Zulkarnaen, S.Pd., M.Pd. *) ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI. Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd.

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 50 METER DAN KELINCAHAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek.

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek.

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT KAKI DENGAN KECEPATAN MENDRIBEL BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS XI SMAN 1 TRAWAS KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

KONTRIBUSI ANTARA POWER OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN MELEMPAR BOLA (THROW-IN) PADA KLUB SEPAKBOLA PERSAS SABANG TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

OLEH : YULI HARIANTO ANDRIANSYAH NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan olahraga, mulai dari pemilihan calon atlet sampai pada metode latihan

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek.

BAB I PENDAHULUAN. Moch.Vichi Fadhli Rachman, 2015 PENGARUH LATIHAN UMPAN KOMBINASI TERHADAP DOMINASI BALL POSSESSION DALAM CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA EXTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 GONDANG NGANJUK TAHUN 2016

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

pemassalan harus dimulai pada usia dini.

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DAN PANJANG LENGAN DENGAN JAUH LEMPARAN KEDALAM (throw-in) PADA PEMAIN U 16 SSB TARUNA MUDA DESA KETRO TAHUN 2015

KONTRIBUSI KELENTUKAN TOGOK BELAKANG DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA CLUB SEPAK BOLA TAWAILI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KORELASI ANTARA KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MINI

I. PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak

ekstrakurikuler sepakbola di SMAN 3 Tambun Selatan Bekasi.

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

ARTIKEL SKRIPSI PALVAN TRI ANGGARA JAYA NPM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek.

SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA SISWA USIA TAHUN SSB BINA SATRIA PURWOREJO PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut. sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan

Jurnal Pendidikan Rokania Vol. II (No. 1/2017)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2014 PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL IMAGERY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN PASSING DAN STOPPING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.P.d)

PERBANDINGAN ANTARA LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN GERAKAN BENCH PRESS DAN PUSH UP TERHADAP HASIL TEMBAKAN FREE THROW DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. didalam ruangan. Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA. Jurnal. Oleh. Chandra Sasongko

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

USWAN FIRMANSYAH K

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Permainan sepak bola sangat membutuhkan kemampuan fisik dan taktik yang

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita terus menerus dimanjakan dengan segala sesuatu yang otomatis. bersenyawa dengan hidup manusia (Depdiknas, 2007).

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek.

SKRIPSI. Disusun Oleh : NUR AMINSYAH RAMADHAN NPM:

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : MINARDI

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga futsal kini menjadi olahraga permainan yang diminati dari

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

BAB 1 PENDAHULUAN. kerjasama yang baik untuk membentuk suatu tim. Kecerdasan dalam mangatur

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya olahraga prestasi. Olahraga prestasi yang dimaksud dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Hal ini sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. sampai menjadi permainan sepakbola yang modern seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga salah satu cara untuk membina dan mempertahankan kesegaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN KETEPATAN MENENDANG BOLA PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 2 KEPUNG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah SatuSyarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uji Validitas Dan Reabilitas Tes Keterampilan Teknik Sepakbola Usia Remaja

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh WAGA AFRIAN EFENDI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu,

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi telah menembus setiap aspek kehidupan. Olahraga tidak

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan manusia untuk bergerak dan melakukan pekerjaan yang dilakukan. Giriwijoyo (2007:23) menjelaskan bahwa:

MOCHAMAD AGUNG JUNIARTO,

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

HUBUNGAN KELENTUKAN TUBUH DAN KECEPATAN REAKSI DENGAN KETERAMPILAN MENGIRING BOLA PERMAINAN SEPAKBOLA JURNAL. Oleh JULIANDA TRI IMAM

Transkripsi:

