BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN SUMBER DAYA IKAN DI KABUPATEN TANAH BUMBU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 5 TAHUN 1998 TENTANG PELESTARIAN SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN DI PERAIRAN UMUM BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2009 NOMOR

BUPATI SERUYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN,

SURVEI PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP DEFINISI & KLASIFIKASI DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN TANGKAP

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 81 TAHUN 2017 T E N T A N G PENGGUNAAN ALAT DAN BAHAN PENANGKAPAN IKAN DI PERAIRAN DANAU SINGKARAK

L E M B A R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 36 TAHUN 2000 TENTANG USAHA PERIKANAN DI KABUPATEN KUTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERIZINAN USAHA PERIKANAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN SUMBER DAYA IKAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG USAHA PERIKANAN DI KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1985 TENTANG P E R I K A N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2010 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

P E R A T U R A N D A E R A H

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG. IZIN USAHA PERIKANAN dan TANDA PENCATATAN KEGIATAN PERIKANAN

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2006 NOMOR 5

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 09 TAHUN 2013 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERLINDUNGAN TERHADAP IKAN

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2010 NOMOR 14

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN DI KABUPATEN BARITO KUALA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR : 9 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG PERIKANAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERBURUAN BURUNG, IKAN DAN SATWA LIAR LAINNYA

BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANAU LINDU

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 65 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR : 25 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POSO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PELESTARIAN SATWA BURUNG DAN IKAN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGGUNAAN ALAT PENANGKAPAN IKAN PUKAT HELA DI WILAYAH PERAIRAN KABUPATEN BULUNGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES. Nomor : 6 Tahun : 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IJIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G

WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2006 TENTANG URAIAN TUGAS WAKIL BUPATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: PER.15/MEN/2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2008 TENTANG JENIS IKAN BARU YANG AKAN DIBUDIDAYAKAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2008 TENTANG JENIS IKAN BARU YANG AKAN DIBUDIDAYAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENANGKAPAN IKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

f. bahwa untuk penyempurnaan tersebut, perlu dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 10 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN TELUK DI PROVINSI MALUKU

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENANGKAPAN IKAN

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

c. bahwa untuk melaksanakan maksud butir a dan b di atas, perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 3 Tahun : 2012 Seri : C

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2008 NOMOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN IJIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKABUMI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN PENCEMARAN PERAIRAN

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2005

BUPATI BANGKA TENGAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG P E R I K A N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH LAMONGAN NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

Transkripsi:

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 26 TAHUN : 2011 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN SUMBER DAYA IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a. bahwa dengan semakin meningkatnya pemanfaatan sumber daya ikan, diperlukan perlindungan dan pengawasan yang optimal guna menjaga kelestarian lingkungan dan sumber daya ikan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Perlindungan dan Pengawasan Sumber Daya Ikan; 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 45 Tahun 2009; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008; 4. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang 1950 Nomor 12, 13, 14, dan 15 dari Hal Pembentukan Daerah Daerah Kabupaten di Djawa Timur/ Tengah/Barat dan Daerah Istimewa Jogjakarta; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan; 9. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.58/MEN/2001 tentang Tata Cara Pelaksanaan Sistem Pengawasan Berbasis Masyarakat Dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN SUMBER DAYA IKAN. BAB I Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1951; KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kulon Progo. 1 2

