PENGUKURAN KADAR AIR TANAH DENGAN MENGGUNAKAN GYPSUM BLOCK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN GYPSUM BLOCK UNTUK MENGUKUR KADAR AIR PADA TANAH LEMPUNG. Tri M.W. Sir 1 Margareth E. Bolla 2 Danial Nesnay 3 ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

PERBANDINGAN PENGUKURAN KADAR AIR TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN METODE GRAVIMETRY DAN METODE GYPSUM BLOCK BERDASARKAN VARIASI KEDALAMAN

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

BAB III METODE PENELITIAN

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

III. METODE PENELITIAN. yang diambil adalah tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian. Tahap penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3. 1.

III. METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah jenis tanah

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo,

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Blok I A Karang Anyar, Lampung Selatan. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Tabung ditekan

KONDISI TANAH TAK JENUH DENGAN PENGUJIAN SOIL WATER CHARACTERISTIC CURVE

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini

PENGARUH KEDALAMAN ELEKTRODA METODE ELEKTROKINETIK TERHADAP PENGEMBANGAN TANAH LEMPUNG EKSPANSIF Rizla Sheila 1, Agus Setyo Muntohar 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

UJI BERAT JENIS TANAH ASTM D ERLENMEYER

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

STUDI LABORATORIUM DALAM MENENTUKAN BATAS PLASTIS DENGAN METODE FALL CONE PADA TANAH BUTIR HALUS DI WILAYAH BANDUNG UTARA

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

METODOLOGI PENELITIAN

KORELASI ANTARA HASIL UJI KOMPAKSI MODIFIED PROCTOR TERHADAP NILAI UJI PADA ALAT DYNAMIC CONE PENETROMETER

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Uraian Umum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

KORELASI KEPADATAN LAPIS PONDASI BAWAH JALAN RAYA DENGAN KADAR AIR SPEEDY TEST DAN OVEN TEST. Anwar Muda

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN. Anwar Muda

TINJAUAN KUAT TEKAN BEBAS DAN PERMEABILITAS TANAH LEMPUNG TANON YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR DAN FLY ASH. Tugas Akhir

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

buah benda uji setiap komposisi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturbed soil) yaitu

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS CAMPURAN TANAH SEMEN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

LAMPIRAN A PENGUJIAN SIFAT GEOTENIK TANAH UJI BERAT JENIS TANAH

Transkripsi:

PENGUKURAN KADAR AIR TANAH DENGAN MENGGUNAKAN GYPSUM BLOCK Tri Mardiyati Wahyuningsih Sir 1*, Margareth Evelyn Bolla 2* Pekerjaan teknik sipil banyak dilakukan pada tanah tidak jenuh air (unsaturated). Perubahan kedudukan muka air tanah akan mempengaruhi tingkat kadar air dalam tanah. Pengukuran kadar air biasanya dilakukan dalam laboratorium yang memerlukan waktu yang lama. Sebagai alternatif gypsum block dapat pakai sebagai alat sensor kadar air yang dapat mempercepat pengukuran kadar air tanah dan langsung dipakai dilapangan setelah dikalibrasi secara individu. Penelitian ini dilakukan terhadap dua jenis tanah yaitu tanah lempung (CH) dan pasir berlanau (SM) dengan volume contoh tanah yaitu menggunakan mold Standard serta usaha pemadatan sampel tanah yaitu 25 pukulan per lapis. Pemberian kadar air untuk tanah lempung yaitu 10%, 15%,20%,30% dan 40% sedangkan pada sampel pasir berlanau, kadar air yang diberikan yaitu 5%,8%,11%, 14% dan 17%. Hasil pengujian menunjukkan hubungan kadar air dengan resistansi gypsum block yang menghasilkan koefisien korelasi (R 2 ) = 0.904 pada sampel uji tanah lempung dan R 2 = 0.146 pada pasir lanau. Dengan demikian hasil penelitian memperlihatkan bahwa gypsum block dapat digunakan untuk mengukur kadar air pada tanah lempung, sedangkan pada pasir berlanau, penggunaan gypsum block tidak cocok, karena tidak memberikan hasil yang baik, disebabkan oleh sifat permeabilitas pasir lanau yang besar. Kata-kata kunci : tanah jenuh sebagian, kadar air, gypsum block, resistansi. 1. PENDAHULUAN Pekerjaan teknik sipil banyak dilakukan pada tanah kenyang air sebagian (unsaturated) seperti pada pekerjaan pemadatan tanah untuk konstruksi jalan raya. Perubahan kedudukan muka air tanah akan mempengaruhi tingkat kadar air dalam tanah. Pengukuran kadar air biasanya dilakukan dalam laboratorium dengan metode gravimetrik atau volumetric. Metode ini memerlukan waktu yang cukup lama. Sebagai alternatif penggunaan gypsum block dapat mempersingkat waktu pengukuran kadar air. *1,2) Dosen Jurusan Teknik Sipil FST Undana 10

