SKRIPSI. Oleh : DIAN TRIYANTI B

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH BERDASARKAN PSAK NO. 59 PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI Tbk

BAB I PENDAHULUAN. syariah diragukan system operasionalnya, tetapi tidak demikian adanya bank syariah

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH. (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

BAB I PENDAHULUAN. Aturan ekonomi yang ada dalam Al-Qur an dan Al-Hadits, telah. mengatur sistem ekonomi dengan teliti melalui nilai-nilainya yang

BAB I PENDAHULUAN. diantara prinsip-prinsip tersebut yang paling utama adalah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah ini salah satunya dicirikan dengan sistem bagi hasil (non bunga)

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah. Praktik ekonomi yang terjadi saat ini, baik yang dilakukan para praktisi maupun para

BAB I PENDAHULUAN. sosialisme. Sistem tersebut mengacu pada prinsip-prinsip yang sebenarnya

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. terlihat semakin meningkat dengan pesat. Hal itu ditandai dengan berdirinya

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat dari tindakan bank bank konvensional untuk membuka

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEINGINAN KONSUMEN UNTUK MENABUNG PADA BANK SYARIAH (Studi Kasus Pada Bank Syariah di Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tinjauan Pelaksanaan Skema Musyarakah Pada Produk Pembiayaan Dana Berputar (PDB) Di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Garut

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya sistem ekonomi serta sistem yang menopangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. sistem yang dibutuhkan dalam suatu negara, Menurut Kasmir (2006:1) kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah merupakan suatu perwujudan permintaan

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan bagian dari sistem perbankan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Krisis moneter yang melanda Asia tak terkecuali Indonesia terjadi sejak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB I PENDAHULUAN. penentuan return yang akan diperoleh para depositornya. Bank syariah tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkannya. Bank juga dikenal sebagai lembaga keuangan. yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan

(Survey pada Mahasiswa Akuntansi Di Universitas Muhammadiyah Surakarta)

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah kejadian yang menarik. Lahirnya Bank Syariah Mandiri di

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMILIH LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH (Studi Kasus di BNI Syari ah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah salah satu representasi aplikasi dari ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Bank syariah secara umum bertujuan untuk mendorong dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Kata bank dapat diartikan sebagai tempat penyimpanan barang-barang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah) yang

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pinjaman kepada orang-orang yang membutuhkan dana. Bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Antonio, 2001). Khairunisa, 2001 ). (Karim, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tabungan, giro dan deposito berjangka (Oktriani, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 18, No 2,Oktober 2011 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup signifikan. Menurut outlook perbankan syariah 2012 yang

BAB I PENDAHULUAN. internasional maupun nasional tidak bisa dibendung lagi. Di Indonesia, hal

BAB I PENDAHULUAN. untuk investasi, modal kerja, maupun konsumsi. Salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat. Dana yang terhimpun di bank disalurkan

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Khairunisa, 2001)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran. penting terhadap kualitas perekonomian suatu negara dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dan pihak yang membutuhkan. berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

Transkripsi:

PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP BAGI HASIL BANK SYARIAH DITINJAU DARI SISTEM PENDANAAN, SISTEM PEMBIAYAAN, DAN LAPORAN KEUANGAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh : DIAN TRIYANTI B 200 040 261 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi yang berkembang dewasa ini adalah sistem kapitalisme dan sosialisme. Sistem ini mengacu pada sekularisme yang sebenarnya bertentangan dengan Islam. Sementara ekonomi Islam yang lebih mempertimbangkan faktor nilai, karakter luhur manusia, keutuhan social dan pembalasan Allah di akhirat justru perkembangannya lebih lambat. Dalam kacamata Islam kegiatan ekonomi tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan materi, tetapi harus memiliki nilai ibadah. Sistem ekonomi Islam mengabdikan kepada persaudaraan umat manusia yang disertai keadilan ekonomi dan sosial serta distribusi pendapatan yang adil. Untuk menciptakan keselarasan antara pertumbuhan dan pemerataan itu, diperlukan lembaga yang mengendalikan dan mengatur dinamika ekonomi dalam hal ini perputaran uang dan barang. Fungsi itu sekarang dikenal dengan nama bank. Bank dalam bentuk dasarnya sesungguhnya banyak membawa manfaat, karena disitu bertemu para pemilik, pengguna, dan pengelola modal. Bank merupaka n lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran (IAI, 2002).

