PERTANGGUNGJAWABAN PERBANKAN DALAM PENJUALAN REKSADANA ILEGAL

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608]

Kamus Istilah Pasar Modal

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

2017, No Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENYIMPANAN KEKAYAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.05/2015 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN

Investasi. Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STIE DEWANTARA Pasar Modal

SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10

- 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

PASAR MODAL INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA. menjadikan perusahaannya sebagai salah satu perusahaan go public akan

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PORTOFOLIO EFEK UNTUK KEPENTINGAN NASABAH SECARA INDIVIDUAL

PASAR MODAL DAN TRANSAKSI EFEK SAHAM ERDIKHA ELIT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

M E M U T U S K A N :

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

REKSA DANA SEBAGAI PILIHAN BENTUK INSTRUMEN INVESTASI. Yovita Vivianty Indriadewi Atmadjaja * Keywords: investment, mutual fund, investment manager

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI MULTI ASET BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 296/KMK.017/2000 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 13/PM/2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 42/PM/1997 TENTANG TRANSAKSI EFEK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, MEMUTUSKAN :

Yth. Pengurus Dana Pensiun di tempat.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Yth. Pengurus Dana Pensiun di Indonesia

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 141/PMK.08/2017 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 511/KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2017 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 511 /KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 47 /PM/2004 TENTANG DANA JAMINAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

2016, No Harta Wajib Pajak ke dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Penempatan pada Instrumen Investasi di Pasar Keuangan dala

2017, No tentang Kegiatan Perusahaan Efek di Berbagai Lokasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Neg

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /SEOJK.04/2016 TENTANG

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.04/2017 TENTANG KEGIATAN PERUSAHAAN EFEK DI BERBAGAI LOKASI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG PERILAKU AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 119/PMK.08/2016 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2013

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG NOMOR NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU No. 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

Jenis-jenis Uang dan Contohnya Tugas Pokok Bank Umum IPS. Oleh : Nashra Kautsari IX

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH PADA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dan menyalurkan ke dalam masyarakat.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013

Transkripsi:

PERTANGGUNGJAWABAN PERBANKAN DALAM PENJUALAN REKSADANA ILEGAL 1. Latar Belakang Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. (www.idx.co.id) Istilah reksadana pertama kali muncul dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548/KMK.013/1990 tentang bursa yang menyatakan dalam pasal 1 angka 68 bahwa reksadana (mutual fund) adalah emiten yang kegiatan utamanya melakukan investasi kembali atau perdagangan efek. Secara sederhana reksadana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola reksadana (manajer investasi) untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di pasar modal. (M. Irsan Nasarudin, 2007:156). Besarnya keuntungan yang dapat diraih masyarakat terhadap penanaman modal/investasi modal membuat masyarakat memiliki itikad buruk dan berbuat tindakan melanggar hukum. Salah satunya adalah adanya suatu reksadana ilegal. Namun dalam hal ini yang dimaksud dengan reksadana ilegal adalah bukan bentuk reksadana yang diperjualbelikan secara ilegal. Namun lebih pada penggalangan dana masyarakatnya dilakukan oleh lembaga bank yang tidak memiliki ijin dalam melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku. UU Pasar Modal mensyaratkan adanya ijin dari Badan Pengawasa Pasar Modal bagi pihak pihak yang akan menarik dana masyarakat demi kepentingan reksadana. Contoh kasus hal tersebut di atas adalah dari Bank Century, yaitu nasabah selain memiliki rekening tabungan, deposito dan rekening koran ternyata juga mempunyai investasi reksadana yang merupakan produk investasi yang diterbitkan Antaboga, tetapi dipasarkan oleh Bank Century. Nasabah Antaboga kebanyakan adalah nasabah Bank Century yang melakukan penandatanganan sertifikat reksadana di kantor Bank Century. Rata-rata nasabah ditawari tiga bulan dengan suku bunga (keuntungan) 10,5-13 persen. Produk reksadana tersebut diterbitkan oleh broker sekaligus manajer investasi PT Antaboga Delta Sekuritas yang merupakan pemilik 7,44 persen saham Bank Century. Namun uang yang diinvestasikan dalam jumlah begitu banyak menguap begitu saja tidak dapat diuangkan ketika sudah jatuh tempo seperti yang dijanjikan. 1