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Kulon Progo. 4. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu sesuai ketentuan/peraturan perundang-undangan. 5. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dangan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. 6. Sumber daya ikan adalah potensi semua jenis ikan. 7. Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. 8. Benih ikan adalah ikan yang masih dipelihara oleh induknya atau ikan tersebut diharapkan berkembang menjadi besar. 9. Pengelolaan sumber daya ikan adalah semua upaya yang bertujuan agar sumber daya ikan dapat dimanfaatkan secara optimal dan berlangsung terus menerus. 10. Pengawasan adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk tercapainya kesadaran dan kepatuhan pada pemanfaatan sumber daya ikan terhadap peraturan perundang-undangan serta tegaknya hukum perikanan demi ketertiban pemanfatan sumber daya perikanan. 11. Perlindungan sumber daya ikan adalah setiap upaya atau kegiatan yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab agar sumber daya ikan tetap baik dan lestari. 12. Pemanfaatan sumber daya ikan adalah kegiatan penangkapan ikan dan/atau budi daya ikan. 13. Kapal perikanan adalah kapal, perahu atau alat apung lainnya yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan dan penelitian/eksplorasi perikanan. 14. Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan, yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah dan/atau mengawetkan. 15. Pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya. 16. Alat penangkapan ikan adalah sarana dan perlengkapan atau benda-benda lainnya yang dipergunakan untuk menangkap ikan. 17. Lingkungan sumber daya ikan adalah perairan tempat kehidupan sumber daya ikan termasuk biota dan faktor alamiah sekitarnya. 18. Pencemaran sumber daya ikan adalah tercampurnya sumber daya ikan dengan makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain akibat perbuatan manusia sehingga sumber daya ikan menjadi kurang atau tidak berfungsi sebagaimana seharusnya dan/atau berbahaya bagi yang mengonsumsinya. 19. Kerusakan sumber daya ikan adalah terjadinya penurunan potensi sumberdaya ikan yang dapat membahayakan kelestariannya di suatu lokasi perairan tertentu yang diakibatkan perbuatan orang pribadi atau badan yang telah menimbulkan gangguan sedemikian rupa sehingga tidak tercapai kesinambungan biologi dan daur hidupnya sumber daya ikan. 20. Pencemaran lingkungan sumber daya ikan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lainnya ke dalam lingkungan sumber daya ikan sehingga kualitas lingkungan sumber daya ikan turun sampai ketentuan yang berlaku yang menyebabkan lingkungan sumber daya ikan turun 3 4

menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukan. 21. Kerusakan lingkungan sumber daya ikan adalah suatu keadaan lingkungan sumber daya ikan di suatu lokasi perairan tertentu yang telah mengalami perubahan fisik, kimiawi, dan hayati sehingga tidak atau kurang berfungsi sebagai tempat hidup, mencari makan, berlindung atau berkembang biak bagi ikan dan biota air lainnya, karena telah mengalami gangguan sedemikian rupa akibat perbuatan seseorang, kelompok atau badan hukum. 22. Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yaitu pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan. 23. Komisi Perlindungan dan Pengawasan Sumber Daya Ikan Kabupaten Kulon Progo yang selanjutnya disingkat KP2SDI adalah wadah koordinasi instansi terkait dalam perlindungan dan pengawasan sumber daya ikan yang dibentuk oleh Bupati. 24. Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. 25. Pembudidaya ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan pembudidayaan ikan. 26. Bahan Beracun Berbahaya (B3) adalah setiap bahan yang karena sifat dan konsentrasi, jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup, kesehatan dan kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. 27. Mangrove adalah sekumpulan tumbuh-tumbuhan berkeping dua dan/atau berkeping satu terdiri atas jenis tumbuhan yang mempunyai hubungan taksonomi sampai dengan taksa kelas (unrelated families) tapi mempunyai persamaan adaptasi morfologi dan fisiologi terhadap habitat yang dipengaruhi oleh pasang surut air. 28. Jaring trawl adalah jenis-jenis jaring berbentuk kantong yang ditarik oleh sebuah kapal bermotor dan menggunakan alat pembuka mulut jaring diantaranya adalah gawang, paransela dan jaring yang ditarik oleh dua buah kapal bermotor. BAB II WILAYAH PERIKANAN Pasal 2 Wilayah perikanan di Daerah meliputi : a. perairan laut sejauh 4 (empat) mil dari pasang terendah; b. perairan umum yang meliputi sungai, waduk, danau, rawa dan genangan air lainnya yang dapat diusahakan di dalam wilayah Daerah; dan c. kolam budidaya ikan yang diusahakan oleh masyarakat. BAB III KELOMPOK IKAN Pasal 3 Kelompok ikan antara lain : a. ikan-ikanan, seperti : ikan tuna, ikan kembung, ikan kakap dan sebangsanya; b. udang-udangan, seperti : udang, rajungan, kepiting dan sebangsanya; c. kerang-kerangan, seperti : kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, siput dan sebangsanya; d. kelompok ikan yang tidak bertulang belakang, seperti : ubur-ubur, dan sebangsanya; e. kelompok ikan berduri lunak, seperti : teripang, bulu babi, dan sebangsanya; f. kelompok ikan yang hidup di dua alam, seperti : kodok, dan sebangsanya; 5 6