2 Bank di Indonesia terbagi dalam dua kelompok konsep, yaitu (Karim, 2001): 1. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional, mayoritas bank yang berkembang di Indonesia adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. 2. Bank yang berdasarkan prinsip syariah, yaitu bank berdasarkan prinsip syariah yang belum lama ini berkembang di Indonesia. Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang melaksanakan perantara keuangan dari pihak-pihak yang kelebihan dana kepada pihak-pihak lain yang membutuhkan berdasarkan prinsip-prinsip ajaran agama Islam, di antara prinsip-prinsip tersebut yang paling utama adalah tidak diperkenankannya perbankan untuk meminta atau memberikan bunga kepada nasabahnya (Utami, 2003). Bank syariah memiliki produk atau jasa yang tidak akan ditemukan dalam operasi bank konvensional. Prinsip-prinsip seperti musyarakah, mudharabah, muarabahah, ijarah, istishna dan sebagainya tidak memuat adanya prinsip bunga seperti yang dikembangkan oleh bank konvensional. Aturan ekonomi yang ada dalam Al Qur an dan Al Hadits, jelas bahwa Islam benar-benar telah mengatur sistem ekonomi dengan teliti dan jelas melalui nilai-nilainya yang universal, yaitu bahwa setiap transaksi ekonomi (muamalat) harus didasarkan pada asas kejujuran, keadilan, toleransi dan suka sama suka, baik dalam perdagangan, kerjasama (sharing) ataupun semua aspek ekonomi. Indikasinya bisa dilihat dari dibolehkannya sistem barter

3 (materi dan manfaat), baik melalui jual beli, sewa menyewa, penggadaian, kerja sama dan lainnya. Islam juga telah memberikan kebebasan yang seluasluasnya dalam melakukan transaksi ekonomi (selama tidak melanggar nilainilai universal Islam) bahkan menyuruh umatnya untuk terus dinamis dalam menciptakan kemudahan transaksi melalui beberapa instrume n agar selalu update dan valid dengan perubahan waktu dan tempat. Berkembangnya bank syariah di negara-negara Islam berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan. Prakarsa yang lebih khusus untuk mendirikan bank Islam di Indonesia baru dilakukan pada awal tahun 1990. Berlakunya Undang-Undang perbankan berdasarkan prinsip syariah secara resmi telah dilegitimasi keberadaan Dual Banking System atau system perbankan ganda yaitu perbankan berdasarkan konvensional dan berdasarkan prinsip syariah (Gunawan, 2003). Sejalan dengan adanya perubahan Undang- Undang yang terjadi dari tahun 1967 sampai dengan tahun 1999 tentang perbankan, yang mana telah memberikan amanat kepada bank Indonesia untuk merekomendasikan pengaturan dan pengawasan perbankan berdasarkan prinsip syariah. Perkembangan sistem ekonomi Syariah dalam satu dekade terakhir ini di Indonesia terlihat semakin pesat. Hal itu ditandai dengan berdirinya lembaga-lembaga keuangan syariah seperti Bank Syariah. Namun persaingan yang semakin ketat serta kondisi yang serba tidak menentu menuntut keterbukaan bagi setiap perusahaan. Keterbukaan perusahaan dapat berupa