KORELASI KEKUATAN OTOT PERUT, LEHER DAN FLEKSIBILITAS SENDI TULANG BELAKANG DENGAN JARAK SUNDULAN BOLA PADA POSISI DIAM DALAM CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA Zulkarnaen, S.Pd., M.Pd. *) ABSTRAK Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar korelasi kekuatan otot perut, kekuatan otot leher dan fleksibilitas sendi tulang belakang dengan jarak sundulan bola pada posisi diam di tempat dalam cabang olahraga sepakbola. Hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah kekuatan otot perut, kekuatan otot leher dan fleksibilitas sendi tulang belakang memberikan korelasi yang positif dengan jarak sundulan bola pada posisi diam di tempat dalam cabang olahraga sepakbola. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Sampel penelitian yang penulis gunakan sebanyak 20 orang dari jumlah populasi yang berjumlah 40 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling Purposive. Instrumen penelitian atau pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sit up untuk mengukur kekuatan otot leher, sedangkan untuk mengukur fleksibilitas sendi tulang belakang dan jarak sundulan bola digunakan alat yang dimodifikasi sedemikian rupa, yaitu alat ukur sundulan bola yang dibuat dari kayu dengan tinggi kira-kira 3 meter dan disangga di bawah dengan lebar 1 meter, tujuan dari alat ukur ini adalah agar bola yang dating untuk disundul tetap konstan. Datadata yang penulis kumpulkan diolah dan dianalisis dengan tersebut dapat diketahui prosentase dukungan kekuatan otot perut, kekuatan otot leher dan fleksibilitas sendi tulang belakang dengan jarak sundulan bola pada posisi diam di tempat dalam cabang olahraga sepakbola. Dari hasil penghitungan data tersebut dapat disimpulkan bahwa prosentase dukungan kekuatan otot perut terhadap jarak sundulan bola sebesar 1 %, dukungan kekuatan otot perut terhadap jarak sundulan bola sebesar 19,36 % serta dukungan fleksibilitas sendi tulang belakang terhadap jarak sundulan bola sebesar 6,76 %. Kata Kunci : Kekuatan dan Flexibilitas PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sepakbola merupakan olehraga yan paling popular dan digemari baik oleh bangsa Indonesia maupun negara lain. Sepakbola merupakan jenis olahraga permainan yang kompleks, selain itu juga menuntut adanya kerjasama tim (team work) dan penguasaan keterampilan bola (ball skill). Permainan ini dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain dan yang menjadi tujuan dari permainan ini adalah berusaha menciptakan gol sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan berusaha menjaga gawangnya sendiri untuk tidak kemasukan. Dengan demikian regu yang mampu menciptakan gol sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dinyatakan sebagai pemenang. Teknik dasar yang harus dimiliki dan dikuasai dengan baik dan benar oleh

setiap pemainnya diantaranya adalah teknik menendang bola, teknik menggiring bola, teknik menahan bola, teknik menyundul bola, teknik lemparan ke dalam dan teknik menjaga gawang. Mengenai teknik dasar bermain sepakbola. Berkaitan dengan tujuan permainan sepakbola, yaitu menciptakan gol ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan mempertahankan gawangnya sendiri supaya tidak kemasukkan. Untuk menciptakan gol salah satunya dapat dilakukan dengan teknik sundulan, oleh sebab itu teknik dasar menyundul bola ini perlu dikuasai dengan baik dan benar oleh setiap pemain. Sejalan dengan pendapat Luxbacher (1997: 34) yang mengemukakan bahwa : untuk menjadi seorang pemain sepakbola yang sempurna anda harus mengembangkan kemampuan menyundul yang baik. Selanjutnya Devaney (1988 : 34) mengatakan : Dalam dunia sepakbola gunakan kepala anda artinya anda dapat mempergunakan kepala anda untuk menyundul bola baik ke teman, maupun memasukkannya ke dalam gawang. Penguasaan teknik menyundul bola tidak kalah pentingnya jika dibandingkan teknik dasar lainnya. Untuk menguasai teknik dasar menyundul bola dengan baik dan benar oleh setiap pemainnya diperlukan faktor lain sebagai penunjang, diantaranya adalah faktor kondisi fisik, karena dengan kondisi fisik yang baik, teknik yang telah dikuasai akan lebih mantap. Seperti yang dijelaskan Harsono (1988 : 153) bahwa : sebelum diterjunkan ke dalam gelanggang pertandingan, seorang atlet harus sudah berada dalam kondisi fisik atau tingkatan fitness yang prima. Selanjutnya Harsono (1988 : 204) mengatakan Komponen kondisi fisik yang harus dimiliki oleh pemain sepakbola diantaranya adalah (a) kekuatan otot, (b) daya tahan otot, (c) fleksibilitas atau agilitas dan (d) power. Fleksibilitas merupakan kemampuan seseorang bergerak dalam ruang gerak sendi dengan seluas-luasnya, semakin luas pergerakan persendian sesseorang, maka akan semakin luas dalam memperoleh awalan. Dalam melakukan teknik menyundul bola, fleksibilitas sendi tulang belakang memiliki peranan yang penting. Hal ini disebabkan pada saat melakukan teknik menyundul bola diperlukan lentingan badan ke belakang lebih jauh. Dengan demikian akan menghasilkan awalan yang lebih panjang, kekuatan (k) dan lamanya kekuatan (t) yang dikerahkan lebih besar, sehingga momentum yang ditimbulkan semakin besar. Hal ini sejalan dengan pendapat Imam Hidayat (1992 : 202) yang mengatakan bahwa : Besarnya kekuatan (k) dan lamanya kekuatan yang dikerahkan Volume I. No. 1. September 2010 2