Gypsum block adalah salah satu alat sensor tanah yang dapat langsung dipakai dilapangan setelah dikalibrasi, dengan prinsip kerja yaitu memanfaatkan sifat hantar listrik dari air dan telah lama dipakai dalam bidang pertanian guna mengukur kelembaban atau kelengasan tanah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan gypsum block sebagai alat sensor tanah dalam bidang teknik sipil yaitu pengukuran kadar air pada tanah lempung maupun tanah granuler. 2. TUJUAN PENELITIAN Mempelajari penggunaan gypsum block dalam lingkungan teknik sipil yaitu pengukuran kadar air pada tanah lempung maupun granuler dengan mengukur resistansi yang terjadi pada gypsum block. 3. TINJAUAN PUSTAKA Gypsum block adalah alat sensor yang dipakai dalam bidang pertanian untuk mengukur lengas tanah atau kelembaban tanah guna memilih jenis tanaman dan mengatur kesuburannya pada suatu tanah atau lahan yang akan dikerjakan. Alat ini dapat digunakan dengan biaya yang terjangkau dan paling sederhana dari pada alat sensor elektrik yang lain. Gypsum block terdiri dari sebuah gypsum padat yang sudah dicetak berbentuk silinder maupun persegi empat dengan kisaran ukuran yang ditentukan dan dilengkapi dua elektroda dalam hal ini menggunakan sebuah kabel yang ditanamkan pada block dengan jarak 1 cm dalam keadaan elektroda parallel atau searah (Skinner, 1997). Prinsip kerja gypsum block yaitu jika dalam kondisi basah, gypsum block akan menghasilkan resistansi yang kecil. Demikian sebaliknya dalam kondisi kering, block akan menghasilkan resistansi yang lebih tinggi. Sebelum dipakai, gypsum block harus dikalibrasi dahulu secara individu, karena setiap gypsum block memiliki karakteristik tersendiri. Beberapa keuntungan dari gypsum block yaitu (1) Pembuatan block dapat dilakukan oleh orang awam sekalipun dan relatif lebih murah dibandingkan dengan alat sensor yang lain, (2) Mudah dalam pemasangan dan penggunaannya serta memerlukan sedikit pemeliharaan. (3) Tidak merusak struktur tanah sekitarnya. Sedangkan kerugiannya : (1) lama penggunaan block terbatas., (2) sensitif terhadap garam dan suhu, (3) memerlukan kalibrasi secara individu serta (4) Histerisis gypsum block sangat berpengaruh terhadap kerja gypsum block. Pembacaan resistansi gypsum block memerlukan tegangan arus bolak-balik (AC current), untuk mencegah efek polarisasi pada gypsum block yang akan mengakibatkan pembacaan yang salah dan tidak stabil. *1,2) Dosen Teknik Sipil FST Undana 11

Beberapa penelitian tentang penggunaan gypsum block telah dilakukan antara lain oleh Keyhani (2001) mengungkapkan temperatur mempunyai pengaruh yang signifikan dalam pengukuran kadar air dengan menggunakan gypsum block pada sampel tanah yang tipis (30 mm). Dalam bidang teknik sipil, oleh Setianto (2008) melakukan pengukuran kadar air tanah dengan menggunakan gypsum block konvensional menghasilkan suatu korelasi antara kadar air dan resistansi gypsum block pada jenis tanah granuler. Supriyono (2009) melakukan pengamatan terhadap kelayakan penggunaan gypsum block dalam pengukuran kadar air pada tanah lempung ekspansif yang menunjukkan bahwa gypsum block dapat dipakai sebagai alat sensor untuk pengukuran kadar air pada tanah lempung. 4. METODE PENELITIAN A. Bahan dan alat Bahan penelitian yang digunakan adalah sampel tanah granuler lolos saringan no.20 dan tanah lempung tak organik lolos saringan no.4 Serbuk gypsum yang dipakai adalah merk Siam Gips Powder,kawat jaring ( wire mesh ) dengan bukaan 1mm dan kabel speaker AWG 12. Alat penelitian yang digunakan terdiri dari satu set alat uji saringan standar dengan acuan pengujian berdasarkan ASTM D421-58, alat uji hydrometer, alat uji specific gravity dan pemadat Standard, Multimeter analog merk Sanwa YX 360 TRF, timbangan dengan ketelitian 0,1 dan 0,01, pipa PVC sebagai bahan cetakan dan alat pengukur waktu. B. Metode Penelitian Menyiapkan kabel sepanjang 27 cm dengan kedua ujungnya telah dibuka sepanjang 2 cm. Membuat aksesoris bagian dalam gypsum block berupa jaring kawat dengan bukaan 1 mm yang terdiri dari 2 buah masing-masing berdiameter 0.4 cm dan 1,3 cm. Serbuk gypsum sebanyak 10 gram dan air sebanyak 7.5 ml dicampur dan diaduk selama waktu kurang lebih 15 detik dalam cawan yang sudah tersedia. Adonan yang telah homogen dimasukkan dalam cetakan gypsum block, dan dibiarkan memadat selama kurang lebih 1 jam. Setelah mengeras block direndam dalam air destilasi selama 3 jam agar gypsum block menjadi lebih kuat serta seragam, kemudian dikeringkan dengan kering oven selama kurang lebih 2 jam serta diukur resistansi yang terjadi. *1,2) Dosen Teknik Sipil FST Undana 12