g. kelompok ikan melata, seperti : buaya, penyu, kurakura, biawak, ular air, dan sebangsanya; h. kelompok ikan yang menyusui, seperti : paus, lumbalumba, pesut duyung, dan sebangsanya; i. rumput laut dan tumbuh-tumbuhan air lainnya; dan j. biota perairan lainnya yang ada kaitannya dengan jenisjenis tersebut diatas. BAB IV MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 4 (1) Perlindungan dan pengawasan sumber daya ikan serta lingkungannya dilakukan dengan maksud agar kegiatan penangkapan, pengangkutan dan atau pembudidayaan ikan dilakukan sesuai ketentuan/peraturan perundangundangan. (2) Perlindungan dan pengawasan sumber daya ikan serta lingkungannya dilakukan dengan tujuan agar kegiatan penangkapan, pengangkutan dan/atau pembudidayaan ikan dapat berjalan terus menerus, berkelanjutan dan bertanggung jawab dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya. BAB V PRINSIP-PRINSIP Pasal 5 Perlindungan dan pengawasan sumber daya ikan serta lingkungannya dilaksanakan atas dasar prinsip : a. pemantauan; b. pemeriksaan; c. pengamatan lapangan; dan/atau d. penyidikan terhadap pelaku usaha. BAB VI RUANG LINGKUP SUMBER DAYA IKAN Pasal 6 Ruang lingkup sumber daya ikan serta lingkungannya meliputi pengawasan terhadap : a. penangkapan; b. pembudidayaan; dan c. kegiatan lainnya yang dapat merusak sumber daya ikan. BAB VII LARANGAN Pasal 7 penangkapan ikan dengan menggunakan bahan dan/atau alat yang dapat membahayakan kelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya, seperti : a. Bahan Beracun Berbahaya (B3), seperti : potassium cyanide (KCN), Deltametrin, Lamda sihalotrin, karbasil dan pestisida/bahan beracun lainnya. b. bahan peledak, seperti : bom dan dynamit; c. obat bius ikan, seperti : Tricaine methane sulfonat; d. arus listrik, seperti : strum (AC dan DC); e. alat tangkap dengan mata jaring (mesh size) kurang dari 2,5 cm (1 inchi); dan f. alat tangkap trawl dan yang termasuk klasifikasi trawl. Pasal 8 pembudidayaan ikan yang menggunakan jenis atau teknik yang mengakibatkan kerusakan sumberdaya ikan dan/atau lingkungannya. 7 8

Pasal 9 pengrusakan dan/atau menebang hutan mangrove yang berada disekitar sempadan pantai dan/atau sempadan sungai yang mengakibatkan kerusakan sumber daya ikan dan lingkungannya. Pasal 10 pengambilan dan pengrusakan terhadap terumbu karang yang mengakibatkan kerusakan sumber daya ikan dan lingkungannya. Pasal 11 Setiap orang atau badan hukum dilarang membeli dan menjual hasil tangkapan dengan menggunakan alat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7. Pasal 12 penangkapan, memperdagangkan benih ikan untuk keperluan konsumsi, terkecuali untuk dikembangbiakan atau dibudidayakan. Pasal 13 Setiap orang dan/atau badan hukum dilarang memiliki, menguasai, membawa, menyimpan dan/atau memproduksi alat tangkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 yang membahayakan kelestarian sumber daya ikan. Pasal 14 Setiap orang dan/atau badan hukum dilarang melakukan penangkapan ikan dan/atau pembudidayaan ikan dengan mengunakan bahan kimia, bahan biologis, bahan peledak, alat dan/atau cara, dan/atau bangunan yang dapat merugikan dan/atau membahayakan kelestarian sumber daya ikan dan/atau lingkungannya. Pasal 15 (1) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9 dan Pasal 10 terhadap orang dan/atau badan hukum yang melakukannya untuk kepentingan penelitian ilmiah. (2) Pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Bupati tersendiri. BAB VIII TUGAS, WEWENANG DAN PELAKSANAAN PENGAWASAN Pasal 16 Tugas KP2SDI adalah mengawasi tertib pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang perikanan. Pasal 17 Wewenang KP2SDI : a. memasuki tempat yang akan diadakan pemeriksaan; b. meminta dokumen untuk diperiksa di tempat; c. mengambil contoh bahan dan/atau alat yang diperlukan untuk keperluan penyidikan terhadap dugaan tindak pelanggaran; 9 10