(t) menentukan besarnya momentum. Selanjutnya mengenai lentingan ke belakang Woods (1988 : 111) mengatakan : Pada saat akan menyundul, mata melihat ke bola, lakukan lentingan ke belakang lalu dorong badanmu dan kepalamu ke depan dan pertemukan dahi dengan bola. Sedangkan peranan kekuatan otot leher terhadap penguasaan teknik menyundul bola adalah akan mempengaruhi terhadap hasil sundulan, artinya apabila kekuatan otot leher tinggi, maka pada saat perkenaan dahi dengan bola akan menghasilkan pantulan yang lebih kuat, sebab pada saat dahi dengan bola, leher ditegangkan atau difiksir. Mengenai pentingnya peranan fleksibilitas sendi tulang belakang terhadap penguasaan teknik menyundul bola adalah dibutuhkan pada saat lengkungan ke belakang (ekstensi). Hal ini menyebabkan adanya suatu awalan yang lebih panjang, kekuatan (k) dan lamanya kekuatan (t) yang dikerahkan lebih besar, sehingga menghasilkan momentum lebih besar yang berguna menunjang dorongan tubuh de depan melalui lecutan yang dilakukan dari belakang ke depan. Peranan ketiga komponen fisik di atas yaitu kekuatan otot perut, kekuatan otot leher dan fleksibilitas sendi tulang belakang diharapkan mempunyai hubungan atau korelasi yang berarti terhadap pengusaan teknik menyundul bola. Untuk mengetahui seberapa besar korelasi dari ketiga komponen fisik di atas terhadap penguasaan teknik menyundul bola diperlukan suatu penelitian, sehingga dengan penelitian tersebut akan menghasilkan data-data yang empirik dan akurat. B. Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, dalam penelitian ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Seberapa besar korelasi kekuatan otot perut, kekuatan otot leher, dan fleksibilitas sendi tulang belakang dengan jarak sundulan bola pada posisi diam di tempat dalam cabang olahraga sepak bola. C. LANDASAN TEORITIS Prestasi tidak bisa diraih begitu saja tanpa adanya persiapan-persiapan yang matang dan jauh hari sebelumnya. Sebagai dasar utamanya yaitu persiapan fisik. Hal ini kuat alasannya sebab aspek fisik merupakan salah satu aspek fundamental dalam upaya mencapai prestasi yang maksimal. Oleh karena itu sebagai pemain sepakbola dituntut untuk memiliki kondisi fisik atau tingkatan fitness yang prima. Kondisi fisik yang prima merupakan prasyarat untuk mengikuti latihan-latihan selanjutnya seperti latihan teknik, taktik dan Volume I. No. 1. September 2010 3

