pohon dapat dihitung menggunakan rumus Shanon-Wiener,yaitu : H = - Pi Ln Pi Dimana : N = Jumlah total Individu yang diamati Pi = Jumlah Individu jenis ke i Nilai H Berkisar : 1-3 H <1 = Keanekaragaman sangat rendah H >1-2 = keanekaragaman rendah H >2-3 = keanekaragaman sedang H >3-4 = Keanekaragaman Tinggi H >4 = Keanekaragaman sangat tinggi Kemerataan Jenis : Untuk mencari kemerataan jenis pohon dapat dihitung menggunakan Rasio Hill yang dimodifikasi sebagai berikut : E= H /Hmax = H /LnS Dimana : S = Jumlah Total Jenis H = Nilai Indeks Shanon Wiener E = 0, Kemerataan antara jenis rendah E = 1, Kemerataan antar jenis relatif merata atau jumlah individu masing-masin jenis relatif sama (Fachrul,2012; Sugianto,1994) HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian menunjukkan adanya 195 pohon, yang tersebar di tiga hutan kota yaitu: di Hutan kota Velodrom berjumlah 75 jenis pohon, di hutan kota Malabar berjumlah 81 jenis pohon, dan di hutan kota Jl. Jakarta berjumlah 39 jenis pohon, Nilai kekayaan hutan kota Velodrom sebesar 9,82 hutan kota Jl. Jakarta sebesar 5,17 dan Hutan kota Malabar sebesar 11,65 dimana dapat di kemukakan bahwa nilai kekayaan dari ke tiga hutan kota tersebut adalah tinggi karena berkisar R>5,0 ketiga hutan kota tersebut memiliki spesies tumbuhan yang sangat tinggi dan beragam yang membentuk suatu tatanan hutan kota yang kompleks. Keanekaragaman vegetasi di hutan kota Velodrom sebesar 2,82 yang tergolong dalam kategori sedang karena H >2-3, di hutan kota Jl. Jakarta sebesar 66,85 yang tergolong dalam kategori sangat tinggi karena H >4 dan, di hutan kota Malabar sebesar 13,07 yang tergolong dalam kategori sangat tinggi karena H >4 dimana dapat di kemukakan bahwa semakin tinggi nilai indeks H maka semakin tinggi pula keanekaragaman spesies, produktivitas ekosistem, dan tekanan pada ekosistem dan kestabilan ekosistem. Menurut Irwan (1992) Ekosistem mempunyai keteraturan sebagai perwujudan dari kemampuan ekosistem untuk memelihara diri sendiri,mengatur diri, dan dengan sendirinya mengadakan keseimbangan kembali. 633

Keseimbangan yang terdapat dalam suatu ekosistem di sebut sebagai Homeostasis, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan (Resosoedarmo dkk., 1986). Kondisi ekosistem dalam keseimbangan mempunyai makna ekosistem itu telah mantap dalam hal ini yang di maksud ekosistem adalah hutan kota untuk mencapai klimaks, sehingga suatu ekosistem memiliki daya tahan yang besar untuk menghadapi berbagai gangguan yang menimpanya. Daya tahan ekosistem bergantung dengan usia ekosistem tersebut. Didalam ilmu ekologi terdapat istilah daya lenting yang memiliki arti suatu kemampuan ekosistem untuk pulih setelah terkena gangguan. Makin cepat kondisi ekosistem itu pulih berarti semakain tinggi pendek masa pulih, semakin banyak gangguan yang dapat di tanggulangi, sehingga memiliki daya lenting yang tinggi (Indriyanto, 2006 ), Daya lenting merupakan sifat suatu ekosistem yang memberikan kemungkinan ekosistem tersebut pulih kembali ke keseimbangan semula setelah mengalami gangguan (Irwan,1992 dalam Indriyanto, 2006.) Perhitungan analisis indeks kemerataan menunjukkan bahwa indeks kemerataan di dapatkan di hutan hutan kota velodrom sebesar 0,67 yang tergolong kategori kemerataan rendah karena E= 0, di hutan kota Jl. Jakarta sebesar 18,25 yang tergolong kategori jenis relatif merata karena E= 1 dan, di hutan kota Malabar sebesar 3,07 yang tergolong kategori jenis relatif merata karena E= 1. Kemerataan merupakan pembagian individu yang merata diantara jenis (Suheriyanto. 