4 penyampaian informasi perusahaan secara berkualitas. Bagi para investor informasi yang disampaikan oleh manajemen bank syariah dijadikan sebagai alat analisis dan pengawasan terhadap kinerja manajemen. Sementara bagi manajemen, keterbukaan informasi dimaksudkan untuk menunjukkan keseriusan dalam mengelola perusahaan secara pr ofesional serta mengikuti aturan yang berlaku. Perbedaan prinsip antara bank konvensional dan bank syariah menjadikan penyajian laporan keuangannya juga berbeda. Laporan keuangan merupakan bagian dari ringkasan proses pencatatan dari transaksi-transaksi ke uangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan, yang dibuat oleh manajemen untuk tujuan pertanggungjawaban yang dibebankan oleh para pemilik perusahaan (Baridwan, 1997) Akuntansi konvensional yang sekarang berkembang adalah sebuah disiplin dan praktik yang dibentuk dan membentuk lingkungannya. Oleh karena itu, jika akuntansi dilahirkan dalam lingkungan kapitalis, maka informasi yang disampaikannya akan mengandung nilai-nilai kapitalis. Kemudian keputusan dan tindakan ekonomi yang diambil pengguna informasi tersebut juga mengandung nilai-nilai kapitalis. Singkatnya, informasi akuntansi yang kapitalistik akan membentuk jaringan kuasa yang kapitalistik juga. Jaringan inilah yang akhirnya mengikat manusia dalam samsara kapitalisme. Sistem akuntansi yang ada di Indonesia sekarang ini terlalu mengadopsi pola pikir barat dengan segala kebudayaannya. Paham

5 kapitalisme lebih menekankan pada prinsip perolehan laba dan keuntungan yang lebih memihak kepada pemilik modal saja tanpa memperhatikan aspekaspek lain yang sebenarnya lebih memegang peranan penting daripada pemilik modal itu sendiri. Akuntansi syariah ini untuk menghindari terjadinya praktek kecurangan seperti earning management, income smoothing, window dressing, lapping dan teknik-teknik lainnya ya ng biasa digunakan oleh manajemen perusahaan konvensional dalam penyusunan laporan keuangan. Akuntansi syariah bukan selalu bicara angka. Sebaliknya, domain akuntansi juga mengukur perilaku (behavior). Konsekuensinya, akuntasi Islam menjadi pelopor dalam penegakan ketertiban pembukuan, pembagian yang adil, pelarangan penipuan mutu, timbangan, bahkan termasuk mengawasi agar tidak terjadi benturan kepentingan antara perusahaan yang bisa merugikan kalangan lain. Dalam penyusunan akuntansi Islam kemungkinan ada persamaan dengan akuntansi konvensional khususnya dalam teknik dan operasionalnya. Seperti dalam bentuk pemakaian buku besar, sistem pencatatan, proses penyusunan bisa sama. Namun perbedaan akan kembali mengemuka ketika membahas subtansi dari isi laporannya, karena berbedanya filosofi. Salah satu permasalahan mendasar yang dihadapi oleh kalangan perbankan syariah saat ini adalah standarisasi sistem akuntansi dan audit, yang bertujuan untuk menciptakan transparansi keuangan sekaligus memperbaiki kualitas pelayanan keuangan kepada masyarakat. Diketahui bahwa diantara

6 kunci kesuksesan suatu bank syariah sangat ditentukan oleh tingkat kepercayaan publik terhadap kekuatan finansial bank yang bersangkutan, dan kepercayaan terhadap kesesuaian operasional bank dengan sistem syariah Islam. Kepercayaan ini terutama kepercayaan yang diberikan oleh para depositor dan investor, dimana keduanya termasuk stakeholder utama sistem perbankan di dunia (Syauqi, 2005). Salah satu sumber utama untuk meraih kepercayaan publik adalah tingkat kualitas informasi yang diberikan kepada publik, dimana bank syariah harus mampu meyakinkan publik bahwa mereka memiliki kemampuan dan kapasitas di dalam mencapai tujuan-tujuan finansial maupun tujuan-tujuan yang sesuai dengan syariat Islam. Karena itu, membangun sebuah sistem akuntansi dan audit yang bersifat standar telah menjadi kebutuhan utama yang harus dipenuhi, menyangkut pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan dalam sebuah sistem akuntansi (PSAK No. 59 par. 1). Penelitian ini merujuk pada hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nasrullah (2004) meneliti tentang akuntansi syari ah sebagai model alternatif dalam pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini berhasil menunjukkan bahwa perbedaan yang cukup mendasar adalah konsep pinjaman yang dianggap sebagai investasi, tidak diberlakukannya bunga dan sistem pembagian profit antara lembaga keuangan dengan pihak peminjam dana. Karena akuntansi konvensional yang dikenal saat ini diilhami dan berkembang berdasarkan tata nilai yang ada dalam masyarakat barat, maka kerangka konseptual yang dipakai sebagai dasar pembuatan dan pengambangan standar akuntansi berpihak kepada kelompok kepentingan tertentu.