mental. Bompa yang dikutip Harsono (1998). Prestasi tidak akan dapat tercapai jika seorang atlet tidak mempunyai kondisi fisik yang prima, begitu pula halnya dengan atlet sepakbola derajat kondisi fisik harus dimiliki dengan sempurna. Hal ini diperlukan untuk menghadapi suatu kompetisi yang jadwalnya padat, diharapkan dengan kondisi fisik yang prima akan dapat menunjang tercapainya suatu prestasi yang maksimal. Secara umum kondisi fisik yang perlu dimiliki dan dilatih secara seksama terdiri dari beberapa komponen yang keberadaannya saling berkaitan. Adapun komponen kondisi fisik yang dimaksud, Harsono (1988 : 100) mengatakan sebagai berikut : beberapa komponen yang perlu dikembangkan adalah daya tahan kardiovaskular, daya tahan kekuatan, kekuatan otot (strength), kelentukan (flexibility), kecepatan, stamina, kelincahan (agility), power. Penguasaan teknik dasar itu mutlak, dilihat dari segi taktik, mutu permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar. Tujuan menguasai teknik dasar adalah untuk meningkatkan mutu permainan sepakbola secara kolektif, sehingga setiap pemain dapat melakukan aksi perseorangan untuk membuka peluang bagi rekan-rekannya dalam menciptakan gol ke gawang lawan. Selain itu dengan menguasai teknik dasar yang baik akan mempengaruhi terhadap kualitas dan mutu permainannya, sehingga permainan sepakbola akan menarik perhatian orang lain yang menyaksikannya. Teknik dasar menyundul bola adalah salah satu teknik dasar permainan sepakbola yang memainkan bola dengan kepala. Penguasaan teknik tersebut diperlukan pada saat berlangsungnya suatu pertandingan. Oleh karena dengan teknik menyundul bola yang baik akan membuka peluang-peluang terciptanya suatu gol ke gawang lawan. Selain berfungsi untuk menciptakan gol, teknik menyundul dapat pula berfungsi untuk mengoper ke teman dan menghalau serangan lawan. Penguasaan teknik menyundul bola tidak diperoleh dengan begitu saja, tetapi memerlukan suatu latihan yang sistematis, berulang-ulang berdasarkan prinsip-prinsip latihan, sehingga dengan latihan tersebut dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap kualitas penguasaan teknik menyundul bola. Untuk lebih memantapkan penguasaan teknik dasar menyundul bola memerlukan komponen penunjang seperti komponen kondisi fisik. Sejalan dengan penelitian yang penulis lakukan dalam hal ini hanya mengambil beberapa komponen kondisi fisik yang akan dihubungkan dengan jarak sundulan bola, adapun komponen fisik Volume I. No. 1. September 2010 4

tersebut, antara lain kekuatan otot perut, kekuatan otot leher dan fleksibilitas sendi tulang belakang. D. METODE PENELITIAN Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif merupakan salah satu metode penelitian yang memusatkan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dengan cara mengumpulkan data, mengolah data serta menganalisisnya. Populasi yang penulis gunakan dalam penelitian yang dilaksanakan ini adalah pemain senior Ps. Trikora yang berjumlah 40 orang. sampel berjumlah 20 orang. Alasannya yaitu karena dengan sampel 20 orang sudah mewakili atau memenuhi syarat penelitian E. HASIL DAN PEMBAHASAN Penghitungan korelasi ini penulis maksudkan untuk mengetahui korelasi setiap butir tes. Untuk mengetahui arti dari korelasi berganda tersebut, maka langkah selanjutnya adalah uji signifikansi koefisien ganda dengan korelasi parsil. Mengenai besarnya dukungan dari variabel-variabel tersebut, penulis hitung dengan menggunakan Koefisien Determine r 2 x 100%. Analisis pengolahan data dalam suatu penelitian merupakan faktor yang sangat penting, guna menguji setiap hasil pengolahan. Oleh karena itu dibutuhkan persiapan yang matang agar dalam membuat kesimpulan nanti dapat teruji kebenarannya. Proses analisis dalam penelitian ini penulis lakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah analisis pengolahan data pada tahap uji coba alat ukur. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur. Tahap kedua adalah analisis pengolahan data pada tahap sesungguhnya yaitu menganalisis variabel penelitian. Tetapi sebelum analisis penghitungan penulis lakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian distribusi normal. Maksud dari pengujian ini adalah untuk mengetahui secara benar apakah sampel tersebut berasal dari distribusi normal atau sebaliknya. Untuk lebih jelasnya, jika melihat hasil dari penghitungan dan pengujian korelasi parsi daripada variabel kekuatan otot perut dengan jarak sundulan bola diperoleh hubungan sebesar r = 0,04 lalu dilakukan pengujian signifikansi diperoleh harga t = 0,17 kemudian t hitung tersebut penulis bandingkan dengan t hitung = 2,10, maka t hitung (0,17) < t table (2,10), artinya hipotesis diterima dengan dk (n-2) pada taraf nyata 0,05. Kesimpulannya korelasi tersebut tidak signifikan. Ini menunjukkan bahwa kekuatan otot perut tidak memberikan suatu tingkat keterhubungan Volume I. No. 1. September 2010 5