d. memotret dan/atau merekam, mendokumentasikan dengan video kapal, bahan dan/atau alat yang diperiksa; e. melaksanakan pemeriksaan dokumen, fisik kapal dan alat penangkap ikan untuk digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam perpanjangan izin penangkapan atau pengangkutan ikan atas permintaan kapal. Pasal 18 (1) Pelaksanaan pengawasan dilakukan oleh KP2SDI yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (2) Struktur KP2SDI terdiri dari : Penanggung Jawab : Bupati Umum I Penanggung Jawab : Wakil Bupati Umum II Penanggung Jawab : Sekretaris Daerah Program I Penanggung Jawab : Asisten Perekonomian, Program II Pembangunan dan Sumber Daya Alam Ketua Sekretaris Anggota Staf Administrasi : Kepala Dinas Terkait : Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah : Dinas/Instansi Terkait : Dinas/Instansi Terkait BAB IX TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN Pasal 19 (2) Apabila ditemukan pelanggaran, maka akan diberikan peringatan, kewajiban dan/atau perintah sesuai ketentuan/peraturan perundang-undangan. (3) Apabila peringatan, kewajiban dan/atau perintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dilaksanakan, KP2SDI berkoordinasi dengan Penyidik Polisi Republik Indonesia (POLRI) atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) untuk dilakukan penyidikan sesuai ketentuan/peraturan perundangundangan. BAB X PELAPORAN Pasal 20 (1) Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, dilaporkan oleh KP2SDI secara berkala maupun sewaktu-waktu. (2) Materi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling kurang mencakup : a. penangkapan; b. pembudidayaan; c. kegiatan lainnya yang dapat merusak sumber daya perikanan (3) Mekanisme penyampaian laporan dilakukan sebagai berikut : a. personil KP2SDI menyampaikan laporan kepada pimpinan instansi satuan administrasi pangkal dan kepada ketua KP2SDI; dan b. Ketua KP2SDI menyampaikan laporan kepada Bupati. (1) Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan oleh KP2SDI sesuai dengan jenis dan kasusnya. 11 12

BAB XI KOORDINASI PENGAWASAN Pasal 21 (1) Pelaksanaan pengawasan perikanan dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi. (2) Koordinasi pengawasan dilakukan oleh Ketua KP2SDI. (3) Koordinasi pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan pada saat persiapan, pelaksanaan dan pelaporan. BAB XII PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN Pasal 22 Pemerintah Daerah menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan sistem informasi serta pengumpulan, pengolahan dan penyebaran seluas-luasnya mengenai pengawasan pelaksanaan pengelolaan dan perlindungan sumber daya ikan. Pasal 23 (1) Pemerintah Daerah membina dan mengembangkan penelitian serta kegiatan ilmiah lainnya di bidang pengelolaan sumber daya ikan. (2) Dalam menyelenggarakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Daerah dapat mengadakan kerja sama dengan instansi atau lembaga lain. Pasal 24 (1) Pemerintah Daerah menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, penyuluhan dan bimbingan di bidang kelautan dan perikanan yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya ikan. (2) Untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pemerintah Daerah dapat mengikutsertakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan. BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kulon Progo. Ditetapkan di Wates pada tanggal 20 April 2011 BUPATI KULON PROGO, Cap/ttd H. TOYO SANTOSO DIPO 13 14

Diundangkan di Wates pada tanggal 20 April 2011 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KULON PROGO, Cap/ttd BUDI WIBOWO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2011 NOMOR 26 15 16