7 Noefeiman (2006) yang mengamati tentang sistem pendanaan dan sistem pembiayaan di bank syariah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pendanaan bank syariah adalah dengan menghimpun dana dari pihak ketiga. Dalam penghimpunan dana masyarakat, Bank Syariah dapat menggunakan produk yang telah dikenal, seperti giro, tabungan atau deposito dengan formulasi yang berbeda dengan cara bank konvensional, yakni dengan skim wadiah dan mudharabah. Wadiah adalah memberikan kekuasaan kepada orang lain untuk menjaga harta/barangnya dengan secara terang-terangan atau dengan isyarat yang semakna dengan itu. Sedangkan Mudarabah (sebagian ahli menyebutnya Qirad) adalah suatu bentuk perniagaan di mana pemilik modal (sahibul maal) menyetorkan sejumlah modal kepada pengusaha (mudharib) guna diusahakan dengan keuntungan yang akan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan dari kedua belah pihak, sedangkan kerugian ditanggung oleh pemilik moda l. Selanjutnya produk pembiayaan pada Bank Syariah menggunakan beberapa konsep aqad muamalah, antara lain sebagaimana yang dibahas berikut ini. Al Musyarakah (Kerjasama Modal Usaha) Al Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dan masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Assegaff (2005) meneliti te ntang akuntansi pada investasi syariah. Penelitian ini berhasil menemukan beberapa perbedaan yang cukup mendasar antara akuntansi konvensional dan syariah, yaitu konsep pinjaman yang dianggap sebagai investasi, tidak diberlakukannya bunga, dan sistem

8 pembagian profit antara lembaga keuangan dengan pihak peminjam dana pada bank berbasis syariah. Akuntansi syariah didasarkan atas asas tolong menolong, hal ini menyebabkan terjadinya berbagai perbedaan dengan akuntansi konvensional yang didasarkan pada sistem kapitalisme. Fungsi lembaga keuangan dalam ekonomi konvensional adalah memaksimalkan keuntungan sementara dalam syariah, fungsi lembaga keuangan adalah jembatan penghubung dalam melakukan pemerataan kekayaan. Penelitian Gamal (2006) tentang aplikasi akad syariah dalam bisnis menunjukkan bahwa sistem ekonomi syariah mempunyai produk yang jauh lebih lengkap dari lembaga keuangan yang berdasarkan ekonomi konvensional yang pelaporannya dapat dipertanggung jawabkan dalam laporan keuangan. Legalitas dan kebebasan tidak menghapuskan semua larangan tata aturan dan norma yang ada di dalam kehidupan berbisnis. Purnama (2002) meneliti tentang perlakuan akuntansi bagi hasil ada bank Margiz di Yogyakarta. Penelitian ini menunjukkan bahwa salah satu permasalahan mendasar yang dihadapi oleh kalangan perbankan syariah saat ini adalah standarisasi sistem akuntansi dan audit, yang bertujuan untuk menciptakan transparansi keuangan sekaligus memperbaiki kualitas pelayanan keuangan kepada masyarakat. Kunci kesuksesan bank syariah sangat ditentukan oleh tingkat kepercayaan publik terhadap kekuatan finansial bank yang bersangkutan, dan kepercayaan terhadap kesesuaian operasional bank dengan sistem syariah Islam. Kepercayaan ini terutama kepercayaan yang diberikan oleh para depositor dan investor, dimana keduanya termasuk