2008).Indeks kemerataan atau Evenness menunjukkan pola sebaran jenis yaitu merata atau tidak. Apabila nilai kemerataan relatif tinggi maka keberadaan setiap jenis itu dalam kondisi merata, dalam hal ini kemerataan tiga ekosistem hutan kota menunjukkan rendah dan merata sehingga akan menunjukkan gambaran pola vegetasi yang yang komplesk yang makna kemerataan akan berpengaruh terhadap keanekaragaman spesies di suatu ekosistem Dalam hasil penelitian ini dapat memberi manfaat berupa gambaran tentang profil hutan kota yang memiliki manfaat penting dalam menjaga tatanan kota selain menjadi paruparu kota, hutan kota juga dapat menjadi tempat rekreasi dan edukasi,di harapakan pemerintah melalui dinas yang terkait dapat menjaga kelestarian hutan kota. PENUTUP Kesimpulan 1. Pengambilan sampel vegetasi dilakukan di tiga hutan kota yaitu, hutan kota Velodrom, hutan kota Malabar, hutan kota Jl. Jakarta. 2. Parameter kekayaan spesies menggunakan Indeks Margalef, Indeks keanekaragaman jenis menggunakan Indeks Hill, Kemerataan Jenis Menggunakan Rasio Hill. 3. Hasil penelitian menunjukkan adanya 195 pohon, yang tersebar di tiga hutan kota yaitu : di Hutan kota Velodrom berjumlah 75 jenis pohon, di hutan kota Malabar berjumlah 81 jenis pohon, dan di hutan kota Jl.Jakarta berjumlah 39 jenis pohon, 4. Nilai kekayaan jenis pohon di hutan kota Velodrom sebesar 9,82 di hutan kota Jl.Jakarkta sebesar 5,17 dan di hutan kota Malabar sebesar 11,65. 5. Indeks Keanekaragaman di hutan hutan kota Velodrom sebesar 2,82 di hutan kota Jl.Jakarkta sebesar 66,85 dan, di hutan kota Malabar sebesar 13,07. 6. Indeks Kemerataan di dapatkan di hutan hutan kota Velodrom sebesar 0,67 di hutan kota Jl.Jakarkta sebesar 18,24 dan, di hutan kota Malabar sebesar 3,07 Saran 1. Perlu dilakukan penelitian tentang hubungan keanekaragaman Tumbuhan areal hutan kota 2. Perlu diupayakan peraturan yang tegas bagi ketertiban dan kebersihan hutan kota 634

3. Perlu Pengawasan yang lebih intensif bagi pemerintah, khususnya Dinas yang terkait untuk penertiban pengunjung di areal hutan kota DAFTAR PUSTAKA Fachrul,Melati Ferianita.2012.Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara Indriyanto. 2010. Ekologi Hutan. Jakarta: PT Bumi Aksara Indriyanto. 2008. Pengantar Budi Daya Hutan. Jakarta: PT Bumi Aksara Leksono Setyo Amin. 2012.Ekologi Pendekatan Deskriptif dan Kuantitatif. Bayu Media, Malang. Ludwig.A John.1988. Statistical Ecologi : A Primer on Methods on Computing.John Willey and son Publishing Leksono Setyo Amin. 2012.Ekologi Pendekatan Deskriptif dan Kuantitatif. Bayu Media, Malang. Odum EP.1993. Dasar-dasar Ekologi. Edisi ketiga. (terjemahan). Universitas Gajah Mada 635