1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebahagiaan merupakan hal yang sangat di impikan oleh seluruh keluarga di dunia ini. Dalam pencapaiannya, dibutuhkan pengorbanan yang sangat besar baik suka maupun duka pasti di alami oleh manusia yang mau bekerja keras. Manusia diciptakan saling memiliki dan saling melengkapi, maka sangatlah tepat apabila manusia dikatakan makhluk sosial yang perlu dan harus berkomunikasi. Di dalam kehidupan, setiap manusia memiliki keinginan dapat memenuhi kebutuhannya baik kebutuhan jasmani dan rohani. Manusia pasti bisa melakukan kegiatan komunikasi, karena manusia tidak lepas dari interaksinya dari satu sama lainnya. Komunikasi merupakan kebutuhan hal yang sangat mendasar dalam kehidupan setiap individu, tanpa komunikasi adalah hal yang mustahil manusia bisa sukses, berdiam diri, tertutup terhadap sesamanya. Komunikasi yang dikenalkan oleh Onong Uchjana Effendy, memiliki beberapa pola, diantaranya adalah komunikasi interpribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi massa. Komunikasi anatrpribadi bisa berlangsung dalam berbagai macam lingkup, misalnya dalam lingkup keluarga inti 1
2 yaitu orang tua dengan anaknya, seperti antara ayah, ibu dengan anak atau ayah dengan anak, ibu dengan anak, dan anggota keluarga inti lain. Film sendiri merupakan gambar hidup, yang juga sering disebut movie. Film secara kolektif sering disebut sinema. Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan dan juga bisnis. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang lain dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, atau oleh animasi. Dalam perkembangannya film tidak hanya dijadikan sebagai media hiburan semata tetapi juga digunakan sebagai alat propaganda, terutama menyangkut tujuan sosial atau nasional. Berdasarkan pada pencapaiannya yang menggambarkan realitas, film dapat memberikan imbas secara emosional dan popularitas. Karena film mempunyai pengaruh besar terhadap jiwa manusia, sehubungan dengan ilmu jiwa sosial terdapat gejala apa yang disebut identifikasi psikologis. Kekuatan dan kemampuan sebuah film menjangkau banyak segmen sosial, membuat film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayak. Film merupakan dokumen kehidupan sosial sebuah komunitas yang mewakili realitas kelompok masyarakat. Baik realitas bentuk imajinasi ataupun realitas dalam arti sebenarnya. Perkembangan film begitu cepat dan tidak terprediksi, membuat film kini disadari sebagai fenomena budaya yang progresif. Film merupakan bidang kajian yang amat relevan bagi analisis struktural atau semiotika. Seperti dikemukakan oleh Van Zoest, film dibangun dengan tanda semata-mata. Tanda tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja sama
3 dengan baik untuk mencapai efek yang diharapkan 1. Karena itu gambar-gambar film adalah persamaanya dengan realitas yang ditunjuknya. Gambar yang dinamis dalam film merupakan ikonis bagi realitas yang dinotasikannya. Film umumnya dibangun dengan banyak tanda. Tanda-tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang bekerjasama dengan baik dalam upaya mencapai efek yang diharapkan. Yang paling penting dalam film adalah gambar dan suara: kata yang diucapkan (ditambah dengan suara-suara lain yang srentak mengiringi gambargambar) dan musik film. Sistem semiotika yang lebih penting lagi dalam film adalah digunakannya tanda-tanda ikonis, yakni tanda-tanda yang menggambarkan sesuatu. Dalam salah satu penelitian permulaan mengenai gejala film yang berorientasikan semiotika, yaitu, dalam disertasi J.M. Peters De taal van de film (1950), seperti dikutip van Zoest, sudah disinggung sebagai berikut: kita hampir dapat mengatakan bahwa semua penelitian kita telah menjadi teori mengenai tanda ikonis. 2 Musik film juga merupakan tanda ikonis, namun dengan cara yang lebih misterius. Musik yang semakin keras, dengan cara tertentu, mirip ancaman yang mendekati kita (ikonitas metaforis). Banyak simbol simbol komunikasi antarpribadi yang dimainkan dalam film TAKEN. Mulai dari bentuk verbal maupu non verbal. Komunikasi antarpribadi yang 1 Van Zoest dan Panuti Sudjiman, Serba-serbi Semiotika, Gramedia Pustaka Utama Jakarta 1992 hal.109 2 Ibid hal.109
4 berlangsung dialogis atau face to face dan ada juga komunikasi antarpribadi yang berlangsung monologis, yaitu komunikasi hanya mendengarkan pesan yang disampaikan oleh komunikator. TAKEN adalah film aksi yang berlokasi di Perancis yang diproduksi pada tahun 2008 oleh Luc Besson, dibintangi Liam Neeson, Maggie Grace dan Famke Janssen. Naskah film ini ditulis oleh Besson dan Robert Mark Kamen, dan disutradarai oleh Pierre Morel. Liam Neeson (Bryan) memerankan sebagai mantan Central Intelligence Agency (CIA) yang berusaha melacak putrinya setelah ia diculik oleh kelompok perdagangan manusia saat bepergian di Perancis. Film yang didistribusikan oleh 20th Century Fox dan Europe Corp ini berdurasi 93 menit. Dirilis di Perancis pada tanggal 27 Februari 2008, Australia pada tanggal 14 agustus 2008 dan Amerika Serikat pada tanggal 30 Januari 2009 ini menghabiskan anggaran sebesar $25.000.000 dan mendapatkan keuntungan kotor sebesar $225.144.470. 3 TAKEN adalah sebuah film yang mengangkat sebuah kisah dimana Bryan (Liam Neeson) tentu saja akan menggunakan semua keahliannya yang dirahasiakannya selama ini mantan agen rahasia CIA yang berjuang keras menyelamatkan Kim anaknya (diperankan oleh Maggie Grace) dari perbudakan perempuan. Bryan sebagai seorang ayah dengan keterampilan bela diri khusus dan 3 http//id.wikipedia.org/wiki/taken_(filem)