2 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka orang akan bertanya, dalam hal ini siapakah yang paling bertanggungjawab dalam penguapan dana reksadana yang pengumpulannya dilakukan oleh lembaga bank tidak berijin dalam operasionalnya. 3. Tinjauan Reksadana dari sudut pandang Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Dalam perkembangan kehidupan dewasa ini lembaga bank (perbankan) tidak hanya berfungsi sebagai lembaga penghimpun dan penyalur dana masyarakat (pasal 6 UU perbankan), namun juga dapat melakukan kegiatan kegiatan usaha yang lain. Hal ini seperti yang dinyatakan dalam Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (yang selanjutnya disebut dengan UU Perbankan) seperti yang disebutkan dalam salah satu pasalnya yaitu pasal 7, yang menyebutkan bahwa selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud di pasal 6, Bank Umum dapat pula: a. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; b. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank antara perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh bank Indonesia; c. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkakn oleh Bank Indonesia; dan d. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku. Dalam Undang Undang ini juga mengakomodir model perbankan yang berprinsip pada model syariah, yaitu perbankan yang berprinsip pada sistem aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina) (pasal 1 angka 13 UU Perbankan). Sehingga secara tidak langsung segala bentuk usaha perbankan yang dilakukan oleh perbankan syariah juga tunduk pada ketentuan UU Perbankan. Namun secara rinci tentang penghimpunan dana dalam rangka reksadana tidak ditentukan dalam Undang Undang ini. Namun hanya menginsyaratkan diperbolehkannya usaha usaha yang berkaitan

3 dengan penyertaan modal. Secara umum ketentuan tentang penyertaan modal diatur dalam UU Pasar Modal. Sehingga dalam hal ini UU Perbankan hanya memberikan isyarat bahwa lembaga perbankan dapat melakukan kegiatan penyertaan modal seperti yang di atur dalam UU Pasar Modal. 4. Tinjauan Reksadana dari sudut pandang Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 1 ayat (27) UU Pasar Modal memberikan definisi reksadana sebagai wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi yang telah mendapat ijin dari BAPEPAM. Mekanisme kerja dalam menghimpun dana dari reksadana melibatkan manajer investasi, bank kustodian, investor, dan melibatkan pelaku (perantara) dipasar modal (broker, underwriter) dan dipasar uang (bank) serta pengawasan yang dilakukan oleh Bapepam. Manajer Investasi dan Bank Kustodian dalam rangka mengelola suatu reksadana tidak diperkenankan terafiliasi, guna menjaga independensi dari masingmasing pihak. Kewajiban dan tanggung jawab manajer investasi dan bank kustodian terinci dalam dokumen kontrak kerja antara dan hal ini nampak dalam mekanisme kinerja reksadana. Pengelolaan investasi reksadana terdapat 2 (dua) pihak yang mengelolanya yaitu manajer investasi dan Bank Kustodian (Sadsani Rihastuti, 2007 : 13). a. Manajer Investasi Mengacu pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal pasal 1 angka 11 menyebutkan bahwa : Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pension dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam pelaksanaan kebijaksanaan, manajer investasi haruslah mempunyai kebijakan umum atas strategi investasi yang dibuatnya. Keterbukaan informasi mengenai latar belakang manajer, informasi juga harus diberitahukan secara jelas kepada investor supaya calon investor reksadana tersebut mengetahui kelemahan dan keunggulan masing-masing manajer investasi. Selain itu manajer investasi juga harus melakukan proses pengambilan keputusan strategi investasi serta mekanisme investasi secara prosedural karena dana yang dikelola manajer investasi berasal dari nasabah/ pihak ketiga dalam jumlah yang cukup besar.