yang berarti terhadap jarak sundulan bola pada posisi diam di tempat. Hubungan kekuatan otot leher dengan jarak sundulan bola diperoleh hubungan sebesar r = 0,44. Setelah dilakukan pengujian signifikansi diperoleh harga t = 2,07 kemudian penulis bandingkan dengan t table (2,10), maka t hitung (2,07) < t table (2,10) pada taraf nyata 0,05 kesimpulan tidak signifikan. Ini menunjukkan bahwa kekuatan otot leher tidak menunjukkan suatu tingkat keterhubungan yang berarti dengan jarak sundulan bola pada posisi diam di tempat. Kemudian hubungan fleksibilitas sendi tulang belakang dengan jarak sundulan bola diperoleh hubungan sebesar r = - 0,26. Setelah dilakukan pengujian signifikansi diperoleh harga t = 0,17 kemudian t hitung tersebut bandingkan dengan t table,maka t hitung 0,17 t table (2,10) pada taraf nyata 0,05 dengan dk (n-2). Ini menunjukkan bahwa fleksibilitas sendi tulang belakang tidak memberikan suatu tingkat keterhubungan yang berarti dengan jarak sundulan bola pada posisi diam di tempat. Sejalan dengan perolehan hasil yang didasarkan pada penghitungan dan pengujian dengan menggunakan rumusrumus statistic dapat penulis ambil suatu kesimpulan bahwa hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah ditolak. Artinya dengan berdasarkan pada pengolahan dan analisis data yang telah penulis lakukan menunjukkan bahwa ketiga komponen fisik sebagai variabel bebas yaitu kekuatan otot perut, kekuatan otot leher dan fleksibilitas sendi tulang belakang dalam kenyataannya tidak memberikan suatu tingkat keterhubungan yang berarti terhadap jarak sundulan bola. Dengan kata lain bahwa ketiga variabel tersebut hanya dapat dijadikan sebagai factor penunjang untuk lebih memantapkan kualitas sundulan bola. F. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah penulis peroleh dari hasil pengetesan dan pengukuran dalam pelaksanaan penelitian, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut : Ketiga komponen fisik tersebut menunjukkan hubungan yang tidak signifikan. Artinya ketiga komponen fisik tersebut tidak memberikan suatu tingkat keterhubungan yang berarti dengan jarak sundulan bola. 2. Saran-saran Berdasarkan pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa kekuatan otot perut, kekuatan otot leher dan fleksibilitas sendi tulang belakang menunjukkan tingkat keterhubungan yang tidak berarti terhadap jarak sundulan bola pada posisi diam di Volume I. No. 1. September 2010 6

tempat. Walaupun demikian penulis sarankan janganlah komponen fisik tersebut diabaikan begitu saja, karena komponen kondisi fisik tersebut merupakan suatu factor pendukung yang layak untuk diberikan kepada atlet melalui program latihan yang tererncana untuk meningkatkan kualitas sundulan bola. Sudrajat, Prawirasaputra, (1999). Teori dan Metodologi Latihan Olahraga. FPOK UPI Bandung. Widdows and Buckle, (1982). Sepakbola, Keterampilan, Taktik, Fakta. Jakarta. *) Zulkarnaen, S.Pd., M.Pd. Dosen PJKR FKIP Unisma Bekasi DAFTAR PUSTAKA Bompa, Tudor, (1990). Theory and Metodhology of Training. Kendal/Hunt Publishing Company, Dubuque, IOWA. Coerver, Wiel, (1995). Score! Soccer tactics & Technique for a Better Offense. New York : Sterling Publishing Co, Inc. Devaney, Jhon, (1998). Rahasia Para Bintang Sepakbola. Semarang : Dahara Prize. Harsono, (1998). Coaching dan Aspek- Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta : C.V. Tambak Kusuma. HIdayat, Imam, (1996). Biomekanika. FPOK UPI Bandung. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan, (1990). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : IKIP Bandung. Kosasih, Engkos, (1983). Olahraga, Teknik dan Program Latihan. Jakarta : Akademika Pressindo, C.V. Luxbacher, Joe, (1993). Sepakbola Taktik dan Teknik Bermain. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Mulyana, Nanang, (1998). Pengaruh Latihan Spesifik Terhadap Perkembangan Daya Tahan dan Kecepatan Pada Permainan Sepakbola. Makalah. Sneyers, Jef, (1988). Sepakbola Latihan dan Strategi Bermain. Jakarta : PT. Rosda Jaya Putra. Sudjana, (1992). Metode Statistika. Tarsito : Bandung. Volume I. No. 1. September 2010 7

MOTION Volume I. No. 1. September 2010 8