9 stakeholder utama sistem perbankan di dunia ini. tantangan yang terberat kedepannya adalah bagaimana menciptakan standar metodologi akuntansi terhadap beragam tipe pola atau skema pembiayaan perbankan syariah yang da pat diterima secara internasional. Penelitian Suhada (2006) tentang penerapan pembiayaan murabahah yang diterapkan oleh PT BNI (Persero) Tbk Kantor Syariah Cabang Medan dan apakah penerapannya telah sesuai dengan PSAK 59: Penelitian dimaksudkan untuk mende skripsikan bagaimana penerapan sistem pembiayaan murabahah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum penerapan pembiayaan murabahah yang diterapkan oleh BNI Syariah telah sesuai dengan PSAK No. 59 dan Peraturan Bank Indonesia. Namun ada beberapa hal yang masih belum tepat dalam penerapannya, yaitu penerapan pada pembiayaan murabahah yang relatif kecil. BNI Syariah Cabang Medan memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada nasabah untuk langsung membeli barang kepada supplier, hal ini tidak sesuai denga n PSAK No.59 paragraf 52 yang mengatur tentang pengakuan dan pengukuran investasi mudharabah. Selanjutnya penelitian Ascarya dan Diana (2006) membuktikan masih rendahnya penggunaan sistem bagi hasil dalam pembiayaan proyek di Indonesia karena masih kurangnya pemahaman masyarakat terhadap sistem ekonomi syariah, kurangnya regulasi dalam pemberlakuan sistem ekonomi syariah, dan kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas dalam intenal perbankan. Pola pembiayaan bagi hasil selain merupakan esensi pembiayaan syariah, juga lebih cocok untuk menggiatkan sektor riil, karena meningkatkan

10 hubungan langsung dan pembagian risiko antara investor dengan pengusaha. Sebagian besar ulama dan pakar juga sependapat bahwa bank syariah merupakan bank yang berprinsip utama bagi hasil, sehingga pembiayaan bagi hasil seharusnya lebih diutamakan dan dominan dibandingkan dengan pembiayaan non bagi hasil. Perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian terdahulu yang menggambarkan tentang model pelaporan keuangan, prosedur sistem pembiayaan dan pendanaan, akuntansi investasi syariah, dan penerapan pembiayaan bank syariah, maka penelitian ini bermaksud menelaah lebih jauh tentang bagaimana konsep bagi hasil dalam perbankan syariah untuk mengakomodasi aturan yang ditetapkan yaitu PSAK No. 59 yang mengatur tentang pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan akuntansi perbankan syariah. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis mengambil judul penelitian Perlakuan Akuntansi Terhadap Bagi Hasil Bank Syariah Ditinjau dari Sistem Pendanaan, Sistem Pembiayaan, dan Laporan Keuangan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Surakarta. B. Perumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka masalah yang muncul dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perlakuan akuntansi (pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan) terhadap bagi hasil bank syariah ditinjau dari sistem pendanaan, sistem pembiayaan, dan pelaporan keuangan?

11 2. Apakah perlakuan akuntansi terhadap bagi hasil bank syariah pada sistem pendanaan, sistem pembiayaan, dan pelaporan keuangan sudah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku (PSAK 59 )?. C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh bukti empiris tentang: 1. Perlakuan akuntansi (pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan) terhadap bagi hasil bank syariah ditinjau dari sistem pendanaan, sistem pembiayaan, dan pelaporan keuangan 2. Perlakuan akuntansi terhadap bagi hasil bank syariah pada sistem pendanaan, sistem pembiayaan, dan pelaporan keuangan apakah sudah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku (PSAK 59). D. Manfaat Penelitian Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Memberikan tambahan informasi bagi masyarakat umum tentang pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan pada sistem pendanaan, sistem pembiayaan, dan pelaporan keuangan di bank syariah 2. Dapat memberikan kontribusi terhadap akademisi, dosen, dan mahasiswa sebagai tambahan referensi dalam melakukan penelitian sejenis di masa mendatang.

12 E. Sistematika Penulisan Agar pembahasan mudah dilakukan, maka dalam penyusunan dan penulisan hasil penelitian ini akan dibagi dalam lima bab, yaitu : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan menguraikan teori-teori yang mendasari penelitian ini, yang meliputi pengertian bank syariah, bagi hasil, sistem pendanaan, sistem pembiayaan, pelaporan keuangan, tinjauan penelitian sebelumnya, dan kerangka pemikiran. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan menguraikan tentang jenis penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Berisi deskripsi hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan hasil analisis data. BAB V : PENUTUP Berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.