5 akan berusaha sekuat tenaga menyelamatkan Kim dan membalas perbuatan sang penculik. Tantangan terbesar seorang ayah, disaat ia harus kehilangan putrinya yang diculik, Semua berawal ketika Kim dan temannya, Amanda, memutuskan untuk pergi berlibur ke Paris dan berbagi taxi dengan seorang laki-laki yang sama sekali tidak dikenalnya, seorang laki laki yang terlihat baik namun ternyata terkait dengan sebuah organisasi kejahatan Albania. Yang terjadi adalah, Amanda dan Kim pun diculik lalu terseret dalam dunia perbudakan perempuan. Bryan sebagai seorang ayah akan menggunakan semua keahliannya yang dirahasiakannya selama ini dan akan berusaha sekuat tenaga menyelamatkan Kim dan membalas perbuatan sang penculik. Dalam film ini, bagaimana seorang ayah yang menjaga anaknya tanpa memikirkan keselamatan dirinya sendiri? Bagaimana seorang ayah mengajarkan kehidupan kepada anaknya? Oleh karena itu peneliti dapat merasakan komunikasi anatrpribadi yang diberikan melalui film ini. Cerita yang diceritakan oleh film TAKEN sangat bertolak belakang dengan situasi kekerasan terhadap anak yang terjadi di Indonesia pada tahun ini. Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mencatat dalam semester I di tahun 2013 atau mulai Januari sampai akhir Juni 2013 ada 1032 kasus kekerasan anak yang terjadi di Indonesia. Dari jumlah itu kekerasan fisik tercatat ada 294 kasus atau 28 persen, kekerasan psikis 203 kasus atau 20 persen dan kekerasan seksual 535 kasus
6 atau 52 persen. 4 Modus pelanggaran hak anak pun semakin kompleks dan beragam. Kasus-kasus kekerasan terhadap anak sering terjadi di lingkungan terdekat anak dan pelakunya adalah orang-orang yang seharusnya melindungi anak, seperti seorang ayah contohnya. Keluarga merupakan faktor terpenting untuk membentuk kepribadian anak, dimana pola asuh yang diterapkan orang tua sangat berperan besar terhadap kecerdasan emosional anak sejak dini samapai kemudian hari. Dalam pembentukan pribadi anak yang menjadi teladan pertama adalah ayah dan ibu. Pemikiran dan perilaku ayah dan ibu dengan sendirinya sangat memberikan pengaruh yang besar terhadap pemikiran dan perilaku anak. Karena kepribadian manusia muncul berupa lukisan-lukisan pada berbagai ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga. Demikian juga bagi keluarga dengan kondisi orang tuanya sebagi single parent, komunikasi yang terjadi dengan anak dapat mempengaruhi pola proses pembentukan kepribadian anak. Pola asuh yang diterapkan orang tua mencontohkan dan mengkomunikasikan hal-hal yang dapat dijadikan cerminan untuk anaknya. Dalam hal ini komunikasi antar pribadi berperan penting dalam menerapkan pola asuh terhadap anak, khususnya pada orang tua dengan kondisi single parent seperti yang ada di dalam film TAKEN. 4 http://indonesia.ucanews.com/2013/09/05/1-032-kasus-kekerasan-anak-terjadi-di-semester-i-tahun- 2013/
7 Dalam penelitian ini, penulis hanya memfokuskan komunikasi antarpribadi seorang ayah dan anaknya yang biasa disebut single parent. Berangkat dari fenomena tersebut, peneliti memutuskan untuk melakukan kajian lebih mendalam lagi tentang film TAKEN dengan melakukan penelitian yang judul Komunikasi antarpribadi Seorang Ayah dan Anak yang ditampilkan pada film TAKEN dengan menggunakan analisis semiotika. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan pada latar belakang masalah maka, peneliti merumuskan fokus penelitian adalah Bagaimana penggambaran Komunikasi Antar Pribadi Ayah dan Anak dalam film TAKEN? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan temuan temuan tentang bagaimana film TAKEN menggambarkan Komunikasi Antarpribadi Ayah dan Anak dalam film TAKEN. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ingin mengungkapkan spesifikasi kegunaan yang terdiri dari dua menfaat penelitian :
8 1.4.1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi tambahan bagi masalah penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan studi perfilman. Serta dapat menambah wawasan keilmuan dan memberikan stimuli bagi mahasiswa komunikasi untuk lebih berani melakukan kajian media massa (film) dengan metode penelitian yang beragam dan baru, khususnya wacana penelitian kualitatif semiotika. 1.4.2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu alternatif pemikiran bagi pihak pihak terkait diantaranya, produser, sutradara, penulis naskah dan seorang ayah dan anak dalam sebuah keluarga.