1,9 cm 1,3 cm 0,4 cm Kabel Penutup gypsum block 2,9 cm 1,6 cm 1,9 Wire cm mesh sisi Gypsum padat Gambar 1. Skema gypsum block yang dipakai dalam penelitian Langkah-langkah pengujian pada tanah lempung yaitu: 1. Menyiapkan tanah lempung dan memasukkan tanah kedalam mold (mold Standard) dengan volume tertentu, kemudian tanah dipadatkan dengan menggunakan penumbuk Standard Proctor seberat 2,5 kg dengan usaha pemadatan 25 puklan per lapis,lalu ditimbang. 2. Pemasangan gypsum block dengan membuat lubang ditengah-tengah tanah dengan menggunakan pipa yang berdiameter sama dengan diameter gypsum block yang digunakan. 3. Memasukkan gypsum block yang telah dikeringkan tepat ditengah-tengah tanah tersebut pada kedua sisi sampel tanah untuk tanah lempung dan pada satu block tepat ditengahtengah sampel tanah untuk tanah granuler, lalu ditimbang. Skema posisi gypsum block seperti pada Gambar 3.5. gypsum block Sampel uji Multimeter Multimeter gypsum block A B mold Sampel uji Kertas filter (a) (b) Gambar 2. Skema pengujian kadar air menggunakan gypsum block pada: (a) tanah lempung. (b) tanah granuler. 4. Tanah dikeluarkan dari kontainer,ditimbang serta dibungkus dengan wadah plastik agar kadar airnya tidak berubah akibat masuknya udara. Selama masa pemeraman, resistansi yang terjadi pada gypsum block akan diukur dengan multimeter hingga konstan. *1,2) Dosen Teknik Sipil FST Undana 13

5. Setelah tercapai resistansi konstan, sampel tanah dibongkar dan diukur kadar airnya dengan menggunakan oven. 6. Mengkorelasikan grafik kadar air tanah lempung dengan resistansi yang terjadi pada gypsum block. Langkah-langkah pengujian pada tanah granuler diperlakukan sama seperti pada tanah lempung tetapi perbedaannya yaitu setelah sampel tanah dipadatkan, pada dasar mold dipasang kertas filter agar air dapat terdrainase keluar. 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian properties pada tanah lempung, butir lolos saringan No. 200 adalah 89,46%, pasir sebesar 10,54%, dengan berat jenis adalah 2,58. Batas cair (LL) yang diperoleh sebesar 80,00% dan batas plastis (PL) adalah 26,91% serta Indeks plastisitasnya sebesar 53,09% maka sesuai klasifikasi tanah menurut Unified Soil Clasification System (USCS) tanah lempung ini termasuk dalam klasifikasi CH (clay high plasticity) yaitu lempung dengan plastisitas yang tinggi. Sedangkan untuk hasil pengujian properties tanah granuler dengan butir lolos saringan No. 200 sebasar 24,63%, pasir sebesar 75,37%, dan berat jenis adalah 2,75 termasuk dalam klasifikasi campuran pasir-lanau (SM) dengan berat volume kering maksimum,γd sebesar 1,91g/cm 3 dan kadar air optimumnya adalah 13,55%. Dalam pengujian utama dipakai 20 buah gypsum block yang akan digunakan dalam pengujian kadar air pada tanah lempung dan granuler. Gypsum block yang dipakai mempunyai (d)=1,9cm dan (h)=2,9cm serta volumenya sebesar 8,22 cm 3.Volume mold sampel tanah uji sebesar 947,87 g/cm 3 (mold Standard). Uji kadar air dengan menggunakan gypsum block pada tanah lempung dan pasir lanau Pembacaan resistansi gypsum block dilakukan selama 7 hari dengan menggunakan multimeter analog. Pembacaan dilakukan satu kali dalam sehari sampai tercapai nilai resistansi konstan. Gambar 3 dan Gambar 4 berturut-turut memperlihatkan hubungan antara waktu (hari) dengan pembacaan resistansi pada sampel uji tanah lempung dan pasir lanau. Gambar 3(a) menunjukkan kurva block (GB 2) pada kadar air 10% saat konstan mempunyai nilai resistansi lebih kecil dari block (GB 3) pada kadar air 15%. Hal ini mengungkapkan bahwa setiap gypsum block mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, artinya setiap block menghasilkan nilai resistansi berbeda yang dapat dipengaruhi oleh konsistensi gypsum block antara lain proses pembuatan gypsum block baik lama waktu pengadukan bubur gypsum, kekentalan yang dihasilkan dari setiap proses pengadukan ataupun perbedaan dalam waktu *1,2) Dosen Teknik Sipil FST Undana 14