4 b. Bank Kustodian UU Pasar Modal merumuskan definisi Bank Kustodian dalam pasal 1 angka 8 sebagai berikut : Bank Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek dan memiliki pemegang rekening yang menjadi nasabah Dalam pasal 43 ayat (1) UUPasar Modal dinyatakan bahwa yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai kustodian adalah lembaga penyimpanan dan penyelesaian, perusahaan efek, atau bank umum yang telah mendapatkan persetujuan Bapepam. Dalam kaitannya dengan reksadana bank kustodian bertanggungjawab dalam pengadministrasian atas nama kekayaan reksadana serta mengadministrasikan akan pemegang unit penyertaan (Sadsani Rihastuti, 2007:14) c. Reksadana Ilegal Dilihat dari asal kata reksadana, menurut Tatang Ary Gumanti (2007:70) berasal dari dua kata yaitu reksa yang berarti jaga/pelihara dan kata dana yang berarti kumpulan uang. Sehingga reksadana dapat diartikan sebagai kumpulan uang yang dipelihara bersama (untuk suatu kepentingan). Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal yang tidak mempunyai banyak waktu dan keahlian untuk mnghitung resiko atas investasi, namun hanya memilki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ilegal mempunyai arti tidak menurut hukum dan tidak sah.sedangkan kata ilegal berarti keadaan dimana suatu kejadian tidak diterima oleh suatu sistem. Untuk menemukan definisi dari reksadana ilegal maka digunakan penggabungan antara 2 (dua) istilah yang telah disebutkan diatas (disunting dari www.hukumpositif.com). d. Akibat Hukum Bagi Lembaga Bank Penjual Reksadana Ilegal Dari sudut pandang Undang Undang Perbankan, perbuatan pengumpulan dana guna investasi reksadana yang dilakukan lembaga bank namun tidak memiliki izin telah melanggar ketentuan yang berlaku dalam pasal 18 ayat (3) UU Pasar Modal. Lembaga bank yang tidak memiliki izin sebagai agen penjual reksadana dianggap telah melakukan tindakan penyimpangan terhadap UU Pasar Modal, yaitu meyakinkan masyarakat dan memberikan informasi kepada masyarakat untuk menanamkan (investasi) dana yang dimiliki ke dalam simpanan reksa dana melalui lembaga bank, dan lebih meyakinkan lagi bahwa dana tersebut disimpan dalam bentuk reksadana yang dijamin oleh PT. Antaboga Delta Sekuritas. Namun secara fakta bahwa PT. Antaboga Delta Sekuritas juga tidak terdaftar sebagai agen penjual

5 reksa dana maupun lembaga kustodian seperti yang ditentukan dalam pasal 13 ayat (1), pasal 30, dan pasal 43 ayat (1) Undang Undang Pasar Modal. Klasifikasi pelanggaran pasar modal dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu bersifat teknis administratif dan bersifat khas pasar modal seperti insider trading, manipulasi pasar, dan penipuan. Dapat diuraikan yang termasuk pelanggaran bersifat teknis administratif adalah : a. Pelanggaran terhadap pasal 85 sampai dengan pasal 89 UU Pasar Modal, yang pada intinya berkaitan dengan kewajiban untuk menyampaikan laporan atau dokumen tertentu kepada Bapepam dan masyarakat. Laporan dimaksud mencakup segala jenis laporan atau dokumen, baik yang bersifat berkala maupun yang bersifat insidentil. b. Pelanggaran terhadap masalah perijinan, persetujuan, dan pendaftaran di Bapepam. Tegas disebutkan dalam pasal-pasal Undang-Undang Pasar Modal bahwa setiap pihak yang melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal tanpa ijin, persetujuan, atau pendaftaran dari Bapepam dapat dikenakan sanksi administratif (termasuk denda didalamnya), pidana kurungan hingga pidana penjara. Walaupun sifat pelanggaran hanya bersifat teknis administratif, namun sanksi terhadap pelanggaran tersebut cukup berat. Hal ini mengingat seriusnya dampak dan akibat yang dapat ditimbulkan dari pelanggaran tersebut cukup berat yang tidak bersifat materiil-individual (kebendaan dan hanya menyangkut pihak-pihak tertentu). Tetapi juga mempunyai dampak psikologis terhadap pasar dan kepercayaan masyarakat. Sedangkan yang termasuk pelanggaran khas pasar modal adalah penipuan dan pengelabuhan serta manipulasi pasar. Tindak penipuan dan pengelabuhan di pasar modal ini merupakan salah satu tindak pidana khusus pasar modal. Dalam hal tindakan lembaga bank yang tidak terdaftar sebagai agen penjual reksadana dapat dianggap melanggar ketentuan yang telah digariskan dalam pasal 104 Undang Undang Pasar Modal, yang dalam pasalnya tersebut menentukan: Setiap Pihak yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90, Pasal 91, Pasal 92, Pasal 93, Pasal 95, Pasal 96, Pasal 97 ayat (1), dan Pasal 98 diancam dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah). Penulis, ttd Wishnu Kurniawan