pengeringan. Waktu untuk mencapai nilai resistansi konstan adalah 6-7 hari disetiap variasi kadar air pada sampel uji tanah lempung. Pada Gambar 4 menunjukkan pembacaan nilai resistansi gypsum block pada sampel uji pasir lanau. Pembacaan resistansi block pada pasir lanau memperlihatkan bahwa sampai hari pembacaan ke- 7 resistansi tidak dapat konstan atau stabil. (a) (b) Gambar 3. Pembacaan resistansi gypsum block pada tanah lempung : (a) Kadar air 10% dan 15% (b) Kadar air 20%,30% dan 40% Gambar 4. Pembacaan resistansi gypsum block pada pasir lanau. Hasil pengukuran kadar air dengan menggunakan gypsum block diperlihatkan dalam Gambar 5. Pada sampel uji lempung menunjukkan bahwa pengukuran kadar air dapat dilakukan dengan gypsum block. Hal ini terlihat dari grafik hubungan kadar air dengan resistansi block yang menghasilkan koefisien korelasi (R 2 ) sebesar 0.904 (Gambar 5.a). Selain itu dapat dinyatakan pengaruh kadar air terhadap nilai resistansi yang dihasilkan oleh gypsum block bahwa semakin *1,2) Dosen Teknik Sipil FST Undana 15

tinggi kadar air tanah maka semakin kecil nilai resistansi yang dihasilkan, demikian juga sebaliknya. Pada Gambar 5.b memperlihatkan hubungan pengukuran kadar air dengan resistansi block yang memberikan nilai koefisien korelasi yang sangat kecil yaitu (R 2 ) = 0.146. Hal ini mengungkapkan bahwa gypsum block tidak dapat dipakai dalam pengukuran kadar air tanah granuler. Resistansi yang tidak konstan ini disebabkan oleh sifat permeabilitas pasir lanau (granuler) yang besar sehingga menyebabkan perubahan kadar air secara cepat dan terus-menerus. (a) (b) Gambar 5. Hubungan kadar air dengan resistansi gypsum block pada : a. Sampel tanah lempung b. Sampel pasir lanau 6. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengukuran kadar air tanah lempung dengan menggunakan gypsum block menunjukkan bahwa gypsum block dapat dipakai pada tanah lempung. 2. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh kadar air terhadap nilai resistansi yang dihasilkan oleh gypsum block bahwa semakin tinggi kadar air tanah maka semakin kecil nilai resistansi yang dihasilkan, demikian juga sebaliknya. 3. Gypsum block tidak cocok digunakan dalam pengukuran kadar air pada tanah pasir berlanau (SM) karena nilai resistansi gypsum block tidak dapat konstan sebagai akibat dari sifat permeabilitas tanah granuler yang besar serta proses pemadatan yang dilakukan terhadap sampel tanah pasir berlanau. *1,2) Dosen Teknik Sipil FST Undana 16

B. Saran Pembacaan resistansi gypsum block dapat dilakukan dengan menggunakan Data Logger yang khusus untuk mengukur resistansi sehingga pengukuran resistansi lebih tepat. DAFTAR PUSTAKA Keyhani, A, Development of Mini Gypsum Block for Soil Moiture Mesurement and their Calibration to Compensate for Temperature, 2001. Setianto, Y.C, Pengukuran Kadar Air dengan menggunakan Gypsum Block, Tesis, Program Studi Teknik Sipil, Program Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada, 2008. Skinner, A, Resurrecting The Gypsum Block for Soil Moisture Measurement, Measurement Engineering Australia, in Australian Viticuluture, 1997. Supriyono, The Benefit if Gypsum Block for Measuring Water Content, Proceeding of 1 st International Conference on Rehabilitation and Maintenance in Civil Engineering, pp, 359-365,Maret 2009, Solo, Indonesia. *1,2) Dosen Teknik Sipil FST Undana 17